Share

BAB 3

Penulis: Pena Ertha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-01 18:30:25

Dimas masih terdiam sedangkan Naomi menunggunya dengan penuh harap. Dimas menghela napas berat dan hendak membuka mulutnya. Tetapi belum sempat Dimas mengatakan sesuatu Maya yang tiba-tiba muncul, menarik tubuh Dimas dengan kasar menjauh dari Naomi.

Naomi dan Dimas tercekat tapi belum sempat mereka bereaksi banyak Maya sudah melayangkan sebuah tamparan ke wajah Naomi.

“MAYA!” pekik Dimas saking terkejutnya.

“Dasar ganjen, suami kamu ga cukup apa?! Berani-beraninya deketin suami orang lain!” hardik Maya dengan wajah yang merah padam.

Naomi termangu seraya memegangi pipinya, merasakan wajahnya terbakar karena saking kerasnya tamparan Maya. Tapi sungguh apa Naomi berhak menerimanya?

“Ganjen?! Apa maksudmu?! Dia yang datang padaku,” balas Naomi tak gentar.

Naomi tidak terima wajahnya ditampar begitu saja padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Bahkan orang tuanya pun tidak pernah memukul Naomi sama sekali tapi lihatlah berani-beraninya Maya melakukan hal itu.

“Ga usah sok kecantikan deh—.”

“Maya berhenti!” Dimas berusaha menarik Maya agar menjauh dari Naomi tapi Maya dengan kasar langsung menepisnya dan menatap garang ke arah suaminya.

“Diem! Kamu ga usah ikut campur ini urusan aku sama cewek genit ga tau diri ini.” Maya menoyor kepala Naomi dengan kasar.

Kekesalan di hati Naomi semakin meluap. Maya sangat keterlaluan kali ini, wanita itu berlaku kasar dan menuduhnya sembarangan, saat Naomi bahkan tidak tertarik pada Dimas walau seujung kuku pun.

“Aku bahkan tidak melakukan apa pun atau menyentuhnya. Kenapa kamu sangat berlebihan?!” pekik Naomi yang langsung disambut oleh jambakan dari Maya pada rambut indah Naomi yang terurai.

“Dasar jalang! Kamu pikir aku bakal percaya?!”

Naomi meringis akar rambutnya tertarik-tarik hingga menimbulkan nyeri di seluruh kulit kepalanya. Naomi meronta hendak melakukan perlawanan sedangkan Dimas kepayahan melerai kedua wanita itu, ia bahkan kesulitan menarik Maya dan memisahkannya dengan Naomi.

Beruntung satpam datang dan menghentikan pertikaian itu. Di saat yang sama Pandu juga datang dengan barang belanjaan yang sudah dikumpulkannya dan menatap panik ke arah Naomi juga Maya.

“Mi ada apa?!”

Naomi hanya menatap sinis ke arah Pandu tanpa berkata apa-apa lalu pergi begitu saja. Naomi masih emosi karena Maya dan kini ia harus melihat wajah Pandu yang malah membuat hatinya semakin terasa sesak.

Kecurigaan itu begitu menyiksa Naomi hatinya tidak lagi merasa senang atau pun damai ketika berada di dekat Pandu dan tentu saja hal itu salah. Pandu adalah suaminya tapi di satu sisi Naomi juga cemas bagaimana kalau pria itu benar-benar bermain api di belakangnya?

“Mas, temen aku ada yang diselingkuhi suaminya,” celetuk Naomi saat ia dan Pandu sudah berada di dalam mobil.

Pandu sontak menginjak pedal rem mobilnya secara mendadak. Naomi yang duduk di sampingnya menyelidiki ekspresi pandu dengan penasaran. Jelas sekali suaminya tampak terkejut, tapi mengapa reaksi Pandu harus berlebihan? Sama seperti saat Dimas mengatakan hal serupa beberapa saat yang lalu.

“Kamu kenapa mas? Kok kaget gitu?” tanya Naomi dingin.

Pandu menghela napas berat lalu menjalankan kembali mobinya, “Kamu beneran terpengaruh omongan Dimas ya? Kenapa harus ngomongin itu sih?”

Naomi mendengus tidak percaya, “Mas aku cuma cerita, kenapa kamu harus nyolot gitu sih? Kalo emang ga ada apa-apa harusnya biasa aja,” sergah Naomi.

