Hari ini adalah pernikahan Rangga dan Ayra. meskipun tanpa cinta, namun Rangga menggelar pernikahan dengan sangat mewah.
" Kamu sangat cantik sayang, aku yakin Rangga akan terpukau melihat kamu" Ucap MishelAyra hanya tersenyum, seharusnya ini adalah hari yang sangat bahagia. andaikan Rangga menikahinya karena mencintainnya. tapi semua hanya lah mimpi Rangga tidak mungkin mencintainya-- bentuk kesabaran yang paling sulit adalah kemampuan untuk bertahan dalam situasi yang tidak kamu inginkan.sepedih apapun hidup yang kita jalani nanti, tetaplah untuk tersenyum. karena Allah akan selalu ada untuk kita--Lalu Ayra turun dari lantai atas tempat dia di rias menuju tempat prosesi pernikahannya. Semua mata terpukau dengan kecantikan Ayra"Seharusnya aku yang di dandani seperti itu bukan Ayra" Ucap Zea"Kamu bisa mencari laki-laki kaya raya disini, temen- temen Rangga pasti kaya raya semua" Jawab Tante Dina"Tapi apa ada yang se kaya Rangga? lihat rumahnya aja mewah banget, belum lagi barang barang lain nya, aku membayangkan jika aku jadi istri Rangga aku pasti akan mendapatkan semua fasilitas itu" Ucap Zea membayangkan"Itu pun kalo dia menganggap kamu istrinya, kalo dia menganggapmu pembantunya, gimana?" Ucap Dina menakuti anaknyaZea pun langsung terdiam dengan perkataan Mamahnya."Terimakasih Ayra, paman akan pastikan hidup kamu bahagia" Pamannya berbisik ke Ayra"Tapi, apa Ayra nanti bisa meluluhkan hati Tuan Rangga?" Wajah Ayra mulai murung"Paman yakin kamu pasti bisa, meskipun Rangga orang yang kasar dan dingin, Paman yakin ada satu titik hatinya untuk kebaikan, dan Paman yakin kamu bisa meluluhkan hatinya Rangga". Ucap paman memberi semangatAyra berjalan diatas karpet merah menuju penghulu dan tamu undangan. Ayra berusaha untuk tetap tersenyum.Acara akad berlangsung Rangga hanya perlu sekali tarikan nafas untuk mengucapkan ijab qabul, dan semua saksi mengatakan " SAH "Ayra resmi menjadi istri Rangga, seseorang CEO tampan dan sukses. Ayra hanya menunduk dan tidak terasa air mata nya mengalir. Rangga yang mengetahui hal itu langsung mencekram tangan Ayra dari bawah meja penghulu."Tidak usah menangis, semua sudah terjadi. Tunjukan wajah bahagiamu atau Pamanmu akan menjadi mayat saat ini juga". Ancam RanggaAyra mendengar itu menjadi ketakutan. Dia segera menghapus air matanya dan tersenyum. Sementara di belakang mereka, Paman mengeluarkan air matanya."Maafkan saya Mas, saya gagal membuat Ayra bahagia" Ucapnya dalam hatiAcara ijab qabul selesai para tamu di minta untuk menikmati hidangan yang sudah di siapkan. Banyak sekali makanan yang di sedikan mulai dari makanan khas dalam negeri maupun dari luar negeri.Zea dengan Mamanya berusaha mendekati pria yang di duga CEO seperti Rangga. Dari penampilannya dia sangat kaya dan Zea berpura pura jatuh terpeleset dan menabraknya"Aduhh, maaf tuan saya tidak sengaja" Ucap Zea dengan senyuman genitnyaPria itupun tidak menghiraukan Zea dan pergi meninggalkannya. Zea pun merasa kesal dengan sikap acuh nya pria itu.Di pelaminan Ayra berusaha untuk tetap tersenyum dan menyalami semua tamu yang hadir.Acara pernikahan dan resepsi dilaksanakan hingga malam hari hingga semua tamu sudah pulang yang tertinggal hanyalah keluarga dan para pekerja.Ayra terlihat sangat lelah dan ingin meminta izin ke kamar lebih dulu, namun tidak berani. karena wajah Rangga yang tadinya ramah berubah menjadi datar.Paman dan Keluarganya akhirnya