Share

Sentuh Aku!

Author: Lalita Rhea
last update Last Updated: 2024-04-08 17:33:23

"Kalian tak mengerti ucapanku?" tanya pria itu sekali lagi. Wajahnya yang tampan serta rahangnya yang kuat kini mengeras.

Melihat kedatangan tamu tak diundang itu, Maxwell dan teman-temannya hanya bisa saling pandang, sebelum akhirnya tertawa meremehkan.

"Hei, kau. Ini bukan urusanmu! Memangnya siapa kau? Preman kampungan? Gak usah ikut campur, yang ada kau yang cari mati sama kita!" tukas salah seorang pemuda yang saat itu kebagian memegangi tangan kiri Gabby.

Tatapan mata Bima semakin gelap dan penuh kemarahan, ketika melihat keadaan sang nona yang sudah tak karuan. Apalagi saat melihat sebelah tangan Maxwell berada di dalam gaun pesta Gabby, makin membuat pria itu meradang.

Dia memang tak seharusnya meninggalkan Gabby sendirian. Memang, kedatangannya sebagai bodyguard pribadi untuk anak bosnya terkesan mendadak, sehingga membuat gadis itu tak begitu suka dengannya, dan memaksanya untuk tak ikut di dalam. Tapi, dia tak menyangka, jika dirinya justru akan menyaksikan gadis yang seharusnya dia jaga hampir dilecehkan seperti ini!

"Jauhkan tanganmu dari tempat yang tidak semestinya!" hardik Bima.

Gabby merasakan cengkraman beberapa pria pada tubuhnya seketika longgar dan terlepas. Fokus mereka ternyata teralihkan karena kehadiran sang bodyguard.

"Apa kau tidak tahu kau sedang berhadapan dengan siapa? Sebelum aku membuat hidupmu yang hina itu semakin hina, cepat menyingkir dari sini! Anggap kau tak melihat apapun," Maxwell mengancam.

Bima memicingkan mata saat melihat seorang pemuda dengan alis yang terpotong, mulai melangkah maju. Pemuda itu menatap Bima sambil menggerakkan kepalanya, hingga terdengar bunyi tulang yang berderak. Ia juga memasang kuda-kuda sambil melompat kecil. 

"Oh, kau mau bermain boxing rupanya?" tukas Bima, ketika melihat pemuda itu mencoba menggertak dengan gerakan tinju. "Baiklah, akan aku turuti."

Bima kemudian berdiri dengan kedua tangan terkepal di depan wajahnya.

Jap! 

Jap!

Pemuda itu mulai melayangkan beberapa kali tinju ke arah Bima, namun masih bisa ia hindari dengan menggerakkan kepalanya berlawanan arah dari pukulan.

Tak juga bisa mendaratkan pukulan, pemuda tadi lantas mundur beberapa langkah. Ia mengambil jarak aman agar Bima tak bisa langsung menyerang balik.

"Kau, lumayan juga," ucap pemuda beralis terpotong itu, meremehkan.

Pemuda itu kembali maju beberapa langkah sambil melayangkan tinjunya. Ia mengincar wajah, area samping kanan dan kiri kepala, serta perut Bima.

Tapi meskipun pukulan yang diarahkan pada Bima begitu membabi buta dan diperhitungkan dengan baik layaknya seorang petinju profesional, entah kenapa pria tinggi besar itu seperti tak tersentuh.

Sorak sorai yang awalnya antusias terdengar di belakang, mulai terasa melemah. Makian dan gerutuan mulai terdengar dari mulut Maxwell dan kawan-kawannya.

Di sudut ruangan, Gabby makin tak karuan. Ia merasakan pusing dan mual yang tak tertahankan.

"Huek!" 

Akhirnya Gabby memuntahkan isi lambungnya yang seakan terbakar. Bima melihat dari sela-sela tubuh lawannya, dan merasa jika ia sudah harus menyelesaikan permainan ini.

"Mari kita sudahi semuanya. Nona Gabby sudah hangover!" ucap Bima, seperti sedang meremehkan lawan pertandingannya.

"Bacot!" maki pemuda itu. Ia kemudian meringsek maju dengan pukulan yang lebih kuat dan bertubi-tubi mengarah pada Bima.

DUG!

Satu tinju keras berhasil Bima hantamkan dengan telak pada rahang bawah lawannya. Karena terlalu berkonsentrasi untuk menyerang Bima, pemuda beralis terpotong itu sampai lupa untuk membentengi dirinya sendiri.

