Sial bener bener sial!
Nessa merutuki perbuatan seniornya yang pengecut itu. Berani-beraninya mereka main keroyokan tadi dan menyiraminya dengan air comberan seperti ini. Bahkan sekarang meninggalkannya sendirian di halaman belakang sekolah. Cuma gara-gara Dika doang. Yaelah.
Kalo Nessa nekat balik ke kelas yang ada ia akan dicecari banyak pertanyaan atau malah ditatap jijik oleh semua orang karena penampilan dan baunya sekarang gak ada bagus-bagusnya.
Bruk!Nessa merutuki siapapun orang yang ia tabrak sekarang. Disaat yang gak pas banget. Semoga aja Cavan beneran gak tau maksud omongannya tadi. Ia akan semakin malu kalo sampe sahabatnya yang pendiem itu tau maksud pembicaraannya tadi.Gimana gak malu ngomongin soal ukuran .... Ya gitu lah pokoknya." Pake lampu sen dong biar gak nabrak."Suara Dika.
Nessa menyadari kelonggaran hubungan persahabatannya dengan Cevin dan Cavan. Sebenernya ia juga terlibat karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan Dika dibanding mereka, juga Cevin yang sepertinya paling berbunga-bunga saat ini. Mungkin ini pertama kalinya ia menyukai seseorang walaupun diawali dengan menyukai....Sudahlah gak perlu dijelaskan.Yang jelas Nessa merasa bersalah dengan Cavan yang kadang sendirian itu. Apalagi Cevin sering pulang kemaleman. Bukan menyalahkan tapi Melan seakan menyita banyak waktu Cevin sehingga sahabatnya itu tidak bisa menghabiskan waktu dengan mereka lagi.
Tuk.Tuk.Tuk.Nessa berdecak kesal ketika satu persatu ceri mentah mengenai kepalanya, siapa lagi kalo bukan ulah pacarnya semenjak hampir satu bulan ini. Dika.Cowok itu terkekeh diatas pohon ceri melihat pacarnya mulai kesal dan mendongak kearahnya." Apa sih?"
"Sorrybanget ya Nes. Abisan Melan ngajak gue jalan kemaren abis dari toko buku. Kan gue masih pedekatean sama dia Nes. Ngerti ya Nesplease?"Cevin memohon didepan sahabatnya pagi ini sebelum Melan datang. Ia sadar kalo hari ini Nessa berangkat ke sekolah duluan karena dia marah. Apalagi kalo bukan karena Cevin yang mengingkari janjinya? Ditambah Cavan yang sejak semalam mendiamkannya dan memilih untuk langsung tidur dibanding main games sebagai ritual mereka sebelum tidur.Nessa menatap Cevin dengan malas. Sebenernya ia gak tega juga tapi sahaba
Nessa merasa ada yang aneh. Atau emang perasaannya aja yang akhir-akhir ini aneh.Cevin masih tetep kekeuh buat dapetin Melan, Cavan masih selalu menemaninya kemana pun, tapi Dika seakan menjauh.Padahal biasanya setiap istirahat cowok itu akan ke kelas Nessa untuk mengajaknya ke kantin bareng ataupun sekedar berbincang di pohon ceri favorit Dika.Tapi hari ini Nessa gak berhasil menemukan Dika dimanapun. Cowok itu seperti hilang ditelan bumi.
