Share

Dua

Author: agus syakur
last update Last Updated: 2020-10-26 13:31:05

Hari kedua MOS ....

" Sakit mah!" Jerit Nessa saat Fina -Ibunya menguncir rambutnya sebanyak tanggal ulang tahunnya. Untung aja tanggal lahirnya itu tujuh. Gak kebayang kalo yang tanggal lahirnya tiga puluh atau dua puluh lah minimal. Itu rambut pasti lebih mirip sarang burung.

" Emangnya mamah jambak apa sampe sakit segala." Cetus Fina sambil menguncir rambut Nessa dengan karet jepang.

Nessa mencebikkan bibirnya. Setelah selesai ia langsung pamit ke mamahnya untuk berangkat ke sekolah.

" Woy! Ber!" Sahut Cevin dari depan belokan rumah Nessa. Rupanya cowok itu dan Cavan sudah lebih dulu disana.

Nessa mengerucutkan bibirnya mendengar Cevin yang kadang memanggilnya dengan sebutan "Ber" itu karena nama panjang Nessa adalah Bernessa Hanan. Tapi kan aneh aja dipanggil Ber . Tedy bear? " Nessa woy Nessa! Elah!" Ia menepuk lengan Cevin cukup kencang tapi cowok itu malah tertawa.

" Gampangan manggil Ber. Kebagusan Nessa mah." Sahut Cevin lagi.

" Haii Cavan! Apa kabar?" Sapa Nessa ke sahabatnya yang satu lagi.

" Hm." Cavan gak berniat membalas sapaan Nessa dan lebih memilih untuk membenarkan tali tas karung goninya yang sedikit melilit.

" Dulu emak lo ngidam apa sih? " Bisik Nessa ke Cevin yang sebenernya cukup keras sehingga Cavan bisa mendengarnya.

" Pengen es di kutub utara tapi gak kesampean. Jadi deh anaknya beku kayak es disono." Jawab Cevin asal.

“Untung gak jadi beruang kutub.” Balas Nessa sambil melirik sinis kearah Cavan yang masih bersikap cuek itu.

“Kan elo beruang kutubnya, Ber.” Cevin membalas sambil memamerkan deretan giginya yang rapih.

“Sialan! Tapi kok lo enggak dingin kayak Cavan?" Nessa bertanya lagi dengan tampang polosnya.

" Gue kan produk gagal. Puas lo?!" Jawab Cevin lagi yang disambut dengan tawa keras dari Nessa.

Cavan mengelus dadanya mendengar suara tawa Nessa yang sangat kencang itu. Rasanya suara tawa Nessa itu bisa membuat polusi suara." Bisa gila gue."

Cevin dan Nessa malah cekikikan ngeliat tampang bete Cavan pagi ini.

Lagi-lagi Cevin melipir ke warkop di sebrang sekolah itu. Sebelumnya ia mengusap kepala Nessa dengan lembut." Gak usah kangen ya. Nanti abang nyusul eneng kok pas pensi."

Nessa berdecih." Jijik banget dengernya ya."

Cavan menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian berjalan mendahului Nessa ke dalam sekolah. Untung aja hari ini gak ada acara di giring-giring kayak kemarin.

Pagi ini setelah sang ketua OSIS memberi arahan untuk peserta MOS, kegiatan pun mulai berlangsung lagi.

Seperti acara MOS pada umumnya, selalu aja ada acara minta tanda tangan anggota OSIS dan yang kalah jelas dapet hukuman.

Cavan dan Nessa yang memang berada di satu kelompok langsung mencari beberapa anggota OSIS yang bersedia dimintai tanda tangannya.

Untung aja ketua OSIS dan wakilnya baik jadi mereka ngasih tanda tangannya tanpa syarat apa pun.

Berbeda dengan si keriting alias kak Brenda, yang kemarin menggiring Nessa dan Cavan. Ia malah menatap kearah Nessa dan Cavan dengan tatapan menyelidik. " Mau tanda tangan gue ya?"

Iyalah! Pake nanya lagi. Nessa membatin.