"Aaakkkkhhh!" 

Pemuda itu lantas terpental ke belakang dan jatuh menghantam tembok. 

Maxwell dan teman-temannya seketika diam tak berkutik. Mereka terlalu terkejut mendapati jagoan mereka kalah. 

Demi harga dirinya di depan teman-temannya dan juga tak mau diremehkan, Maxwell maju ke depan menantang Bima dengan sisa-sisa keberaniannya.

"Kau merusak kesenanganku, sialan! Kau tidak tahu siapa aku, hah?!" hardik Maxwell di depan wajah Bima.

Saat Maxwell terbakar amarah, berbanding terbalik dengan Bima. Pria itu bahkan hanya bergeming dan sesekali melirik pada Gabby yang sudah bersandar tak berdaya di tembok belakang.

"Memangnya kau siapa?" tanya Bima, tak peduli.

"Aku Maxwell Douglas. Putra tunggal pemilik Maxima Inc. Jika kau menggangguku, itu artinya kau cari mati!" gertak Max lagi.

Ia pikir bodyguard yang dibawa Gabby itu akan ketakutan setelah mengetahui siapa dirinya. 

Tapi ternyata dugaannya tadi salah! 

Tiga detik setelah menggertak Bima, sebuah bogem mentah telak menghantam wajah pemuda itu, hingga ia terjungkal ke belakang dan menghantam layar LED besar yang ada disana.

Melihat Maxwell pingsan dan temannya yang jago boxing ternyata terkapar dan kalah, kelima pemuda yang lain seketika lari kocar kacir keluar dari ruangan untuk menyelamatkan diri.

Bima lantas melangkah cepat menghampiri Gabby yang tengah terbakar oleh gairah. Ia menggendong Gabby keluar dari night club, dan membawa sang nona pulang kembali ke rumah dengan menggunakan mobilnya.

Bima melajukan mobil milik Gabby dengan kecepatan sedang. 

Pria itu berusaha untuk tetap berkonsentrasi pada jalanan yang ada di hadapannya, namun, tiba-tiba, gadis itu mulai melenguh panjang, membuat konsentrasinya buyar begitu saja.

“Ugh.. panas..”

Di bangku samping, Gabby sedang meracau tak jelas disertai desahan-desahan yang membuat buku kuduk Bima seketika meremang. Rupanya gadis itu benar-benar mabuk dan tak sadar dengan apa yang sedang ia perbuat.

"Oh, ayolah! Aku pikir pekerjaan jadi pengawal nona muda itu takkan seberat ini," keluh Bima dengan gusar.

Pria itu menarik nafas panjang. Ia bahkan tak berani melirik pada Gabby yang duduk di sebelahnya.

"Kak, tolong sentuh aku!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nadia Valorez
Seperti biasa karya Author memang tidak pernah mengecewakan ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Ke Hotel?!

    “Sentuh aku sekarang juga!” Gadis cantik itu merayunya dengan tatapan mata sendu, membuat Bima merasa jantungnya seakan ingin meledak. "Mbak, jangan! Bahaya, Mbak! Mending Mbak diam dulu sampai saya antar pulang, ya!?" sahut Bima dengan gugup. Wajah pria itu memerah saat telapak tangan Gabriella yang lentik, menjalari pahanya dan berhenti tepat di tengah-tengah gundukan yang tersembunyi dalam celana. "Pulang? Jangan pulang, Mas! Nanti ada orang rumah yang lihat," tolak gadis yang tengah mabuk itu, sambil mengusap-usap gundukan yang awalnya tenang, kini mulai menunjukkan eksistensinya. "Mbak! Tangannya tolong dijaga! Saya jadi nggak bisa fokus nyetir!" hardik Bima, mulai tak bisa mengontrol emosinya ketika tangan Gabby sengaja berlalu lalang di sekitar area pribadi miliknya. "Ayolah, Kak Bima. Tolong aku!" rengek Gabby, yang sudah tak bisa lagi mengontrol hasratnya. Bima mendesah berat. Ia kesal bukan kepalang. Pikirannya buyar, konsentrasinya terpecah. Ia yang sedang menyetir, h

    Last Updated : 2024-04-08
  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Jebakan Untuk Gabby

