Share

Bab 16. Jangan Hamil

last update Last Updated: 2024-07-13 11:05:13

Satria tiba di restoran, dia baru saja bekerja selama satu jam. Tapi Saat ini Isabella dan dua orang kawannya mengunjungi restoran. "Ini pertama kalinya jam istirahat kita telat, tapi untungnya dokter berbaik hati memberikan uang makan lebih dari saku pribadinya, padahal bukan beliau yang bertugas memberikan gaji," kekeh salah satu perawat saat baru saja duduk. 

Isabella menyahut dengan kekeh, "Seharusnya tadi kita lebih banyak berterimakasih."

"Kita harus berterimakasih lagi setelah ini." 

Satria menyadari kehadiran mereka, tapi tidak menyadari jika salah satunya adalah Isabella karena dia duduk memunggunginya. Maka, saat ini Satria berjalan ke meja mereka untuk mencatat pesanan saat salah satu perawat melambaikan tangan. "Selamat siang, mau pesan ...." Saat ini dia baru saja menyadari kehadiran Isabella saat tatapannya menyebar pada ketiga perawat, "apa?" Kini, suaranya cukup canggung karena kaget. 

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 17. Dulu Saya Pernah Menyukai Kamu, Satria

    Satria tiba di kampus lebih awal hanya untuk menunggu kedatangan Naura. Jadi, dia segera menghampiri si gadis yang baru saja berpamitan pada ayahnya. "Nay." Lagi, Naura menghindar. "Pagi Satria. Eu ... saya duluan ya. Saya sudah ada janji." Hendak Naura berlalu, tetapi Satria menahan tangannya hingga langkahnya terhenti."Kenapa kamu menghindari lagi?" Tatapan Satria sangat lembut walaupun di dalamnya terdapat sendu."Saya biasa saja, kok." Senyuman hambar Naura. "Nay, jangan menghindari saya terus ..., jangan karena saya sudah menikah, kamu jadi menghindari saya seperti ini." Tidak sungkan Satria memohon. Naura tidak nyaman, tetapi dia tetap berkata di hadapan Satria, "Kamu sudah menikah, kita tidak pantas masih dekat walaupun bersahabat karena bagaimanapun kamu harus menjaga perasaan Abel." "Itu tidak masalah ..., persahabatan tidak akan mengganggu pernikahan." Sebenarnya dia mengharapkan hal berkebalikan, tetapi kali ini dia harus merangkai kata yang pas untuk membujuk Naura."

    Last Updated : 2024-07-13
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 18. Dalam Kesedihannya Terdapat Amarah

    Devan berkata santai saat menyahut permintaan Satria, "Saya tidak mengerti rumah tangga. Usia saya belum sampai kesana." "Kamu pikir saya megerti! Ck!" Saat ini bukan hanya perasaannya yang campur aduk, tetapi moodnya sedang tidak baik."Saya akan menemani kamu di restoran." Devan bergegas meninggalkan duduknya saat Satria masih menatap tercengang."Mau apa?" "Menemani kamu saja. Tidak boleh?" Devan menyodorkan tangannya untuk melakukan salam tinju dengan Satria hingga kawannya menyahut. "Kita kawan satu geng. Kita menjunjung tinggi solidaritas." Satria menyukai cara Devan yang berhasil memperbaiki setengah mood buruknya. Maka, kini keduanya meluncur menuju restoran. Di sana, Devan mendapatkan meja khusus. Dia duduk bermain game dan makan di sana selama Satria bekerja. "Bapak boleh melaporkan ini pada papa!" ucap angkuh Satria di hadapan Galih hingga Galih tersenyum ramah, tetapi hatinya merasa seolah Satria sedang menuduhnya bahwa dia melaporkan semua yang Satria lakukan, bahkan u

    Last Updated : 2024-07-13
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 19. Naura yang Paling Cantik di Daerah Ini

    Pagi ini Haris dan Mia mengajak anak dan menantunya berolahraga kecil. Mereka berlari kecil menyusuri jalanan daerah, tetapi Hendri dan Mia berhenti di lapangan untuk mengikuti senam maka kini hanya menyisakan Satria dan Isabella yang masih berlari kecil. "Ternyata daerah ini sangat luas." Isabella menyukai kegiatan ini, pun wajahnya berseri-seri.Namun, berlainan dengan Satria yang justru membenci kegiatan seperti ini. Langkahnya tiba-tiba saja terhenti setelah jarak dengan lapangan cukup jauh. "Kamu sendiri saja.""Saya tidak tahu daerah ini. Bagaimana saya akan pulang ...." Isabella menolak halus."Di daerah ini tidak ada yang tidak tahu papa dan mama!" Suara dingin Satria seiring menatap ke arah lain."Tapi kan ... saya juga sedikit malu kalau berjalan sendiri ..., bagaimanapun saya ini pendatang."Satria berdecak tipis. "Duduk saja di sini!" Dia menyalakan rokokn

