"Jangan marah, ini hanya hadiah pembuka dan hadiah yang sebenarnya ada di sini," ujar Michel memberikan Diana sebuah kotak lain yang ukurannya lebih kecil.Diana mengambil kotak tersebut dengan sangat hati-hati dan membukanya perlahan seraya menebak-nebak hadiah apa yang terdapat dalam kotak tersebut.Mata Diana berbinar seketika saat melihat isi kotak hadiah dari Michel tersebut. Senyum manis terukir di wajah cantik Diana."Wah, ini makanan yang uda lama banget tidak aku makan karena tidak ada yang menjual. Bagaimana kamu tau soal makanan ini?" Ternyata isi kotak tersebut adalah berbagai makanana ringan jaman dahulu yang sekarang ini sangat langka untuk didapat."Tentu aku tau, kamu selalu melihat makanan ini di ponsel milikmu. Jadi aku menyuruh pelayan dan koki untuk membuatnya. Tapi aku tidak tau kenapa kamu tidak minta pada koki untuk buatkan saja jika kamu ingin," ujar Michel sedikit bingung namun senang melihat reaksi Diana."Ini ha
Diana sungguh bodoh karena memasukkan jarinya ke dalam area sensitifnya dan membuat tubuhnya kembali merespon dan bagian bawahnya mengeluarkan cairan.Diana melotot menyadari hal itu dan memutuskan untuk berlari ke kamar mandi."Kau ini sudah punya anak tapi kenapa masih bodoh, Diana?" Diana memukul kepalanya dengan tangannya sendiri. Diana langsung membuka keran shower dan berdiri dibawah pancuran air hangat.Diana hampir dapat menghilangkan keinginannya lagi itu, tapi sialnya Michel yang baru saja bangun itu langsung menghampiri Diana yang berada di kamar mandi dan memeluknya.Adegan seperti pengantin baru ini sangat aneh dirasakan oleh Diana. Diana yang terkejut hanya bisa terdiam kaku dan melotot."Kita mandi bersama," pinta Michel yang malah menggosokkan senjatanya ke kulit bokong Diana yang saat itu membuat Diana menegang.Tangan Michel mengusap antara perut bawah Diana dan juga dada Diana."Michel, lepaskan. Aku mandi pakai shower, kamu pakai buthup ya." Diana mencoba menyadark
2 hari kemudian.Hari ini Michel, Diana dan yang lain sudah harus kembali ke Jakarta. Jake dan Vanessa juga sudah datang ke hotel yang Michel tempati dengan membawa banyak barang.Tampaknya Vanessa berniat ingin menghabiskan uang yang selama ini Jake simpan dan tidak pernah pakai. Jake tidak memiliki masalah untuk itu.Berbeda dengan Jake dan Vanessa, rombongan Michel tidak membawa apapun selain tubuh mereka. Mereka semua pergi ke bandara dengan mobil anak buah Michel yang sebelumnya mereka pakai.Mereka juga akan menaiki Jet milik Michel sama seperti sebelumnya agar lebih aman dan nyaman. Sebelumnya Ayu telah meminum obat anti muntah agar tidak mual sewaktu berada di dalam perjalanan."Semuanya sudah? Tidak ada yang tertinggal?" Michel memastikan sedang Jake bergerak memeriksa. "Sudah, hanya kenangan kita semua yang tersisa di sana." Diana menyahut dan masuk ke dalam jet lebih dulu diikuti oleh yang lain.Posisi duduk mereka juga sama seperti saat mereka pergi."Kamu senang gak, Ayu
Pagi hari.Semua orang mulai beraktifitas normal seperti biasa. Michel bangun lebih dulu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi dan keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian kerja.Diana, Nathan dan Talia masih tidur. Michel berjalan mendekat ke arah 3 orang yang ia sayangi itu dan mengecup kepala mereka bertiga bergantian tanpa membangunkan mereka.Di kamar lain, Ayu juga sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ayu berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan dan menunggu semua orang keluar dari kamar mereka dan datang ke ruang makan. Sambil menunggu semua orang datang, Ayu bergerak membantu pelayan membersihkan dan membereskan ruang makan walau pelayan melarangnya. Jujur saja, Ayu merasa tidak enak hati untuk tinggal sebagai bos di rumah Diana padahal Ayu juga bekerja untuk Michel dan Diana.Tak lama, Michel dan Nyonya Kelly menyusul masuk ke ruang makan dan duduk di kursi mereka seraya saling bertukar sapa."Pagi, Michel." Nyonya Kelly menyapa Michel lebih dulu seraya terseny