    Akhirnya setengah jam kemudian, Bima merasa jika penderitaannya akan segera berakhir. Rumah kediaman keluarga Huang yang megah bak istana, sudah tak jauh lagi."Mbak Gabby, sudah sampai. Ayo saya bantu turun!" ucap Bima sebelum ia membuka pintu di samping kemudi."Aku mau digendong!" Gabby merengek dengan nada manja.Bima hanya mendesah saat mendengar permintaan sang nona muda. Dengan hati-hati, ia lantas membuka pintu mobil dekat Gabby, dan meraih tubuh sintal itu dalam rengkuhannya.Setiap kali kulit Gabby bergesekan dengan kulit Bima, maka efek obat itu semakin meletup-letup. Gabby mengalungkan kedua lengannya pada leher Bima, dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang dan berotot tersebut."Mbak Gabby diem ya! Jangan aneh-aneh. Nanti kalo saya gagal fokus, kita berdua bisa nyungsep!" bisik Bima dekat dengan telinga Gabby.Suasana rumah yang sudah sepi dan temaram, membuat Bima harus hati-hati melangkah sambil membawa bobot tubuh Gabby di kedua lengannya. Pada pukul satu dini har

    Last Updated : 2024-04-08
  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Bimasena

    Ia masih pada posisinya semula, tertelungkup di atas kasur dengan mulutmenganga. Suara dengkurannya yang kencang, seakan meredam suara jam weker yangberisik.Sebuah ketukan pintu yang menyerupai gedoran, seketika membuat keduamata pria itu terbuka seketika.Dengan mata masih setengah terpicing, ia meraih jam weker yang membuatgaduh tersebut, dan mematikannya."Ya ampun. Baru juga tidur sebentar. Udah pagi lagi," keluhnyapelan.Ia lantas menggeliat. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Iabaru bisa tidur jam tiga pagi, dan harus bangun jam enam pagi. Sungguh sangatmenyiksa hanya bisa tidur tiga jam setelah seharian sibuk bekerja."Bima!" Dari luar terdengar lagi ketukan pintu dan seseorang yang memanggilnamanya. Meskipun dengan perasaan enggan, ia memaksa dirinya untuk bangun danmembuka pintu."Iya, ya. Aku sudah bangun!" sahutnya, ketika ia membuka pintuuntuk seseorang yang sudah membangunkannya.Seorang pria berkulit putih dan bermata sipit, sudah berdiri di depanp

    Last Updated : 2024-04-08
  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Kau Harus Tanggung Jawab!

    Gabby tidur seharian untuk menghilangkan efek mabuknya. Ia benar-benar bangun di sore hari, dan merasa jika tubuhnya lebih segar. Jauh berbeda dari sebelumnya."Aku harus bertemu dengan lelaki mesum itu! Dia pasti sudah mengambil kesempatan saat aku sedang mabuk!" gumam Gabby.Selain Maxwell dan teman-temannya, Gabby juga menaruh dendam pada pria yang jadi pengawalnya tersebut.Ingatannya pada kejadian Maxwell sangat jelas. Sedangkan ingatannya tentang Bima, rasanya samar-samar. Ingatan samar tentang sebuah ciuman yang membuatnya dimabuk kepayang. Sebuah ciuman yang mampu pikirannya kosong dan tubuhnya semakin terbakar."Ya ampun! Apa yang sudah dia lakukan padaku?!" pekik gadis itu, merasa malu dan terhina.Selain sudah menciumnya, Gabby yakin jika pria itu juga yang sudah melucuti bajunya ketika ia mabuk.Ia lantas menggeram marah. Pengawalnya memang harus diberi pelajaran tentang sopan santun!Setelah mandi dan merapikan diri, Gabby bergegas turun ke lantai satu. Tak ada siapapu

    Last Updated : 2024-05-10
  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Apa Yang Kau Lakukan Padaku?