    Last Updated : 2024-07-14
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 20. Kalian Pengantin Baru, Tidak Perlu Memakai Alat Kontrasepsi

    Adzan magrib sudah berkumandang, tetapi Satria masih belum kembali. "Kebiasaan. Nongkrong sampai tidak tahu waktu!" Maka, Haris kembali mendengus kesal karena perbuatan Satria tidak tahu adab. Putranya tidak bisa membedakan sebelum menikah dan sesudah menikah. Dia juga malu pada menantunya. Namun, Mia sedikit membela putranya. "Tidak apa, pa ... sesekali. Lagipula ini week end, biasanya Satria sibuk di kampus dan restoran. Apa salahnya memberikan waktu bermain, yang penting tidak balapan. Motor Satria tetap di garasi.""Kasihan Abel ...." Haris mendesah. "Sejak tadi Abel sama mama. Mama rasa Abel juga tidak keberatan jika hanya sesekali memberikan me time pada Satria," kekeh Mia yang sedang memakai alat shalat. Hendri tidak lantas melakukan ibadah. "Panggil Abel. Kita shalat bersama." Jadi, ketiganya shalat di mushola yang terletak di samping kamar Haris dan Mia. Mereka tetap bersama hingga menyelesaikan shalat isha. Kemudian Mia dan Isabella mulai menata meja makan. "Ma, Abel tel

    Last Updated : 2024-07-14
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 21. Ini Bukan Cinta Palsu

    Isabella tahu jika ucapan dokter tidak bisa disampaikan pada Satria maka alasan dibuat. "Saya ingin fokus pada pekerjaan." "Fokus memang penting, tapi kesejahteraan rumah tangga juga sangat penting. Jangan karena kamu ingin berkarier, terus kamu mengabaikan masa depan rumah tangga kamu." Dokter wanita ini masih memberikan nasihat. "Saya sudah membicarakan hal ini dengan suami saya." Bukan maksud Isabella tidak ingin menerima masukan baik.Dokter tidak bisa mengatakan pendapatnya lagi. "Keputusan ada pada kalian. Saya hanya mencoba mengingatkan." Jadi, saat ini dokter menyarankan Isabella untuk mencoba kb pil dibandingkan mencoba kb yang berat. Maka, segera Isabella mendapatkannya di bagian farmasi, lalu mendesah."Apa keputusan saya benar?" Pil kb dipandangi karena obat ini akan menghambat anugerah Tuhan walaupun manusia tidak ada yang tahu takdirnya akan seperti apa.Sementara, Satria sedang duduk bersebelahan dengan Naura. Dia mencoba melanjutkan hubungan baik mereka. "Semalam say

    Last Updated : 2024-07-14
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 22. Sikap Angkuh Satria

    Gadis ini segera merasa tidak aman menghadapi tatapan Satria, tetapi ternyata tuan muda pergi begitu saja. Satria memang tidak berminat berdebat dengan seorang gadis selain Isabella karena harga dirinya di mata umum akan hilang. Namun, Satria segera mengembalikan senyuman ramahnya lagi kepada semua pelanggan walaupun moodnya sangat buruk. Galih menyaksikan interaksi Satria dengan gadis itu, dan memperhatikan sikap propesional Satria. Itu adalah nilai plus yang akan dilaporkannya karena dia hanya mengatakan hal positif tentang Satria, tanpa berminat mengatakan sikap negatif Satria padanya dan kawan-kawannya. Galih sadar diri dirinya hanya karyawan Hendri.Namun, Galih memberikan peringatan kepada gadis itu supaya tidak mengkritik Satria karena dia tidak ingin akhirnya Satria bersikap buruk padanya. Hari ini Satria berniat tidak pulang, tetapi kemarin Haris sudah memberikan peringatan, maka dia menunjukan wajahnya saat makan malam, tetapi berniat pergi setelahnya. Malam ini tidak ad

    Last Updated : 2024-07-15
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 23. Seharusnya Kamu Membiarkan Naura