meminta izin pulang. Ayra mengantarkan mereka sampai depan, tapi sebelum pergi Paman memeluk Ayra dan berbicara"Jaga diri kamu baik baik ya, teruti semua perintah Rangga jangan membantah. Paman yakin hatinya akan luluh dengan kebaikanmu, jadilah istri yang terbaik untuknya" Ucap pamanAyra pun hanya mengangguk dan Paman melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Ayra."Untuk apalagi kamu di luar, masuk ke kamar sekarang!" Perintah RanggaAyra hanya mengangguk dan langsung naik masuk kekamarnya.kemudian dengan langkah kasarnya, Rangga masuk ke kamar Ayra yang kebetulan tidak di kunci.Melihat Rangga masuk dengan wajah marah Ayra merasa takut. Namun dia kumpulkan keberanian untuk bertanya."Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Ayra bertanya"Rapihkan barang-barangmu dan pindah ke kamar saya sekarang juga" perintah Rangga"T...tapi tuan" Ayra merasa ada yang tidak beres"Ini perintah. saya tidak mau dibantah" bentak RanggaAyra hanya bisa mengikuti semua perkataan Rangga. dia seperti boneka yang siap di mainkan oleh tuannya.Ayra segera merapihkan barang-barang yang di perlukan sebelum memasuki kamar suaminya itu.Ayra mengetuk pintu terlebih dahulu setelah ada sahutan dari dalam barulah ia masuk.Ayra sangat kagum dengan kamarnya Rangga yang sangat luas dan mewah."Maaf, saya taruh barangnya dimana ya?" Ayra bertanya kepada Rangga"Letakan di ruangan itu, disana ada lemari kosong. letakan disana semuanya" Rangga menjawab tanpa menoleh kepada AyraAyra membuka lemari yang berada disudut dan menyimpan semua pakaian disanakemudian ia masuk ke kamar mandi yang bersebelahan dengan ruangan tadi, Dia membersihkan diri dan mengganti pakaiannya."Maaf, saya tidur dimana tuan?" Ayra memberanikan diri untuk bertanya"Tempat tidur disini hanya ada satu, jadi kira-kira kamu tidur dimana? jangan pernah membuat saya marah". Rangga TegasAyra tidak menjawab, dia hanya menganggukan kepala nya lalu dia naik ke tempat tidur ukuran king size.kasurnya sangat empuk dan wangi.Malam itu, Ayra tidur dengan Nyenyak.Ayra bangun pagi pagi sekali, setelah membersihkan diri dan beribadah, Ayra turun ke dapur. Disana sudah ada Narsih pelayan dirumah Rangga yang sedang memasak."Permisi, boleh saya tanya sesuatu?" Tanya Ayra"Silahkan Nyonya" Narsih menjawab"Untuk sarapan, biasanya Tuan makan apa?" Tanya Ayra"Tuan hanya sarapan dengan roti dan secangkir susu Nyonya" Jawab Narsih"Untuk apa Nyonya? Apa Tuan ingin sarapan ini diantarkan ke kamarnya? " Sambung Narsih"Tidak, dia masih tidur. aku hanya ingin membuatkan sarapan untuknya, tetapi jika dia bertanya katakan saja kamu yang buat ya" Kata Ayra"Tidak perlu Nyonya! biar saya saja yang menyiapkan sarapan" Jawab Narsih"Tidak apa-apa, jika saya hanya duduk rasanya membosankan. Jadi mulai sekarang, semua kebutuhan tuan saya yang siapkan" Pinta Ayra"Baiklah, jika itu mau Nyonya" Jawab Narsih pasrahKemudian Ayra mencatat semua kebiasaan dan kebutuhan Rangga yang dijelaskan Narsih"Itu semua kebiasaan dan kebutuhan Tuan, Nyonya" Ucap Narsih"Baik, t
