Share

Kehidupan

Author: Senja Amor
last update Last Updated: 2021-01-23 00:53:26

Ini adalah kisahku yang akhirnya, karena pada entah bagaimana kita harus menerima semuanya dengan tangan terbuka dan merangkulnya, meski luka menancap tanpa bertanya dan berkata 'Aku berharap hanya semoga aku selalu dikenang oleh semua orang'.

-Lintang Cahaya

***

 Sinar mentari memasuki jendela kamarku yang memantulkan sinar terang ke arah wajahku dan beberapa kali aku mengerjapkan kedua mataku, karena silau.

Kringgg ... Kringgg ... Kringgg ...

 Dengan suara jam beker yang menyeruak telinga orang yang mendengarkannya. Aku sudah terbangun dan buka mataku dengan menutup wajahku menggunakan satu tangan berharap sinar matahari tak memantulkan cahayanya tepat di wajahku.

Setelah nyawaku terkumpul aku berusaha bangkit dari kasur lembutku dan melakukan peregangan santai tidak lupa minum segelas air putih yang kuambil di sudut meja sebelah kasur.

"Aduh masih jam setengah tujuh, kenapa kamu sudah membangunkanku Mo !!! pekikku mengaduh kepada jam weker elektronikku yang kuberi nama Momo.

Waktunya bangun, selamat pagi selamat pagi nona cantik "ucap Momo, jam weker Elektronik ku yang bisa berbicara seperti hal nya manusia.

"Hm selamat pagi mo," jawab ku malas dengan berjalan gontai menuju kamar menatap sang mentari dengan memejamkan mata dan menghembuskan nafas perlahan.

Hari ini aku masuk siang untuk bersekolah dan biasanya aku berangkat sekolah, aku selalu olahraga pagi di sekitar perumahan, Namun berbeda dengan hari ini aku begitu malas turun ke bawah karena sesuatu hal.

Aku, Lintang Cahaya Manohara cewe yang sangat pendiam diantara beribu orang di dunia ini. Hanya beberapa orang saja yang mengerti tentang diriku, bahkan orang itu belum tentu mendalami kisah ku. Ini adalah kisahku yang begitu rumit untuk diterka dan begitu sesak untuk dirasa.

Dunia seakan membenciku namun juga kadang menyayangiku.

Aku bingung dengan alur cerita kehidupan ku bahkan aku tidak tahu kapan aku harus bahagia.

Setelah bosan memejamkan mata dengan terpaan sinar mentari aku beranjak pergi ke kamar mandi dan melakukan ritual mandi ku.

Setelah selesai mandi aku langsung mengambil ponsel dan memainkannya untuk membuka dll.

Berselang setengah jam, seseorang buka pintu kamar ku.

Dan aku langsung bangkit dari kasur dengan bergumam "Ini pasti bibi," ucapku dalam hati dan membuka Pintu kamar.

Selamat pagi Non Lintang ... "sapa bibi dengan tersenyum ramah ke arah ku.

"Selamat pagi bi," jawabku datar dan hanya tersenyum simpul.

"Non segera turun ke bawah untuk sarapan pagi ya," ucap bibi

Insya Allah bi, ucap ku datar.

"Jaga kesehatan Non, jangan sampai nanti ga turun ke bawah untuk sarapan pagi," ucap bibi memohon.

"Papa sama Mama?" ucap ku malas menyebut nama mereka.

"Tuan dan nyonya hbs ini akan berangkat kerja Non, atau Non ga mau berpamitan?" ucap bibi

"Tidak bi, ap mereka juga ikut sarapan?"

"Iya non, malah Tuan dan Nyonya ajakan Non sarapan pagi bersama mereka dan bibi disuruh untuk memanggil Non Lintang," ucap bibi

"Bibi yakin? Why ga mereka aja yang ke kamarku, kenapa harus menyuruh bibi? Tolong bilang ke papa dan mama ya bi, jika ingin mengajak anak nya sarapan pagi bersama setidaknya mereka sendiri yang menemui ku bukan bibi!" ucap ku dengan wajah ketus namun tetap berbicara sopan kepada bibi.