    Satria kembali ke rumah walaupun tidak ingin. Dia kembali pukul sepuluh, satu jam setelah Mia dan Isabella. Haris mendesah cukup panjang. "Kamu dari mana saja?" Tidak ada marah. "Satria nongkrong, Pa. Terus pas mau jemput mama sama Abel, ternyata sudah pulang." Kali ini Satria tidak berdusta karena memang itu kenyataan yang dia lakukan. "Mama sama Abel pulang jam sembilan. Ya sudah, temui Abel." Haris tidak menasihati apalagi menegur karena setidaknya Satria tidak pulang terlalu larut. Lampu-lampu murah segera dimatikan, tetapi saat ini Satria mulai menyeringai. "Kalau papa tidur, saya bisa keluar diam-diam!" Satria bergegas menuju garasi, tetapi anehnya pintu garasi terkunci walaupun sudah berulang dia mencoba masuk lewat dapur. "Apa papa yang kunci pintunya?" Kemudian dia keluar rumah mencoba membuka garasi dari luar, tetapi ayahnya mengunci pintu besar itu dan hanya bisa dibuka dari dalam. "Ck. Apa Abel mengadu kalau saya akan pergi!" Membawa wajah berang, dia menemui istrinya.

    Last Updated : 2024-07-15
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 24. Kamu Berasal dari Keluarga Pebisnis

    Satria segera menghampiri ayahnya dan mencoba menjauhkan ayahnya dari kawan-kawannya. "Pa, Papa yang sedang apa di sini?" Dia tersenyum saat bersikap santun. "Papa akan memeriksa lahan yang akan Papa bangun sebagai cabang restoran, tapi Papa mendengar lahan itu sudah didirikan bangunan ilegal, padahal Papa sudah membeli tanah itu lima tahun lalu." Haris menatap tegas pada putranya. "Eu ..., di daerah mana itu, Pa?" Satria berbasa-basi dengan senyuman canggung sekaligus malu pada teman-temannya. "Tidak jauh dari sini. Di belakang tempat ini." Satria segera menyadari lahan yang dimaksud Haris. 'Itu ... markas!' Dia terkesiap, tetapi mencoba berpikir positif. 'Ada banyak lahan kosong di sana, mungkin bukan yang itu.'"Kamu belum menjawab pertanyaan Papa." Hendri mulai memicingkan matanya pada Satria, lalu pada para pemuda yang semuanya memiliki tatto atau tindikan. "Eu ... Satria ... cuma sedang berjemur, Pa." Senyuman lebarnya. "Kamu pikir siapa di hadapan kamu ini. Heuh!" Haris m

    Last Updated : 2024-07-15

Latest chapter

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 150. Ending

    Hari demi hari berganti, ucapan Satria bukan hanya bualan karena dia membuktikannya lewat sikap yang tulus walaupun Haris tidak melihatnya secara langsung karena pasangan suami dan istri ini tinggal terpisah dengan pria itu.Setiap malam, Satria menemani Isabella menyusui Attar, dia juga sering membantu mengganti popok atau pakaian basah Attar.Satria melakukannya diiringi senyuman lembut, tutur kata senada, serta belaian penuh kasih sayang pada Attar dan Isabella.Kini, usia Attar sudah dua minggu. “Nanti kita adakan acara potong rambut sama aqiqah. Saya sudah coba bicara sama Mama, tapi belum secara langsung,” ucap lembut Satria pada Isabella.Namun, bagaimanapun sikap Satria, nyatanya Isabella tetap bersikap datar. “Iya.”“Saya sudah menabung, semoga cukup buat acara besar.” Kini Satria terkekeh. Kemudian menyodorkan uang belanja sekalian uang susu dan pempers pada Isabella. “Kalau uangnya nggak sampai minggu depan, jangan sungkan minta lagi ya, Sayang.” Tatapannya sangat lembut.“

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 149. Satria Berjanji Akan Menjadi Suami Sekaligus Ayah

    Ini adalah malam pertama Isabella dan Satria tidur bersama bayi mereka. Bayi merah itu terlentang di tengah-tengah pasangan suami istri ini. Tidak henti Satria menatapnya diiringi senyuman.Isabella menyadarinya, tetapi dia masih bersikap dingin dan datar. “Saya akan tidur, lagian Attar tidur. Ini kesempatan saya untuk ikut tidur.”“Ya, Sayang. Kamu tidur saja, biar nanti aku yang menjaga Attar.”Isabella tidak pernah meminta, tetapi tidak mungkin menolak perhatian Satria pada bayi mereka.Jadi saat Attar menangis tengah malam, Satria yang menjaga dan mengasuh. Dia juga menghangatkan asi yang sudah tersedia di dalam botol. Tidak lupa menyuruh Isabella kembali tidur setelah sempat terbangun karena tangisan Attar.Hingga saat pagi hari Satria terlambat bangun, tetapi Isabella membiarkan suaminya tanpa peduli aktivitas apa yang menanti Satria.Satria tersentak saat melihat jam dinding. “Hah, serius sudah jam sembilan!”“Ya,” jawab datar Isabella.“Harusnya saya kuliah pagi. Sekarang saya