“Bukan gitu Nom, aku ga mau gara-gara omongan Dimas tadi kamu jadi terpengaruh dan mikir yang engga-engga tentang aku.”

“Ya terus kenapa kamu harus tersinggung?” sergah Naomi.

“Aku ga tersinggung, Mi cuma....”

“Turunin aku di depan!” pinta Naomi dengan dingin.

“Mi—.”

“Aku tuh cape tau ga. Kamu bahkan ga tau apa yang terjadi di supermarket tadi. Kamu gatau apa yang cewek itu lakuin ke aku. Tapi kamu bahkan ga tanya hal itu, kamu juga ga tanyain gimana kondisi aku,” kata-kata Naomi mengalir begitu saja, luapan emosinya sudah tidak bisa ia kendalikan lagi.

“Ok, maaf—.”

“Turunin aku!” tukas Naomi.

Akhirnya dengan terpaksa Pandu menepikan mobilnya dan membiarkan Naomi pergi sendiri. Lagi-lagi Naomi pikir menghindar adalah jalan terbaik untuk saat ini. Naomi takut ia akan berbicara lepas kendali dan mengungkap hal-hal yang belum pantas untuk diungkapkan. Selagi bukti-bukti belum cukup sepertinya Naomi akan terus menghindari Pandu sebisa mungkin.

***

Naomi tidak pulang dan memilih untuk bermalam di butik. Pandu tidak banyak mendebat Naomi ketika istrinya itu mengabari dan membiarkan melakukan apa yang diinginkannya. Mungkin Pandu ingin membiarkan Naomi menenangkan dirinya atau mungkin karena pria itu tidak peduli. Naomi tidak tahu dengan pasti.

“Menurut kalian anting ini milik wanita atau laki-laki?” Naomi menunjukkan anting yang ia temukan dari kamar gelap Pandu, pada karyawan di butiknya.”

Dan mereka kompak menjawab wanita. Ya manusia mana yang akan berpikir kalau sebelah anting itu milik pria? Dari bentuknya saja sudah jelas sekali. Setelah bertanya begitu Naomi memutuskan untuk pergi ke toko yang menjual anting tersebut.

Semalaman Naomi mencari-cari brand anting itu, ia bahkan bertanya di sebuah forum internet hingga akhirnya seseorang menjawabnya. Anting itu adalah barang limited edition dari brand perhiasan ternama. Akan mudah untuk mencari pembelinya karena anting itu hanya dijual sepasang saja.

Sungguh sebuah keberuntungan pikir Naomi. Dengan mengetahui siapa pemilik anting itu ia akan tahu siapa wanita yang menyusup masuk ke dalam rumahnya tanpa sepengetahuannya.

“Permisi saya mau tanya apa saya bisa melihat siapa pembeli anting ini? Tidak perlu data lengkap cukup namanya saja,” pinta Naomi pada seorang karyawan di toko perhiasan ternama itu.

Karyawan wanita di hadapannya melihat anting itu dengan saksama lalu meletakkannya lagi di atas meja kaca. “Maaf kami tidak bisa memberikan data konsumen pada siapa pun terkecuali untuk kepentingan penyelidikan dan ada surat perintah.”

Naomi mendesah, “Tapi saya hanya butuh namanya saja, tidak perlu nama lengkap tidak masalah, saya mohon,” desak Naomi dengan putus asa.

“Maaf tapi ketentuannya seperti itu.”

Berapa kali pun Naomi memohon karyawan itu tetap tidak mengabulkan permintaan Naomi. Padahal Naomi sudah merasa ia akan menemukan titik terang dan mengungkap kebenarannya, tapi ternyata ia salah.

Dengan kecewa Naomi berjalan keluar toko, tetapi karena pikirannya begitu kalut ia sampai tidak memerhatikan sekitar hingga tubuhnya tanpa sengaja menabrak tubuh seorang pria dan membuat anting yang ada di genggaman Naomi serta gawai milik pria itu terjatuh ke tanah.

“Ah, maaf saya....” ucapan Naomi terhenti begitu ia melihat sosok pria di hadapannya. Seperti dejavu, lagi-lagi pria yang berada di hadapan Naomi di saat seperti ini adalah Dimas. “Kamu...” Naomi segera mengerjap, “Maaf aku ga sengaja.”

Naomi buru-buru mengambil gawai milik Dimas yang teronggok di atas tanah dan dengan panik berusaha memeriksanya takut ada kerusakan. Begitu layar gawai itu berpendar dan memperlihatkan wallpaper ponsel itu gerakkan Naomi langsung terhenti.

