Sepulang sekolah, seperti biasa Ayu sopir menjemput dan menunggu di depan area parkir sekolahnya. Ayu tidak menyangka jika hari ini Doni lah yang Diana perintahkan untuk menjemputnya.Doni turun dari mobilnya masih dengan memakai setelan jas formal dan berjalan ke arah Ayu. Seketika itu juga semua tatapan berfokus pada Ayu termasuk Rayhan dan Ririn yang hendak mengambil mobil Rayhan."Ayo, Yu. Aku antar, sekalian kita makan siang ya." Doni tersenyum ke arah Ayu dan mempersilakan Ayu masuk ke dalam mobil dengan sangat romantis dan membuat semua orang iri."Pantas saja, ternyata si perempuan murahan itu uda main sama om-om berjas." Celoteh Ririn yang kemudian membuat Rayhan marah."Apa bedanya kamu dengan dia? Jaga bicara kamu atau aku akan menyumpal mulut kamu dengan tisu. Hari ini kita batal makan siangnya, aku kesal dengan kamu." Rayhan masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Ririn dengan rasa kesal dan malunya karena semua orang yang melihatnya mulai menertawakannya."Ini semua
Karena terlalu lama belajar, tanpa sadar Rayhan mulai tertidur. Lagi dan lagi, bayangan dan juga adegan panas antara dirinya dan Ayu berputar jelas di mimpi Rayhan. Namun kali ini lebih ekstrim karena Rayhan mulai bermain kasar.Dalam mimpinya, Rayhan bersetubuh dengan Ayu yang tangan dan kakinya Rayhan ikat. Ayu terlihat menangis namun itu tidak mengurangi rasa ingin memilikinya.Ayu menendang Rayhan yang berada di atasnya dan itu berhasil membuat Rayhan terjatuh.Bruukkk!Suara Rayhan terjatuh dan saat bangun, Rayhan kembali menyadari jika ia bermimpi."Aku ini kenapa sih? Kenapa bukan Ririn yang muncul. Apa aku harus ajak Ririn melakukan itu, siapa tau...."Keesokan harinya. Hari ini Rayhan terlihat bersikap sangat manis pada Ririn."Rin, nanti pulang sekolah kita belajar bareng yuk di rumahku?" Ajak Rayhan mengikuti rencana awalnya."Yuk," jawab Ririn senang tanpa banyak tanya.Rayhan dan Ririn tidak sabar untuk segera pulang sekolah. Hari ini Rayhan belum melihat Ayu karena Ayu s
"Sayang, kenapa berhenti?" Rayhan sedikit mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi Ririn."Ah, tidak. Aku lanjutkan sampai kamu puas. Selain hari ini, kapanpun kamu butuh aku, aku akan siap." Ririn melanjutkan gerakannya sampai Ririn lelah dan terkulai lemas di atas Rayhan.2 jam kemudian. Rayhan dan Ririn terbangun bersama-sama dan merasakan kulit mereka saling bersentuhan.Setelah sadar, Rayhan langsung memakai kembali pakaiannya dan Ririn juga sama. Ririn dan Rayhan sesekali saling pandang seperti mereka ingin bicara namun tidak berani."Ririn, kamu harus jujur. Aku bukan yang pertama kan? Aku bisa merasakannya," ujar Rayhan berterus terang dan membuat Ririn menunduk malu."Maaf, maksudku bukan seperti itu. Kamu sangat hebat tadi, jadi aku tau kalau kamu sudah lebih berpengalaman," ralat Rayhan membujuk Ririn."Dan kamu? Kamu dan Ayu, pernah melakukan ini?" Tanya Ririn gantian yang langsung membuat Rayhan terkejut hingga tak bisa berkata-kata."Ah, tidak." Rayhan memalingkan wajah
"Jangan marah, ini hanya hadiah pembuka dan hadiah yang sebenarnya ada di sini," ujar Michel memberikan Diana sebuah kotak lain yang ukurannya lebih kecil.Diana mengambil kotak tersebut dengan sangat hati-hati dan membukanya perlahan seraya menebak-nebak hadiah apa yang terdapat dalam kotak tersebut.Mata Diana berbinar seketika saat melihat isi kotak hadiah dari Michel tersebut. Senyum manis terukir di wajah cantik Diana."Wah, ini makanan yang uda lama banget tidak aku makan karena tidak ada yang menjual. Bagaimana kamu tau soal makanan ini?" Ternyata isi kotak tersebut adalah berbagai makanana ringan jaman dahulu yang sekarang ini sangat langka untuk didapat."Tentu aku tau, kamu selalu melihat makanan ini di ponsel milikmu. Jadi aku menyuruh pelayan dan koki untuk membuatnya. Tapi aku tidak tau kenapa kamu tidak minta pada koki untuk buatkan saja jika kamu ingin," ujar Michel sedikit bingung namun senang melihat reaksi Diana."Ini ha
