Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.
Dear: King Of Water
~~~~~~
Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.
'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku.
"Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.
Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.
Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu.
"2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.
Manikku fokus dengan pintu keluar Kolam renang mencari seseorang namun tak kunjung keluar.
"Kenapa lama sekali dia? Apa dia keluar terakhir?" tanya ku dalam hati yang makin tidak sabar.
Aku yang bosen duduk termenung disana beranjak pergi menuju ke pintu keluar kolam renang dan menunggu dia keluar sambil berdiri terpaku disana.
Anak anak KPSH yang berbondong bondong keluar manik nya terfokus melihat ku dan aku jadi tidak nyaman dilihat terus oleh mereka dan menjadi bahan pembicaran sekaligus perhatian. Entah apa yang dibicarakan mereka tentang ku, aku tetap tidak peduli.
"Lintang!" tiba tiba ada yang memanggil ku, aku langsung menoleh dan ternyata.....
"Hai, kenapa kamu disini?" tanya Alvaro dengan nada bingung.
Ku kira tadi dia Arkan ternyata sih Alvaro, bikin degub jantung ku copot saja.
"Oh..Ak-ku..." jawab ku terbata bata.
"Oh iya, pasti menunggu Arkan kan?" sarkas Alvaro dengan tersenyum memperlihatkan gigi gigi nya.
Aku hanya mengangguk ragu dan tersenyum.
"Dia belum keluar dari tadi?" tanya ku penasaran.
Karena aku takut dia sudah keluar
"Owh tenang dia masih di dalam bersama coach dan panitia lain nya. Apa kamu sudah menunggu lama Lin?" tanya Alvaro penuh perhatian.
"Yah lumayan, sudah 2 Jam setengah aku menunggu," jawab ku dengan jujur.
"Whatsss! beneran? ya ampun lama kali, oke aku segera kembali ya! Aku akan memanggil Arkan tunggu disini!" ucap Alvaro dengan mengacungkan Jari membentuk O/Oke.
"Eh...tunggu tunggu," sarkas ku.
"Tidak usah memanggil Arkan, sudah biarin aja aku akan menunggu disini sampai dia keluar, please nangan manggil Arkan ya," imbuh ku memohon dengan tersenyum.
"Tidak bisa kau sudah Menunggu lama dan kau tau Arkan setelah latihan tidak langsung pulang melainkan menghabiskan waktunya di dalam sana, dan dia juga tidak tau kalau kau disini maka itu aku akan memberitahu nya" ucap Alvaro panjang kali lebar seperti truck pengangkut kayu xixixi.
"Tidak papa Alvaro aku akan menunggu disini saja tidak perlu kau memberi tahu Arkan kalau aku menunggu, meski lama aku tidak keberatan,"
"Hey! sudah lah! tapi aku yang keberatan mengerti?" ucap Alvaro dengan berlari pergi menuju ke dalam Kolam renang mengabaikan perkataan ku.
"Al! Alvaro! Hey! Alvaro!" teriak ku sekuat tenanga namun nihil hasilnya. Alvaro malah berlari dengan mengacungkan jempol menuju ke dalam.
Teriakan ku malah menimbulkan perhatian dari anak anak KPSH yang menunggu jemputan di Luar Kolam renang.
'Dasar Alvaro! suka membangkang!' sumpah serapah ku dalam hati.
"Hey, dia kenapa perempuan sendiri? menunggu siapa? Apa salah satu anak KPSH punya pacar?" bisik seorang anak berambut metal kepada teman nya.
Aku mendengar kalimat itu dengan jelas!
'Emang kenapa kalau aku disini sendiri an? emang sih aku merasa ga nyaman juga disini karena merasa perempuan sendiri dan malas nya lagi Arkan lamaaaa banget latihan nya, hufttt...dan ap Anak KPSH dilarang berpacaran?' tanya ku dalam batin menerka nerka sendiri
"Kalau sampai coach tau ada salah satu anak KPSH pacaran dan apalagi pacarnya kesini, bisa gawat tuh orang!" celetuk teman anak berambut metal tadi.
