Share

128. Masih Mau Debat?

Penulis: Zoya Dmitrovka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Mr. KidOO, jangan ngomong gitu!" seru Rara. Dia berjalan mendekati kepala cabang H.O Airways.

"Saya bilang, kamu diem aja, Ra!" tegur Mr. KidOO lagi.

Rara berdiri di sisi kiri Mr. KidOO. Dia mendekati telinga pria berambut hitam tersebut.

Rara berbisik, "Mr. KidOO, dia itu Tuan Muda Kevan Hanindra. Dia cucu pertama keluarga Hanindra kesayangan Tuan dan Nyonya Besar. Di masa depan, dia akan gantiin Tuan Christian."

Selesai mengetahui fakta, jantung Mr. KidOO nyaris berhenti berdetak. Dia meletakkan kedua tangan di atas meja. Kepalanya tertunduk. Dia buru-buru menguasai dirinya.

"Ah, Rara! Kamu itu cuma resepsionis dan lulusan SMA doang. Tau apa kamu tentang Kevan?"

Helena mencibir Rara. lalu, dia menoleh ke arah Kevan.

"Van, masa kamu nggak kenal Rara sih?"

Kevan duduk di sudut meja panjang. Dia menatap Rata mencoba mengingatnya.

"Rara itu adik kelas kita. Dia ketua mading sekolah. Inget, nggak?"

Benar saja. Usai mendengar penjelasan Helena, Kevan ingat beberapa potongan masa laluny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zoya Dmitrovka
Kak, nama kakak mau dimasukin ke buku nggak? Spill nama kakak yah. Kalau mager, spill via DM ke akun IG aku @zoyaalicia_dmitrovka Mamacih :⁠^⁠)
goodnovel comment avatar
kumpulgame
mantaap. lanjut..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    129. Mr. KidOO

    "Maafin saya, Tuan Kevan. Anda bener. Perusahaan kita bisa gunain pasal 9A untuk mereka."Mr. KidOO melotot begitu membaca artikel tentang pasal 9A yang disebutkan Kevan. Dia tidak menyangka otak Kevan yang begitu cerdas bisa menyerap banyak informasi. Bersamaan dengan itu, pintu ruang meeting terbuka. "Pak Kevan, Pak Eko Zanetti udah di sini." Rara membungkuk sambil memberitahu Kevan. Pria yang datang bersamanya juga ikut membungkuk. "Selamat pagi dan selamat datang, Tuan Muda." Eko memberi salam. Eko maju menghampiri Mr. KidOO. "Pak, ini surat pemutusan hubungan kerja untuk mereka."Mr. KidOO menatap dokumen di tangan Eko. Kevan menyela percakapan mereka."Pak Eko, Kamu aja yang urus! Karena ini bukan wewenang kepala cabang."Kevan benar. Pekerjaan yang berhubungan dengan kontrak kerja adalah tugas HRD. Tapi, kenapa Mr. KidOO yang turun tangan?Itu adalah pemikiran Kevan yang tidak dia ungkapkan. Tapi dia justru mencari tahu. "Ayo pergi ke ruangan kamu, Mr. KidOO!"Kevan melang

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    130. Nggak Bisa Disepelekan

    "Anda percaya dengan kemampuan Mr. KidOO, Tuan?" Pukul 05:00 sore waktu kota Baubau, Nexterra. Kevan sudah selesai berurusan dengan Mr. KidOO. Kevan tidak kembali ke rumah, ataupun ke apartemen. Namun, dia dan Ziyad sedang dalam perjalanan menuju salah satu restoran Seafood di kota Baubau.Bukan ingin menikmati menu yang ada di restoran seafood, tetapi Kevan akan memenuhi undangan makan malam Adnan Mahdi."Aku udah buktiin sendiri kemampuan baca saham Mr. KidOO emang nggak bisa disepelekan, Ziyad. Kamu sendiri lihat, kan?"Kevan membuka jasnya. Lalu, membuka kemeja yang seharian sudah dipakainya. Dia mengambil kemeja yang tergantung di kirinya. Lalu, memakainya. Dia juga memakai jas hitam yang tergantung."Iya, Tuan. Saya takjub dengan kemampuannya. Mata Tuan Christian memang tajam."Sesekali Ziyad melirik Kevan dari kaca depan mobil. Dia menginjak rem ketika lampu merah lalu lintas menyala. Selesai memakai gel rambut, Kevan kembali duduk tenang. Dia mengaktifkan ponsel lamanya. Me

