Share

Pembicaraan Saat Senja

Penulis: Iyustine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-27 20:25:50

Notifikasi di telepon genggam Inge berbunyi. Sebuah pesan baru muncul di kotak masuk emailnya. Gegas dia buka.

Inge refleks membolakan mata, lumayan terkejut bahwa undangan untuk wawancara langsung dia terima. Padahal berkas lamaran miliknya baru dia kirim kurang dari sepuluh menit yang lalu. Sepertinya memang sudah diatur semua oleh Bu Emma dan pastinya Pak Benny juga terlibat di dalamnya. Inge kembali membaca ketentuan detailnya.

Wawancara langsung dengan direktur sekolah, bukan kepala sekolahnya. Akan berlangsung dari pukul sembilan pagi waktu Indonesia barat. Itu adalah waktu yang sangat sempurna. Saat itu sudah dapat dipastikan jika Naomi sedang bersekolah dan Lucas ada di kantornya.

Perempuan itu menghela napas. Mencoba melepaskan pikiran macam-macam yang berkecamuk dalam otaknya. Biarlah besok dia jajaki dulu tentang sekolah tersebut, jika memang takdirnya harus mengajar di sana, pasti semuanya akan dipermudah.

Dengan sedikit gemetar, dia membalas email itu dengan mencentang ko
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mitchell Ray Chell
best..suka cerita ni
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Perhatian Kecil

    “T-terima kasih, Pak Lucas,” kata Inge. Dia mengerjapkan mata beberapa kali guna mengusir embun yang sudah menghuni kedua matanya.Dengan gerakan cepat, Lucas mengambil tangan Inge dan meremasnya lembut. “Kamu tidak sendirian, Ing.”Satu butir air jatuh spontan ke pipi Inge. Perempuan itu cepat mendongak, berpura-pura menatap langit yang sudah menjadi gelap.Genggaman Lucas kian bertambah erat, terasa sedikit menekan lebih dalam pada jari jemari Inge. Pikiran Inge cepat berputar, dia jadi ingin mengambil kesempatan ini untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Lucas selanjutnya.“Saya ini cengeng, Pak, gampang tersentuh. Jadi kalau Anda melihat saya meneteskan air mata bukan berarti saya sedang tidak baik-baik saja,” tutur Inge.Perempuan itu pun tertawa hambar beberapa menit. Untuk mengesankan bahwa apa yang dia katakan barusan memang benar adanya. Sambil berharap, Lucas tidak bertanya lebih jauh. Sungguh, dia tidak ingin bercerita yang sebenarnya, juga tidak ingin berbohong. Keduanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Naomi dan Keinginannya

    Bangun di sisi Inge pada pagi hari, membuat Naomi begitu antusias. Berkali-kali dia melempar pertanyaan yang sama pada Inge, meskipun Inge dengan sabar selalu menjawab pertanyaannya itu dengan jawaban yang sama pula. “Mimi, bobo sama Miss Inge?” Mata gadis cilik itu masih menyirat rasa ketidakpercayaannya, diiringi dengan kebahagiaan yang berpendar-pendar. Kali ini Inge hanya tertawa. “Mau mandi sama Miss juga enggak?” tawar Inge. Semoga dengan ini, bisa memutus pertanyaan yang sudah puluhan kali Naomi ucapkan tersebut. Putri Lucas itu segera bersorak. Tanpa perlawanan dia pun mandi di kamar Inge. Naomi begitu menurut, saat Inge berkata bahwa mandinya cepat saja karena akan berangkat sekolah. Usai mandi, Inge membalutnya dengan handuk dan mengangkat tubuh kecil Naomi. Sembari terus menciumi Naomi, Inge membawa si kecil ke kamarnya. Naomi yang geli plus senang, tertawa-tawa sambil menggeliat di gendongan Inge. Terkadang, jari jemari kecil Naomi menyentuh pipi Inge dan sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Wawancara Khusus

    “Aduh, jam berapa sekarang?” ucap Inge sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia mencari jam dinding, yang ternyata tidak dia temukan di sisi tembok mana pun, sejauh matanya memandang. Firasat Inge mengatakan jika dia sudah sangat terlambat. Tadi saat dia kembali masuk setelah mengantar kepergian Naomi, dia sempat melihat jam di ruang makan, dan terbaca di sana, jam sembilan kurang lima menit.Dengan segala aktifitas yang sudah dia lakukan sebelum ini, sudah pasti memakan waktu. Namun, untuk langsung meninggalkan Karina begitu saja tidaklah mungkin, meskipun sebenarnya bisa saja.“B-bu K-karina, saya izin cepat untuk kali ini ya, Bu. Maafkan saya,” tutur Inge mengambil keputusan, seraya mempercepat gerakan, meski tetap dia lakukan penuh hati-hati.Jujur, Inge agak sedikit merasa ngeri dengan kulit Karina yang sangat putih tetapi begitu pucat itu. Dalam bayangan otaknya, jika dia salah gerakan, bisa jadi kulit itu akan terluka. Mungkin tergores kuku atau terkelupas. Sungguh, dalam bay