Tapi Nessa memilih untuk mengangguk aja seperti Cavan karena sebelum acara ini dimulai Cavan udah mengancamnya untuk gak asal nyablak, karena bisa-bisa mereka berdua nanti di hukum. Jelas Cavan paling anti di hukum.

Well. Elo." Brenda menunjuk Nessa." Ke kantin gih! Godain Dika. Tuh orangnya." Ia mengedikkan dagunya kearah Dika.

Mendengar nama Dika, Nessa jadi inget senior yang ganteng tapi tengil yang sempat mengganggunya kemarin. Bener aja, Brenda menunjuk sosok Dika yang lagi iseng memasukkan banyak sambel ke soto milik temennya sebelum membawakan ke meja.

" Itu sih gampang!" Ucap Nessa sambil nyengir. Ia melirik Cavan sebentar, cowok itu hanya menatap datar kearahnya.

" Yaudah sana."

Nessa berjalan menghampiri sosok Dika yang mulai menyantap makanannya. Cowok itu tertawa ngakak saat sahabatnya, Rudi kepedesan memakan soto yang dibawakan Dika.

" Sialan lo, Dik!"

" Makanya kalo makan baca bissmillah dulu." Ucap Dika yang gak peduli dengan wajah Rudi yang memerah karena kepedesan itu.

" Kak Dika! Hai! Pagi!" Sapa Nessa dengan suara cukup kencang sehingga mengalihkan perhatian dari beberapa penghuni kantin. Beberapa lagi tidak terlalu peduli karena tau ini pasti kerjaan anak OSIS.

Dika sempet kaget ngeliat wajah junior yang kemarin ia ganggu itu." Lah itu rambut lo kenapa? Kesetrum?" Ia ngakak ngeliat rambut cewek didepannya yang kayaknya dikuncir lebih banyak dibanding kemarin.

Nessa mengabaikan ledekan dari senior tengilnya itu karena tujuannya kesini buat ngegodain Dika." Iya kesetrum cintanya kakak." Ucapnya tanpa malu-malu.

Cavan mengusap wajahnya melihat sikap gak tau malunya Nessa yang lagi-lagi bikin dia shock.

Dika melotot gak percaya dengan sikap gak tau malu juniornya ini. Hebat." Wah!! Si eneng bisa aja. Diajarin siapa sih?"

" Kak Dika ganteng deh." Ucap Nessa lagi yang sebenernya jujur dari dalam hatinya.

" Lah emang iya. Baru tau ya?" Dika malah mengusap-usap dagunya dengan tatapan tengil.

Beberapa siswa di kantin menatap gak percaya dengan keberanian junior yang menggoda Dika itu. Belum tau aja sifat aslinya Dika. Ganteng sih tapi biang onar. BadBoy!

" Mau disuapin gak?" Dika malah menyodorkan sesendok soto kearah Nessa.

Nessa mengangguk dan memajukan wajahnya sehingga sendok itu masuk ke mulutnya." Uhuk!" Itu soto disambelin apa sambel disotoin.

Dika tertawa ngakak ngeliat tampang kepedesan cewek didepannya. Ya gak jauh beda dari Rudi sih. Tadi ia memang sengaja menyendok soto milik Rudi bukan miliknya.

" Sialan!" Cetus Nessa yang tanpa babibu lagi mengambil es teh yang ada didepan Dika dan meminumnya sampe tinggal setengah." Makasih kak!" Ia kembali ke Brenda setelah mendengar senior itu memanggil namanya.

Dika sempet melongo saat Nessa meminum es tehnya tanpa permisi. Boleh juga nih cewek.

" Gokil. Nih tanda tangan buat kalian." Brenda menahan tawanya sambil menanda tangani kertas milik Cavan dan Nessa.

" Bilang makasih ke gue dong. Kan lo jadi dapet cuma-cuma." Ucap Nessa begitu mereka berjalan di koridor kelas untuk mencari anak OSIS lain. Cavan hanya bergumam gak jelas." Tapi kak Dika emang lucu sih. Gak nyesel deh godain dia. Siapa tau bisa jadian kayak di novel-novel ya."

