'Nyatanya Aku tidak bisa berhenti merindukan mu'
-Arkan Samudra
~~~~~
Sekolah telah usai Anak anak ber bondong bondong pulang ke rumah, ada juga yang memilih nongkrong sebelum pulang, biasa anak zaman sekarang yang setelah pulang sekolah tidak langsung pulang melainkan nongkrong dulu xixixixi.
"Hei jangan lupa nanti Kita vid call setelah sampai di rumah!" ucap Ghea dengan antusias dan mengingat kan.
"Okey bos" celetuk Jelita
Aku hanya tersenyum dan mengangguk kecil tanpa kata.
Kami bertiga berjalan bergandeng tangan menuju gerbang depan sekolah dengan derai tawa menapaki kita bertiga.
Tiba tiba di depan gerbang sekolah Ghea melihat Arkan sudah di sana, begitu juga dengan ku, aku bisa melihat Arkan dari kejauhan.
"Hei! Lihat siapa dia yang menunggu di pintu gerbang? Seperti nya kita kenal?" celetuk Ghea dengan melirik ke arahku.
"Hei! Dia pasti menunggu seseorang! siapa ya dia? romantis banget, andai aku memiliki seseorang seperti dia" celetuk Jelita dengan memasang ekspresi menghayal dan sesekali melirik ku.
"Hei! berhenti menghayal! Dia pasti menunggu Peri bisu kita! siapa lagi kalau bukan dia?!" ucap Ghea dengan tersenyum menggoda ku dan menyikut pelan lengan ku.
"Kau pasti spesial dimata nya Lintang! kapan akan jadian?" celetuk Jelita asal dengan wajah polos dan ekspresi antusias.
"Hei! omong kosong apa ini! ucap Ku dengan agak ketus dan dingin
"Hei berhenti menyangkal nya!" ucap Ghea dengan terkekeh.
"Kami hanya bersahabat, berhenti membuat lelucon!" ucap ku sinis mendahului mereka dengan kedua tangan terlipat di bawah dada dan memasang earphone di kedua telinga ku.
seakan ini adalah ciri khas ku seorang Lintang yang berjalan selalu dengan kedua tangan terlipat tidak pernah tidak!.
"Hei, makanya sekali kali kau harus membuat lelucon!" teriak Ghea berharap aku bisa mendengar nya dari jauh.
Namun aku bersikap seolah tak mendengar teriakan Ghea, Aku bersikap acuh tak acuh kepadanya dengan tetap memilih berjalan santai dengan anggun, padahal Telinga ku sangat sangat mendengar teriakan nya bahkan gendang telinga ini hampir copot karena teriakan nya meskipun aku sudah memakai earphone.
"Lintang kembali dengan perangai nya yang membuat siapa saja menjadi kesal" celetuk Jelita menghembuskan nafas kasar.
"Memang dia seperti itu, Kita yang harus bersabar menyesuaikan nya, hei! Kau sendiri kenapa bertanya seperti itu kepada Lintang?" ucap Ghea kepada Jelita dengan heran
"Ya aku hanya bercanda saja"
ucap Jelita polos.
"Terserah lah"
Ghea malah terkekeh dengan ucapan Jelita dan menyusul langkah ku dengan berlari kecil.
~~~~~
Arkan yang melihat langkah ku menuju ke arahny tersenyum dengan manis dengan menatap ku.
"Hei! Kenapa menatap ku dengan senyuman seperti itu?" celetuk ku kepada Arkan.
"Ga apa, apa aku terlihat tampan jika tersenyum seperti tadi?" celetuk Arkan percaya diri.
"Hei! Berhenti lah membual! bahkan kau tak sedikit pun tampan!" ucap ku dengan terkekeh.
"Hei! Apa kau mengejek ku?dasar!" cetuk Arkan dengan mencubit pipi ku dan mengacak acak rambut panjang ku.
"Hei! berhenti mengacak acak rambut ku!" Aduh ku kepada Arkan dengan ketus dan membenahi rambutku kembali.
"Apa kau Iri jika aku cantik?" celetuk ku asal dan tersenyum menggoda Arkan.
"Hei! berhenti Membual! yah..Aku iri jika kau cantik karena aku tidak ingin semua lelaki memandangimu seperti ingin memiliki mu" ucap Arkan seraya melahap permen nha dengan ganas dan melihat ke arah lain berharap aku tidak mendengar kan perkataan nya. Karena seperti nya ia tadi sedang keceplosan.
Aku malah tertawa dengan perkataan Arkan barusan saja.
"Kau sangat lucu jika marah dan ketus kau selalu terceplos omongan yang tidak ingin kau keluarkan dan kau utarakan," ucap Ku terkekeh.
"Hei! itu tidak seperti yang kau bayangkan! yang kau dengar tadi hanyalah..."