Tangan Naomi tiba-tiba bergetar, dan matanya yang mulai berair menatap tidak percaya layar gawai yang kini sedang memperlihatkan foto separuh bagian wajah wanita berikut telinganya yang terhias cantik oleh anting yang sama dengan yang Naomi temukan di kamar gelap Pandu.

Dimas tidak mengerti mengapa Naomi mendadak diam saja, tapi begitu ia melirik ke bawah dan mendapati sebelah anting berkilau yang amat familiar untuknya, Dimas yang tersadar akan sesuatu langsung merebut ponselnya dari tangan Naomi.

“Aku harus pergi Nom—.”

Dimas hendak melangkah tapi Naomi mencekal lengannya.

“Itu Maya kan?” tanya Naomi dengan suara bergetar.

Lagi-lagi Dimas tidak langsung menjawab, ia malah bungkam dengan tatapan sama yang ia berikan pada Naomi saat Naomi menanyakan tentang Maya kemarin pagi. Tatapan getir yang berusaha menyembunyikan sesuatu dari Naomi.

Bulir air mata perlahan jatuh membasahi wajah mulus Naomi, “Anting itu cuma ada satu pasang... apa kamu ga penasaran gimana caranya sebelah anting itu ada di tanganku?!” Naomi meremas jas yang Dimas kenakan, dan menatap pria itu dengan penuh luka juga keputusasaan, “Kamu tau sesuatu kan Dimas! JAWAB!!!”

Bab terkait

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 4

    Dimas menatap iba ke arah Naomi, ia berkali-kali menggigit bibirnya dan terlihat tengah mempertimbangkan sesuatu. Sedangkan Naomi sudah yakin bahwa Dimas mengetahui sesuatu.Di saat yang bersamaan asisten Dimas datang menghampiri mereka tanpa peduli apa yang sedang terjadi antara bosnya dengan Naomi. “Pak, Ibu Anda....” asisten itu membisikkan sisanya pada Dimas.Dimas sontak terlihat panik dengan terpaksa ia melepaskan genggaman Naomi pada jasnya dengan kasar. “Maaf Nom, aku harus pergi.”“Jawab aku dulu, kamu bahkan ga jawab pertanyaanku kemarin!” rutuk Naomi dengan deraian air mata di wajahnya.Namun percuma saja Naomi tidak bisa mencegah Dimas pergi, pria itu tetap pergi begitu saja seperti sebelumnya tanpa menjawab kegelisahan Naomi dan dengan tatapan yang mencurigakan.Naomi memungut kembali anting sialan itu. Sudah dua bukti mengarah pada Maya, parfum dan anting itu, tapi tidak ada satu pun bukti nyata yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 5

    Kita tidak pernah benar-benar tahu isi hati dan tabiat seseorang sekalipun dia adalah orang terdekat kita. Begitulah yang sering Naomi dengar dari ibunya, tapi sungguh kali ini Naomi tidak berharap hal itu benar.Naomi ingin percaya pada Pandu bahwa pria itu tidak akan berani menyakiti hatinya, terlebih setelah semua cinta yang diberikan Pandu padanya. Tapi kenyataan pahit yang Naomi dengar malam ini mematahkan semua keyakinannya terhadap Pandu.Hati Naomi memburu, langkahnya semakin cepat menuju hotel itu. Namun saat Naomi hampir saja tiba dan hendak memasuki lobi hotel tiba-tiba seseorang dari arah belakang menarik lengan Naomi dan memutar tubuh Naomi hingga badanya memunggungi pintu masuk hotel.Begitu Naomi mendongak betapa terkejutnya dia saat mendapati Dimas tengah berdiri di hadapannya.“Kamu ngapain di sini?” tanya Naomi separuh tercekat.“Kamu ga perlu tau, tapi yang jelas sekarang aku ada urusan sama kamu.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 6