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 148. Attar Amir Aqil

    Suana hening sangat lama, hingga Satria kembali bicara. “Apa kamu tetap akan melanjutkan perceraian, apa kamu akan mengubah keputusan kamu?”Isabella menjawab santun, “Saya yang harus menanyakan itu pada kamu.”“Kalau saya tetap melanjutkan?”“Saya juga ....” Hati Isabella seakan sudah kebal pada rasa sakit. Bahkan yang ini. “Kalau kamu memilih berpisah, sebelumnya kamu harus beri nama anak kita.” Ini adalah permintaan sederhana Isabella, tetapi diwajibkan pada Satria.Satria memandangi Isabella karena tatapan istrinya seolah tanpa keraguan walaupun mereka bercerai.Satria kembali menunduk, tetapi tidak melepaskan tangan Isabella. Lalu berkata lirih, “Naura pergi. Dia mencampakan saya. Apalagi yang harus saya lakukan karena andai berpisah sama kamu, saya tidak yakin Naura akan bersama saya ....”Isabella menjawab datar, “Itu urusan kamu. Jangan menjadikan saya cadangan karena kamu gagal mendapatkan Naura!”Satria kembali memandangi wajah Isabella. Kini, dalam tatapan Isabella terdapat

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 147. Hasil Test DNA

    Satria masuk ke kamar rawat, jadi dia bertemu dengan orangtuanya dan orangtua Isabella yang sedang berkumpul.Semua orang menyambut kedatangan Satria dengan hangat, termasuk Isabella. Mia segera menggiring putranya menuju tempat mereka duduk berkumpul. “Alhamdulillah kamu sudah datang ....” Senyumannya menunjukan kebahagiaan, tetapi hatinya sangat kesal pada Satria setelah mengetahui sikap buruknya pada Isabella dan bayi mereka yang belum diberi nama.Tanpa persetujuan Isabella, Mia segera meraih amplop cokelat yang berisi laporan hasil test DNA hingga gadis ini terkejut.Namun, ternyata Mia menyampaikannya sangat bijak di hadapan suaminya, anaknya dan kedua mertuanya. “Ini hasil test DNA anak kalian. Dokter yang memberikannya karena Isabella seorang perawat walaupun bukan di rumah sakit ini, jadi Abel memiliki hak istimewa, yaitu mendapatkan test DNA tanpa perlu meminta.”Mia

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 146. Hari ini Saya Akan Menceraikan Abel!

    Isabella hanya menatap sendu pada langit-langit. “Bukan perpisahan yang Abel mau karena sebelum itu Satria harus tahu jika selama ini saya mengandung anaknya ....”Pun, hatinya semakin lebur saat memikirkan bayi mereka. “Sabar ya, Sayang ... pasti akhirnya Papa kamu akan menerima kamu ....”Bayi mungil itu berada di dalam box yang sangat hangat, wajahnya sangat polos dan murni.Namun, ternyata hari ini Satria tidak datang ke rumah sakit dan dia juga tidak terlihat di rumah. Maka Haris sangat murka.Saat ini, hanya Mia yang menemai Isabella hingga ketukan pintu memecah keheningan dan membuat wanita ini bersemangat. “Pasti itu Satria! Mama buka dulu ya, pintunya.” Mia segera meletakan pisau di atas piring saat buah yang dikupasnya belum selesai.Isabella hanya memandangi punggung Mia yang semakin mendekati pintu, tetapi dia tidak yakin itu Satria. “Kalau itu Satria, harusnya tidak usah mengetuk pintu.”Mia tersenyum bahagia saat membukakan pintu, tetapi senyumannya perlahan redup karena

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 145. Tinggalkan Satria!