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    131. Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba

    "Kita udah sampai, Tuan."Kevan tersadar dari lamunannya. Dia menatap pemandangan di luar mobil. Lalu, menatap jam di pergelangan tangan kanannya. "Jam 05:50 sore. Kamu nggak salah tempat, Ziyad? Yakin ini restoran seafood yang Pak Adnan bilang?""Lihat aja nama restorannya, Tuan! Tuh di atas yang warna merah menyala!" Ziyad menunjuk papan nama restoran seafood.Kevan membaca papan nama di bagian atas yang kelap-kelip. "Seafood Murti." "Kalo berdasarkan maps, ya ini tempatnya, Tuan," kata Ziyad.Kevan segera menyimpan ponsel di saku celana. "Ayo!"Kevan membuka pintu mobil dengan sangat tidak sabar. Seseorang menghampirinya dari arah belakang."Selamat sore menjelang malam, Tuan Muda," sapa seorang pria. Kevan berbalik. Dia melihat pria muda berpakaian rapi dengan rambut klimis. Pria itu membungkuk."Kamu Ali Osman?" tanya Kevan. Si pria mengangguk. "Benar. Saya diutus Bu Maudy untuk jadi pengacara pribadi Anda, Tuan Kevan."Kevan menatap Ali. Dia mencoba membaca ekspresi wajahnya

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    132. Omong Kosong

    'Kamu memang nggak ngasih tau tentang bisnis Pak Hamdi. Tapi, aku tau Pak Hamdi lebih baik dari kamu, Pak Adnan,' gumam Kevan. Kevan tersenyum. Kevan seolah meremehkan Adnan yang sudah puluhan tahun terjun di dunia bisnis sebelum dirinya.Kevan mendekati mulutnya ke daun telinga Adnan. Dia berbisik, "Pak Adnan nggak mungkin nggak tau bisnis Pak Hamdi, kan?"Adnan membatu. Dia tidak merespon apapun.Kevan duduk tegak kembali. Dia melipat tangannya di atas meja. Dia menatap Hamdi yang mengalihkan pandangan ke arah lain."Hemm, jadi kamu nggak bisa makan seafood, Van? Terus kamu mau pesen apa? Saya akan minta Koki masak spesial buat kamu."Rinanto mengambil alih situasi. Dia melihat raut wajah Hamdi berubah masam dan enggan berinteraksi. Karena Rinanto ingin mengambil keuntungan dari Kevan, maka dia harus menjadi penjilat yang ulung."Sapo tahu biasa aja, Pak," jawab Kevan.'Kenapa aku ngerasa Pak Rinanto lagi coba ambil hatiku, ya?' Kevan berpikir. Dia tentu pandai menilai gerak-gerik

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    133. Hinadina

    "Eh, Hamdi!" teriak Senopati. "Kamu mau ke mana? Kamu nggak mau cobain rokok baru?"Hamdi menghilang di balik pintu. Dia tidak memedulikan teriakan Senopati. "Ziyad!" Kevan menyerukan nama asistennya. Dia mengangguk. Ziyad bergegas pergi mencari tahu ke mana perginya pria dingin itu. Sekarang, Kevan hanya didampingi Ali Osman. Kevan masih terlihat santai seolah tidak terganggu dengan kata makian dan sikap Hamdi. "Kamu sebelumnya udah kenal Hamdi, Van?" tanya Senopati. "Kok dia kayaknya nggak suka sama kamu? Apa kalian ada masalah di masa lalu?""Iya, Van. Bikin khawatir aja!" celetuk Rinanto. Kevan tersenyum tipis. Kevan terlihat tidak ingin membahasnya. Adnan menambahkan. "Kita berempat akrab. Tapi, Hamdi emang orangnya gitu. Dia susah ditebak. Kelakuan dia tergantung moodnya."Kevan menutup rapat-rapat hubungannya dengan Hamdi. Dia kembali ke topik utama. "Jadi, gimana? Pak Senopati sama Pak Rinanto mau dukung aku, kan?"Kevan mempertegas tujuannya. Dia berharap baik Senopati