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Pagi Yang Bergelombang

    Inge menarik napas panjang, dan sesudahnya mencoba tersenyum. Pikirannya melayang kepada sosok Pak Benny, sebenarnya apa saja informasi terkait dirinya yang sudah diberitahukan kepada Pak Andrew?Dia tidak ingin keliru memberi jawaban untuk satu pertanyaan yang cukup krusial ini. Bisa jadi sebenarnya Pak Andrew sudah tahu, tetapi lelaki itu hanya sekedar ingin mengecek. Kemungkinannya memang antara sudah tahu dan memang belum tahu.“Inge, saya masih menunggu,” kata Pak Andrew dengan suara tegas.“Mohon maaf, Pak Andrew, jika Bapak sudah melihat CV saya, Anda pasti sudah tahu jika saya sekarang single,” ucap Inge. Sial, suara yang dikeluarkan kentara sekali bergetar. Inge sampai harus meremas jari jemarinya lebih kencang untuk menyalurkan kegugupannya. Dia memejamkan mata sebentar, berusaha menahan rasa bersalahnya kepada Lucas, suaminya sekarang ini.“S-saya baru saja bercerai, dan saya berpikir pindah ke tempat baru, bertemu orang-orang baru, akan membuat saya lebih baik, mungkin ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Di Rumah Sakit

    “Astaga, saya ke kamar mengambil hape saya dulu,” ujar Inge setengah berlari. Dia langsung naik dan menuju kembali ke kamarnya.Begitu telepon di tangan, Lucas adalah nama yang dia cari pertama kali. Dia tidak sedang berusaha mengabari Lucas mengenai kecelakaan ini, justru Inge menelepon Lucas untuk bertanya lebih lanjut informasi yang dia dapat dari Bi Yati. Inge yakin, pihak sekolah pasti telah menelepon Lucas.Akan tetapi hingga dering kedua berakhir, Lucas tidak bisa dia hubungi. Pikiran Inge langsung tertuju pada Jesica, mungkin saja sekarang Jesica menjadi wali kelas Naomi, menggantikan dirinya. Sebelum dia dipaksa mengundurkan diri, Jesica adalah patnernya di kelas selama dua tahun ke belakang. Jadi Jesica adalah kandidat paling besar.Tanpa memikirkan apa-apa kecuali hanya tentang Naomi dan Gita, Inge mulai menelepon Jesica. Namun hatinya menjadi patah, saat teleponnya sengaja ditolak oleh si empunya nomor pada panggilan pertama.Inge tergugu, memandangi teleponnya. Lalu dia l

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Tiga Tamu

    “Selamat siang, Bu Farah, Bu Viana, Jesica,” sapa Inge, seraya mengangguk, lalu masuk lift.Tiga orang yang berada di dalam lift terlebih dahulu itu diam saja. Tidak ada satu pun yang menyahut. Bahkan mereka sengaja bergerak bersamaan, seperti lebih menyingkir ke satu pojok. Terlihat enggan berdekatan dengan Inge.Inge menelan senyum kecewa. Dia lalu berdiri di depan, dan sengaja membelakangi mereka. Daripada berhadapan, malah akan lebih membuat salah tingkah.“Sombong sekali,” desis Viana.Inge hanya tersenyum tipis. Siapa yang tadi diberi salam tidak menyahut? Kenapa sekarang dirinya yang dikatai sombong?“Setidaknya jangan tidak sopan begitu kepada Bu Farah, pakai kasih pantat pula,” kata Viana lagi. Nadanya benar-benar mengandung kebencian.“Sudahlah, Viana. Orang yang memang suka melanggar tata krama dan etika, selalu merasa dirinya benar,”sahut Bu Farah. Suaranya pelan, tetapi terdengar menahan sesuatu. Setelah berkata, napas Bu Farah terdengar menderu-deru.Inge tetap diam. Buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Perasaan Yang Tertinggal