Aku mendengar percakapan mereka yang berhubungan dengan ku, aku merasa tidak nyaman dan memilih masuk ke dalam kolam renang di ruang tunggu pintu keluar.
"Laki laki, Juga doyan Gosip ternyata ahahha, dasar! Tuh juga kenapa sampai ga ketawan guru BK kalau potongan nya kek begitu" ucap ku ketus dan terkekeh seraya berjalan menuju ruang tunggu kolam renang.
Daripada berdiri di pintu keluar dan dengerin mereka menggosip lebih baik aku duduk manis di ruang tunggu kolam renang.
"Tapi bosen Juga ya, duduk terus," celetuk ku dengan asal.
Aku berdiri lagi dan berkeliling di sekitar ruang tunggu melihat foto foto dan poster anak anak KPSH dari tahun para kakak kelas sampai tahun ku sekarang.
Aku fokus mencari seseorang di foto bingkai besar terpajang di dinding itu.
"Nah, ini dia orang nya! keren juga dia di foto, maka tidak jarang semua para cewe menggebu gebu mengejar nya" ucap Ku terkekeh melihat wajah Arkan yang manis kek gulali.
Aku mulai bosen melihat lihat area ruang tunggu kolam renang itu dan memilih duduk kembali dengan membaca buku novel yang belum selesai ku baca dan memasang earphone seperti biasa.
***
Alvaro berkeliling di sudut Kolam renang mencari Arkan yang entah dimana keberadaannya.
"Eh! Woy! broo! tau Arkan ngga?" teriak Alvaro kepada teman nya.
"Arkan?"
"Iye"
"Kalau Arkan di Ruang staff sama coach dan panitia lain nya juga disana!" ucap anak bertubuh tinggi seperti tower.
"Oh iya! Ruang Staff! Aduh bodoh nya aku kenapa ga terfikirkan dia ada disana!" cemooh Alvaro pada dirinya sendiri dengan memukul dahi nya.
"Okelah bro! Makasih oke" teriak Arkan dengan berlalu pergi menuju Ruang staff.
"Sama sama Bro!"
~~~
Di Ruang staff...
"Jadi kita akan Fokus untuk perlombaan TINGKAT Nasional minggu depan, hari untuk kita berlatih mungkin agak cukup Lama sekitar 2 minggu, nah 2 Mimggu ini kita kan berlatih dengan maksimal agar pada saat komba kalian semua bisa memberikan hasil yang maksimal mungkin, Jadi Perlu kalian ingat! poin satu, fokus dan terus berlatih! poin dua, Jangan lupa baca buku kalian dan catatan ataupun contoh video gerakan renang gaya bebas yang indah Yang sudah diberi Coach itu Dihafal dan dipahami! poin tiga, kalian harus menjaga kesehatan kalian sampai saat lomba telah usai! Jangan sampai ada yang sakit sebelum perlombaan dimulai! mengerti semua?" ucap Coach Jaya dengan tegas dan berwibawa.
"Siap Coach! Paham!" seru anak anak KPSH bersamaan.
"Oke, Ingat juga kalian jangan pesimis sebelum lomba jangan berfikir kalau kalian akan kalah sebelum bertanding, buang fikiran itu jauh jauh! jika memang kalian sudah berusaha tapi nyatanya hasil tidak maksimal kalian harus berlapang dada dan tetap berlatih lagi, biarlah kekalahan menjadi pelajaran buat diri kita untuk menjadi lebih baik lagi! jangan pantang menyerah! menang kalah itu sudah biasa, mengerti?" imbuh coach Jaya memberi ceramah kepada anak anak KPSH.
"Siapp baik coach!" seru anak anak bersamaan.
Arkan mengalihkan pandangan nya dari fokus terhadap coach sekarang beralih ke sebuah cendela ruang staff.
Alvaro yang celingak celinguk di cendela ruang staff membuat Arkan bingung.
"Ada apa sih tuh anak celingak celinguk kayak begitu?" tanya Arkan kepada dirinya sendiri dengan heran.