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    134. Masa Lalu Kevan dan Hamdi

    "Dan aku pikir, Pak Hamdi yang terhormat lupa sama anak muda yang hinadina ini!"Kevan memberikan isyarat kepada Ziyad dan Ali agar mereka berdua menjauh darinya. Kemudian, Kevan mengambil satu batang rokok premium K.C Tobacco, lalu membakarnya."Cih! Mana mungkin saya lupa sama kampret kayak kamu. Ke mana aja kamu selama beberapa tahun ini?! Sembunyi di mana kamu?!"Kevan Hanindra. Tumbuh besar di lingkungan kumuh kota Tango. Hidup serba pas-pasan dan kerap dihina membuat Kevan menjadi sosok dewasa sebelum waktunya.Hamdi memandangi Kevan dari atas sampai ke bawah. Dia seolah tidak mengenali Kevan."Kamu dan James itu sama-sama kampret. Bedanya, kamu kerja masih pake otak dan James nggak."Kevan dan Hamdi sama-sama menikmati rokok. Mereka membicarakan masa lalu yang kelam."Saking bodohnya, James gampang ketangkap polisi." Hamdi melanjutkan bicaranya. Kevan bersandar di badan mobilnya bagian belakang. Sedangkan Hamdi berdiri agak menjauh dari Kevan. Kevan mengalihkan pembicaraan. "A

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    135. Apa Dia Luna?

    "Oh, iーitu ...."Ziyad tidak sanggup berkata-kata. Selain takut salah bicara, dia juga tidak ingin membuat Ciara semakin geram. "Apa?! Kamu mau kasih alasan apa?!"Seolah menantang, Ciara membuat Ziyad kehabisan kata-kata. "Ha! Ha! Ha!" Semua orang terkejut mendengar suara tawa Kevan. Dia membuka matanya. "Ishhh! Kamu cuma pura-pura tidur, ya?!" Ciara kembali tersulut emosi. Dia memukul-mukul lengan Kevan. "Sakit! Sakit!" teriak Kevan menahan sakit. "Kamu nggak sadar udah ganggu tidur aku? Suara kamu tuh berisik banget."Ziyad lega karena Kevan sudah bangun. Sebab jika tidak, mungkin saja Ciara tidak akan berhenti mencaci-maki dirinya. "Makanya kamu tuhー"Kaki Kevan menginjak tanah. Dia menarik tubuh Ciara. Lalu, menutup mulut Ciara dengan bibirnya. "Ummpphh ....""Ah, sial si Kevan!" gerutu Bima.Bima pergi cepat-cepat dari sana. Begitu juga dengan Ziyad. Tubuh Ciara yang semula menegang, kini rileks. Dia membiarkan Kevan menciumnya. Tidak lama, Kevan melepaskan ciumannya.

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    136. Abuse of Power

    "Coba lihat baik-baik, Pak! Bener nggak dia Luna? Aku udah kirim fotonya via chat."Hening hingga beberapa saat. Kevan tidak lagi mendengar suara Hamdi. "Van, ini di mana? Kok kayak di panggung?""Jawab aja! Dia Luna atau bukan?"Kevan mengulangi lagi pertanyaannya. Kali ini, Hamdi menjawab."Iya. Dia Luna. Kamu ketemu dia di mana? Saya ke sana sekarang."Dia benar-benar Luna. Kevan lega mengetahuinya."Aku di Hanindra Orion Hotel. Aku lagi liat pemilihan brand ambassador. Dan, Luna salah satu pelamar."Hamdi terkejut. "Apa?!" teriaknya.Kevan terpaksa menjauhi ponsel dari daun telinganya. Teriakan Hamdi membuat Kevan merasa tidak nyaman."Jadi, tebakanku bener? Pak Hamdi nggak tau masalah ini?""Luna tertutup. Dia nggak mau ngomong apa-apa sama saya, Van." Hamdi membeberkan alasan.Kevan mendengarkan dengan seksama. Dia tahu kekhawatiran yang dirasakan Hamdi. "Kamu bisa nggak tahan Luna? Saya ke sana sekarang. Jarak dari rumah ke hotel kamu nggak jauh. Ya, cuma 20 menit kalo nggak