    “Dia betul-betul tidak sopan. Bukan begitu, Bu Farah?” Viana mendesis saat mereka sedang berada di lift, menuju lantai satu. “Berlagak seperti nyonya, padahal tadi Pak Lucas aja cuek sama dia.”Jesica spontan melirik Viana. Lalu melihat respon Bu Farah yang hanya menghela napas. Viana ini kalau sudah sebal dengan seseorang, memang terkesan berlebihan. Bisa-bisanya mengatakan Pak Lucas cuek terhadap Inge, jelas-jelas tadi Pak Lucas tadi membelai kepala perempuan itu di depan mata mereka, dan ditambah dengan kata-kata yang amat lembut.Jesica tidak berada di kubu Inge. Jujur, dia benci dengan kelakuan Inge yang ternyata selama ini diam-diam menjalin hubungan dengan wali muridnya sendiri. Kalau mereka bisa tiba-tiba menikah, dalam waktu yang tidak terlalu lama dari perceraian Inge, itu berarti mereka sudah punya hubungan yang cukup lama sebelum Inge bercerai. Dan bagi Jesica itu sangat menjijikkan bagi seseorang yang pernah meraih predikat guru teladan seperti Inge.“Kau itu, dulu mengid

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Maksud Baik

    Bu Emma muncul bersama seorang ART-nya. Tampak mereka membawa bungkusan lumayan besar. Pandangan Bu Emma begitu lekat ke arah Inge yang tengah rebahan, yang sebenarnya pun sudah hampir tertidur tadi.“Inge baru saja menenangkan Mimi, Ma,” Lucas yang menjawab. “Tadi Mimi agak rewel.”Bu Emma mencebik. “Tentu saja rewel, dia pasti lapar. Ini mama bawakan sup dan ayam goreng kesukaan Mimi.”“Taruh situ, Bi!” tunjuk Bu Emma pada meja yang sedang dipakai Lucas untuk bekerja.ART itu sejenak bimbang. Dia melihat kepada Lucas sekejap, lalu melakukan perintah sang nyonya saat melihat Lucas menunjuk bagian ujung meja tersebut.Sementara Inge telah bangun, dan dia duduk diam di sofanya.“Apa Mimi tidur dalam keadaan kelaparan begitu, Luc?” tanya Bu Emma saat menyadari bahwa sang cucu tengah pulas di tempat tidur yang disediakan khusus bagi pasien.Lucas menghela napas. “Kami baru saja selesai makan, Ma. Baru saja bekas-bekasnya diberesin Inge.”Lagi-lagi Bu Emma mencebik. Dia seperti alergi men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Tolong Jujur

    Inge terbangun dengan kaget, tiba-tiba dia merasa ada tangan yang memukul kandungannya. Ketika dia membuka mata, dia mendapati tangan mungil Naomi sudah terparkir manis di atas perut. Sedang tubuh kecil Naomi terlihat bergerak merapatkan diri pada Inge, sepertinya si kecil mencari kehangatan, sebab udara pagi di kota kecil ini memang lebih dingin dibanding di rumah Naomi.Inge menghela napas. Semalam dia akhirnya tertidur setelah berdiam diri memandangi wajah Lucas dan Naomi berganti-ganti. Entah mengapa hatinya merasa lebih tentram. Demikian juga dengan si bayi, dia terus bergerak tetapi gerakannya sangat halus.‘Eh, kemana Lucas?’ Inge tidak menemukan lelaki itu di samping Naomi. Bantal bekas dipakai Lucas sudah terlihat rapi.Tidak berapa lama, sayup-sayup telinga Inge mendengar tawa renyah di luar kamarnya. Dapat dipastikan suara itu berasal dari para ibu yang membantu mamanya. Mereka juga terdengar saling berbalas kalimat seperti biasa.Inge pun bangun dengan hati-hati. Sedikit m

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Aku Datang Mama

    Mesin mobil segera mati, dan Pak Ali perlahan turun. Dia membungkukkan sedikit badannya kepada Lucas dan juga orang tuanya, kemudian mengundurkan diri tanpa sepatah kata pun.“Mama kita perlu bicara.” Lucas menatap Mama Helen.Sedetik kemudian Naomi menjerit-jerit. Dia seperti sudah mempunyai firasat jika sang papa akan menggagalkan rencana mereka untuk pergi ke rumah Inge. Namun Edward sigap menenangkan gadis kecil itu. Edward membujuk Naomi untuk turun.Akan tetapi Naomi masih terus menjerit, sehingga Lucas akhirnya mendekati sang putri. Lelaki itu menatap Edward sejenak, sebelum akhirnya mengulurkan tangan pada Naomi.“Kita jemput Mama Inge, tapi kita siapkan dulu strawberry untuk Mama Inge. Tadi Mama Inge telepon minta dibawain strawberry,” ujar Lucas terpaksa sedikit berbohong. Dia perlu waktu untuk bicara dengan Mama Helen.Naomi terlihat langsung menghentikan kehebohannya. Dengan mata basahnya dia tersenyum lebar. “Mimi yang siapin, Pap?”Lucas mengangguk. “Coba tanya Bi Yati a