Seperti biasa, Ayra bangun sebelum Rangga terbangun. dan ia turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya.Ayra sangatlah cekatan dalam bekerja, dan masakan nya pun sangat enak.kemudian Rangga turun memakai jas yang sudah dipilihkan oleh Ayra dan sarapan bersama AyraKetika Rangga telah selesai dengan sarapan nya, ketika ia hendak pergi ia melihat kedatangan ayahnya yang sudah kembali dari korea."Ayah" Rangga terkejutAyah pun masuk dan Rangga pun menyaliminya begitupun Ayra"Ini siapa?" tanya Ayah sambil menoleh ke AyraKemudian Rangga pun menyuruh Ayra untuk meninggalkan mereka berdua, Dia pun hanya mengangguk dan meninggalkan mereka."Itu Istri Rangga, Ayah" jawab Rangga"Haa, tega kamu, kamu sama sekali tidak memberitahu Ayah. kamu tidak mengakui Ayah mu lagi?" Mata Ayah mulai ber kaca-kaca"Bukan begitu Ayah, sebelumnya aku minta maaf, aku tau aku salah. seharusnya aku meminta persetujuan Ayah terlebih dulu" Rangga menjelaskan"Alasanku menikahinya karena aku harus ber
Pagi hari, Rangga sudah siap dengan jas nya dan Nugroho pun sudah siap ingin kembali ke korea.Ketika Rangga sudah selesai makan dan bersiap-siap berangkat ke kantor, terdengar keributan dari luar rumah Rangga pun langsung keluar dan melihat apa yang terjadi, Ternyata itu adalah LunaNugroho dengan Ayra hanya diam saja. Mereka tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi Rangga.Sementara Luna yang melihat Rangga keluar langsung memeluknya dengan erat "Lepaskan!" Rangga menyentak tangan Luna dengan kasar "Sayang, kenapa kamu kasar begini. Apa aku salah? Bukan kah kita akan menikah?" Luna sengaja meninggikan suaranya agar semua orang mendengar "Menyingkir atau ku singkirkan dengan paksa" Rangga mulai marah "Rangga, kamu tidak bisa bersikap seperti itu. Kamu sudah menandatangani surat perjanjian untuk menikah denganku. Jika tidak kamu akan tau apa yang Ayahku perbuat kepadamu" Luna mengancam Kemudian Rangga mencoba mengingat kapan dia menandatangani surat perjanjian itu. Dia meras
Sudah malam, namun Rangga belum juga pulang.Ayra tidak berani menghubungi Rangga, meskipun dia mengkhawatirkannya.Ayra pun memutuskan untuk tidur, lalu dia terbangun mendengar ketukan dan suara memanggilnya dari luar kamar, lalu Ayra membuka pintu. Ayra terkejut melihat Rendi memapah Rangga yang di penuhi dengan darah. "Rendi, apa yang terjadi?" Tanya Ayra panik "Tuan di serang, Nona" Jawab Rendi membaringkan Rangga ditempat tidur, Rangga tidak sadarkan diri "Mengapa tidak di bawa kerumah sakit!" Tanya Ayra sedikit marah "Situasi sedang tidak aman Nona, dan satu-satunya tempat yang aman untuk Tuan adalah dirumah, Saya sudah menghubungi dokter, dia sedang dalam perjalanan" Jawab Rendi "Bi Narsih, tolong ambilkan air hangat biar saya bersihkan darahnya" Pinta Ayra Ayra membersihkan tubuh Rangga yang penuh dengan darah. Dia terkena tembakan. Tapi Ayra tidak berani bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dan dia juga tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi suaminya itu.Ayra j
Dengan setia Ayra menunggu Rangga bangun dari komanya. Dia tidak makan dan tidur teratur. Badannya terlihat lebih kurus dan wajahnya terlihat sedikit kusam. Ayra terus berdoa untuk kesembuhan Rangga. Sebenarnya dia penasaran seberapa banyak musuh-musuh Rangga sampai dia mengalami hal yang mengerikan ini.Ayra membaringkan kepalanya di dekat tangan Rangga. Saat itu, jari-jari tangga Rangga mulai bergerak. Ayra bisa merasakannya. Kemudian dia pun mengangkat kepalanya dan melihat mata Rangga mulai terbuka."Tuan, Anda sudah sadar?" Tanya Ayra."Sebentar, saya akan panggilkan dokter." Lanjutnya.Ayra keluar ruangan dengan tergesa-gesa, Rendi yang melihatnya kemudian masuk kedalam kamar Rangga. Dia penasaran apa yang terjadi. Tidak lama kemudian, Ayra kembali dengan seorang dokter yang berjalan dengan sangat cepat. Dokter segera memeriksa keadaan Rangga."Selamat pagi Tuan, Apa yang anda rasakan?" Tanya sang dokter.Rangga tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Ayra menjadi panik. Dia takut
