Share

209. Pengembaraan Menuju Suwarnadwipa

Esoknya, Bimantara berdiri dengan tongkatnya di hadapan Kepala Perguruan dan teman-temannya. Dahayu menatap Bimantara dengan sedih. Sementara Bimantara menatap wajah Kepala Perguruan dengan tatapan penuh semangat. Buntalan kain sudah di punggungnya.

“Aku berangkat, Tuan Guru Besar. Aku pasti kembali membawa bunga raksasa merah itu,” ucap Bimantara.

“Ingat semua pesanku agar kau bisa menempuh pulau itu dengan aman,” pinta Kepala Perguruan padanya.

“Baik, Tuan Guru.”

Bimantara pun menoleh pada Dahayu. “Aku pergi dulu,” ucap Bimantara.

Dahayu pun mengangguk. Lalu Bimantara menoleh pada Kancil, Pangeran Sakai, Rajo, Wira, Welas dan Sanum sambil tersenyum.

“Aku pasti akan merindukan bertualang bersama kalian lagi,” ucap Bimantara.

Semua tersenyum padanya.

“Jaga dirimu baik-baik,” pinta Kancil.

Bimantara mengangguk. “Semoga kalian semuanya bisa berhasil melakukan tugas terakhir untuk mendapatkan kitab sakti masing-masing.”

Bimantara pun berjalan menuju kapal layar milik perguruan. Kapal lay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status