"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea.
"Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar
"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya.
"Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.
Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.
"Aku benar benar minta maaf sayang," ucap ku dengan menyatukan kedua tangan ku seperti meminta maaf kepada mereka berdua dengan tersenyum kaku.
"Tolong maafin ya, aku janji tidak akan mengulang nya lagi! percaya kok!" tambah ku lagi dengan mengulas senyum dan tetap dengan posisi menyatukan kedua tangan ku.
"He'em baiklah, tapi aku mau dengar alasan mu kenapa ponsel mu bisa mati dari sore hari dan tidak bisa dihubungi?" tanya Ghea penasaran dan penuh perhatian.
"Oh iya itu...karena ponsel ku mati dari sore, lupa aku cash dan aku ketiduran pada saat belajar dan tidak terfikirkan untuk me nge cash Ponsel ku lalu aku bangun bangun jam sudah menunjukkan pukul 23.00" ucap ku memperjelas panjang kali lebar.
"Jadi karena itu kamu tidak bisa dihubungi?" tanya Ghea.
"Berarti kamu ketiduran dari sore hari?" tanya Jelita dengan menaik kan kedua alis nya.
"Tidak, aku belajar dr jam 7 setelah sholat isya dan mungkin aku tertidur dari jam 9 malam," ucap ku datar.
"Ohhh...ku kira kau akan tidur terlalu lama, itu juga tidak baik, kasihan otak mu yang sangat pintar itu bisa bisa kepintaran mu menurun!" ucap Jelita memberi perhatian dan saran seraya terkekeh.
"Aku tahu, aku juga sangat menyayangi otak ku jadi aku selalu menjaga nya," jawab ku dengan tangan terlipat.
"Kalau gitu Aku bisa tenang, pokoknya kamu ga punya masalah kan?" tanya Ghea dengan khawatir lagi.
"Tidak"
"Beneran? kalau ada masalah kamu bisa cerita, sapa tau kita bisa bantu," imbuh Ghea lagi.
"Tidak, ku bilang kalau aku ketiduran mungkin terlalu letih, aku tidak punya masalah, jangan khawatir," jawab ku dengan tersenyum kecil dan dingin.
"Bagaimana kau tidak akan letih, setiap hari kau selalu membaca buku, belajar dan belajar, apa tidak bosen?" celetuk Jelita tiba tiba dengan memegangi kepala nya seakan dia yang merasakan menjadi diriku.
"Kau bisa saja Jel, mangkanya kau juga harus belajar seperti diriku, belajar itu menyenang kan asal kau tahu itu!" ucap ku terkekeh kecil seraya mengeluarkan buku mata pelajaran berikutnya.
"Hey, apa kau bilang? dia akan belajar? ahahahah Kalau pun Jelita akan belajar itu sangat langkah dan akan menjadi jeboh sejagad raya, bagaimana tidak? dia hanya belajar saat ulangan saja terkadang dia terlupa juga! apalagi membaca buku? catatan kecil sj dia tdk mau membaca," celetuk Ghea dengan terkekeh keras dan terpingkal pingkal.
"Hey! kau mau mati ya!" seru Jelita dengan menepis telapak tangan Ghea yang berada di meja.
"Hey! memang benar begitu kan apa yang barusan saja aku Omong kan?!" sarkas Ghea dengan terkekeh lagi.
Aku hanya terkekeh kecil seraya menggeleng geleng kan kepala ku dan melihat mereka berdebat satu sama lain tidak Berhenti henti.
Tiba tiba Guru Bahasa daerah datang dengan memberi salam dan seperti biasa tugas!
Yah bahasa daerah atau dikenal dengan bahasa jawa! itu pelajaran yang membuat ku harus berfikir keras dari matematika dan fisika. jika disuruh memilih lebih baik aku mengerjakan soal mat saja sebanyak 45 essay daripada mengartikan bahasa Daerah.
"Huffftt...Harus disyukuri memang,"
***
"Ar...Nanti jangan lupa lo, kita latihan setelah pulang sekolah," ucap Azka teman sebangku Arkan sekaligus sahabat masa kecil nya sampai sekarang.