"Yaudah kalau gitu Non nanti bibi sampaikan, tapi Jangan sampai tidak sarapan ya Non ... hanya gara gara Tuan dan nyonya, jaga kesehatan Non sendiri, Bibi turun Ke bawah dulu" ucap bibi penuh Perhatian.

"iya bi," ucap ku dengan tersenyum simpul.

Setelah Bibi sudah turun ke bawah aku menutup pintu kamar dan bergumam.

Kenapa mama dan Papa ajakanku sarapan pagi? Aneh !!! '

Karena pada kenyataan Papa dan Mama hanya kedua orang tua yang sibuk bekerja dan tidak memperhatikan ku. Dari segi Aktivitas, sekolah, dan makan ku, Aku sendiri yang setiap hari harus menyesuaikan kehidupan yang menyesakkan ini.

Aku selalu mandiri dan mungkin Orang berfikir aku adalah anak yang cuek dan ketus Karena sifat pendiam ku yang keterlaluan.

Jadi, yang bersamaku harus memulai pembicaraan terlebih dahulu, karena aku enggan mengenal seseorang dan kehidupannya karena aku tlah dibebani kehidupan ku sendiri yang selalu disakiti oleh takdir dan suasana.

Tepat pukul 08.00 Aku menyambar seragam sekolah dan pengawasannya dengan rapi.

Setelah diri bersiap menuju sekolah Aku keluar kamar untuk Bersiaplah memakai sepatu di Lantai bawah.

"Hemm, msh jam 8," gumam ku dengan melihat Arloji Channel di tangan ku dengan membuka pintu kamar.

Seharusnya di jam ini aku sarapan pagi tapi, Aku akan sarapan jika Papa dan mama sudah berangkat kerja dan jika mereka belum berangkat Juga aku memilih untuk tidak makan meski perut ku keroncongan.

Aku berjalan menuruni anak tangga, baru 2 loncatan anak tangga aku mendengar bibi yang baru berbicara dengan papa.

"Maaf Tuan, Non Lintang tidak ingin sarapan, Non Lintang berkata kepada saya Jika Tuan Ingin mengajak sarapan bersama Tuan sendiri yang menemui Non Lintang," ucap bibi dengan tepat.

'mantap bi! Bibi sipp deh biar papa merasa berperasaan sedikit lah! ' Gumamku dalam hati yang sejak tadi melihat dan mendengar Bibi dan Papa berbincang seperti melihat drama dengan riang.

"Yasudah bi tidak papa terima kasih," ucap Papa berwibawa dan merenung diatur.

Tidak berlangsung lama Papa menyambar tas kerja nya.

Aku yang dari tadi mengintip di balik tangga langsung menunduk ketika Papa berbalik badan untuk menyambar tasnya yang ada di sofa.

'Duhh ... semoga aj Papa gak nge lihat aku' gumamku dalam hati dengan menggigit bibir bawahku dan dengan tangan menengadah seperti orang berdoa.

Namun seperti nya Papa curiga ada seseorang di tangga dengan gerak gerik yang aneh.

Tetapi papa langsung menyambar tasnya dan berlalu pergi menuju garasi mobil.

"Huffftt syukurlah ... Papa udah pergi kan" ucap ku pada diri sendiri dan berdiri untuk melihat Situasi seraya celingak kesana kemari.

"Non Ada apa?" Panggil Pak Syam tiba tiba mengaget kan ku hingga aku berteriak.

"Aaaaaa!" teriak ku hingga terjungkal ke belakang.

"Aaaaa!" teriak Pak syam balik.

 karena kelatahannya sehingga ia ikut teriak sama seperti ku.

"Pak syam..Kenapa ngagetin?" ucap ku dengan alis tertaut ke bawah dengan wajah ngos dan memegang dada ku yang hampir copot karena Pak Syam.

