Share

49.

Angin malam berhembus kencang. Arsen sudah terlelap di ranjangnya dari dua jam lalu, sedangkan Alana masih dengan hati gelisah menatap pekatnya malam yang dingin disertai angin dan hujan. Sejak kepergian Hamiz, cuaca selalu tak menentu. Agaknya September kali ini penuh dengan hujan, bergantian dengan kemarau.

Bunyi ketukan di pintu kamarnya, membuat wanita berusia 22 tahun itu membuka dan segera bertatap muka dengan asisten rumah tangganya. Bi Sumi memberikan secangkir coklat panas, ia tahu betul majikannya tidak semudah itu terlelap saat hujan deras.

Alana mengambil cangkirnya yang masih mengepul dengan hati-hati. Ia menuruni tangga jalan bersampingan dengan Bi Sumi. Sedari tadi, wanita setengah baya itu mencoba menebak-nebak apa yang dipikirkan wanita muda itu. Sejak kepergian Tuannya, majikannya menjadi murung.

”Apa ada yang Mbak Dara pikirin?” tanya Bi Sumi hati-hati. Ia tidak mau begitu lancang karena tahu benar ia hanya seorang asisten rumah tangga.

Wanita muda itu hanya mengg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status