    Naomi yang meronta-ronta sontak terdiam demi mendengarkan rencana yang Dimas pikirkan untuk Pandu dan Maya.“Rencana apa maksudmu?” tanya Naomi dengan dahi yang berkerut.“Ayo kita balas perbuatan mereka dengan hal serupa supaya mereka merasakan rasa sakit yang kita alami kalau bisa lebih menyakitkan dari yang kita rasakan—.”Plak!!!Satu tamparan lagi-lagi mendarat di wajah Dimas, lengkap sudah kedua pipi Dimas memerah karena tempelengan Naomi.“Balas mereka dengan selingkuh katamu? Kamu bener-bener hilang akal ya?!” hardik Naomi, ia menatap tidak percaya ke arah Dimas. Bagaimana bisa Dimas berpikir seperti itu?Namun Dimas bungkam ia tidak menyanggah atau pun menatap wajah Naomi karena ia sendiri tahu bahwa ucapannya tidak masuk akal. Karena Dimas tahu bahwa tidak seharusnya dia berpikir begitu.“Kalau kita melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan lalu apa bedanya kita denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 7

    “APA KAMU BILANG?! Dasar wanita kampung tidak tau diri! Belajarlah menata rumahmu supaya kamu bisa menata hidupmu yang tidak jelas itu.”Tangan Naomi terkepal hingga buku-buku tangannya memutih, menahan luapan amarah yang ingin ia tumpahkan pada mertuanya yang suka ikut campur itu. Ingin sekali Naomi mengungkap kelakuan bejat putranya yang selalu dibangga-banggakannya itu. Tapi untuk apa? Mertuanya pasti akan tutup mata akan hal itu dan malah balas menyerang Naomi.“Sudahlah tidak ada gunanya berbicara denganmu, jadilah istri yang baik kalau kamu masih ingin menjadi menantuku.” Kamila mendengus, menatap sinis ke arah Naomi lalu beranjak pergi sambil menutup pintu masuk kuat-kuat.Naomi sontak tersentak. Hatinya yang sudah hancur berkeping-keping karena Pandu kini semakin remuk tak bersisa karena mertuanya.Sejak pertama kali bertemu dengan Naomi, Kamila memang sudah tidak menyukainya. Sebab Naomi bukanlah anak dari keluarga kaya melainkan dari keluarga sederhana di desa. Kamila tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 8

    Naomi langsung mematikan ponselnya tanpa mendengar lebih jauh perkataan Dimas. Apa maksud Dimas berkata seperti itu? Pria itu sepertinya sudah benar-benar gila karena amarahnya. Untuk sejenak Naomi hanyut dalam pikirannya, memikirkan ucapan Dimas. Resah karena apa yang mungkin akan pria itu lakukan padanya. Tidak ada jaminan bahwa Dimas tidak akan menghalalkan segala cara untuk memaksanya. “Mana pemilik butik ini!” Pekikkan seseorang dari arah luar ruangan membuyarkan lamunan Naomi. Memaksanya kembali pada hidupnya yang nyata dan runyam. “Saya mau uang saya kembali!” tuntut seorang ibu setengah baya sambil menginjak-injak jas hasil kerja keras Naomi tempo hari. Naomi langsung berlari mendekati ibu itu. “Saya pemiliknya ada masalah apa ya bu? Bisa tolong jelaskan baik-baik. Kami akan bantu.” “Bantu, bantu! Kamu mau nipu saya ya? Sudah bayar mahal-mahal untuk pesan jas di sini tapi apa ini? Kamu sebut ini layak!!!” Ibu itu mencak-mencak dan melempar jas yang sebelumnya ia injak pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 9

    Wajah Dimas seketika ikut memerah. Jantungnya berdegup kencang, entah apa yang merasukinya saat ini yang jelas gejolak hatinya terasa tidak biasa.“Hey, Naomi, bukankah situasi ini cukup berbahaya untukmu?” ujar Dimas dengan suara beratnya. Pandangannya masih terpaku pada Naomi seolah tersihir oleh pesona wanita yang kini berada di bawah badannya itu.Desir hasrat kecil dalam lubuk hati Dimas menuntun anggota tubuhnya untuk bergerak di luar kendali otaknya. Dimas membelai wajah Naomi yang terasa hangat kemudian perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Naomi.Dengan kendali hasrat bibir Dimas semakin mendekat hendak mengecup bibir merah muda Naomi. Ketika kedua bibir dua insan itu hampir bersentuhan tiba-tiba Dimas terdiam dan langsung bangkit.Dimas mengusap wajahnya yang memanas. “Ini tidak benar,” gumam Dimas memaki dirinya sendiri.“Seharusnya kamu biarkan aku memaki mereka malam kemarin,” celetu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 10

