Ada kalanya kita harus menyembunyikan sebuah luka dan masalah yang kita hadapi itu sendiri tanpa harus memberi tahu orang lain
-Arkan Samudra
~~~~~
"Minggu depan kita akan mengikuti lomba jadi pekan ini kita harus berlatih extra dan kalian harus tetap menjaga kesehatan kalian sampai lomba dilaksanakan! mengerti?" ucap seorang guru pelatih dengan mengenakan jaket olahraga di badan nya dan menggunakan training panjang di kaki panjang nya, tidak lupa Peluit di leher nya yang dapat mempertegas ketegasan nya sebagai guru pelatih perenang.
"Baik dan siap coach!" seru semua para anak anak itu yang berada di barisan dengan suara lantang dan bersamaan.
"Baiklah! kalian bisa kembali ke kelas! dan sepulang sekolah nanti kita akan berlatih lagi jangan sampai telat saya tunggu 10 menit di ruang kolam renang!" ucap pelatih itu dengan lantang dan tegas supaya anak anak dapat mendengar dengan sangat baik.
"Baik dan siap, coach!" seru anak anak itu lagi dengan lantang tidak kalah dengan guru nya itu.
"Arkan, bubar kan!" titah guru itu kepada Arkan.
"Siap grak! Bubar barisan, jalan!!" titah Seorang Arkan yang berada di depan sendiri pojok Kanan dengan memimpin para teman nya untuk bubar barisan.
Guru itu bernama Pak Jaya yang tugas nya menjadi guru olahraga di sekolah SMAN Harapan ini sekaligus sebagai guru olahraga di bidang renang.
Dan Arkan adalah ketua KPSH atau bisa dijabarkan menjadi Komunitas Perenang SMAN HARAPAN.
Arkan selalu ditunjuk teman teman nya sebagai ketua karena dia berwibawa,adil dan baik hati, juga tidak sombong. Ia Juga menjadi Ahli perenang nomor satu di SMAN HARAPAN dan ia selalu menjadi pusat perhatian semua anak anak di SMAN ini atau bisa dikenal dengan famous. Namun Arkan selalu menolak ketika ditunjuk sebagai ketua tapi apa daya Pak Jaya juga sangat setuju jika Arkan menjadi ketua KPSH dan Arkan hanya pasrah menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi ketua bagi teman teman nya dengan lapang dada dan berusaha untuk menjadi ketua yang terbaik bagi teman teman nya itu.
"Ar...kamu tuh yah kok bisa hueebat kalo berenang itu gimana sih! kamu pakai jurus jitu apa? Aku kalau lihat kamu renang bahkan sampai terkagum kagum dan geleng geleng kepala sendiri, anak lain Juga seperti diriku dan mereka insecure seketika dan terpesona kalau sosok Arkan udah terjun ke air" ucap Alvaro panjang kali lebar tanpa titik.
"Enggk juga, Aku biasa aja kok masih ada yang lebih handal lagi dari diriku lagi Alvaro, Aku gapakai jurus Jitu apa apaan, ngadi ngadi kamu ah! kamu juga hebat dari aku," timpal Arkan dengan tersenyum.
"Bwahahahaha, kamu jangan ngelawak sob, aku sama kamu beda jauhhh banget banget, Aku saja menganggap mu sebagai idola ku dan kamu adalah seseorang yang membuat ku tidak pantang menyerah supaya bisa menjadi seperti mu! maka tidak di pungkiri kalau kamu cocok Jadi ketua!" seru Alvaro dengan menepuk nepuk bahu Arkan.
"Hahahahahah, jangan gitu ah, kamu bisa aja, terimakasih sudah menggemari ku dan tetap semangat Semoga kamu bisa lebih hebat dari aku sob!" jawab Arkan dengan terkekeh.
"Siappp!" jawab Alvaro dengan mengangkat tangan nya di dahi seperti orang hormat.
"Arkan memang yang terbaik! Dia juga handal lo dalam beladiri!" ucap Azka tiba tiba datang dan menghampiri mereka yang sedang berkemas di Loker mereka masing masing.
"Ap????? kamu pernah melihat Arkan beladiri?" tanya Alvaro dengan antusias dan menghampiri Azka lebih dekat.