"Tapi Paman! mengapa harus Ayra? Ayra masih ingin kuliah". Ayra mencoba bertanya kepada Paman nya"Terus siapa? Zea? gamau Pa, Zea masih harus mengejar mimpi Zea". Zea membantah"Ayra, kamu sudah dibesarkan oleh Paman sedari kecil, sudah saatnya kamu membalas budi. Lagipula Paman kamu sudah tidak punya biaya lagi untuk kuliah kamu, sudah bagus dulu kami tidak melantarkan kamu". Tante Dina mulai membuka suara"Sudah, Ma Ayra adalah anak Kaka Papa, sudah seharusnya Papa menjaga dia". Ucap Paman RianPaman Rian adalah satu-satunya Adik Ayah Ayra. Saat Ayra masih berumur 7 tahun, Orang tua nya mengalami kecelakaan, sehingga menyebabkan mereka meninggal. Sejak saat itu, Paman nya Rian mengasuhnya dengan penuh kasih sayang, Namun istrinya Tante Dina tidak terima jika Ayra tinggal bersama mereka.Dia telah meminta Rian untuk menitipkan Ayra di panti asuhan. Namun Rian menolak dengan keras.Kini, Pamannya mengalami kesulitan. Paman nya terlibat hutang yang sangat banyak kepada salah satu peru
Ayra telah sampai kerumah mewah milik Rangga. Ayra terpana melihat halaman yang luas di kelilingi taman yang indah. ketika Ayra larut dalam kekaguman nya terhadap rumah calon suami terpaksanya itu, datanglah seorang pelayan laki-laki setengah baya yang menyambut kedatangannya."Nona, mari saya antarkan Anda ke kamar." Sapa Heri."B..baik." Jawab Ayra.Ayra berjalan mengikuti Heri ke lantai atas. Dia tidak diberikan kamar utama. karena kamar utama itu di tempati oleh Tuan rumah, Rangga."Mulai sekarang inilah kamar anda Nona. jika Anda butuh sesuatu, Anda bisa meminta bantuan Saya." Heri mohon pamit."Baik, terimakasih, Tuan." Jawab Ayra."Jangan panggil Tuan, saya hanya pelayan di rumah ini." Ucap Heri."Tapi ..." Suara Ayra terhenti ketika ada seseorang yang memanggil Heri."Saya permisi Nona. saya harus menyelesaikan pekerjaan saya, permisi". Pamit Heri.Setelah Heri keluar, Ayra merapihkan pakaiannya ke dalam lemari yang telah tersedia dan membersihkan diri.Ayra mulai merenungkan
Dengan setia Ayra menunggu Rangga bangun dari komanya. Dia tidak makan dan tidur teratur. Badannya terlihat lebih kurus dan wajahnya terlihat sedikit kusam. Ayra terus berdoa untuk kesembuhan Rangga. Sebenarnya dia penasaran seberapa banyak musuh-musuh Rangga sampai dia mengalami hal yang mengerikan ini.Ayra membaringkan kepalanya di dekat tangan Rangga. Saat itu, jari-jari tangga Rangga mulai bergerak. Ayra bisa merasakannya. Kemudian dia pun mengangkat kepalanya dan melihat mata Rangga mulai terbuka."Tuan, Anda sudah sadar?" Tanya Ayra."Sebentar, saya akan panggilkan dokter." Lanjutnya.Ayra keluar ruangan dengan tergesa-gesa, Rendi yang melihatnya kemudian masuk kedalam kamar Rangga. Dia penasaran apa yang terjadi. Tidak lama kemudian, Ayra kembali dengan seorang dokter yang berjalan dengan sangat cepat. Dokter segera memeriksa keadaan Rangga."Selamat pagi Tuan, Apa yang anda rasakan?" Tanya sang dokter.Rangga tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Ayra menjadi panik. Dia takut