"Maaf Non ... Pak syam juga jadi Ikut kaget dan Lata nih," ucap Pak Syam garuk kepala garuk nya yang tidak gagal dan menepuk bibirnya.

"Kalau sembunyi jangan sampai ketahuan memalukan itu! Lebih baik langsung menghadap orangnya kalau mau bertemu dengan nya tidak perlu sembunyi sembunyi, dekat malu dibelakang!" Teriak Papa yang tiba-tiba muncul dari pintu dan terkekeh ekspresi ku yang kaget dibuatnya.

Sekarang Aku dibuat kaget oleh Papa!

'Aduh ... Ketahuan deh' gumam ku dengan melipat kedua bibir ku.

Aku menutup ekspresi kaget dan menyatakan kembali kepada Papa dengan berlalu Ke dapur untuk mengambil Air Putih.

seakan aku tidak mengingat dan tidak peduli apa yang terjadi barusan saja.

Papa hanya mengulas senyum dan berlalu Pergi menuju Mobil nya.

~~~

Di dapur ...

"Aduhhh ternyata papa belum berangkat juga? Astaga! Memalukan! Pakai ketahuan segala! Arghhhh" Sumpah serapahku dalam diri dan terkikik sendiri di dalam dapur sambil meneguk air putih.

Aku sarapan roti isi coklat favorit ku, sereal oatmeal dan susu putih di meja makan yang sudah disediakan oleh bibi.

Aku menyambar tasku dan berlalu menuju garasi mobil.

 Aku melihat Pak Syam sedang duduk di kursi halaman depan dengan menguyah roti nya.

"Non..sudah selesai sarapan?" tanya pak syam kaget dengan muncul nya aku dan mulutnya dipenuhi oleh roti yang ia makan.

"Pak syam lanjutkan makan aja, aku tunggu di mobil," ucapku sambil berlalu tanpa melihat pak syam dan langsung masuk ke mobil.

"Baik Non..Sebentar lagi ya Non..." teriak Pak Syam

Aku celingak celinguk di dalam mobil.

"Syukurlah Papa sudah berangkat! mengesalkan!" gumamku dalam hati.

Aku memasang earphone di telinga sambil memejamkan mata menunggu Pak syam selesai sarapan.

Tiba tiba aku terkantuk dan terkejut saat Pak Syam sudah di dalam mobil dan mengendarai mobil dengan laju perlahan.

Aku pun membuka mata dan berdeham pelan.

'Sejak kapan Pak Syam di dalam mobil' tanya ku dalam hati

"Non Lintang sudah bangun?" tanya pak Syam dengan rela mobil dan menyalip Kendaraan dengan lihai.

"Iya pak .."

"Maaf Non tadi Pak Syam tidak berani membangunkan Non,"

"Tidak papa Pak" ucapku datar

Aku pun sampai di sekolah dan turun dari mobil.

Melihat Pak Syam yang sudah melesat jauh dari depan gerbang sekolah.

 Aku segera masuk ke dalam gedung sekolah yang megah ini.

****

Related chapters

  • Bintang Tenggelam   Secret Of school

    Hal yang menyulitkan bagiku adalah tidak bisa tertawa lepas!tapi aku selalu percaya ada engkau yang selalu menggenggam ku erat erat untuk bisa tertawa Lepas-Lintang Cahaya~~~~~~Di sekolah...Di sekolah aku adalah Cewek yang sangat pendiam dan tidak ingin banyak bicara kecuali hal penting saja."Hei!" teriak Arkan mengagetkan ku dengan menepuk bahu ku.Aku terjungkal kaget dan Arkan malah menanggapi dengan tertawa terpingkal."Enak ya tertawa?" tanya ku dengan sinis menatap wajah Arkan."Enak banget dong makanya coba tertawa sedikit!" ucap Arkan dengan terkekeh."Dasar berandal!" cemooh ku pada Arkan dan ikut terkekeh."Entah kenapa sejak pagi smua orang membuat ku k

    Last Updated : 2021-01-24
  • Bintang Tenggelam   Sebuah senyuman