"Okey untuk yang terakhir, belajar lah kepada Arkan bagaimana mengatasi air dengan waktu cepat, lihai dan gerakan gerakan Indah, ingat Dia mbah nya air lo! betul ngga Ar?" celetuk coach Jaya dengan terkekeh.
"Waduh coach! siapa pun yang mau lawan Arkan suruh nyerah aja, udah pasti kalah deh! Arkan kan mbah nya air," ucap Farrel panitia KPSH dengan terkekeh keras.
"Definisi nya mati sebelum perang" celetuk Azka dengan terkekeh.
Memang Arkan sangat jago dalam hal bermain air dia selalu juara jika bertanding di bidang renang bahkan dia dijuluki The King Of Water oleh teman teman nya karena terlalu hebat soal bermain dengan Air.
"Coach dan teman teman bisa aja, saya juga pertama seperti kalian yang masih gak tahu soal apa apa tentang air tapi saya berusaha dan berlatih keras untuk bisa mendalami bidang ini, karena sesungguhnya tidak ada hal yang tak mungkin, jika kalian berusaha dengan keras dan Ikhlas pasti berhasil kok," jawab Arkan dengan bijaksana seraya tersenyum.
"Tuh dengerin dan dipahami kata Arkan, tidak ada yang tidak mungkin" ucap Coach mengulangi perkataan Arkan.
"Tapi coach Arkan memang sudah terlahir menjadi seorang hebat" celetuk Dimas sebelah Arkan.
"Hebat apa nya toh aku juga sama sama makan nasi dan ber spesies manusia," sarkas Arkan dengan terkekeh.
"Ahahhahah bisa aja Bro ...pokok nya Kamu hebat Ar, beneran deh" ucap Dimas sekali lagi dengan terkekeh seraya mengacungkan jempol nya.
Arkan memang tidak sombong akan kelebihan nya dan tetap baik hati kepada sesama. Maka tidak jarang semua suka kepada nya, bagaimana tidak bagi para cewe Arkan sangat ganteng, tinggi,cool, alim, baik dan khusus nya lagi dia seorang Pangeran di SMAN ini, bagaimana mungkin tidak ada yang tidak suka dengan Arkan. Untuk para cowo mereka suka dengan Arkan karena Dia humble, tidak sombong dan tidak pilih pilih teman bahkan dia tidak pernah pelit untuk membagi ilmunya terhadap sesama.
Dahlah spesies ini perlu di Lestarikan supaya Ga punah!
"Baiklah anak anak segini dulu pertemuan kita hari ini, besok kita lanjutkan lagi, selalu jaga kesehatan jangan lupa! setelah pulang jangan sampai hp nya dulu yang dibuka trus balas chat dari doi dan sampai lupa makan dan berbenah diri, keterlaluan itu! Siapa yang biasanya begitu?" ucap Coach Jaya dengan tegas lalu bertanya kepada mereka.
"Nih coach Noel coach"
"Anjir apa apaan lo, engga coach Nando yang biasanya begitu Bukan saya"
"Noel dan nando! coach akan selalu memantau mu! jadi waspada lah" ucap Coach menakut nakuti mereka.
Seketika gelak tawa anak anak KPSH itu mengosongkan kesunyiaan ruangan itu dan mereka tertawa keras sama hal nya saat mereka terbang dan berteriak.
Alvaro mondar mandir berharap Arkan segera keluar dari ruangan itu.
"Cih! Lama banget sih Arkan! Coach Jaya tuh banyak cingcong nya yah, dan sekarang mereka semua malah tertawa, gatau apa? disini ada yang menunggu," sumpah serapah Alvaro.
Anak anak KPSH berbaris rapi untuk keluar ruangan.
Dan seperti biasa Arkan selalu terakhir~~~
Pipiipipipip anak keren pulang nya selalu terakhir xixixi
"Lo Ro? belum pulang?" sapa si Dimas kepada Alvaro yang menunggu di depan pintu Staff.
"Belum nih bro, eh Arkan masih di dalam kan?" jawab Alvaro.
"Iya dia masih di dalam, Ada apa?"
"Oh ngga papa aku cmn mau nungguin dia aj, pengen pulang bareng," jawab Alvaro dengan terkekeh.