Aku segera memotong perkataan Arkan dengan cepat
"Hanya suara hatimu?" celetuk ku dengan terkekeh memperlihatkan deretan gigi gigi ku.
"Apa kau menghawatirkan ku?" tanya ku dengan senyum menggoda
"Hei! siapa yang ingin menghawatirkan Anak nakal seperti mu? lupakan saja!"
Celetuk Arkan dengan ekspresi menahan malu atas ucapan nya tadi dan tidak berani menatap ku terlalu lama.
"Tuan Arkan, tapi Aku sudah dipandangi oleh banyak anak cowo, dan bagaimana pendapatmu?" ucap ku dengan terkekeh dan membuat Arkan menjadi ketus.
"Kalau begitu aku tidak berpendapat" ucap Arkan menyerah.
Aku tertawa dengan memperlihatkan deretan gigi rapiku dn senyum manis ku.
"Kau sangat lucu Tuan Arkan! Aku bangga pada mu bisa memiliki sahabat yang yah...bisa dibilang bisa menjadi pelawak internasional dan membanggakan diriku," ucap ku dengan tersenyum dan memberi tepuk tangan bak anak kecil mengucapkan selamat ulang tahun.
"Aku akan selalu membanggakan mu lihat saja nanti," ucap Arkan dengan yakin.
"Wah...benarkah? Aku kunci perkataan mu Tuan Arkan!" ucap ku dengan berlagak sedang mengunci pintu rumah.
Seraya diiringi tawaku dan Arkan bersamaan
***
Tapi ngomong ngomong Apa Lintang tidak punya rasa sama sekali kepada Arkan?"
Tanya Jelita serba penasaran dengan berjalan menyusuri tangga halaman sekolah.
"Kalau itu tanya saja kepada Peri Bisu kita! kenapa tanya aku?" sarkas Ghea melirik Jelita heran dan tidak berselang lama Ghea melanjutkan derap langkah kakinya menuju gerbang sekolah menemui Lintang dan Arkan.
"Kau Lah yang lebih mengenal Lintang dari masa SMP, Aku yang hampir lumayan lama bersahabat dengan nya tidak pernah tau apa yang ia rasa kan dan apa yang ia mau, karena Aku merasa takut berada di dekatnya jadi aku merasa takut untuk menanyakan apa yang ia sukai dan yang tidak disukai karena sebagai sahabat sejati kita harus mengetahui semua tentang dia," ucap Jelita menjabarkan.
"Hei! Kalau gitu sama dong, Aku Yang selalu bersama di bangku SMP sampai SMA ini... juga belum bisa memahami dan mengerti kondisi Lintang yang sebenarnya, bahkan terkadang Arkan juga kerepotan dengan Lintang padahal dia bersahabat dengan Lintang sejak umur 6 Tahun," jawab Ghea dengan Ekpresi menerka nerka dan bingung.
"Oh iya kenapa Kau takut? Lintang tidak menggigit mu kenapa harus takut?" tambah Ghea dengan tertawa.
"Ya memang, tapi aku hanya takut saja tidak bisa menyesuaikan sikap dingin nya Lintang," jawab Jelita dengan garuk garuk kepala nya yang tidak gatal.
"Seperti nya juga....Arkan lah yang sepenuhnya tau tentang Lintang, semuanya!" tambah Jelita Yakin.
"Hum menurut ku juga gitu Arkan serba tau soal Lintang dari yang ia Tidak sukai dan yang dia sukai," celetuk Ghea dengan yakin.
"Mereka seakan seperti kakak adik atau seperti sepasang dua kekasih ya?" ucap Jelita dengan melihat Lintang dan Arkan berbincang dan bergurau bersama dengan senyum mengembang di bibir Jelita.
"Ada dua kemungkinan, menurut ku yang mana ya?..." Celetuk Ghea dengan terkekeh dan tersenyum
Tiba tiba mereka berdua menghentikan langkah nya bersamaan.
Jelita dan Ghea saling memandang satu sama lain dan diiringi Tawa yang membuncah bersamaan.
"Hei! sudah sudah kita sebaiknya kesana atau kita yang malah baper sendiri melihat pangeran dan peri kita yang ada disana" ucap Ghea dengan tertawa.
"Seperti menonton Film drakor aja tapi ini lebih the best karena terjadi di dunia nyata!" ucap Jelita dengan wajah berbinar.
"ahahahahah yasudah ayo! atau kita akan menjadi patung disini dan terus menggunjing mereka berdua," ucap Ghea Tertawa.
Ghea dan Jelita melangkah kan kakinya panjang panjang menemui Lintang dan Arkan.
~~~~~~~~~
"Hei! Lintang kenapa kau meninggalkan ku? dasar!" ucap Ghea menghampiriku dan Arkan dengan ekspresi sinis dan juga terkekeh.
"Maaf," Aku hanya tersenyum memperlihatkan gigi ku.