" Kurang-kurangin ngayalnya." Ucap Cavan kemudian berjalan mendahului Nessa saat melihat salah satu anggota OSIS yang lagi main hape di koridor.

Nessa berdecak. Cavan emang gak pernah mendukungnya sama sekali. Coba aja ada Cevin, dia pasti dukung banget dirinya buat deket sama Dika." Tungguin eh kampret!" Ia mengejar Cavan yang sudah cukup jauh didepannya.

Setelah makan siang acara pensi pun dimulai.

Nessa sengaja cepat-cepat menghabiskan makan siangnya agar bisa dapat tempat di dekat panggung. Cavan pun terpaksa harus makan cepat-cepat karena Nessa memaksanya.

" Ih anjir diabisin!" Sahut Cevin yang entah datang darimana itu.

" Ih kunyuk baru dateng!" Nessa yang sempet kaget itu menepuk pundak Cevin yang tiba-tiba duduk diantara ia dan Cavan.

" Makanya MOS." Ucap Cavan yang langsung memasukkan kotak bekal makannya yang sudah kosong ke dalam tas karung goninya.

" Yaudah ah yok! Bentar lagi dimulai. Gue kepo mau liat cogan-cogan sekolah ini." Nessa terlihat paling bersemangat itu buru-buru bangkit dari kursi.

" Dasar ganjen!" Cevin mengusap wajah Nessa.

" Ih itu tangan udah dicuci belom!" Nessa cemberut.

Cevin hanya mengedikkan bahunya kemudian merangkul Nessa dan mengajak cewek itu ke tengah lapangan yang sekarang udah didirikan panggung itu. Cavan mengikuti di belakang kayak anak tiri.

Untung aja Nessa, Cevin dan Cavan masih dapet tempat yang cukup dekat dengan panggung karena ternyata antusias peserta MOS disini sangat bagus. Seketika lapangan ini langsung dibanjiri orang-orang dengan dandanan aneh. Tapi ya bodo lah yang penting bisa liat cogan .

Penampilan demi penampilan ditampilkan oleh cowok-cowok ganteng dan juga cewek-cewek sekolah ini. Selanjutnya adalah penampilan dari salah satu senior yang katanya paling jago main gitar akustik.

Nessa melotot gak percaya melihat sosok Dika yang muncul dari belakang panggung dengan memegang gitar akustiknya. " Ih gilak! Udah ganteng pinter main gitar pula!" Jeritnya membuat Cavan menutup kedua telinganya, karena Nessa berada tepat disampingnya.

Cevin gak merasa terganggu sama sekali." Lah itu yang lo bilang ganteng tengil? Cakepan gue ah!" Ia malah sibuk membandingkan dirinya dengan Dika.

Nessa berdecak kesal." Idih! Ngaca sono di comberan!"

" Berisik." Ucap Cavan yang merasa pendengarannya lama-lama akan terganggu jika berdiri diantara Cevin dan Nessa seperti ini. Tau gini mending ia duduk di koridor kelas, ngadem.

Nessa berhenti bersuara saat suara gitar milik Dika mulai berbunyi. Disambung dengan suara merdu dari cowok itu. Kalo lagi nyanyi begitu, Dika gak keliatan tengil sama sekali.

I met you in the dark
You lit me up
You made me feel as though
I was enough
We danced the night away
We drank too much
I held your hair back when
You were throwing up

Napas Nessa tercekat saat tatapan mata Dika padanya yang seakan mengunci tatapannya untuk terus menatap cowok itu

Then you smiled over your shoulder
For a minute I was stone-cold sober
I pulled you closer to my chest
And you asked me to stay over
I said, I already told you
I think that you should get some rest

I knew I loved you then
But you'd never know
'Cause I played it cool when I was scared of letting go
I knew I needed you
But I never showed
But I wanna stay with you
Until we're grey and old
Just say you won't let go
Just say you won't let go

Beberapa siswa yang tau lagunya mengikuti Dika menyanyikan lagu itu. Bahkan tanpa sadar Nessa juga ikut menyanyikan lagunya.

Tuhan. Ini yang namanya jatuh cinta ya?