    “Haruskah aku mempercayainya?” batin Naomi.Naomi menggeleng cepat membuang jauh-jauh pikirannya dan kembali menyadarkan dirinya bahwa rencana Dimas adalah perbuatan yang salah. Naomi tidak boleh termakan bujukan pria itu.“Kamu ga perlu ambil keputusan sekarang.” Lagi-lagi Dimas berkata seolah dia bisa membaca pikiran Naomi. “Ayo aku antar pulang.”Dimas menarik lengan Naomi dan keluar dari kamar itu bersama. Berbeda dengan sebelumnya kali ini Naomi tidak banyak memberontak atau pun menolak. Dia menurut saja, lagi pula Naomi juga tidak memiliki energi untuk berdebat.“Terima kasih sudah mengantar—.”“Dimas, Naomi?!” seru Pandu memotong ucapan Naomi.Naomi sontak membeku, jantungnya hampir melompat keluar karena tidak menduga sama sekali kalau Pandu sudah pulang ke rumah.Pandu menatap Naomi dan Dimas bergantian penuh selidik, kecurigaan jelas sekali terpancar dari bola

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 11

    “Apa Dimas orang yang seperti itu? Kenapa juga aku harus peduli?” batin Naomi.Pandu mendekati Naomi dan mulai membelainya. Hasrat Pandu bahka tidak merasa puas walau sudah menghabiskan dua malam dengan Maya. Menjijikkan. Sekarang ia berharap Naomi mau bermain dengannya.Naomi tanpa ragu segera menepiskan tangan Pandu dari wajahnya. Sentuhan pPandu hanya mengingatkan Naomi bagaimana suaminya itu mencumbu Maya.“Kamu mau sarapan apa?” tanya Naomi mengalihkan pembicaraan seraya berjalan menuju dapur.“Aku sih apa saja. Tapi mamaku mau ke sini....”“Apa?!” tanpa sadar Naomi meninggikan suaranya dan membuat Pandu terheran-heran.“Loh reaksi kamu kok gitu? Kemarin Mama juga datang kan dia membantumu membersihkan rumah.”“Apa maksudmu? Aku yang membersihkan dan merapikan semuanya dia hanya datang lalu....” Naomi menghentikan ucapannya ia terlalu lepas kendali pagi ini.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20

Bab terbaru

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 38

    Tangan Naomi mengepal kuat hingga buku-buku tangannya memutih, rahangnya mengeras, air matanya jatuh tanpa Naomi sadari. “Brengsek!” Gumam Naomi. “Ayo Nom, kita—.” Dimas yang baru tiba sontak terdiam begitu melihat sikap Naomi. Dimas memerhatikan arah pandangan Naomi dan berusaha mengikutinya. ‘Astaga! Apa yang dia lihat?!’ batin Dimas. Dimas segera mengambil benda pipih canggih itu, tapi Naomi berhasil mencegahnya dan meraih gawai milik Dimas lebih dulu.“Nom....” Ucapan Dimas tertahan karena Naomi mendadak memelototinya, rasa cemas bercampur takut berdesir dari pembuluh darah Dimas. Tanpa banyak berbicara Naomi menarik pria itu keluar dari restoran dan berjalan menuju tempat yang sepi dengan terburu-buru.“Kamu memata-matai mereka?” tanya Naomi. Dimas mengembus napas berat, seperti yang ia duga ternyata benar Naomi melihat pesan dari salah satu temannya yang bekerja di agensi yang sama dengan Pandu dan Maya.Sejak mengetahui perselingkuhan Maya dan Pandu, Dimas menghubu

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 37

    Maya melirik ke bagian bawah tubuh Pandu sambil tersenyum nakal.Pandu berdecak lalu menarik tangan Maya hingga wanita itu jatuh di pangkuannya. Kemudian ia tatap kedua mata Maya dengan tatapan yang sangat intens, lalu tanpa banyak berbicara Pandu segera melahap bibir seksi milik Maya. Kedua bibir mereka beradu dengan liar. Mereka terhanyut dalam suasana panas itu tanpa memikirkan apa pun dalam benak mereka.Maya mendesah cukup kuat begitu milik Pandu memasuki area tubuh bawahnya. Pandu dengan cepat membekap mulut sahabatnya itu. “Pelankan suaramu atau kita akan ketahuan,” ujar Pandu. “Bagaimana aku bisa memelankan suaraku kalau kamu seliar ini....” Maya kembali mendesah kali ini ia berusaha menahan kuat suaranya agar tidak bergema terlalu kencang. Maya merasakan sesuatu yang berbeda dari pria itu. Pandu melakukannya lebih liar dari yang biasa sering mereka lakukan. Bahkan ia terus mendorong dengan kuat tanpa henti dan membuat Maya semakin hilang akal. “Kamu melakukannya l