    'Nyatanya Aku tidak bisa berhenti merindukan mu'-Arkan Samudra~~~~~Sekolah telah usai Anak anak ber bondong bondong pulang ke rumah, ada juga yang memilih nongkrong sebelum pulang, biasa anak zaman sekarang yang setelah pulang sekolah tidak langsung pulang melainkan nongkrong dulu xixixixi."Hei jangan lupa nanti Kita vid call setelah sampai di rumah!" ucap Ghea dengan antusias dan mengi

    Last Updated : 2021-01-30
  • Bintang Tenggelam   Terlupa

    Mata ku terkantuk kantuk melihat cahaya terang di depan mataku, sinar itu membuat mata ku Sakit.Ternyata cahaya itu berasal dari lampu belajar ku yang berbentuk bunga mawar yang selalu menerangi buku buku ku saat sedang belajar."Aisshh..ternyata Aku tertidur," ucap ku dengan mengucek ucek kedua bola mataku."Jam berapa ini?" tanya ku dalam diriku sendiri sambil melihat Jam dinding kamar ku yang sudah menunjukkan pukul 23.00 Wib."Hu? ternyata Aku tidur saat belajar dan sekarang sudah jam 11 malam? Jam berapa aku mulai belajar? apa pr ku sudah selesai?" tanya ku dalam diriku sendiri dengan bingung dan segera mungkin aku melihat buku buku ku yang tergeletak di atas meja Belajar."Huffttt syukurlah..semua sudah beres, bisa bisa nya aku tertidur saat belajar! Ada apa dengan aku?" tanya Ku heran dengan menggelengkan kan kepala ku sendiri

    Last Updated : 2021-01-30
  • Bintang Tenggelam   Sesosok Arkan

    Ada kalanya kita harus menyembunyikan sebuah luka dan masalah yang kita hadapi itu sendiri tanpa harus memberi tahu orang lain-Arkan Samudra~~~~~"Minggu depan kita akan mengikuti lomba jadi pekan ini kita harus berlatih extra dan kalian harus tetap menjaga kesehatan kalian sampai lomba dilaksanakan! mengerti?" ucap seorang guru pelatih dengan mengenakan jaket olahraga di badan nya dan menggunakan training panjang di kaki panjang nya, tidak lupa Peluit di leher nya yang dapat mempertegas ketegasan nya sebagai guru pelatih perenang."Baik dan siap coach!" seru semua para anak anak itu yang berada di barisan dengan suara lantang dan bersamaan."Baiklah! kalian bisa kembali ke kelas! dan sepulang sekolah nanti kita akan berlatih lagi jangan sampai telat saya tunggu 10 menit di ruang kolam renang!

    Last Updated : 2021-01-31
  • Bintang Tenggelam   Bimbang

    "Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.

    Last Updated : 2021-01-31
  • Bintang Tenggelam   Menunggu mu

    Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma

    Last Updated : 2021-01-31
  • Bintang Tenggelam   Sang Istimewa

    Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi

    Last Updated : 2021-01-31
  • Bintang Tenggelam   Kalud

    "Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi

    Last Updated : 2021-02-02

Latest chapter

  • Bintang Tenggelam   Kotak Makan Classic

    Aku mengistirahatkan pikiran ku dan meroboh kan tubuh ku di ranjang UKS seraya melihat langit langit atap UKS.Aku menghembuskan lalu menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan."Mungkin Ghea,Jelita, dan Nala sedang menunggu ku di kantin" gumam ku seraya melihat jam arloji ku yang menunjukkan pukul 09.25 dimana Istirahat 5 menit lagi akan usai."Hufttt... mana perut ku laper begini!" celetuk ku seraya mengelus ngelus perut ku yang mulai mengaduh kelaparan diiringi dengan suara keroncongan.'Cekrekkkk'Aku mendengar suara pintu terbuka.Aku beranjak bangkit dari ranjang, yang sebelum nya posisi ter tidur sekarang ber-alih ke posisi duduk manis di atas ranjang UKS.'Siapa yang datang?' gumam ku penasaran.Karena UKS saat ini keadaan nya sangat sepi hanya ada aku yang sendiri.Jika mereka anak anak yang merasa tidak enak badan pasti bersuara dan selalu datang berdua.