Sudah malam, namun Rangga belum juga pulang.Ayra tidak berani menghubungi Rangga, meskipun dia mengkhawatirkannya.Ayra pun memutuskan untuk tidur, lalu dia terbangun mendengar ketukan dan suara memanggilnya dari luar kamar, lalu Ayra membuka pintu. Ayra terkejut melihat Rendi memapah Rangga yang di penuhi dengan darah. "Rendi, apa yang terjadi?" Tanya Ayra panik "Tuan di serang, Nona" Jawab Rendi membaringkan Rangga ditempat tidur, Rangga tidak sadarkan diri "Mengapa tidak di bawa kerumah sakit!" Tanya Ayra sedikit marah "Situasi sedang tidak aman Nona, dan satu-satunya tempat yang aman untuk Tuan adalah dirumah, Saya sudah menghubungi dokter, dia sedang dalam perjalanan" Jawab Rendi "Bi Narsih, tolong ambilkan air hangat biar saya bersihkan darahnya" Pinta Ayra Ayra membersihkan tubuh Rangga yang penuh dengan darah. Dia terkena tembakan. Tapi Ayra tidak berani bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dan dia juga tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi suaminya itu.Ayra j
Pagi hari, Rangga sudah siap dengan jas nya dan Nugroho pun sudah siap ingin kembali ke korea.Ketika Rangga sudah selesai makan dan bersiap-siap berangkat ke kantor, terdengar keributan dari luar rumah Rangga pun langsung keluar dan melihat apa yang terjadi, Ternyata itu adalah LunaNugroho dengan Ayra hanya diam saja. Mereka tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi Rangga.Sementara Luna yang melihat Rangga keluar langsung memeluknya dengan erat "Lepaskan!" Rangga menyentak tangan Luna dengan kasar "Sayang, kenapa kamu kasar begini. Apa aku salah? Bukan kah kita akan menikah?" Luna sengaja meninggikan suaranya agar semua orang mendengar "Menyingkir atau ku singkirkan dengan paksa" Rangga mulai marah "Rangga, kamu tidak bisa bersikap seperti itu. Kamu sudah menandatangani surat perjanjian untuk menikah denganku. Jika tidak kamu akan tau apa yang Ayahku perbuat kepadamu" Luna mengancam Kemudian Rangga mencoba mengingat kapan dia menandatangani surat perjanjian itu. Dia meras
Seperti biasa, Ayra bangun sebelum Rangga terbangun. dan ia turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya.Ayra sangatlah cekatan dalam bekerja, dan masakan nya pun sangat enak.kemudian Rangga turun memakai jas yang sudah dipilihkan oleh Ayra dan sarapan bersama AyraKetika Rangga telah selesai dengan sarapan nya, ketika ia hendak pergi ia melihat kedatangan ayahnya yang sudah kembali dari korea."Ayah" Rangga terkejutAyah pun masuk dan Rangga pun menyaliminya begitupun Ayra"Ini siapa?" tanya Ayah sambil menoleh ke AyraKemudian Rangga pun menyuruh Ayra untuk meninggalkan mereka berdua, Dia pun hanya mengangguk dan meninggalkan mereka."Itu Istri Rangga, Ayah" jawab Rangga"Haa, tega kamu, kamu sama sekali tidak memberitahu Ayah. kamu tidak mengakui Ayah mu lagi?" Mata Ayah mulai ber kaca-kaca"Bukan begitu Ayah, sebelumnya aku minta maaf, aku tau aku salah. seharusnya aku meminta persetujuan Ayah terlebih dulu" Rangga menjelaskan"Alasanku menikahinya karena aku harus ber
Ayra bangun pagi pagi sekali, setelah membersihkan diri dan beribadah, Ayra turun ke dapur. Disana sudah ada Narsih pelayan dirumah Rangga yang sedang memasak."Permisi, boleh saya tanya sesuatu?" Tanya Ayra"Silahkan Nyonya" Narsih menjawab"Untuk sarapan, biasanya Tuan makan apa?" Tanya Ayra"Tuan hanya sarapan dengan roti dan secangkir susu Nyonya" Jawab Narsih"Untuk apa Nyonya? Apa Tuan ingin sarapan ini diantarkan ke kamarnya? " Sambung Narsih"Tidak, dia masih tidur. aku hanya ingin membuatkan sarapan untuknya, tetapi jika dia bertanya katakan saja kamu yang buat ya" Kata Ayra"Tidak perlu Nyonya! biar saya saja yang menyiapkan sarapan" Jawab Narsih"Tidak apa-apa, jika saya hanya duduk rasanya membosankan. Jadi mulai sekarang, semua kebutuhan tuan saya yang siapkan" Pinta Ayra"Baiklah, jika itu mau Nyonya" Jawab Narsih pasrahKemudian Ayra mencatat semua kebiasaan dan kebutuhan Rangga yang dijelaskan Narsih"Itu semua kebiasaan dan kebutuhan Tuan, Nyonya" Ucap Narsih"Baik, t