Bab terbaru

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    370. Akhir Perjalanan Hidup Kevan Hanindra

    Donita menyadari ada yang tidak beres dengan suaminya. "Leon, kamu kenapa?" tanyanya, cemas. Donita bergegas lari ke arah Leon. Tangan Leon bergetar hebat. Setelah melototi dokumen kesehatan Christian di tangannya, sekarang Leon sedang menatap wajah ayahnya yang semakin memucat. Kemudian, dia segera membaca laporan keuangan keluarga.Melihat pemandangan itu, tidak ada seorang pun yang berbicara. Mereka menunggu reaksi Leon. Donita menarik paksa dokumen dari tangan Leon. Beberapa detik kemudian, mulutnya menganga lebar. "Ini nggak mungkin!" teriak Donita. "Ini pasti ada yang salah." Donita melirik Cinta yang duduk tenang memandanginya. "Iya kan, Mama mertua? Ini cuma halusinasi aku aja karena terlalu stres." Donita berkata dengan frustasi.Cinta menggeleng. Sedangkan Leon mematung di tempat. "Paman Leon sama Bibi Donita kaget, ya?" Suara Kevan memecahkan keheningan. "Di rumah ini, cuma keluarga kalian dan anak-anak Paman Ken aja yang belum tau."Hati Leon dan Donita semakin terir

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    369. Masalah Internal Keluarga Hanindra

    Setelah kesalahpahaman dengan Ciara selesai, Kevan meminta tunangannya pergi ke Pink Beach Island lebih dulu bersama Felicia dan Quden untuk mempersiapkan pernikahan. Sedangkan Kevan kembali ke kota Paloma. Dia ingin menjemput keluarganya sebelum menyusul Ciara. Sehari sebelumnya, Ciara sudah mengetahui rencana pernikahan mereka. Karena keduanya melakukan fitting baju pengantin bersama. "Huhhh!" Kevan menghela napas panjang. Dia baru tiba di rumah besar keluarga Hanindra. Dia berjalan menuju ruang tengah di mana semua orang telah menunggunya."Tuan, Anda harus sabar!" Omar senantiasa mengingatkan Kevan. Kevan tidak menjawab. Dia terus berjalan tanpa menoleh.Setibanya di ruang tengah, semua orang sudah duduk bersama Christian dan Cinta. "Silakan duduk, Tuan!" Rofiq mempersilakan Kevan untuk duduk di sisi kanan Christian. "Malam, Kakek, Nenek," sapa Kevan. Lalu, dia menatap kedua Theo dan Jasmine yang duduk di sebelahnya. Rencana Kevan untuk menyusul Ciara tidak berjalan dengan

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    368. Move On

    "Apa?! Anak kandung Kak Kevan?!"Ciara mengulangi kata-kata Nulla. Dia merasa hal itu sangat mustahil. Tapi jika dipikir-pikir, tidak ada hal mustahil di dunia ini kan? Bagaimana bisa, Kevan yang begitu bucin kepada Ciara menghamili wanita lain? Apalagi wanita itu adalah Nulla yang notabenenya mantan pacar sekaligus cinta pertama Kevan. Namun, jika sudah berurusan dengan nafsu, apapun bisa saja terjadi, kan?Kevan menghela napas kasar. Dia menatap Nulla yang sedang tersenyum lebar. Kevan beranjak pergi menghampiri Ciara. "Yang, jangan dengerin Nulla!"Ciara menghempas tangan Kevan. Dia memandangi Kevan dan Nulla bergantian. "Kamu belum bisa move on dari Cinta pertama kamu ya, Kak?" Wajah Ciara masam. "Kalo kamu belum selesai sama masa lalu, jangan berani-beraninya mulai sama orang baru."Usai mengatakan hal itu, Ciara pergi. Dia mengambil langkah cepat seolah tidak peduli dengan jantungnya yang terasa sakit. "Eh, Van! Kamu mau ke mana?" Nulla berteriak. Dia mencoba menghalangi Ke