" Udah kelar woy!" Teriak Cevin tepat didepan telinga Nessa.

Nessa berjengit kaget dan langsung memukuli dada Cevin yang berhasil merusak imajinasinya soal Dika." Sialan ih!"

" Makanya fokus. Tuh orang udah turun daritadi tapi lo masih nyanyi. Kayak orang kesurupan tau!"

" Namanya orang jatuh cinta sih!" Jawab Nessa cuek sambil mengedikkan bahunya. Ia baru sadar kalo yang diatas panggung bukan Dika lagi. Sekilas ia menemukan cowok itu menatap kearahnya sambil tersenyum menggoda. "Senyumnya menggoda iman anjir!"

" Astagfirulloh nyebut nak." Cevin geleng-geleng kepala sambil memegangi kepala Nessa.

" Gue yang harusnya banyak nyebut ini." Ucap Cavan yang seperti biasa, selalu terusik dengan kedua sahabatnya ini.

Nessa terkekeh sambil menepuk-nepuk pundak Cavan." Nanti gak ada kita lo kesepian loh."

Cavan memutar bola matanya dengan malas.

Related chapters

  • Bestlovefriend   Tiga

    Sosok Dika memang sudah sangat di kenal di SMA Bhakti Mulia. Dia anak kelas sebelas yang paling tengil tapi ganteng tapi paling doyan bikin onar. Dia seringkali terlibat dalam tawuran dan perkelahian. Padahal pemicu perkelahian itu seringkali hanya soal masalah kecil. Tapi emang dasarnya Dika emosian jadi lah ia menanggapi semua tantangan yang datang padanya.Seperti hari ini, tiba-tiba Gio datang diikuti Albert dan Revan yang terkenal menjadi sahabat Gio itu masuk ke dalam kelas IPS XI-1 yang menjadi kelas Dika. Sosok yang dicarinya sedang mengerjai teman didepannya dengan menaburi serbuk bekas serutan pensil diatas kepala Kania yang sedang tertidur.

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Empat

    "Mah! Nessa mau ke tempat si kembar ya!" Sahut Nessa dari bawah sambil mengenakansneakerswarna putih biru miliknya itu.Si kembar adalah sebutan buat Cevin dan Cavan. Keduanya sudah mengenal dekat keluarga Nessa begitupun sebaliknya." Ya udah jangan malem-malem pulangnya!" Sahut mamahnya dari arah dapur.Nessa lalu bangkit dari kursinya dan setengah berlari kearah rumah Cevin dan Cavan. Rutinita

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Lima

    " Udah suka sama gue belom kak?" Nessa tiba-tiba muncul didepan Dika yang sedang memakan baksonya. Jijiknya lagi bakso yang sudah masuk kemulut Dika itu keluar lagi dari mulutnya dan masuk kembali ka mangkuk." Jorok anjir!" Jerit Rudi lebih mirip emak-emak ketakutan pas ngeliat kecoa." Kampret! Ini anak kunti nongol darimana sih." Omel Dika ke Nessa namun cewek didepannya itu justru senyum-senyum gak jelas. Senyum penuh kekaguman, tapi gak didepan orangnya langsung juga kali." Gue bakal terus

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Enam

    Sorenya Nessa menepati janjinya untuk membantu kedua sahabatnya itu mengerjakan tugas sejarahnya, yaitu mencari cerita soal penjajahan Belanda.Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke toko buku mencari bahan materi untuk tugas mereka.Setelah mendapatkan buku yang dicari mereka pergi ke kasir dan membayarnya." Eh gue ke toilet bentar ya. Kalian tunggu di depan toko buku aja." Ucap Cevin yang keliatan menahan sesuatu.

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Tujuh

    Sial bener bener sial!Nessa merutuki perbuatan seniornya yang pengecut itu. Berani-beraninya mereka main keroyokan tadi dan menyiraminya dengan air comberan seperti ini. Bahkan sekarang meninggalkannya sendirian di halaman belakang sekolah. Cuma gara-gara Dika doang. Yaelah.Kalo Nessa nekat balik ke kelas yang ada ia akan dicecari banyak pertanyaan atau malah ditatap jijik oleh semua orang karena penampilan dan baunya sekarang gak ada bagus-bagusnya.