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Bingkai Telah Retak

    Karina buru-buru menyeka air matanya. Dia memandang sejenak kepada Papa Benny. Saat ayahnya mengangguk, perempuan cantik itu ikut pun melakukan hal yang sama. Kemudian dia memberanikan diri untuk menatap wajah Lucas, sembari menahan debaran di dadanya.Entah mengapa Karina melihat serpihan diri Edward dalam wajah Lucas. Dan di sinilah dia menjadi lebih paham apa yang Papa Benny maksudkan tadi. Karina mungkin tidak dapat melepaskan dirinya dari bayang-bayang Edward. Itu akan seperti mengantongi bom yang dapat meledak sewaktu-waktu, yang mungkin saja ledakannya lebih hebat dari pada empat tahun yang lalu.“Aku juga punya kabar yang harus kamu dengar, Luc,” kata Karina lirih.Mendengar hal tersebut, Papa Benny memberi kode kepada Mama Emma untuk keluar. Ketika sang istri terlihat masih terpaku, Papa Benny berjalan memutari ranjang Karina untuk mendapatkan tangan perempuan itu. Dalam diam, dia membawa Mama Emma keluar ruangan.Lucas tersenyum samar serta mengangguk pada kedua mertuanya, s

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Lepaskan

    “Di sini juga ada Lucas, yang bisa ikut mendengar,” tambah Pak Benny.Inge tercekat. Dia menggigit halus bibir bawahnya sendiri. Berusaha untuk tidak memperdengarkan sesuatu yang bisa menampakkan kegugupannya, meskipun jantung dalam dadanya berdebar begitu kencang.“Dengar baik-baik, Inge. Saya ingin membatalkan perjanjian di antara kita,” kata Pak Benny. Suaranya serak tetapi diucapkan dengan mulus tanpa getaran. “Pernikahan antara kamu dan Lucas itu sah, hanya kamu dan Lucas yang berhak menentukan kelanjutannya.”Telinga Inge dapat mendengar suara Lucas terpekik kecil menyerukan kata ‘papa’ di belakang suara Pak Benny. Sebenarnya dia pun sama terkejutnya dengan Lucas, tetapi dia dapat mengendalikan diri. Inge telah belajar dari pengalaman bahwa berbicara dengan Pak Benny atau Bu Emma selalu saja muncul hal-hal tidak terduga.“Apa kamu dengar, Ing?” tanya Pak Benny.“I-iya, Pak.”Inge pun terbata-bata kembali mengiyakan ketika Pak Benny menanyakan apakah dia paham dengan yang dimaksu

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Keputusan Mendadak

    Keluar dari ruang perawatan Karina, Lucas langsung menuju ke arah barat rumah sakit. Di situ ada taman dengan kolam ikan yang suasananya lumayan sejuk, sebab beberapa pohon rindang berjajar melingkupi area tersebut. Beruntung taman tampak tidak seramai biasanya.Lucas duduk di salah satu kursi di situ, dia menghela napas. Kesejukan dan kedamaian suasana taman, sama sekali tidak dapat meredakan panas di hatinya. Rasa sakit pada pagi hari itu, empat tahun lalu, bahkan masih terasa sampai sekarang. Siapa yang tidak sakit jika ternyata istri yang dicintai menyimpan rasa untuk lelaki lain. Apalagi jika lelaki tersebut adalah orang yang selama ini tidak dia sukai.Ya, Lucas menganggap Edward pengkhianat. Edward Kavell adalah sepupu dari papa kandungnya, yang artinya masih paman Lucas. Dia menikahi Mama Helen tepat tiga bulan setelah kematian papanya. Ada desas desus yang beredar di kalangan keluarga besarnya sendiri, bahwa Mama Helen telah hamil dengan Edward. Namun seiring berjalannya wakt