  • Bintang Tenggelam   Balutan Luka

    Aku dan Vano saling memandangi, tidak kusangka juga ternyata tubuh ku bisa jatuh ke tangan Vano.'Kenapa dia rela mencegah ku agar tak jatuh dan berakhir jatuh di tangan nya???' gumam ku dalam hati.Semua anak anak histeris dan semua heboh sendiri yang kebetulan lihat kejadian yang aku alami."Emm...makasih" ucap ku datar dan masih dalam keadaan melamun seraya menatap lekat wajah Vano.Aku segera bangkit dari tangan nya yang sedari tadi memeluk tubuh ku agar tidak jatuh seraya menelan saliva kasar karena begitu gugup.Hu? gugup??? tidak biasanya aku seperti ini!"Sama sama" ucap nya dengan santai dan berdeham pelan."Ya ampun Lintang, ya ampun sorry banget ya, ak-ku ga seng-ngaja, tolong maafin aku Lin" ucap Naumi terbata bata dengan raut wajah ketakutan, anak yang barusan menabrak ku akibat lari nya yang sangat kencang dan tidak lihat lihat kala

  • Bintang Tenggelam   Jatuh; di tangan mu

    "Tidak kusangka ternyata kamu berbaik hati kepada ku" ucap Vano dengan menyungging senyuman bad boy nya."Maka beruntung lah! aku biasanya tidak sebaik ini, semua orang takut kepada ku karena begitu dingin dan hari ini aku harus menahan lapar karena mu!" ucap ku dengan dingin."Emang kamu kejam sih kelihatan nya," celetuk Vano asal nyeplos."Apa? kau mau mati ya?" ucap ku dengan memandang nya sinis dengan tangan menggenggam kepalan yang akan beraksi menjitak dahi Vano."Hei! Aku hanya bicara jujur," ucap Vano dengan menangkis genggaman ku dan memegang nya."Tapi kau sangat keren! kau type ku!" celetuk Vano dengan melepas kan genggaman ku dari tangan nya."Hu? kau sudah gila ya? kau pikir aku akan tergoda dengan rayuan palsu mu itu?" ucap ku dengan tersenyum khas ku.Senyum dingin seperti batu. Itu senyuman khas ku yang selalu bersama ku.

  • Bintang Tenggelam   Menjadi mentor mu

    "Kamu mau kan lintang? menemani Vano lihat lihat sekolah kita sekaligus mengajari pelajaran yang mungkin tertinggal karena ia baru pindah kesini" tanya Bu Erna penuh harap kepada ku."Oh-h...oh siapp bu saya bersedia...sama Putra juga kan bu?" ucap ku terbata bata dan berpura pura ber ekspresi bersemangat. Tapi realita nya sangat malas."Tentu, maksud ibu tadi kamu dan putra bersedia kan membantu teman baru mu ini" imbuh Bu Erna sambil tersenyum."Tentu" ucap ku dengan senyum simpul dan terpaksa mengangguk."Siapp bu saya bersedia" ucap Putra santai dan antusias.'Kenapa harus aku??? padahal disini juga banyak cewe yang cantik dan berlagak ingin menjadi mentor nya! Ghea dan Nala bahkan tadi sempat salting supaya dipilih, jangan tanya soal Jelita, dia sudah pasti bersiap dari awal untuk PDKT dengan nya sekaligus ingin Jadi mentor nya.' gumam ku dalam hati dengan memegangi kepala ku yang t

  • Bintang Tenggelam   Murid Baru