"Dia bahkan lebih keren saat beladiri dibandingkan renang nya! Aku pernah sering melihat nya, bahkan disaat dia stres atau lelah dia lebih memilih menghabiskan waktu nya dengan beladiri daripada berenang! tapi entah mengapa dia tidak pernah menunjukkan seni beladiri nya kepada sekolah ini padahal dia jauh lebih hebat dari renang nya!" bisik Azka tepat di telinga Alvaro tanpa Arkan mengetahuinya.
Karena Arkan sibuk mengemasi Barang nya di Loker.
"Benarkah? Wuihh dia lebih hebat dari renang nya? padahal dia itu sudah hebat dalam Hal berenang! dan seberapa hebat nya lagi dia dalam hal bela diri?" tanya Alvaro kepada Azka dengan mata berbinar dan menelan saliva nya kasar sambil menatap Arkan yang sibuk mengemasi di loker nya.
"Yah memang dia sudah ditakdirkan menjadi orang hebat di dunia ini dan dia sangat beruntung! kau tau hebat nya melebihi dari kata kata! bahkan dia pernah menolong seseorang di jalan yang kecopetan!" imbuh Azka antusias bercerita dengan berbisik.
"Wahhh, luar biasa! lalu pencopet itu?"
"Dia sudah tertangkap berkat Arkan dan Dia dibawa Ke kantor polisi berkat Arkan juga!"
"Tapi kenapa dia tidak pernah menunjukkan bakat nya kalau dia bisa bela diri? seharusnya paling tidak dia ikut extrakulikuler di sekolah ini! mengapa dia hanya ikut Osis dan KPSH?" ucap Alvaro dengan mengerutkan kedua alisnya.
"Kalau itu, kamu tanya saja ke Arkan," jawab Azka dengan membuka loker nya.
"Hei! tapi kan kamu sahabat kecil nya mana mungkin tak tahu? pasti tau lah!" ucap Alvaro dengan heran.
"Jika aku memang tahu, Aku juga tidak punya hak untuk bercerita ke orang lain!" jawab Azka
"Kalian sedang membicarakan tentang apa?" Tiba tiba Arkan membuyar bisikan mereka berdua.
Membuat Azka dan Alvaro terjungkal kaget seketika.
"Hei, aishhh...Arkan kau membuat ku kaget!" ucap Alvaro Jujur.
"Kenapa terkejut seperti itu? apa ceritanya rahasia?" jawab Arkan dengan terkekeh kecil.
"Hu? Apa? Ahhh seperti nya kamu salah paham deh, kami cuman bercerita tentang Lomba besok, ya kan sob?" ucap Alvaro dengan tersenyum dan menoleh ke arah Azka untuk menjawab pertanyaan nya.
"Oh.. emm iya benar kami sangat takut dan kurang pede saja untuk persiapan besok," timpal Azka dengan menggaruk garuk kepala nya yang tidak gatal.
"Ha..iya bener kata Azka kita tidak se hebat kamu Arkan jadi kami sangat was was dan takut," imbuh Alvaro.
"Owh..kenapa kalian takut..tidak usah takut dan jangan pesimis sebelum lomba, menang kalah udah biasa jadi jangan khawatir dan ingat! Usaha tidak akan pernah menghianati hasil! aku yakin kalian akan menang dan sukses melebihi aku bahkan, bisa mungkin kan?" ucap Arkan memberi motivasi.
"Hahahhahah iya Ar..terimakasih motivasi nya, semoga kamu Juga sukses sob!" ucap Azka dengan tersenyum.
"Terimakasih sob! semoga kita bertiga akan menang dan sukses! yakin pasti! tapi kita tak akan pernah mengalah kan Arkan. Yang terpenting aku akan menang mengalahkan orang lain saja itu lebih sepadan" ucap Alvaro bersemangat dan terkekeh.
"Hei! terserahlah, Nah...Gitu dong baru sahabat nya Arkan!" ucap Arkan dengan terkekeh.
"Arkan memang yang terbaik!" ucap Alvaro dengan mengacungkan jempol nya sambil terkekeh.
"Okelah, aku duluan ke kelas ya!" Ucap Arkan dengan menepuk pundak Azka dan Alvaro seraya berkata "semangat!" dan berlalu pergi menuju ke kelas.
Tiba tiba sebelum meninggal kan ruang loker itu Arkan berbalik badan menghadap Alvaro dan Azka seraya berkata
"Teman teman, setiap orang mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka tidak melakukan hal yang ia lakukan dahulu mengapa ia bisa melepaskan hal itu padahal itu adalah bagian dari hidup nya. Semua itu memiliki alasan dan orang yang kalian cerita kan tadi juga memiliki alasan tersendiri"
"Apa?" celetuk Alvaro kaget dengan ucapan Arkan.