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 36

    “Maukah kamu menemaniku lagi bermain paralayang?”Dimas mengerjap, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Dimas tidak menyangka sama sekali Naomi mau melakukannya lagi, Dimas pikir ini akan jadi yang pertama dan terakhir kalinya, mengingat wanita itu sangat ketakutan sebelumnya.Senyuman kembali merekah di wajah Dimas, “Tentu saja aku bersedia.”Akhirnya Naomi dan Dimas melakukan paralayang lagi dan untuk yang kedua kalinya Naomi terlihat lebih rileks walaupun tangannya masih mendingin saat mereka hendak meluncur. Dimas sangat puas ternyata usahanya untuk membuat Naomi bersenang-senang tidaklah sia-sia, wanita itu sangat menikmatinya. Mata Naomi tidak lagi terlihat sendu, binarnya kembali seperti sedia kala, seperti yang selama ini selalu Dimas lihat. “Aku pikir kamu tidak akan mau melakukannya lagi.”“Aku menyadarinya, ternyata kamu benar, kalau ini menyenangkan. Aku jadi mengerti semua maksudmu dan sepertinya aku akan ke sini lagi saat pikiranku kacau.”

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 35

    “Kalau pun aku harus mati karena itu, aku akan tetap melakukannya, Naomi.”Naomi tertegun, lamat-lamat ia menatap kedua mata Dimas dan ada kesungguhan yang terpancar dari sana. Entah itu hanya perasaan Naomi, atau tipuan belaka, atau bisa saja Dimas memang bersungguh-sungguh mengatakannya. Namun anehnya Naomi ingin percaya bahwa pria menyebalkan itu memang bersungguh-sungguh pada perkataannya.“Baiklah,” Naomi akhirnya melunak, “Tidak perlu menganggap serius pembicaraan barusan, aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya.” Setelah itu mereka memakai alat pengaman dan mendengarkan instruksi yang diberikan selepas semua instruksi di sampaikan oleh pemandu, Naomi dan Dimas bersiap-siap untuk melayang-layang di udara. Naomi beberapa kali menatap gusar daratan di bawah sana. Tangannya mendingin, wajahnya memutih. Dimas yang berada tepat di belakangnya menggenggam erat tangan Naomi. “Aku sudah sering melakukannya, kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak peduli kamu hanya asal bicara at

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 34

    Sejak turun dari bus Naomi terus memandangi empat buah permen yang Dimas berikan untuknya dengan embel-embel hadiah karena leluconnya yang bahkan Naomi pikir itu bukanlah lelucon yang lucu.“Tenang saja, Nom, ini bukan satu-satunya hadiah yang akan kamu terima,” ujar Dimas begitu menyadari bahwa Naomi sejak tadi terdiam karena menatap permen pemberian darinya.“Tidak usah membuat kesimpulan sendiri. Aku tidak memintamu untuk memberi apa pun padaku,” sahut Naomi, “Hanya saja....” lagi-lagi Naomi menghentikan ucapannya.Mendadak Naomi merasa bahwa ia tidak perlu mengatakan yang sedang ada dalam benaknya saat ini dan Naomi pikir Dimas juga tidak perlu mengetahuinya. Apa yang ingin ia katakan bukanlah hal yang penting, malah lebih tepatnya hanya sebuah informasi tidak penting. “Hanya apa? Kenapa kamu tidak menyelesaikan perkataanmu?” desak Dimas yang ternyata sudah menunggu Naomi dengan rasa penasaran yang menggebu. “Bukan sesuatu yang penting, sudahlah ayo kita berjalan lagi. Kam