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Delapan

    Bruk!Nessa merutuki siapapun orang yang ia tabrak sekarang. Disaat yang gak pas banget. Semoga aja Cavan beneran gak tau maksud omongannya tadi. Ia akan semakin malu kalo sampe sahabatnya yang pendiem itu tau maksud pembicaraannya tadi.Gimana gak malu ngomongin soal ukuran .... Ya gitu lah pokoknya." Pake lampu sen dong biar gak nabrak."Suara Dika.

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Sembilan

    Nessa menyadari kelonggaran hubungan persahabatannya dengan Cevin dan Cavan. Sebenernya ia juga terlibat karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan Dika dibanding mereka, juga Cevin yang sepertinya paling berbunga-bunga saat ini. Mungkin ini pertama kalinya ia menyukai seseorang walaupun diawali dengan menyukai....Sudahlah gak perlu dijelaskan.Yang jelas Nessa merasa bersalah dengan Cavan yang kadang sendirian itu. Apalagi Cevin sering pulang kemaleman. Bukan menyalahkan tapi Melan seakan menyita banyak waktu Cevin sehingga sahabatnya itu tidak bisa menghabiskan waktu dengan mereka lagi.

    Last Updated : 2020-10-26
  • Bestlovefriend   Sepuluh

    Tuk.Tuk.Tuk.Nessa berdecak kesal ketika satu persatu ceri mentah mengenai kepalanya, siapa lagi kalo bukan ulah pacarnya semenjak hampir satu bulan ini. Dika.Cowok itu terkekeh diatas pohon ceri melihat pacarnya mulai kesal dan mendongak kearahnya." Apa sih?"

    Last Updated : 2020-10-26

Latest chapter

  • Bestlovefriend   Epilog

    " Cavan mana sihh?!" Nessa celingukan di tempatnya mencari sosok cowok yang udah beberapa bulan ini menjadi pacarnya. Padahal sekarang acara prom night untuk perpisahan kelas dua belas tapi cowok itu tiba-tiba menghilang." Kapan ya gue dicariin sama cewek begini." Ucap Cevin yang sedari tadi berdiri disamping Sahabatnya itu.Nessa mencebikkan bibirnya." Makanya jangan jomblo terus."

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Tujuh

    " Gue kan udah bilang ke lo kalo Melan gak baik buat lo dan jelas dia juga gak baik buat gue lah," jawab Cavan dengan wajah tenangnya." Tapi gue gak nyangka kalo sampe sebegininya. Kalo dia gak baik kenapa lo malah deketin dia?" Cevin terduduk di samping saudara kembarnya itu dengan wajah pias, seakan semua ini seperti hantaman keras untuknya. Cewek yang selama ini ia sukai tidak sebaik yang ia pikir. Bahkan cewek itu begitu licik mendominasi dirinya dan menyuruhnya untuk menjauhi sahabatnya sendiri, Nessa. Ia semakin merasa bersalah dengan sikapnya dulu yang sangat bodoh." Gue gak mau kalo dia gangguin lo terus dan

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Enam

    " Hey." Sapa Cevin canggung ketika menemukan Nessa keluar dari gang rumahnya. Cewek itu nampak terkejut dengan kehadirannya dan segera bersiap untuk menghindar tetapi tangan Cevin berhasil menahannya." Tunggu Nes."Nessa diam tanpa menoleh kearah Cevin sedikitpun. Setengah hatinya masih merasa sakit dan tidak terima atas perlakuan mantan sahabatnya itu, namun setengah hatinya juga sangat merindukan sahabatnya, sangat. " Ada apa?" Susah payah Nessa menahan tangisnya agar tidak pecah saat mengatakannya." Gue .... Gue minta maaf. Gue terlalu bodoh dan emosian sampe gue nyakitin lo."