'Apa Arkan mendengar kan semua nya saat aku berbicara kepada azka?" gumam Alvaro dengan intens.
"Ya kamu benar setiap orang selalu memiliki alasan tersendiri, jadi kuharap juga orang yang ku ceritakan tadi selalu menikmati hidup ny dengan semangat" ucap Azka seraya tersenyum simpul.
Arkan terkekeh dengan ucapan Azka barusan dan mengalihkan mata nya ke bawah.
"Baiklah, sampai jumpa!"
"Ya, sampai jumpa, semangat Arkan" seru mereka berdua.
***
Apa aku harus berjuang dari titik awal hingga akhir dan tidak memperdulikan orang di sekitar ku yang berusaha untuk menjatuh kan ku? Apa aku sekuat itu nanti?
-Arkan
Arkan duduk di sebuah kursi sudut taman depan sekolah, ia tidak ke kelas melainkan duduk santai disana.
"Hey Lintang! awas kau!" suara Ghea yang keras terdengar di telinga Arkan dan Akhirnya Arkan menoleh melihat Ghea, Jelita dan Lintang bercanda bersama dari kejauhan.
Ia hanya memperhatikan Lintang dari jauh dengan mengulas senyum nya yang siapa saja pasti akan jatuh hati dan pingsan padanya karena senyuman nya yang mempesona itu.
"Dia sama saja... tidak bisa tertawa lepas! hanya senyum kecil seperti itu!" batin Arkan dengan terkekeh.
Memang Lintang tidak pernah tertawa lepas dan hanya tersenyum kecil dan sangat tipis berbeda dengan Ghea dan Jelita yang tertawa tidak tahu malu di lihat orang Ahahahahah.
"hahahahah mereka sangat lucu!"
"Semoga dia selalu bahagia, tidak seperti Aku! akan ku pasti kan Lintang! bahwa kau akan bahagia melebihi diriku," ucap Arkan dengan bangkit dari duduk nya dan berlalu menuju ke kelas yang hanya berjarak 3 kelas dari kelas Lintang.
***
"Apa itu Arkan?" tanya ku dalam batin dengan melihat dia yang masuk ke kelas nya tanpa melihat ku dan mengabaikan para cewe cewe yang menatap nya dan meneriaki nya saat ia lewat.
"Ada apa dengan nya biasanya dia menghampiri ku sebelum masuk kelas meski kelas nya Menyimpang dari kelas ku, sekarang dia kenapa?" gumam ku dalam hati dengan heran.
"Apa dia marah dengan ku?sudahlah! mana mungkin dia bisa marah dengan ku? mungkin dia sedang letih saja habis latihan," ucap ku mencoba mengerti dan positive thinking saja.
Seperti biasa....ketika dia lewat, para cewe cewe selalu menatap nya seperti Artis Korea datang ke Indo menyapa nya dengan genit dan berusaha mengambil hati Arkan.
Arkan Samudra Prassakti cowo yang sangat popular di SMAN HARAPAN Ini karena dia cowo yang paling tampan, keren, cool dan berprestasi di bidang olahraga.
Maka tidak jarang dia sering dikejar para cewe cewe genit.
"Cihh! dasar para cewe! genit genit banget! Ga malu apa!" sumpah serapah ku dalam batin dengan menghela nafas panjang panjang.
dan berlalu masuk kelas meninggalkan Ghea dan Jelita di depan kelas yang masih tertawa lepas akibat lawakan Guntur teman sekelas ku.
"Hei, Lintang kau mau kemana?" tanya Ghea dengan mengerutkan dahi nya.
"Kelas" jawab ku singkat
"Ayolah kita bersenang senang dahulu sebelum guru mapel datang! kenapa kau terburu buru masuk kelas?"
"Hei aku bosan dengan lelucon yang konyol ini sangat kenakak kanakan! sudahlah berhenti mengganggu ku dan lanjutkan sendiri bersama mereka!" ucap ku dingin
"Hei! kau selalu seperti itu Lintang!"
"Terserah"
~~~
Beri rating Star ke cerita ini ya;))
Jangan lupa tambahkan ke koleksi buku kalian:))
Thank You:>
Go Follow: @Aesjennie12_
Aesthetic ; @ Hujaan_senjaaa
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.