    "Iya. Saat ini aku sedang jauh dari rumah," ucap Bima, ketika seseorang di seberang sambungan sana mulai menangis.Bima menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal. Ia paling tidak tega jika seseorang yang sedang bicara dengannya itu mulai menangis. Pria itu lantas menarik nafas panjang. Tatapannya menerawang ke arah taman samping, yang terlihat dari arah dapur. Sebelah tangannya masuk ke dalam saku celana, sedangkan satunya lagi masih memegangi ponsel yang di dekatkan ke telinga."Nanti jika waktu sudah tiba, aku pasti a—""Mas Bima! Kau harus tanggung jawab!" Bima segera memutar tubuhnya ke arah seseorang yang baru saja berteriak tepat di belakangnya.Ia melihat sang nona yang kemarin malam sudah berhasil membuatnya tak bisa tidur hingga jam tiga dinihari, tengah berdiri dengan tampang galak.Dahi Bima mengernyit bingung."Tanggung jawab? Tanggung jawab apa?" tanya pria itu yang sempat terkaget-kaget karena perkataan Gabby barusan.Gabby melangkah satu kali agar lebih de

    Last Updated : 2024-05-12
  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Bima Dan Tanda Merah Di Leher

    Bima menatap Jiao Long dengan tatapan bertanya-tanya.Jiao Long yang merasa jika ia tengah diperhatikan oleh seseorang, seketika menolehkan kepala."Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya pria bermata sipit, yang jadi tangan kanan dan orang kepercayaannya Anthony Huang.Bima berjalan pelan ke meja makan khusus para pekerja di rumah itu. "Tumben kau tidak membangunkanku pagi ini. Kenapa? Kau terlambat bangun?" tanya Bima.Tangannya mengambil sebuah piring, dan mengambil telor orak arik dan dua tangkup roti.Li Jiao Long hanya melirik sekilas pada Bima. dan kembali menatap laptop yang ada di depannya."Bapak hari ini ingin istirahat di rumah. Katanya beliau kurang fit hari ini," sahut Jiao Long, sambil menyesap kopi luwak kesukaannya.Bima tersenyum. Jika hari ini Anthony Huang tidak kemana-mana, berarti ia pun hanya akan berdiam diri di rumah."Kalau begitu, hari ini aku bebas tugas?" tanya Bima, sambil mengunyah roti dengan telor orak-arik yang jadi menu sarapannya.Jiao Long mengg

    Last Updated : 2024-05-15
  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Jebakan untuk Nona Muda

    "Ayo, habiskan Gabby! Cepatlah kau habiskan!" Teriakan lantang seorang pria tiba-tiba memenuhi ruangan dengan lampukelap-kelip di dalam club. Pria itu berdiri sembari menjambak rambut seoranggadis muda, dan memaksanya untuk menenggak satu gelas alkohol yang sudahdisiapkan sejak tadi. Gadis yang bernama Gabriella Huang itu terbatuk-batuk dan menangis,ketika kerongkongannya serasa terbakar akibat minuman keras yang terpaksa harusia telan.Di sofa, seorang pria lain yang sedari tadi menatap ke arah sang wanitadan juga teman-temannya, hanya bisa tertawa melihat Gabby yang tersiksa. Entahmengapa, pria itu terlihat sangat puas bisa mempermainkan putri sulung darimusuh bebuyutan ayahnya.Manik biru dari pria campuran Australia-Indonesia bernama MaxwellDouglas itu seketika menggelap kala melihat gaun pesta yang dikenakan oleh sangwanita, mulai basah karena alkohol.Sementara Gabby, hanya bisa meringkuk di dekat sofa. Gadis itu berusahamenahan sakit yang mulai menjalar ke kepala,

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Bima Dan Tanda Merah Di Leher

    Bima menatap Jiao Long dengan tatapan bertanya-tanya.Jiao Long yang merasa jika ia tengah diperhatikan oleh seseorang, seketika menolehkan kepala."Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya pria bermata sipit, yang jadi tangan kanan dan orang kepercayaannya Anthony Huang.Bima berjalan pelan ke meja makan khusus para pekerja di rumah itu. "Tumben kau tidak membangunkanku pagi ini. Kenapa? Kau terlambat bangun?" tanya Bima.Tangannya mengambil sebuah piring, dan mengambil telor orak arik dan dua tangkup roti.Li Jiao Long hanya melirik sekilas pada Bima. dan kembali menatap laptop yang ada di depannya."Bapak hari ini ingin istirahat di rumah. Katanya beliau kurang fit hari ini," sahut Jiao Long, sambil menyesap kopi luwak kesukaannya.Bima tersenyum. Jika hari ini Anthony Huang tidak kemana-mana, berarti ia pun hanya akan berdiam diri di rumah."Kalau begitu, hari ini aku bebas tugas?" tanya Bima, sambil mengunyah roti dengan telor orak-arik yang jadi menu sarapannya.Jiao Long mengg

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Apa Yang Kau Lakukan Padaku?