Nessa mengusap air mata yang terus keluar dari matanya. Entah maksud omongan Dika tadi itu apa. Seakan cowok itu sudah mengetahui apa yang sebenernya ia rasakan. Tapi tau darimana? Sementara ia baru mengatakannya ke Cavan. Gak mungkin sahabatnya itu memberi tau ke Dika, gak ada gunanya juga." Gue gak tau kenapa Dika bisa ngomong gitu. Apa ada yg ngadu?" Cavan tampak berpikir keras di samping Nessa. Sahabatnya itu baru terlihat lebih tenang sekarang. Untung aja tadi diberitau kalo hari ini guru pada rapat jadi mereka gak perlu repot ke kelas dengan keadaan Nessa habis nangis seperti ini. Bisa banyak gosip nanti." Atau
Malamnya Cevin dan Cavan beneran dateng kerumah Nessa. Bahkan mereka dengan terang-terangan meminta ijin untuk menginap disana. Berhubung besoknya hari sabtu jadi gak ada jadwal sekolah. Karena si kembar memang kerap kali menginap dan sudah sangat dikenal oleh kedua orangtua Nessa maka mereka mengijinkan. Toh mereka hanya akan menghabiskan waktu di ruang tamu sampe pagi.Cevin mencari film yang sengaja ia download untuk ditonton malam ini. Memang sih ini film udah pernah tayang di TV dan bioskop tapi seru. Lagipula ini kan filmnya Nessa banget. Dia paling suka film berbau animasi disney ataupun drama bertema cinta dan persahabatan.
Berita tentang putusnya hubungan Nessa dan Dika dengan cepat menyebar luas ke seluruh siswa SMA Bhakti Mulia. Terlebih karena mereka sudah jarang melihat Nessa dan Dika bersama.Yang Nessa sesalkan adalah ketika ia dan Dika seperti orang tidak saling kenal. Cowok itu lebih terang-terangan lagi menghindarinya, dan itu jauh lebih menyakitkan. Nessa sadar ini memang kesalahannya dan ini sudah hukuman untuknya." Kok bisa putus sih? Padahal kalian berdua kan cocok?" Tanya Cevin yang denger-denger dari cewek yang pada ngegosip di sekitar mereka.
" Cavan mana sihh?!" Nessa celingukan di tempatnya mencari sosok cowok yang udah beberapa bulan ini menjadi pacarnya. Padahal sekarang acara prom night untuk perpisahan kelas dua belas tapi cowok itu tiba-tiba menghilang." Kapan ya gue dicariin sama cewek begini." Ucap Cevin yang sedari tadi berdiri disamping Sahabatnya itu.Nessa mencebikkan bibirnya." Makanya jangan jomblo terus."
" Gue kan udah bilang ke lo kalo Melan gak baik buat lo dan jelas dia juga gak baik buat gue lah," jawab Cavan dengan wajah tenangnya." Tapi gue gak nyangka kalo sampe sebegininya. Kalo dia gak baik kenapa lo malah deketin dia?" Cevin terduduk di samping saudara kembarnya itu dengan wajah pias, seakan semua ini seperti hantaman keras untuknya. Cewek yang selama ini ia sukai tidak sebaik yang ia pikir. Bahkan cewek itu begitu licik mendominasi dirinya dan menyuruhnya untuk menjauhi sahabatnya sendiri, Nessa. Ia semakin merasa bersalah dengan sikapnya dulu yang sangat bodoh." Gue gak mau kalo dia gangguin lo terus dan
" Hey." Sapa Cevin canggung ketika menemukan Nessa keluar dari gang rumahnya. Cewek itu nampak terkejut dengan kehadirannya dan segera bersiap untuk menghindar tetapi tangan Cevin berhasil menahannya." Tunggu Nes."Nessa diam tanpa menoleh kearah Cevin sedikitpun. Setengah hatinya masih merasa sakit dan tidak terima atas perlakuan mantan sahabatnya itu, namun setengah hatinya juga sangat merindukan sahabatnya, sangat. " Ada apa?" Susah payah Nessa menahan tangisnya agar tidak pecah saat mengatakannya." Gue .... Gue minta maaf. Gue terlalu bodoh dan emosian sampe gue nyakitin lo."