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Lima

    Lagi-lagi Dika melempari ceri mentah kearah kepala Nessa sehingga mengganggu cewek itu yang sedang konsentrasi membaca novelnya. Ia merengut saat melihat Dika yang malah cengengesan di atas sana.Seperti biasa, Dika sedang duduk santai di atas pohon sambil sesekali memetik ceri matang yang terjangkau olehnya sementara ceri yang mentah ia lempari ke Nessa.

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Empat

    " Kenapa lo ngikutin gue?" Cevin melirik cewek yang ikut duduk di sampingnya dengan nafas terengah. Karena memang tadi ia jalan cukup cepat." Gue khawatir sama lo," ucap Nessa setelah berhasil mengatur napasnya." Gue baik-baik aja." Jawab Cevin berbohong." Gak." Nessa menggeleng cepat, menyangkal jawaban penuh kebohongan sahabatnya ini. Cevin menaikkan sebelah alisnya, bingung. " Lo gak baik-baik aja. Kenapa gak baikan sama Cavan sih? Dia kan sodara lo, " ucapnya dengan tatapan memohon.

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Tiga

    " Persahabatan mereka udah ancur kok sekarang," ucap Melan seraya tersenyum sinis kemudian menutup teleponnya.Cavan mendengar ucapan Melan dengan seseorang di telpon cewek itu. Tadinya ia ijin ke toilet sebentar tapi gak jadi karena toiletnya penuh dan memilih untuk kembali dan mendapati Melan sedang mengangkat telepon, entah dari siapa. Tapi mendengar kalimat terakhir yang diucapkan cewek itu, makin membuat Cavan curiga. Tadinya ia hanya berasumsi kalo Melan membenci Nessa karena cewek itu sahabat dekat mereka, tapi mendengar percakapan terakhir tadi, Cavan mengira kalo masalahnya lebih dari itu. Masalahnya bukan di Nessa, apalagi semenjak ia dekat dengan Melan, cewek itu gak sekali pun melarangnya deket sama Nessa seperti Cevin dulu.

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Dua

    Siang itu setelah pertandingan, Cevin dan teman-temannya berhasil memenangkan pertandingan. Ia pun berlari menghampiri Nessa dan Cavan yang sudah berdiri menatapnya dengan sorot mata gembira.Cevin langsung memeluk Nessa dan Cavan dengan sangat erat layaknyateletubies.Hingga Cavan yang mulai kekurangan oksigen langsung melepaskan pelukan itu secara paksa. " Gak bisa napas bego!" Ia menoyor kepala saudara kembar sekaligus sahabatnya itu.Cevin tertawa girang. " Keren kan permainan gue?" Ia mengusap-usap dagunya den

  • Bestlovefriend   Dua Puluh Satu

    Cavan menatap cewek yang kini tertidur disampingnya, lalu matanya kembali terarah ke cowok berwajah mirip dengannya yang tertidur di sofa. Ia tersenyum melihat kepolosan dua sahabatnya kalo lagi tidur begini. Mereka baru selesai mengerjakan tugas bahasa Indonesia dirumah Nessa.Ia-Cavan menatap Nessa lekat-lekat. Entah kenapa perasaannya ke cewek itu kian mendalam. Ia sadar bahwa sosok ceria Nessa dalam hidupnya seakan mencairkan hatinya yang selama ini beku, beku karena ia gak pernah tau bagaimana jatuh cinta itu. Bahkan Nessa satu-satunya cewek yang dekat dengannya selain Ibunya. Sejak dulu ia hanya bermain dengan Cevin, lain hal setelah saudara kembarnya itu pulang dengan tangan terluka dengan seorang gadis polos di belakangnya.

  • Bestlovefriend   Dua Puluh

    " Kalian duluan aja nanti gue nyusul abis latihan," ucap Cevin seraya mengeluarkan seragam basketnya dari tas begitu bel pulang berbunyi." Gak kita tungguin aja?" tanya Nessa yang sudah memasukkan semua bukunya ke tas dan bersiap untuk keluar dari kelas mereka.Cevin menggeleng." Kelamaan. Lagian gue latihan bentar doang abis itu rapat baru cusss," ucapnya yang kemudian bangkit dari kursinya.Nessa hanya mengangguk.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status