Hari ini adalah pernikahan Rangga dan Ayra. meskipun tanpa cinta, namun Rangga menggelar pernikahan dengan sangat mewah." Kamu sangat cantik sayang, aku yakin Rangga akan terpukau melihat kamu" Ucap MishelAyra hanya tersenyum, seharusnya ini adalah hari yang sangat bahagia. andaikan Rangga menikahinya karena mencintainnya. tapi semua hanya lah mimpi Rangga tidak mungkin mencintainya-- bentuk kesabaran yang paling sulit adalah kemampuan untuk bertahan dalam situasi yang tidak kamu inginkan.sepedih apapun hidup yang kita jalani nanti, tetaplah untuk tersenyum. karena Allah akan selalu ada untuk kita--Lalu Ayra turun dari lantai atas tempat dia di rias menuju tempat prosesi pernikahannya. Semua mata terpukau dengan kecantikan Ayra"Seharusnya aku yang di dandani seperti itu bukan Ayra" Ucap Zea"Kamu bisa mencari laki-laki kaya raya disini, temen- temen Rangga pasti kaya raya semua" Jawab Tante Dina"Tapi apa ada yang se kaya Rangga? lihat rumahnya aja mewah banget, belum lagi baran
Ayra telah sampai kerumah mewah milik Rangga. Ayra terpana melihat halaman yang luas di kelilingi taman yang indah. ketika Ayra larut dalam kekaguman nya terhadap rumah calon suami terpaksanya itu, datanglah seorang pelayan laki-laki setengah baya yang menyambut kedatangannya."Nona, mari saya antarkan Anda ke kamar." Sapa Heri."B..baik." Jawab Ayra.Ayra berjalan mengikuti Heri ke lantai atas. Dia tidak diberikan kamar utama. karena kamar utama itu di tempati oleh Tuan rumah, Rangga."Mulai sekarang inilah kamar anda Nona. jika Anda butuh sesuatu, Anda bisa meminta bantuan Saya." Heri mohon pamit."Baik, terimakasih, Tuan." Jawab Ayra."Jangan panggil Tuan, saya hanya pelayan di rumah ini." Ucap Heri."Tapi ..." Suara Ayra terhenti ketika ada seseorang yang memanggil Heri."Saya permisi Nona. saya harus menyelesaikan pekerjaan saya, permisi". Pamit Heri.Setelah Heri keluar, Ayra merapihkan pakaiannya ke dalam lemari yang telah tersedia dan membersihkan diri.Ayra mulai merenungkan
"Tapi Paman! mengapa harus Ayra? Ayra masih ingin kuliah". Ayra mencoba bertanya kepada Paman nya"Terus siapa? Zea? gamau Pa, Zea masih harus mengejar mimpi Zea". Zea membantah"Ayra, kamu sudah dibesarkan oleh Paman sedari kecil, sudah saatnya kamu membalas budi. Lagipula Paman kamu sudah tidak punya biaya lagi untuk kuliah kamu, sudah bagus dulu kami tidak melantarkan kamu". Tante Dina mulai membuka suara"Sudah, Ma Ayra adalah anak Kaka Papa, sudah seharusnya Papa menjaga dia". Ucap Paman RianPaman Rian adalah satu-satunya Adik Ayah Ayra. Saat Ayra masih berumur 7 tahun, Orang tua nya mengalami kecelakaan, sehingga menyebabkan mereka meninggal. Sejak saat itu, Paman nya Rian mengasuhnya dengan penuh kasih sayang, Namun istrinya Tante Dina tidak terima jika Ayra tinggal bersama mereka.Dia telah meminta Rian untuk menitipkan Ayra di panti asuhan. Namun Rian menolak dengan keras.Kini, Pamannya mengalami kesulitan. Paman nya terlibat hutang yang sangat banyak kepada salah satu peru