Lagi-lagi Dika melempari ceri mentah kearah kepala Nessa sehingga mengganggu cewek itu yang sedang konsentrasi membaca novelnya. Ia merengut saat melihat Dika yang malah cengengesan di atas sana.Seperti biasa, Dika sedang duduk santai di atas pohon sambil sesekali memetik ceri matang yang terjangkau olehnya sementara ceri yang mentah ia lempari ke Nessa.
" Kenapa lo ngikutin gue?" Cevin melirik cewek yang ikut duduk di sampingnya dengan nafas terengah. Karena memang tadi ia jalan cukup cepat." Gue khawatir sama lo," ucap Nessa setelah berhasil mengatur napasnya." Gue baik-baik aja." Jawab Cevin berbohong." Gak." Nessa menggeleng cepat, menyangkal jawaban penuh kebohongan sahabatnya ini. Cevin menaikkan sebelah alisnya, bingung. " Lo gak baik-baik aja. Kenapa gak baikan sama Cavan sih? Dia kan sodara lo, " ucapnya dengan tatapan memohon.
" Persahabatan mereka udah ancur kok sekarang," ucap Melan seraya tersenyum sinis kemudian menutup teleponnya.Cavan mendengar ucapan Melan dengan seseorang di telpon cewek itu. Tadinya ia ijin ke toilet sebentar tapi gak jadi karena toiletnya penuh dan memilih untuk kembali dan mendapati Melan sedang mengangkat telepon, entah dari siapa. Tapi mendengar kalimat terakhir yang diucapkan cewek itu, makin membuat Cavan curiga. Tadinya ia hanya berasumsi kalo Melan membenci Nessa karena cewek itu sahabat dekat mereka, tapi mendengar percakapan terakhir tadi, Cavan mengira kalo masalahnya lebih dari itu. Masalahnya bukan di Nessa, apalagi semenjak ia dekat dengan Melan, cewek itu gak sekali pun melarangnya deket sama Nessa seperti Cevin dulu.
Siang itu setelah pertandingan, Cevin dan teman-temannya berhasil memenangkan pertandingan. Ia pun berlari menghampiri Nessa dan Cavan yang sudah berdiri menatapnya dengan sorot mata gembira.Cevin langsung memeluk Nessa dan Cavan dengan sangat erat layaknyateletubies.Hingga Cavan yang mulai kekurangan oksigen langsung melepaskan pelukan itu secara paksa. " Gak bisa napas bego!" Ia menoyor kepala saudara kembar sekaligus sahabatnya itu.Cevin tertawa girang. " Keren kan permainan gue?" Ia mengusap-usap dagunya den
Cavan menatap cewek yang kini tertidur disampingnya, lalu matanya kembali terarah ke cowok berwajah mirip dengannya yang tertidur di sofa. Ia tersenyum melihat kepolosan dua sahabatnya kalo lagi tidur begini. Mereka baru selesai mengerjakan tugas bahasa Indonesia dirumah Nessa.Ia-Cavan menatap Nessa lekat-lekat. Entah kenapa perasaannya ke cewek itu kian mendalam. Ia sadar bahwa sosok ceria Nessa dalam hidupnya seakan mencairkan hatinya yang selama ini beku, beku karena ia gak pernah tau bagaimana jatuh cinta itu. Bahkan Nessa satu-satunya cewek yang dekat dengannya selain Ibunya. Sejak dulu ia hanya bermain dengan Cevin, lain hal setelah saudara kembarnya itu pulang dengan tangan terluka dengan seorang gadis polos di belakangnya.
" Kalian duluan aja nanti gue nyusul abis latihan," ucap Cevin seraya mengeluarkan seragam basketnya dari tas begitu bel pulang berbunyi." Gak kita tungguin aja?" tanya Nessa yang sudah memasukkan semua bukunya ke tas dan bersiap untuk keluar dari kelas mereka.Cevin menggeleng." Kelamaan. Lagian gue latihan bentar doang abis itu rapat baru cusss," ucapnya yang kemudian bangkit dari kursinya.Nessa hanya mengangguk.