Share

24. Dilamar

“Kau benar Adik, jika kita berhasil menjualnya ke pulau seberang, maka kita bisa punya uang menutupi kebutuhan kita selama setahun. Kau lihat, sepertinya dia seorang bangsawan,” ucap pria bertubuh pendek dengan luka bakar di sebagian wajahnya.

"Tapi Kakak, ada pria itu bersamanya. Apa mungkin itu suaminya?” tanya sang adik.

"Aku rasa bukan. Lihat, mereka hanya duduk diam tidak saling bicara. Apa yang dilakukan pria itu? Apa dia sedang menyembah sesuatu di dalam air atau sedang bersemedi?" tanyanya ketika sedang memperhatikan punggung Pangeran Ibram dari sela semak-semak.

"Aku rasa begitu, sejak tadi ia bertingkah aneh. Dia mengangkat tangan lalu tunduk kemudian sujud. Sekarang ia malah menengadahkan tangan saja ke langit. Sepertinya di tempat ini ada roh dengan kekuatan besar. Mungkin karena itulah mereka datang,”  pikir sang adik mengernyit, “Kakak lihat, di sana ada dua ekor kuda. Mereka masing-masing menunggangnya. Menurutku, pria itu adalah pengawaln

Rat!hka saja

Masih ingat kan ya... Ibram sama Ahana? Mereka mau bulan madu sambil kejar bandit. Mereka memang pasangan yang sedikit berbeda. Terima kasih sudah ikuti dan menambahkan cerita ini ke pustaka kalian. Happy reading!!!

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status