"He'em" jawab Arkan singkat dan padat sambil melamun dan menggertakan kedua tangan nya di meja nya.
"Kamu kenapa?" tanya Azka penasaran.
"ngga kenapa kenapa," jawab Arkan.
"Hey! Aku tau kamu sejak masih sekecil biji Kacang! jadi kamu tidak bisa bohong kepada ku!" sarkas Azka seraya mencatat catatan dari papan tulis di bukunya menggunakan penanya.
"Cih! Aku juga tahu, tapi aku memang tidak kenapa napa dan tidak berkenan untuk ditanyai!" jawab Arkan dengan tegas dan dingin.
Azka malah tertawa dan menggelengkan kan kepala nya.
"Kau dari dulu tidak pernah berubah memang! sama seperti Lintang! Keras kepala! bisa bisa nya menyimpan masalah itu sendiri," ucap Azka menatap Arkan dengan kekehan kecil nya.
"Hei! lebih baik begitu, hal itu membuat ku senang karena aku bisa menyimpan masalah itu sendiri" ucap Arkan datar dan pandangan nya kosong entah melayang kemana.
Azka hanya menoleh ke arah Arkan
seraya tersenyum dan membiarkan dia terbang bersama pikiran nya.
10 menit.....
"Sob! udah bel tuh yok ke kolam renang sekarang! kalau lu telat coach tidak akan mulai latihan jika ketua nya saja tidak hadir apalagi tanpa izin! lu tau kan pak Jaya selalu memprioritaskan mu," ucap Azka dengan mengemasi alat tulis nya.
Tiba tiba Arkan terbangun dari lamunan nya dengan kaget.
"Haishh! mau latihan kok fikiran nya ga fresh! udah sob nge lamun nya! emang ada apaan sih," ucap Azka sekali lagi dengan khawatir saat ini.
"Hem, ngga," jawab Arkan.
Ha? segampang itu Singkat dan Padat, padahal Arkan orang nya Humble, ramah dan sekarang kenapa jadi dingin kek Lintang hufftt...
Ketularan deh!
"Yaudah ayok!" ajak Arkan dengan mengambil tas Ransel nya dari Bangku.
Azka hanya mengganguk dan membiarkan Pertanyaan nya itu menjadi angin lalu bagi Arkan.
Alvaro sudah menunggu di depan kelas mereka, sejak Arkan melamun di kelas.
"Sob! Ada apa dengan Arkan?" Tanya Alvaro kepada Azka.
"Aku juga gatau, dia hanya bilang 'hem aku ngga Kenapa kenapa' begitoooh dan pas dia ngelamun aku tanya dia malah tidak menjawab" jawab Azka dengan menggaruk garukan kepala nya yang tidak gatal.
"Kalian kenapa masih disitu?" tanya Arkan membuyarkan perbincangan mereka berdua
"Owh iya sob! ayok!" seru Alvaro dengan menepuk pundak Arkan dan Azka.
Mereka bertiga berjalan sejajar dengan Arkan yang di depan membentuk segitiga dan seperti biasa jika Trio Of King ini berjalan bersama maka dipastikan Semua para cewek jatuh hati dan selalu memberi hadiah hadiah tercinteh
juga sangat menghebohkan sekolah SMAN HARAPAN Ini.
Cihh! Ngakak:3
***
"Nanti Jangan lupa yes, Vid call, jangan sampai diantara kalian ada yang terlupa" ucap Ghea dengan menyindir sekaligus melirik ke arah ku.
"Jika sampai terlupa lagi bagaimana?" tanya Ku mencoba membuat masalah lagi dengan Ghea dan menggodanya
"Hey! maka tidak ada kata ampun lagi dan peri bisu akan menerima semua tantangan dari kami" jawab Ghea dengan gaya berbangga diri.
"Hey! kau seperti anak kecil saja," Jawab ku terkekeh kecil.
"Apa kau bilang??? anak kecil? dasar yah! owh iya anak kecil yah.." Ucap Ghea seraya Menggelitiki ku.
Aku pun tertawa akibat gelitikan Ghea.
"Hey! hentikan lah!"
"Oh iya, Kalian Pulang duluan saja, ada yang tertinggal di dalam kelas," ucap ku kepada mereka bertiga.