"Emm..Apa aku mengganggu waktu kalian? Aku tidak enak jadinya," ucap Ghea merasa tidak enak dengan menggaruk garuk leher nya yang tidak gagal.
"Hei! Kenapa bertanya kepada mereka? jelas saja kita mengganggu mereka, sebaiknya kita pergi saja, yuk" ucap Jelita menarik tangan Ghea tanpa seizin nya.
"Ah, benar, yaudah kami pergi dulu ya," ucap Ghea dengan melambaikan tangan nya.
"Hei! apa maksud mu? jadi kamu akan membiarkan ku seperti ini? Kau tau ini sangat canggung sekali," ucap ku dengan ekspresi seperti orang sedang berkencan menahan malu dan itu semua hanya berpura pura supaya mereka tidak berfikiran kalau Aku berpacaran dengan Arkan.
"Lintang, sejak kapan kau begini?" tanya Ghea dengan heran.
"Hei Kau tau anak ini sedang bercanda! entah siapa yang mengajari dia menjadi anak nakal seperti ini!" ucap Arkan dengan menekan nekan dahi ku.
"Hei! Kau tau siapa yang mengajari ku seperti ini? jelas jelas Arkan Samudra yang mengajari ku seperti ini, " ucap ku dengan menunjuk arkan dengan kedua tangan ku.
"Ahahahahah,dasar!" ucap Arkan tertawa terpingkal pingkal.
"Yaudah aku pergi dulu ya," pamit Arkan kepada Ghea dan Jelita.
"Hei! Apa kau tidak berpamit?" kepada ku?" ucap Ku dengan nada Ketus.
"Kalau kamu ingin aku berpamitan kepada mu, maka jangan menjadi anak nakal ya cantik," ucap Arkan penuh penekanan dan tersenyum dengan menepuk pelan kepala ku.
"Cihh,"
"Oke bye, Have a nice day" pamit Arkan dengan melambaikan tangan nya.
"Bye Arkan!" sapa Ghea
"Hati hati di jalan!" sapa Jelita.
Aku hanya tersenyum menatap Arkan yang sudah berlalu pergi.
Tiba tiba Arkan membalikkan badan 180 derajat dan melangkah menghampiri ku.
"Hei! Kenapa kau balik lagi? tidak jadi pulang?" tanya ku polos menatap wajah Arkan yang bingung.
entah kenapa dengan diri nya itu.
"Ingat ya nona Cantik kangan nakal nakal! jaga dirimu baik baik!" ucap Arkan dengan mengelus rambut ku.
"Jangan sampai merindukan diriku," Bisik Arkan tepat di telinga ku dan itu malah membuat seluruh isi telinga ku.
Seakan sekujur tubuh ini menggigil akibat bisikan Arkan, jantung berdegub kencang kencang pembuluh darahku berhenti detik itu juga.
Arkan berbisik dan mencubit pipiku sambil berlalu pergi melambaikan tangan nya atas.
"Bye!"
***
Mata ku terkantuk kantuk melihat cahaya terang di depan mataku, sinar itu membuat mata ku Sakit.Ternyata cahaya itu berasal dari lampu belajar ku yang berbentuk bunga mawar yang selalu menerangi buku buku ku saat sedang belajar."Aisshh..ternyata Aku tertidur," ucap ku dengan mengucek ucek kedua bola mataku."Jam berapa ini?" tanya ku dalam diriku sendiri sambil melihat Jam dinding kamar ku yang sudah menunjukkan pukul 23.00 Wib."Hu? ternyata Aku tidur saat belajar dan sekarang sudah jam 11 malam? Jam berapa aku mulai belajar? apa pr ku sudah selesai?" tanya ku dalam diriku sendiri dengan bingung dan segera mungkin aku melihat buku buku ku yang tergeletak di atas meja Belajar."Huffttt syukurlah..semua sudah beres, bisa bisa nya aku tertidur saat belajar! Ada apa dengan aku?" tanya Ku heran dengan menggelengkan kan kepala ku sendiri
Ada kalanya kita harus menyembunyikan sebuah luka dan masalah yang kita hadapi itu sendiri tanpa harus memberi tahu orang lain-Arkan Samudra~~~~~"Minggu depan kita akan mengikuti lomba jadi pekan ini kita harus berlatih extra dan kalian harus tetap menjaga kesehatan kalian sampai lomba dilaksanakan! mengerti?" ucap seorang guru pelatih dengan mengenakan jaket olahraga di badan nya dan menggunakan training panjang di kaki panjang nya, tidak lupa Peluit di leher nya yang dapat mempertegas ketegasan nya sebagai guru pelatih perenang."Baik dan siap coach!" seru semua para anak anak itu yang berada di barisan dengan suara lantang dan bersamaan."Baiklah! kalian bisa kembali ke kelas! dan sepulang sekolah nanti kita akan berlatih lagi jangan sampai telat saya tunggu 10 menit di ruang kolam renang!
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.