    "Iya. Saat ini aku sedang jauh dari rumah," ucap Bima, ketika seseorang di seberang sambungan sana mulai menangis.Bima menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal. Ia paling tidak tega jika seseorang yang sedang bicara dengannya itu mulai menangis. Pria itu lantas menarik nafas panjang. Tatapannya menerawang ke arah taman samping, yang terlihat dari arah dapur. Sebelah tangannya masuk ke dalam saku celana, sedangkan satunya lagi masih memegangi ponsel yang di dekatkan ke telinga."Nanti jika waktu sudah tiba, aku pasti a—""Mas Bima! Kau harus tanggung jawab!" Bima segera memutar tubuhnya ke arah seseorang yang baru saja berteriak tepat di belakangnya.Ia melihat sang nona yang kemarin malam sudah berhasil membuatnya tak bisa tidur hingga jam tiga dinihari, tengah berdiri dengan tampang galak.Dahi Bima mengernyit bingung."Tanggung jawab? Tanggung jawab apa?" tanya pria itu yang sempat terkaget-kaget karena perkataan Gabby barusan.Gabby melangkah satu kali agar lebih de

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Kau Harus Tanggung Jawab!

    Gabby tidur seharian untuk menghilangkan efek mabuknya. Ia benar-benar bangun di sore hari, dan merasa jika tubuhnya lebih segar. Jauh berbeda dari sebelumnya."Aku harus bertemu dengan lelaki mesum itu! Dia pasti sudah mengambil kesempatan saat aku sedang mabuk!" gumam Gabby.Selain Maxwell dan teman-temannya, Gabby juga menaruh dendam pada pria yang jadi pengawalnya tersebut.Ingatannya pada kejadian Maxwell sangat jelas. Sedangkan ingatannya tentang Bima, rasanya samar-samar. Ingatan samar tentang sebuah ciuman yang membuatnya dimabuk kepayang. Sebuah ciuman yang mampu pikirannya kosong dan tubuhnya semakin terbakar."Ya ampun! Apa yang sudah dia lakukan padaku?!" pekik gadis itu, merasa malu dan terhina.Selain sudah menciumnya, Gabby yakin jika pria itu juga yang sudah melucuti bajunya ketika ia mabuk.Ia lantas menggeram marah. Pengawalnya memang harus diberi pelajaran tentang sopan santun!Setelah mandi dan merapikan diri, Gabby bergegas turun ke lantai satu. Tak ada siapapu

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Bimasena

    Ia masih pada posisinya semula, tertelungkup di atas kasur dengan mulutmenganga. Suara dengkurannya yang kencang, seakan meredam suara jam weker yangberisik.Sebuah ketukan pintu yang menyerupai gedoran, seketika membuat keduamata pria itu terbuka seketika.Dengan mata masih setengah terpicing, ia meraih jam weker yang membuatgaduh tersebut, dan mematikannya."Ya ampun. Baru juga tidur sebentar. Udah pagi lagi," keluhnyapelan.Ia lantas menggeliat. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Iabaru bisa tidur jam tiga pagi, dan harus bangun jam enam pagi. Sungguh sangatmenyiksa hanya bisa tidur tiga jam setelah seharian sibuk bekerja."Bima!" Dari luar terdengar lagi ketukan pintu dan seseorang yang memanggilnamanya. Meskipun dengan perasaan enggan, ia memaksa dirinya untuk bangun danmembuka pintu."Iya, ya. Aku sudah bangun!" sahutnya, ketika ia membuka pintuuntuk seseorang yang sudah membangunkannya.Seorang pria berkulit putih dan bermata sipit, sudah berdiri di depanp

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Jebakan Untuk Gabby

    Akhirnya setengah jam kemudian, Bima merasa jika penderitaannya akan segera berakhir. Rumah kediaman keluarga Huang yang megah bak istana, sudah tak jauh lagi."Mbak Gabby, sudah sampai. Ayo saya bantu turun!" ucap Bima sebelum ia membuka pintu di samping kemudi."Aku mau digendong!" Gabby merengek dengan nada manja.Bima hanya mendesah saat mendengar permintaan sang nona muda. Dengan hati-hati, ia lantas membuka pintu mobil dekat Gabby, dan meraih tubuh sintal itu dalam rengkuhannya.Setiap kali kulit Gabby bergesekan dengan kulit Bima, maka efek obat itu semakin meletup-letup. Gabby mengalungkan kedua lengannya pada leher Bima, dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang dan berotot tersebut."Mbak Gabby diem ya! Jangan aneh-aneh. Nanti kalo saya gagal fokus, kita berdua bisa nyungsep!" bisik Bima dekat dengan telinga Gabby.Suasana rumah yang sudah sepi dan temaram, membuat Bima harus hati-hati melangkah sambil membawa bobot tubuh Gabby di kedua lengannya. Pada pukul satu dini har

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Ke Hotel?!