    Minggu ini Papa akan ke luar kota selama 3 hari dan itu membuat ku senang karena tidak perlu berdebat dengan nya lagi. Aku juga bisa menginap di rumah Ghea dan tidak kesepian di rumah yang setiap hari hanya bertemu bibi, Pak syam dan Pak Subur tukang Kebon di rumah, yang setiap hari membersihkan kebon milik papa.Jika berbicara tentang kebun aku teringat pada masa kecil ku dimana aku dan papa selalu bercocok tanam dan menghabiskan waktu di kebun bersama papa.Namun semua itu hanya Kenangan dan akan pudar oleh waktu jika kita sudah melupakan nya.Tapi semua kenangan yang pernah aku alami baik atau buruk, aku selalu mengingat kenangan itu dan tak kan pernah melupakan nya.'Kringgggg....kringggg...kringggg'Bel sekolah berbunyi anak anak kembali ke meja masing masing dan ketua kelas memanggil guru mapel yang mengajar di jam itu."Hey, ku dengar ada anak baru yang akan singga

  • Bintang Tenggelam   Kalud

    "Mau makan?" tanya Arkan."Hu? enggak deh aku mau langsung pulang aja," jawab ku"Oke kalau gitu,""Emang kamu laper?""Enggak sih cuman nawarin kamu aj siapa tau laper kan kamu suka makan" celetuk Arkan terkekeh."Cih! tau aja kalau aku suka makan" jawab ku dengan terkekeh.Di tengah tengah jalan terlihat menara yang berbentuk seperti paris namun ini lebih kecil dari menara di paris dan ketika malam lampu lampu yang indah menyinari sudut kota ini.Dan yang pasti menara ini memisahkan dua jalur yang berbeda."Aku duluan, bye!" pamit ku datar pada Arkan dengan mengambil jalur kanan untuk menuju tempat tinggal ku."Bye, hati hati di jalan" ucap Arkan melambaikan tangan nya dan ia berjalan di jalur kiri untuk menuju tempat tinggal nya itu.Rumah ku dan rumah Arkan tidak se arah maka menara ini menjadi

  • Bintang Tenggelam   Sang Istimewa

    Apa kau tahu sumber kebahagiaan ku adalah dirimu yang selalu ada untuk ku dalam duka maupun suka-Lintang Cahaya~~~~Aku bahagia...Dan kebahagiaan Ini tak bisa diukir oleh kata katakarena aku bisa melihat mu...tanpa kamu mengetahui nya.Aku berharap kau akan suksesdan aku akan selalu sabar menunggu mu selesai berlatih seperti ini, bahkan jika diperbolehkan Aku akan menunggu mu setiap hari.Andai kau tahu?Kau adalah manusia terhebat yang pernah aku tahu di dunia iniyang selalu bisa membuat ku tersenyum dari aku yang masih sekecil biji kacang sampai saat dewasa inijika engkau tidak hadir dalam hidup ku inimungkin aku akan tenggelam dalam kejam nya dunia.dan pahitnya sebuah kesedihanSukses selalu sahabat seperjuangan.To: LintangUntuk mu sang Samudra Ku.Aku menutup buku dyari ku yang sedari tadi

  • Bintang Tenggelam   Menunggu mu

    Aku rela menunggu mu demi dirimu, karena kau sang inspirasi ku, Aku ingin berjalan menapaki dunia bersama mu selamanya.Dear: King Of Water~~~~~~Aku menunggu hampir 2 Jam dan celingak celinguk sendiri di luar kolam renang berteman dengan buku catatan kecil di pangkuan ku dan earphone terpasang di telinga ku.'Berapa lama lagi dia akan selesai?' gumam ku dalam Hati dengan melihat jam arloji di tangan ku."Huffttt.." Aku menghembuskan nafas ku panjang panjang, aku sangat letih menunggu nya, tapi aku harus tetap menunggu nya.Tiba tiba suara Peluit terdengar 3 kali tiupan dari luar.Dan mereka KPSH keluar satu persatu dari Kolam renang itu."2 Jam setengah, apa ia tidak akan letih, jika setiap hari latihan selama ini?" ucap ku dengan menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir ku.Ma

  • Bintang Tenggelam   Bimbang

    "Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea."Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya."Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status