Hubungan Ririn dan Rayhan belakangan ini semakin memburuk apalagi saat pertengkaran terakhir Ririn dengan Rayhan saat mereka membahas masalah pernikahan. Rayhan seperti bersikap lebih dingin pada Ririn dan terus mengabaikan hingga menghindari Ririn yang membuat Ririn kesal hingga berniat ingin melabrak Ayu.Jam istirahat berbunyi dan seperti biasa semua orang akan berlomba berlari menuju kantin dan juga pedagang yang berjualan di depan gerbang sekolah. Ayu hanya memiliki 2 teman dekat. Salah satunya adalah Fina.Fina menghampiri meja Ayu dan mengajak Ayu pergi ke kantin sambil bertanya kemana saja Ayu berjalan-jalan."Yu, katanya kamu ke Singapura. Kemana aja? Mana oleh-olehnya?" Fina mengambil kursi dan duduk di samping Ayu."Kita cuman jalan-jalan ke museum sama pantai aja kok, Fina. Kita gak beli oleh-oleh, maaf ya. Bukan aku pelit, tapi kan aku gak punya duit. Ini aja aku uda syukur banget ada yang ngajak ke luar negeri buat jalan-jalan tanpa ngeluarin uang." Ayu menjelaskan denga
"Ray, tolong maafkan aku. Ini salahku, jangan marah lagi ya." Ririn berusaha membujuk Rayhan dengan apa yang ia bisa."Jika kamu bisa berubah dan tidak bersikap seperti itu lagi, aku akan memaafkanmu dan tidak akan memutuskan hubungan denganmu sampai kita lulus. Kamu harus buat aku cinta dengan kamu, bukan malah buat aku kesal. Paham?" Rayhan menyuruh Ririn duduk di sofa ruang tamu."Baiklah, aku akan coba. Tapi tolong, tolong jauhi Ayu. Aku tidak bisa tidak cemburu melihat kamu bersama dengan Ayu." Ririn menatap mata Rayhan dengan tatapan penuh harap."Baiklah, aku akan coba. Sekarang kamu pulanglah. Aku harus belajar untuk ujian besok. Dan mulai besok, kamu jangan datang lagi ke rumahku karena besok orang tuaku akan pulang." Rayhan mengusir Ririn pulang karena hendak melakukan sesuatu."Oke, aku pulang." Ririn akhirnya pulang dan Rayhan langsung menghubungi dokter psikiater yang baru saja ia temui 1 kali di rumah sakit untuk konsultasi."Dokter, cara pertama gagal. Saya sudah coba p
Ririn tercengang melotot tak percaya mendengar ucapan Rayhan. Kaki Ririn seolah lemas seketika"Ray, ini bukan aku. Aku bisa jelasin. Aku hanya bermain-main dan memberinya pelajaran saja. Aku tidak berniat mencelakainya. Aku minta maaf, Ray." Ririn berlutut di hadapan Rayhan seperti orang yang tidak memiliki harga diri demi mengemis cinta Rayhan."Penjelasan apa yang ingin kamu katakan? Kamu tau jika apa yang kamu lakukan tadi bisa membunuh seseorang walau dia bukan Ayu? Kamu sebut ini main-main dan pelajaran? Aku tidak menyangka jika kamu bisa sekejam dan seburuk ini. Aku tidak bisa memaafkan kamu kali ini. Sekarang juga kita putus. Kamu tidak perlu takut, aku tidak akan melaporkan kamu pada komite sekolah atau polisi. Tapi jika kamu berani menyakiti orang lain lagi, aku pastikan kamu akan mendekam di penjara. Aku akan mengawasi kamu," ujar Rayhan tegas."Ray, aku mohon, jangan. Aku bersumpah, aku tidak akan seperti itu lagi, Ray!" Ririn menangis histeris melihat tubuh Rayhan menghil
"Ah, aku keluar ya Yu. Cepat sehat, kamu istirahat yang banyak." Rayhan buru-buru keluar dari ruang UKS karena tahu kalau Ayu pasti malu saat ini.Setelah Rayhan keluar."Yu, sekarang kamu sama Rayhan sudah baikan?" Fani bertanya pada Ayu."Kami tidak pernah bermusuhan, Fan." Ayu tersenyum ke arah Fani dengan bibir yang masih pucat.Tak lama, Diana sampai di sekolah Ayu dan langsung disambut oleh pembina pramuka Ayu. Sebelum Diana melihat keadaan Ayu, pembina pramuka Ayu lebih dulu menjelaskan keadaan Ayu pada Diana.Dahi Diana mengerut mendengar penjelasan pembina pramuka Ayu seraya mengangguk."Jadi, setelah hari ini. Saya tidak akan ijinkan Ayu untuk ikut pramuka, Pak. Tolong jangan tersinggung, saya tidak ingin ada hal yang membahayakan Ayu lagi." Ketus Diana terus terang."Baiklah, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk kecelakaan yang terjadi hari ini. Kami akan usahakan agar hal semacam ini tidak terulang lagi.""Kalau Ayu sampai terluka, saya akan tuntut sekolah ini. Ha