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    367. Sepasang Kekasih

    "Masuk, Van!"Nulla membuka pintu kamar apartemen nomor 303. Namun, Kevan tidak langsung masuk. Merasa tidak ada pergerakan dari Kevan, Nulla menoleh ke belakang. "Kenapa? Ayo masuk!" ajaknya lagi. Nulla baru selesai mandi. Rambutnya basah dan dia masih memakai jubah mandi. Kevan tidak bodoh. Nulla pasti sedang merencanakan sesuatu. Bisa jadi firasat Omar tadi benar. Untuk sesaat, Nulla sibuk dengan ponselnya. Dia sedang mengetik pesan singkat untuk seseorang.Nulla: Nona Ciara, cepetan dateng ke Grand Hyeth Apartment nomor 303. Kamu pasti penasaran aku dan tunangan kamu ngapain aja, kan?Nulla tidak berniat menunggu pesan balasan Ciara. Dia kembali menatap Kevan. "Ada perlu apa?" tanya Kevan dengan tatapan sinis. "Di sini aja ngomongnya!"Kevan enggan masuk. Dia tidak ingin menimbulkan kecurigaan."Aku mau ngomongin tentang Miguel. Kamu yakin mau ngomong di depan pintu? Kamu nggak takut kalo ada yang nguping?"Nulla berdiri di ambang pintu, lalu celingukan. Sepi. Suasana di kori

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    366. Grand Hyeth Apartment

    Sesampainya di rumah, Kevan melihat Ciara murung. Ciara berbaring lesu di kamarnya. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran Kevan dan Felicia. Felicia menghampiri anak satu-satunya. "Cia!" Ciara terkejut. Dia segera bangun. "Mama kapan pulang?" Sore hari yang redup ini sepertinya kota Baubau akan diguyur hujan. Suasana hati Kevan sedang tidak baik, sama seperti Ciara. Kevan mendekati Quden yang berdiri di dekat pintu. "Apa seharian ini Cia cuma tiduran aja?" tanyanya, penasaran. "Dia nggak bales chat aku sama sekali. Gimana nafsu makannya hari ini?"Quden adalah seorang yang jujur. Dia pun menjawab apa adanya. "Nona sama sekali nggak mau makan. Dia cuma minum susu aja, Bos." Kevan menatap Ciara yang sedang berbicara dengan Felicia. Wajah keduanya sedih. "Seharian ini, Nona Ciara habisin waktu di depan laptop baca-baca berita keluarga Darwin. Jadi, apa rencana Bos selanjutnya? Ngomong-ngomong, Pak Omar ke mana?""Omar masih di pengadilan. Aku balik sama Angga." Kevan terlihat benar-

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    365. Putusan Sidang

    "Huh!" Kevan melirik Felicia sedang menghela napas berat. Sejak tadi, Kevan berusaha menguatkan hati calon ibu mertuanya. Kevan memberikan botol air mineral kepada Felicia. "Ma, minum dulu!" Kevan lega. Karena setidaknya, Felicia masih mau minum di tengah ketegangan suasana ruang sidang. Dua hari lalu, Ciara sudah membereskan para pemegang saham yang ingin mundur dari Darwin Group. Ciara mentransfer uang sebanyak Rp 10 triliun sebagai ganti saham mereka. Tidak hanya itu, sehari sebelum sidang perdata digelar, keluarga Darwin sudah mengumumkan kebangkrutan mereka. Kini, Darwin Group telah diakuisisi oleh K.C Tobacco milik Kevan. Dengan cara itu, sudah sangat jelas bahwa K.C Tobacco ingin mengambil alih penuh tanpa melibatkan pemegang saham lama dalam struktur kepemilikan baru. Akuisisi ini memang menyakitkan bagi Ciara dan Felicia. Namun, mereka tidak memiliki cara lain. Selain itu, mereka berdua masih memiliki saham di K.C Tobacco. Tentu saja, Miguel tidak tahu hal itu. Denga