"Owh..yaudah gue duluan ya bro" ucap Dimas sambil berlalu pergi.
"Hati hati Bro!"
Arkan keluar dan Alvaro langsung menghampiri nya dan menarik nya ke pinggir kolam. Azka yang berada di belakang Arkan tiba tiba Kaget dengan kedatangan Alvaro.
"Ehhh..eh...Apaan sih Al main narik narik aj, lo kenapa emng nya? kyk hbs dikejar Maling aja" ucap Arkan ngakak melihat ekspresi Alvaro.
"Ar gaswat Ar gaswat!"
"Gaswat? Gawat maksud lo? Gawat kenapa sih, ngomong nya pelan pelan ya anak ganteng" ucap Arkan terkekeh dan geleng geleng sendiri melihat tingkah laku Alvaro, sahabat ngakak nya itu.
"Ar apaan sih yah emang aku ganteng tapi yah jangan langsung terus terang gitu lo gue jadi baper tau ngga," sarkas Alvaro dengan gaya pede nya.
Arkan malah terkekeh terpingkal pingkal seraya berucap "baperan lu!"
"Yaudah gih ada apaan?" tanya Arkan serius.
"Lintang.."
Belum menyelesaikan ucapan nya Arkan langsung memotong Ucapan Alvaro.
"Lintang kenapa?"
"Ya Ampun Ar gue juga belum ngomong lo langsung nyolot aja,"
"Ya maap, habis lo lama ngomong nya, kek siput mau lomba lari! emang ada apa dengan Lintang?"
"Lintang nungguin lo udh dari td, 2 jam setengah...mungkin udh 3 Jam an lo sampai saat ini," ucap Alvaro.
"Apa? Dia nunggu aku selama itu? beneran Lo?"
"Ya masak gue boongan Ar...makanya itu gue balik lagi kesini mau ngomongin lo, kasihan tuh dia nunggu lama, cewe sendiri lagi" imbuh Alvaro lagi.
"Dimana sekarang dia?!"
"Di pintu keluar,"
"Haishhh... kenapa ga ngomong dari tadi sih!" Jawab Arkan dengan khawatir dan berlari pergi begitu saja meninggalkan Alvaro.
"Loh he Ar...Arkan! woyy!" teriak Alvaro berharap Arkan balik lagi tapi seperti nya Arkan malah berlari cepat untuk bisa menghampiri lintang secepat mungkin di Pintu keluar.
"Hu? cuman begitu doang? dasar sih Arkan mah kalau soal Lintang udah pasti langsung cepat bahkan gue aja di tinggal, jangan kan gue smua pun jika berkaitan dengan Lintang dia pasti milih lintang, apa iya dia punya perasaan sama Lintang? kalau ga, ga mungkin kan dia selalu kayak gini?" tanya Alvaro dalam dirinya penasaran seraya menerka nerka.
~~~~
Vote star and tambah kan ke koleksi guys:))
Jangan lupa tinggal kan jejak di kolom komentar:))
Follow Ig ku ya guys: @Aesjennie12_
@Hujaan_Senjaaa
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Hal yang tak pernah ku inginkan ternyata terjadi dan hal hal itu seakan akan menghantui diriku seumur hidup. Seharusnya saat itu aku menyesali nya, karena waktu tak bisa ku putar kembali dan aku telah menyesal meninggalkan mu dan membiarkan mu merasakan rasa pahit kehidupan bersekolah.-Lintang'Wiuuuu wiuuuu wiuuuu'Suara ambulance berdentang keras membuat gendang telinga ini terasa panas dan copot.Aku berlari dengan isak tangis yang bergemuruh dengan kecepatan langkah kaki yang semakin lama semakin kaku untuk berlari lagi.Aku terhenti di depan sebuah gedung apartemen yang megah, semua orang berkerumun disana dengan suara bising mobil polisi dan ambulance. Garis Line berwarna kuning itu membatasi kerumunan orang orang itu.Aku segera menerobos kerumunan itu seraya menangis tersedu sedu.Deg!Jantung ku terasa terh
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.