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 33

    Tubuh Naomi tiba-tiba membeku, bola mata Dimas yang indah lagi-lagi berhasil menghipnotis Naomi. Naomi rasakan jantungnya mendadak berdegup dengan kencang, perlahan pipinya yang tirus mulai bersemu merah.Embusan napas Dimas yang dapat Naomi rasakan dengan jelas malah membuat perasaannya semakin tidak karuan.Dengan kencang Naomi mendorong tubuh Dimas agar pria itu menjauh darinya. Jika mereka terus bertahan di posisi seperti itu Naomi tidak tahu apa yang akan terjadi pada hatinya. Namun di saat yang sama bus yang mereka naiki mengerem mendadak hingga tubuh Naomi hilang keseimbangan, dengan sigap Dimas langsung menahannya dan berakhir Naomi jatuh di pelukan pria itu. Dalam pelukan Dimas, diam-diam Naomi bisa merasakan degup jantung pria itu. Naomi termenung saat merakan degup demi degup yang ia rasakan dari tubuh Dimas.‘Kenapa jantung Dimas berdetak dengan cepat?’ batin Naomi. Rasa penasaran mendadak terbit. Tapi Naomi tidak membiarkannya bertahan lama, baru sekejap saja ia la

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 32

    ‘Kak sepertinya kakak tidak punya teman laki-laki. Kak Naomi sudah punya pacar ya? Makanya menjauhi para laki-laki itu karena takut pacar kakak cemburu,’ goda Hana. Dengan senyum getir Naomi menjawab, ‘Aku tidak nyaman berada di dekat mereka. Bisa dibilang aku takut.’ Percakapan antara Hana dan Naomi beberapa tahun lalu kembali terputar di benak Hana. Saat itu, mereka sedang duduk di taman kampus dekat gedung fakultas mereka. Hana sedang asyik menatap orang-orang di depannya, entah itu yang sedang bergurau dengan gengnya atau bahkan yang sedang bermesraan. Sedangkan Naomi asyik menuangkan design pakaian yang ada di benaknya ke atas sebuah kertas putih A4. Jujur saja sejak Hana mengenal Naomi, ia tidak pernah melihat kakak tingkatnya itu dekat dengan pria mana pun. Bahkan Naomi jarang sekali berinteraksi dengan kaum adam itu. Komunikasi yang terjalin hanya jika benar-benar membicarakan hal penting selebihnya tidak ada. Sebab itu Hana mengatakan hal itu pada Naomi. Hana juga sem

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 31

    Belum selesai urusannya dengan Dimas, ia harus memghadapi situasi yang kurang mengenakkan dengan Hana. Tidak berhenti sampai situ kini ibu mertuanya tiba-tiba datang dan sudah hampir tiba di butiknya. Rasanya kepala Naomi mau pecah, tapi bagaimana pun juga ibu mertuanya adalah hal utama yang saat ini paling utama untuk Naomi hindari. Untuk urusan Hana....“Han, kalau ibu bertanya tentangku, katakan saja kalau aku sedang bertemu dengan customer,” perintah Naomi pada Hana dengan terburu-buru. “Aku bisa percaya padamu kan?” Tanpa menunggu jawaban Hana, Naomi segera bergegas pergi dari butik bersama Dimas melalui pintu keluar lain di butik itu. Perasaan Naomi sudah cukup buruk akhir-akhir ini dan ia tidak mau masalah juga kewarasannya semakin memburuk karena ibu mertuanya. Tepat setelah Naomi dan Dimas keluar dari butik, Kamila tiba di butik. Dengan wajahnya yang masam dia mendorong pintu butik dengan kasar. Matanya yang sinis menyapu seluruh ruangan, mencari mang

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 30

    Tanpa Naomi sadari tiba-tiba saja ia menganggukkan kepalanya seolah menyetujui hal perkataan Dimas.Tentu saja Dimas langsung tersenyum lebar, kedua manik beriris cokelatnya seketika berbinar-binar. “Bagus jika kamu setuju. Kalau begitu besok aku akan menjemputmu pagi-pagi sekali.” Naomi sontak tersentak seolah baru tersadar dari lamunan panjang yang entah akan ia sesali esok hari atau malah akan ia syukuri. Ia mengerjap-ngerjapkan bola matanya berusaha mengembalikan kesadarannya. “Tunggu, Apa maksudmu?!” tanya Naomi bingung.“Selamat malam, Nom.” Alih-alih menjawab pertanyaan Naomi, Dimas malah mengelus lagi pucuk kepala wanita itu kemudian berlalu begitu saja. Naomi yang masih tidak mengerti berusaha mengejar Dimas seraya berseru menuntut penjelasan pria menyebalkan itu, tapi Dimas malah mengabaikannya dan dengan cepat menghilang tanpa mengatakan sepatah kata lagi. “Kenapa dia mau menjemputku besok pagi? Untuk apa?! Kenapa dia selalu tidak jelas kalau b

DMCA.com Protection Status