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    364. Punya Banyak Uang

    Pukul 9:00 malam waktu kota Baubau. Kevan dan Ciara sudah kembali ke rumah 1 jam yang lalu. Ciara tampak kelelahan. Mereka duduk di ruang tamu.Kevan duduk di sofa single menghadap ke pintu utama. Sedangkan Ciara dan Felicia duduk di sofa panjang bersama Arkan. Omar dan Angga berdiri di belakang Kevan. "Cia, kamu hebat. Kamu kuat menghadapi orang-orang. Aku salut sama keberanian kamu." Arkan tidak berhenti membanggakan Ciara. Namun, Kevan berwajah masam saat mendengarnya. Pintu pun terbuka. Quden berdiri di ambang pintu. Dia menatap Kevan. "Tuan, ada jajaran eksekutif di luar mau ketemu Anda dan Nona Ciara." Quden memberitahu. Sorot matanya tajam penuh dengan ancaman."Suruh masuk aja!" perintah Kevan. Kevan menatap Ciara dan Felicia. Lalu, mengangguk kepada Quden."Baik," sahut Quden. Tidak lama, dia menghilang di balik pintu. "Mama sama Cia inget kan rencana kita? Sekarang udah waktunya eksekusi."Kevan melihat Felicia tersenyum dengan paksa. Dia juga melihat sorot mata Felic

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    363. Mediasi

    Rapat mendadak dengan jajaran eksekutif sudah selesai. Sekarang, Ciara sedang rapat bersama tim public relation dan tim kuasa hukum perusahaan di ruangan yang sama. Kevan tidak beranjak dari kursinya. Dia dengan setia menunggu Ciara menyelesaikan rapat. Di samping Kevan, Arkan duduk dengan tenang. Dia ingin melihat kepiawaian Ciara memimpin rapat.Di ruang rapat, Ciara berbicara. “Kita harus mengambil langkah-langkah yang sudah aku rencanakan untuk memulihkan kepercayaan dan memastikan Darwin Group tetap menjadi perusahaan yang dihormati,” katanya, antusias. Semua orang mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa ini adalah tantangan besar, tapi dengan strategi yang tepat, mereka bisa mengatasi dampak negatif dan membangun kembali reputasi perusahaan."Siapa ketua tim public relation di sini?" tanya Ciara. Seorang wanita berambut pirang sebahu mengangkat tangan. "Saya, Nona. Nama saya Susan Arardjo.""Oke, Susan. Pertama-tama, aku mau hari ini kamu buat agenda transparansi dan komunikasi

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    362. Strategi Ciara

    Hari berikutnya, Ciara dan Kevan kembali ke pulau Pearl. Pagi ini, Ciara akan mengadakan rapat darurat dengan para eksekutif perusahaan Darwin Group. Kevan dan Ciara kembali bersama Arkan yang sekarang sedang rapat bersama pengacara yang dia bawa dan tim pengacara perusahaan di ruangan berbeda. Di ruang rapat Darwin Group, Ciara berbicara kepada tim manajemen. “Kita harus bekerja keras untuk memulihkan reputasi perusahaan. Aku tau, ini nggak akan mudah. Tapi dengan kerja sama dan dedikasi, aku yakin kita bisa mengatasi tantangan ini,” katanya dengan penuh semangat.Tim manajemen mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa ini adalah saat yang sulit. Tapi, mereka bertekad untuk membawa Darwin Group kembali ke jalur yang benar. Mereka akan memastikan perusahaan ini tetap menjadi simbol integritas dan kepercayaan.Ciara menatap sekretarisnya. "Sarah, bagiin sekarang!""Baik, Nona." Sarah berdiri. Dia membagikan satu lembar kertas kepada tim manajemen. Kevan dan para jajaran direksi hanya te

DMCA.com Protection Status