    Satria berjuang demi menghentikan kepergian Naura, tapi sudah terlambat karena Naura sudah berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Namun, Satria juga melihat Devan yang berjalan di belalang Naura. Devan sempat melirik dan menyadari kehadiran Satria, tetapi dia memilih abai dan berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kepala Satria dipenuhi pertanyaan. "Kenapa Naura bersama Devan?" Sekaligus, dia harus rela saat hatinya sakit dan hancur karena harus menyaksikan kepergian Naura. "Nay ...." Rintih Satria. Naura menoleh karena panggilan lemah Satria membuat dadanya berdebar, tetapi sayangnya keberadaan Satria terhalangi oleh lalu lalang. Naura menundukan wajahnya sangat sendu. "Pasti cuma perasaan karena tidak mungkin Satria mencegah saya pergi ...."Maka, akhirnya Naura terbang keluar negeri meninggalkan semua kenangannya bersama Satria. Pun, Satria harus menyaksikan hari-harinya dengan Naura berakhir dan mungkin tidak akan pernah terulang.Satria termenung cukup lama di bandara ka

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 144. Nay, Jangan Pergi!

    “Satria bilang kamu bersedia bercerai setelah melahirkan. Saya mohon, jangan lakukan itu ....” Naura tidak enggan mengatakan hal ini karena jika benar dia penyebabnya, gadis ini tidak ingin menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Satria dan Isabella.Namun, saat ini Isabella hanya memandang kosong ke arah Naura. ‘Semalam dan tadi pagi Satria sangat perhatian. Jadi Satria punya maksud terselubung. Apa Satria ingin membahagiakan saya sebelum perceraian?’“Abel. Saya mohon ... jangan pernah bercerai dengan Satria.” Naura mengulang kalimatnya bahkan lebih tatapannya lebih dalam.Saat ini Isabella tersadar, lalu tersenyum kecil. “Ini rumah tangga saya dan Satria.” Isabella menjawab dengan bijak, tetapi berhasil menyentil Naura.Naura mendesah. “Saya memang tidak punya hak apapun, dan tidak sepantasnya saya mencampuri rumah tangga kamu dan Satria. Tapi ... kalau alasan kamu bersedia bercerai karena saya, saya akan merasa sangat bersalah. Jadi tolong jangan bercerai, karena walaupun kalian b

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 143. Kepalsuan

    Pagi ini Satria menuntun Isabella hingga tiba di ruang makan. Mia sudah di sana, maka salah satu telapak tangannya dipakai menutup mulutnya yang menganga.“Pagi, Ma ....” Satria menyapa ibunya dengan hangat tanpa melepaskan telapak tangan Isabella. Laki-laki ini memperlakukan istrinya dengan lembut, dia juga yang menggeser kursi hingga Isabella duduk nyaman.Mia membalas sapa Satria dengan suasana hati berjuta bahagia karena ini adalah pagi yang sangat indah. “Pagi, Sayang ....”“Kok Mama sendiri? Mana Papa?” Bukan hanya hangat dan perhatian pada Isabella, tetapi Satria melakukannya pada ibunya juga.“Papa masih di halaman. Sebentar lagi nyusul,” kekeh Mia. Perubahan Satria membuatnya linglung karena terlalu mendadak, tetapi sangat disyukuri.“Satria panggil Papa dulu deh, Mama di sini saja sama Abel.”“Iya, Sayang ....” Mia tidak bisa berhenti tersenyum atas perubahan baik Satria.Saat Satria berlalu, Mia segera bertanya pada Isabella untuk menjawab penasarannya, “Apa yang terjadi pa

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 142. Membahagiakan Kamu Sampai Hari Perceraian!

    Malam ini Satria menjamah Isabella. Ini adalah pertama kalinya setelah beberapa bulan istrinya diabaikan. Saat ini Isabella melayani suaminya dengan baik, tetapi tidak berharap Satria berubah menjadi lebih baik karena dirasa tidak seinstan itu atau tidak mungkin.Setelah memuaskan nafsunya, Satria berkata jahat saat mereka masih berada di bawah selimut yang sama, “Saya kira anak itu sudah tidak ada!”Isabella segera menegur, “Jangan asal bicara!”Satria tidak merespon karena segera meninggalkan kamar, tapi rupanya Haris masih berada di ruang tengah. Maka pria ini segera mengatakan isi hatinya saat bertemu putranya, “Apa yang kamu dapatkan setelah meninggalkan anak dan istri kamu selama dua bulan?” Wajahnya datar.Satria tahu ayahnya tidak mungkin menyambut hangat kepulangannya. “Satria butuh waktu sendiri.”“Lalu, apa hikmah yang kamu dapat?”Sejenak, Satria tidak bisa mengatakan apapun. “Mendinginkan kepala.”“Abel adalah istri salihah. Kamu harus tahu jika selama kamu menghilang, Ab

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status