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Pada Akhirnya

    “Ada apa ini, Pa?” Mama Emma berseru tertahan. “Tadi di koridor aku ketemu Helen dan Edward. Mereka juga diam saja waktu melihatku, sama kayak Lucas. Padahal kemarin saat kukasih kabar tentang kesembuhan Karina, mereka terdengar begitu suka cita eh loh… Karina!”Mama Emma yang baru menyadari isakan Karina gegas mendekati sang putri. Dia mendesak, menyingkirkan posisi Papa Benny begitu saja, demi bisa memeluk Karina. Hati perempuan paruh baya itu bergetar. Sepengetahuan dia, sebelum dia mengajak Naomi ke kantin, Karina dan Lucas sedang membicarakan tentang Inge. Atau jangan-jangan… .“Apa Lucas lebih memilih Inge?” tebak Mama Emma asal. Wajahnya memandang Papa Benny. Akan tetapi Papa Benny diam saja.Sedetik kemudian terdengar tangis Karina meledak. Baginya, ucapan ibu kandungnya itu bisa jadi akan menjadi kenyataan, sebab kini akhirnya Lucas mengetahui yang sebenarnya.Selama ini, tidak ada seorang pun yang mengetahui jika Edward adalah lelaki pertama yang dapat menggetarkan hati Kari

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Rahasia Masa Lalu

    “Mama…,” desis Lucas. Hatinya menjadi bergetar, entah mengapa Lucas memaknai kata-kata Mama Helen sebagai keinginan untuk memisahkan Inge dari bayinya. Sedangkan dia tahu betul, apa saja yang sudah Inge korbankan selama ini demi memiliki bayi itu. Namun situasi sekarang tidaklah tepat untuk membahas hal demikian.“Aku tidak sudi mengasuh anak dari perempuan itu,” ketus Karina.“Tidak ada yang menyuruhmu untuk mengasuhnya, Karina. Cucuku sudah punya ibu baik yang akan mendidiknya dengan benar!” jawab Mama Helen cepat.Lucas terperangah mendengar ucapan Mama Helen tersebut. Apa yang sudah merasuki pikiran mamanya itu, sehingga dia bisa berubah sekali. Bukankah dahulu dia juga membenci Inge? Bahkan Mama Helen sempat menghina dan merendahkan Inge.“Mama, tolong… kita sedang di rumah sakit.” Lucas kembali mendesis. “Sebaiknya Mama keluar dulu, Karina masih butuh istirahat.”Mama Helen tertawa lirih. Dia justru melangkah lebih maju ke arah Karina. Langkahnya seperti sengaja dihentak, membua

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Tamu Tak Terduga

    “Karina… .” Mama Emma menghambur untuk memeluk Karina.Akan tetapi Karina mengelak dengan lembut. Sepasang matanya tajam menatap kepada Lucas. “Biar kutebak… Inge bukan perawat kan?”Tiba-tiba Karina tertawa sinis. Keras sekali.“Kenapa diam saja, Luc? Kamu mengira aku akan mati? Atau jangan-jangan perempuan itu memang sudah ada sebelum aku koma, Inge itu simpananmu kan!” tuding Karina marah. Suaranya menggelegar memenuhi ruangan.“Karina,” geram Lucas tegas. Emosinya seketika naik, bukan karena tuduhan keji itu, melainkan sikap Karina. Apakah dia tidak melihat ada Naomi di antara mereka? Jika menuruti kehendak hati, mungkin saja Lucas akan menyahut dengan nada tinggi. Namun demi Naomi, Lucas menahan diri sekuat tenaga, sampai bibirnya bergetar.“Kita bisa ngobrol baik-baik,” ucap Lucas. Dia memberi kode kepada Karina dengan melirik Naomi, seakan bicara dengan matanya supaya Karina jangan mengucapkan kalimat yang tidak perlu putri mereka dengar.Karina tampak sengaja mengabaikan permi

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Naomi Membuat Kaget

    Inge meledakkan tangis, meskipun kepalanya mengangguk menyetujui ucapan sang ibu.“Sekarang cobalah untuk enggak memikirkan apa-apa, kecuali kehamilanmu. Fokuslah kepada bayimu saja,” ucap Mama Niken dengan susah payah. Dia mengambil tangan Inge, lalu diremasnya dengan lembut.“Mungkin beginilah cara Tuhan untuk membuat kita saling percaya seperti dulu. Kita sudah terlalu lama berjalan sendiri-sendiri. Padahal dulu kita adalah tim yang hebat. Kita berhasil menaklukkan ketakutan kita setelah Papa pergi, iya kan?”Lagi-lagi Inge hanya mampu meledakkan tangisnya. Dia merebahkan kepala di dada sang mama yang menyambutnya dengan penuh kasih sayang.Sementara ratusan kilometer dari keberadaan Inge, Lucas sedang memarkirkan mobilnya di halaman rumah sakit.“Setelah nengok Mama Karina, kita jemput Mama Inge kan, Pap?” tanya Naomi.“Sabar ya, Sayang. Tunggu sampai Mama Karina udah keluar dari rumah sakit.”Naomi berdecak dengan cepat. “Papa udah janji sama Mimi. Katanya kalau libur sekolah kit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status