"Apa? barang apa? Aku ikut yah Lintang" jawab Jelita dengan antusias.
"Tidak usah, biar aku saja lagian aku berani ke kelas sendiri," jawab Ku dengan tersenyum pasti.
"Beneran?" jawab Ghea.
aku mengangguk kecil
"Baiklah kalau begitu, kita duluan ya sampai di rumah, jangan lupa Vid cal oke!" imbuh Ghea memperingatkan lagi.
"Hem!" jawab ku singkat.
"Bye, Lintang" sapa Jelita.
Mereka berdua sudah meninggalkan jejak nya dan tidak terlihat dari ujung lorong itu kelas.
Aku segera berlalu dan mencari ke kelas Arkan untuk menemui nya.
Namun ternyata di kelas tidak ada Arkan melainkan anak lain yang sedang Menulis surat pernyataan terlambat masuk sekolah.
"Gilang!" panggil ku ke Gilang dari pintu kelas.
Tapi semua malah menoleh ke arah ku.
'Yang dipanggil Gilang kenapa semua ikut menoleh?' Gumam ku dalam hati seraya berdecak.
"Oh iya Lin!" teriak Gilang dengan menghampiriku.
"Ada apa?" tanya nya.
"Oh iya Arkan udah pulang?" tanya ku kepada Gilang.
Gilang adalah wakil ketua kelas Ipa 2 sedangkan Arkan ketua kelas nya, dan lebih nya lagi Gilang adalah Wakil ketua kelas yang super teliti sekali meski sekecil biji kacang. Dia juga peduli kepada teman nya maka tidak heran dia selalu tau kemana teman teman kelas nya akan pergi.
"Arkan tadi ke kolam renang bersama Azka lintang, dia ada latihan bersama KPSH" jawab Gilang ramah.
"Owh begitu...bukan nya latihan renang nya sebelum jam bel masuk sekolah ya?" tanya ku lagi.
"Itu sudah diganti, katanya akhir akhir ini akan diganti setiap pulang sekolah selalu latihan,"
"Owh begitu...kalau gitu terimakasih ya Info nya, maaf menggangu," jawab ku dengan tersenyum.
"Oke, sama sama, tidak menggangu sama sekali kok"
"Yaudah aku duluan yah Gil,"
"Oke Lin,"
Gilang masuk ke kelas kembali dan aku belum beranjak pergi dari kelas itu.
Tiba tiba teman Gilang heboh sendiri.
"Hey Gilang, Itu siapa? Pacar baru? Cantik banget euww" ucap anak yang potongan mohak.
"Woy! itu bukan nya Lintang ga sih? Dia emang Cantik aku berharap bisa jadi pacarnya ahahaaha" seru anak itu yang ber sebelahan dengan anak potongan mohak tadi.
"Hey! jangan mimpi dan menghalu Dia sepertinya udah punya ngawur! Dia sangat dekat dengan Arkan!" sarkas Gilang dengan tegas.
"Arkan ketua kelas kita?" jawab mereka berdua.
"Yup"
"Kalau gitu gajadi deh,"
mereka bertiga terkekeh bersama.
Aku hanya menggelengkan kepala mendengar celotehan mereka dan beranjak langsung pergi dari depan kelas itu menuju ke kolam renang.
Se tiba nya di Kolam, aku melihat Arkan sudah memasuki Kolam dengan lihai dan berenang dengan sangat indah.
Suara peluit pelatih berdentuman dengan suara Air Kolam renang yang diisi oleh Anak anak sekaligus Arkan.
"Dia sangat hebat dalam berenang," ucap ku dengan tersenyum manis.
Aku melihat ia berenang lewat pintu depan Kolam renang, aku tidak ingin masuk karena aku tidak ingin mengganggu mereka yang lagi asyik dengan Air.
Dan memilih duduk diluar Kolam renang sambil menunggu dia selesai.
***
Whoaaa Lintang begitu setia nya sama Arkan menunggu sampai selesai latihan berenang.
Siapa nih yang kayak gini sm pacar ato doi nya? xixixi Koment di Kolam Review ya:))
See you di bab selanjutnya;)
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.