Diana sungguh bodoh karena memasukkan jarinya ke dalam area sensitifnya dan membuat tubuhnya kembali merespon dan bagian bawahnya mengeluarkan cairan.Diana melotot menyadari hal itu dan memutuskan untuk berlari ke kamar mandi."Kau ini sudah punya anak tapi kenapa masih bodoh, Diana?" Diana memukul kepalanya dengan tangannya sendiri. Diana langsung membuka keran shower dan berdiri dibawah pancuran air hangat.Diana hampir dapat menghilangkan keinginannya lagi itu, tapi sialnya Michel yang baru saja bangun itu langsung menghampiri Diana yang berada di kamar mandi dan memeluknya.Adegan seperti pengantin baru ini sangat aneh dirasakan oleh Diana. Diana yang terkejut hanya bisa terdiam kaku dan melotot."Kita mandi bersama," pinta Michel yang malah menggosokkan senjatanya ke kulit bokong Diana yang saat itu membuat Diana menegang.Tangan Michel mengusap antara perut bawah Diana dan juga dada Diana."Michel, lepaskan. Aku mandi pakai shower, kamu pakai buthup ya." Diana mencoba menyadark
2 hari kemudian.Hari ini Michel, Diana dan yang lain sudah harus kembali ke Jakarta. Jake dan Vanessa juga sudah datang ke hotel yang Michel tempati dengan membawa banyak barang.Tampaknya Vanessa berniat ingin menghabiskan uang yang selama ini Jake simpan dan tidak pernah pakai. Jake tidak memiliki masalah untuk itu.Berbeda dengan Jake dan Vanessa, rombongan Michel tidak membawa apapun selain tubuh mereka. Mereka semua pergi ke bandara dengan mobil anak buah Michel yang sebelumnya mereka pakai.Mereka juga akan menaiki Jet milik Michel sama seperti sebelumnya agar lebih aman dan nyaman. Sebelumnya Ayu telah meminum obat anti muntah agar tidak mual sewaktu berada di dalam perjalanan."Semuanya sudah? Tidak ada yang tertinggal?" Michel memastikan sedang Jake bergerak memeriksa. "Sudah, hanya kenangan kita semua yang tersisa di sana." Diana menyahut dan masuk ke dalam jet lebih dulu diikuti oleh yang lain.Posisi duduk mereka juga sama seperti saat mereka pergi."Kamu senang gak, Ayu
Pagi hari.Semua orang mulai beraktifitas normal seperti biasa. Michel bangun lebih dulu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi dan keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian kerja.Diana, Nathan dan Talia masih tidur. Michel berjalan mendekat ke arah 3 orang yang ia sayangi itu dan mengecup kepala mereka bertiga bergantian tanpa membangunkan mereka.Di kamar lain, Ayu juga sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ayu berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan dan menunggu semua orang keluar dari kamar mereka dan datang ke ruang makan. Sambil menunggu semua orang datang, Ayu bergerak membantu pelayan membersihkan dan membereskan ruang makan walau pelayan melarangnya. Jujur saja, Ayu merasa tidak enak hati untuk tinggal sebagai bos di rumah Diana padahal Ayu juga bekerja untuk Michel dan Diana.Tak lama, Michel dan Nyonya Kelly menyusul masuk ke ruang makan dan duduk di kursi mereka seraya saling bertukar sapa."Pagi, Michel." Nyonya Kelly menyapa Michel lebih dulu seraya terseny
Hubungan Ririn dan Rayhan belakangan ini semakin memburuk apalagi saat pertengkaran terakhir Ririn dengan Rayhan saat mereka membahas masalah pernikahan. Rayhan seperti bersikap lebih dingin pada Ririn dan terus mengabaikan hingga menghindari Ririn yang membuat Ririn kesal hingga berniat ingin melabrak Ayu.Jam istirahat berbunyi dan seperti biasa semua orang akan berlomba berlari menuju kantin dan juga pedagang yang berjualan di depan gerbang sekolah. Ayu hanya memiliki 2 teman dekat. Salah satunya adalah Fina.Fina menghampiri meja Ayu dan mengajak Ayu pergi ke kantin sambil bertanya kemana saja Ayu berjalan-jalan."Yu, katanya kamu ke Singapura. Kemana aja? Mana oleh-olehnya?" Fina mengambil kursi dan duduk di samping Ayu."Kita cuman jalan-jalan ke museum sama pantai aja kok, Fina. Kita gak beli oleh-oleh, maaf ya. Bukan aku pelit, tapi kan aku gak punya duit. Ini aja aku uda syukur banget ada yang ngajak ke luar negeri buat jalan-jalan tanpa ngeluarin uang." Ayu menjelaskan denga
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka