Mata ku terkantuk kantuk melihat cahaya terang di depan mataku, sinar itu membuat mata ku Sakit.
Ternyata cahaya itu berasal dari lampu belajar ku yang berbentuk bunga mawar yang selalu menerangi buku buku ku saat sedang belajar.
"Aisshh..ternyata Aku tertidur," ucap ku dengan mengucek ucek kedua bola mataku.
"Jam berapa ini?" tanya ku dalam diriku sendiri sambil melihat Jam dinding kamar ku yang sudah menunjukkan pukul 23.00 Wib.
"Hu? ternyata Aku tidur saat belajar dan sekarang sudah jam 11 malam? Jam berapa aku mulai belajar? apa pr ku sudah selesai?" tanya ku dalam diriku sendiri dengan bingung dan segera mungkin aku melihat buku buku ku yang tergeletak di atas meja Belajar.
"Huffttt syukurlah..semua sudah beres, bisa bisa nya aku tertidur saat belajar! Ada apa dengan aku?" tanya Ku heran dengan menggelengkan kan kepala ku sendiri dan menepuk nepuk dahi ku.
"Seperti nya aku sangat lelah,"
Aku Menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan dan segera merapikan buku buku yang tergeletak di meja belajar.
Aku Bangkit dari meja Belajar dan mengisi tas sekolah ku dengan pelajaran besok pagi.
Seketika aku teringat Kalau hari ini Ghea, Jelita dan aku sudah janjian untuk vid call bersama.
Seketika aku segera bangkit dan menyambar ponsel ku yang berada di ranjang kasur dan dengan cepat aku menyalakan Ponsel.
"Hu? kenapa pakai acara drop baterai segala sih!" ucap ku ketus dengan mencari Kabel Cash untuk mengisi baterai.
"Apa? 10 panggilan tak terjawab, 8 vid call tak terjawab, bahkan Arkan juga menelpon ku sampai 10 panggilan juga?" ucap ku dengan Kaget melihat tulisan angka panggilan itu tertera di layar ponsel ku.
Ternyata aku melupakan bahwa hari ini Aku, Ghea, Jelita sudah berjanji untuk melakukan vid call.
"Dasar aku! kenapa sampai terlupa? Huft...pasti mereka akan berceloteh! hmmm...menyebalkan" ucap ku dengan merebahkan tubuh ku di kasur empuk ku dan mengacak acak rambut ku.
"Huffft..semoga mereka mengerti," ucap ku dalam batin.
Aku kembali teringat bahwa aku belajar sudah dari Jam 7 setelah sholat isya dan mungkin aku tertidur jam 9 sampai sekarang, Aku berfikir tidur ku sudah 3 Jam karena terlalu letih.
Mataku mulai terkantuk kantuk lagi dan tiba tiba bunyi suara ringtone ponsel ku berdering kencang membuat ku kaget langsung membulatkan mata dan Langsung bangkit dari posisi tidur ku menjadi duduk manis di atas Kasur.
Aku langsung Mengangkat telfon dan mengulas senyum saat melihat nama seseorang yang menelfon ku.
"Halo?"
"Lintang? Ini lintang kan?"
"Siapa lagi kalau bukan aku?"
"Aishhh! Kamu membuatku khawatir tau! Kamu dari mana saja? kenapa tidak menjawab telfon ku? kenapa tidak menjawab vid call dan telfon dari Ghea dan juga jelita? kamu baik baik saja kan?" ucap Arkan Panjang lebar dengan nada khawatir dan agak setengah marah.
"Halo? Lintang? Lintang kamu bisa dengar aku kan?" Imbuh Arkan lagi.
Aku hanya tersenyum dengan merangkul boneka Teddy bear kesayangan ku dan lama Menjawab pertanyaan Arkan.
itu memang disengaja...
"Yah Aku disini, aku mendengar kan mu, kenapa kau se khawatir itu? Aku baik baik saja Jangan khawatir,"
"Hei! gimana aku tidak khawatir Aku sudah banyak menelfon mu tapi kenapa tidak diangkat? Aku pikir kamu kenapa kenapa Jadi aku khawatir, lalu kamu dari mana saja? kenapa tidak menjawab telfon ku?" tanya Arkan lebih Panjang kali lebar.
"Sudahlah tidak usah Khawatir Arkan...Aku baik baik saja, tadi aku tertidur saat belajar dan ponsel ku mati jadi aku tidak tau kau menelfon atau bahkan Ghea dan jelita, Aku minta maaf telah menghawatirkan mu, dan... Ghea juga Jelita, apa mereka Sudah tidur?"
"Whatsapp mereka sudah Off kemungkinan sudah tidur mereka juga sangat menghawatirkan mu dan ada Juga seseorang yang sangat sangat Menghawatirkan mu lebih dari mereka sehingga tidak bisa tidur!" ucap Arkan sangat kentara sekali bahwa ia menunjukkan dirinya sendiri dengan berkata seperti itu.
"Apa? seseorang? emm..maaf sudah membuat orang itu jadi khawatir tolong sampaikan kepada nya ya, Aku sangat sangat minta maaf dengan tulus dari hatiku," ucap ku dengan Menahan tawaku.
"Hei! tentu lah! kau tau Ponsel mu dari sore tidak bisa dihubungi, sampai sekarang baru bisa dihubungi siapa yang tidak khawatir!" ucap Arkan dengan nada agak tinggi.
"Aku tau, aku minta maaf,"
"Yasudah kalau begitu, Aku akan beri tahu orang itu kalau tidak akan khawatir lagi tapi kau berjanji dulu kepada seseorang itu bahwa Kau tidak akan menghawatirkan nya lagi dan selalu menjaga diri dengan baik! jangan lupa juga untuk Selalu tersenyum dan tertawa! dan ingat jangan jadi anak nakal dengan sikap dingin mu itu!"
"Hei! Baiklah, Aku akan berjanji kepada seseorang yang telah menghawatirkan ku itu bahwa aku akan menepati janji yang ia berikan kepada ku," ucap ku dengan menunduk dan mengelus Boneka Teddy bear yang Aku Peluk sejak tadi.
"Kalau begitu istirahat lah, selamat malam mimpi yang indah, Aku akan menutup telfon nya," ucap Arkan dengan Agak kaku dari seberang telfon.
"Hei! berjanji lah dulu bahwa kau akan bilang kepada orang itu untuk tidak menghawatirkan ku dan bilang kepadanya aku akan berusaha menepati janji nya," ucap ku tersenyum simpul dengan menggengam ponsel ku erat erat.
"Hu?...Oh.. baiklah, Tentu saja aku akan memberi tahu nya bahkan secepat mungkin jangan khawatir, sudah lah percaya kepada ku, dia juga sudah tau mungkin bahwa kau akan baik baik saja,"
Aku mendengar suara kekehan kecil Arkan saat berbicara dari balik telefon.
"Baiklah, semoga mimpi indah,"
Aku langsung mematikan telefon dari Arkan dan menggeletak kan nya ke ranjang Kasur.
Sekarang Aku hanya bisa tersenyum menatap langit langit
'Seseorang? apakah yang ia maksud itu, dia sendiri?'
Gumam ku sambil tersenyum dan terkekeh menatap langit langit kamar ku yang berisi dengan bintang bintang di atap kamar ku.
'kenapa dia se khawatir itu?'
Aku hanya bisa tersenyum sendiri dengan memeluk guling dan Juga berusaha memejamkan mata agar bisa tidur kembali.
'Good night Arkan, semoga mimpi
indah,"
***
"Apa? Aishhh...dia begitu arogan dan dingin tapi aslinya dia sangat baik dan menarik," ucap Arkan dengan mengacak acak rambut nya dan tersenyum senyum sendiri di atas ranjang Kasur nya.
"Dia baru saja mengucapkan selamat malam semoga mimpi indah? Hu? Apa dia kerasukan? Ha iya! sebaiknya aku telfon dia kembali apa maksudnya dia memberi ucapan Selamat malam kepada ku?" ucap Arkan dengan mengambil Ponsel nya yang berada di meja dekat kasur.
Arkan mencari nama Lintang di ponsel nya dan berusaha untuk menelfon nya kembali.
"Aishhh tidak tidak! Dia pasti sudah tidur...sangat menggangu nya Jika aku telfon sekarang! ya, tidak! aku menunggu besok pagi saja lebih baik seperti itu! Okey!"
Ucap Arkan dengan Bimbang dan menarik nafas panjang panjang lalu menghembuskan nya perlahan.
"Arghhh tapi Kenapa aku sangat kepo dan Berperasaan seperti ini? Aishhhh! ada apa dengan ku?"
Arkan Bingung dan gundah, ia menggulingkan badan nya ke kiri dan ke kanan sesekali ia mengecek Ponsel hp nya dan mematikan nya lagi.
"Ini membuatku Gila dan tidak bisa tidur!" Arkan mencoba mengerjap kan mata nya namun nihil dia tidak bisa tidur.
Arkan memilih untuk Menutup wajah nya dengan bantal dan selimut nya.
"Apa Lintang punya perasaan terhadap ku?" Arkan Terkekeh kecil sendiri dengan memperlihatkan Deretan giginya dan pipi merona.
"semoga dia baik baik saja disana dan selalu bahagia, Good night Lintang semoga mimpi indah,"
Ia berusaha untuk tidur dan menutupi seluruh tubunya dari Ujung kepala hingga ujung kaki menggunakan selimut.
Ia pun tertidur dengan semua mimpi mimpi nya yang ikut tenggelam di dalam sana.
~~~
Apa bener nih Lintang Punya perasaan sama Arkan?
Menurut kalian Arkan pasti punya perasaan ke Lintang kan xixixi kelihatan banget noh wkwkwkw
Hayo sapa yg pengen punya doi kek Arkan begini awokwowkwkk
Koment di kolom Review ya:>
Jangan lupa tambahkan ke koleksi Guys
Thank You~~
Kunjungi Ig Author ya : @Aesjennie12_
@Hujaan_senjaaa
Ada kalanya kita harus menyembunyikan sebuah luka dan masalah yang kita hadapi itu sendiri tanpa harus memberi tahu orang lain-Arkan Samudra~~~~~"Minggu depan kita akan mengikuti lomba jadi pekan ini kita harus berlatih extra dan kalian harus tetap menjaga kesehatan kalian sampai lomba dilaksanakan! mengerti?" ucap seorang guru pelatih dengan mengenakan jaket olahraga di badan nya dan menggunakan training panjang di kaki panjang nya, tidak lupa Peluit di leher nya yang dapat mempertegas ketegasan nya sebagai guru pelatih perenang."Baik dan siap coach!" seru semua para anak anak itu yang berada di barisan dengan suara lantang dan bersamaan."Baiklah! kalian bisa kembali ke kelas! dan sepulang sekolah nanti kita akan berlatih lagi jangan sampai telat saya tunggu 10 menit di ruang kolam renang!
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.
Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala
"Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.
"Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t
Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga
"Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi
Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi
Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma
"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.