    “Sentuh aku sekarang juga!” Gadis cantik itu merayunya dengan tatapan mata sendu, membuat Bima merasa jantungnya seakan ingin meledak. "Mbak, jangan! Bahaya, Mbak! Mending Mbak diam dulu sampai saya antar pulang, ya!?" sahut Bima dengan gugup. Wajah pria itu memerah saat telapak tangan Gabriella yang lentik, menjalari pahanya dan berhenti tepat di tengah-tengah gundukan yang tersembunyi dalam celana. "Pulang? Jangan pulang, Mas! Nanti ada orang rumah yang lihat," tolak gadis yang tengah mabuk itu, sambil mengusap-usap gundukan yang awalnya tenang, kini mulai menunjukkan eksistensinya. "Mbak! Tangannya tolong dijaga! Saya jadi nggak bisa fokus nyetir!" hardik Bima, mulai tak bisa mengontrol emosinya ketika tangan Gabby sengaja berlalu lalang di sekitar area pribadi miliknya. "Ayolah, Kak Bima. Tolong aku!" rengek Gabby, yang sudah tak bisa lagi mengontrol hasratnya. Bima mendesah berat. Ia kesal bukan kepalang. Pikirannya buyar, konsentrasinya terpecah. Ia yang sedang menyetir, h

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Sentuh Aku!

    "Kalian tak mengerti ucapanku?" tanya pria itu sekali lagi. Wajahnyayang tampan serta rahangnya yang kuat kini mengeras.Melihat kedatangan tamu tak diundang itu, Maxwell dan teman-temannya hanyabisa saling pandang, sebelum akhirnya tertawa meremehkan."Hei, kau. Ini bukan urusanmu! Memangnya siapa kau? Premankampungan? Gak usah ikut campur, yang ada kau yang cari mati sama kita!"tukas salah seorang pemuda yang saat itu kebagian memegangi tangan kiri Gabby.Tatapan mata Bima semakin gelap dan penuh kemarahan, ketika melihatkeadaan sang nona yang sudah tak karuan. Apalagi saat melihat sebelahtangan Maxwell berada di dalam gaun pesta Gabby, makin membuat pria itumeradang.Dia memang tak seharusnya meninggalkan Gabby sendirian. Memang,kedatangannya sebagai bodyguard pribadi untuk anak bosnya terkesan mendadak,sehingga membuat gadis itu tak begitu suka dengannya, dan memaksanya untuk takikut di dalam. Tapi, dia tak menyangka, jika dirinya justru akan menyaksikangadis yang sehar

  • Bodyguard Tampan Ternyata Milyarder    Jebakan untuk Nona Muda

    "Ayo, habiskan Gabby! Cepatlah kau habiskan!" Teriakan lantang seorang pria tiba-tiba memenuhi ruangan dengan lampukelap-kelip di dalam club. Pria itu berdiri sembari menjambak rambut seoranggadis muda, dan memaksanya untuk menenggak satu gelas alkohol yang sudahdisiapkan sejak tadi. Gadis yang bernama Gabriella Huang itu terbatuk-batuk dan menangis,ketika kerongkongannya serasa terbakar akibat minuman keras yang terpaksa harusia telan.Di sofa, seorang pria lain yang sedari tadi menatap ke arah sang wanitadan juga teman-temannya, hanya bisa tertawa melihat Gabby yang tersiksa. Entahmengapa, pria itu terlihat sangat puas bisa mempermainkan putri sulung darimusuh bebuyutan ayahnya.Manik biru dari pria campuran Australia-Indonesia bernama MaxwellDouglas itu seketika menggelap kala melihat gaun pesta yang dikenakan oleh sangwanita, mulai basah karena alkohol.Sementara Gabby, hanya bisa meringkuk di dekat sofa. Gadis itu berusahamenahan sakit yang mulai menjalar ke kepala,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status