Candle light dinner berlangsung dengan suasana romantis. Mereka tidak bercakap-cakap banyak, karena masih dalam penyesuaian diri akan kedekatan itu. Sara selalu mencoba agar mereka memiliki percakapan namun lawan bicaranya tidak kunjung membuat mereka berbicara lebih banyak.Rion baru menyadari hal itu ketika raut wajah wanita yang sibuk dengan steak tampak tidak begitu menikmati acara makan malam mereka. Mau tidak mau, itu membuat dia jadi terpikirkan soal sikap yang tidak seharusnya.Hanya karena tidak ingin mereka menjadi lebih dekat, dia melupakan soal hakikat kemanusiaan. Sara berusaha banyak untuk percakapan mereka, sedangkan apa yang dia lakukan?"Aku pikir lebih baik kita tidak berlama-lama duduk di luar."Sara frustrasi, berpikir apakah persiapan makan malam di taman berakhir gagal? Tetapi apakah hanya itu yang bisa Rion katakan setelah membuat dia menunggu untuk mendengar pria itu bicara? Menyedihkan sekali."Baiklah," ucap Sara dengan lesu.Rion mengerutkan dahi, sungguh re
Untungnya, Sara tidak kehilangan apa pun dari dalam brankas. Semua masih aman tersimpan. Tetapi kekhawatiran tidak kandas sampai di situ saja, dia meminta bagian keamanan rumahnya untuk memeriksa kediaman. Auris juga langsung datang setelah dihubungi.Selagi semua orang berpencar mencari, Sara dan Rion terdiam di tempat. Mereka berdua sangat khawatir namun yang lebih khawatir lagi adalah Sara, takut jikalau hal berbahaya kembali terjadi.Selama Charlie belum ditemukan, maka tidak akan ada ketenangan. Sara berpikir kalau dia lengah sehingga kediaman dapat dimasuki oleh pria yang nyaris dipercayainya itu.Rion sendiri mengepalkan tangan, merasa tidak berguna dalam kondisi tersebut. Kalau saja kaki dan tangannya bisa digerakkan dengan normal, pasti yang dilakukan pertama adalah menangkap Charlie ketika mereka saling bertatapan.Auris berlari ke arah pasangan yang menunggu itu tidak lama kemudian. Dia melaporkan pencarian lima belas menit sebagai permulaan, bahwa tidak ada Charlie atau se
Kedatangan Sara yang begitu tiba-tiba di perusahaan keluarga Atkinson memicu banyak spekulasi. Para pekerja perusahaan hanya tahu kalau atasan mereka sedang mengambil cuti karena kecelakaan yang dialami. Setelah Sara berbicara tentang kejadian sebenarnya bahwa dia telah resmi menduduki kursi jabatan tertinggi di sana, maka semua orang seketika terguncang.Tidak mudah bagi Sara meyakinkan mereka, bahkan kemampuan dirinya diragukan. Dia tidak ingin langsung menunjukkan siapa dirinya, jadi kartu terakhir yang dikeluarkan adalah video dari Rion. Para petinggi perusahaan tercengang dan tidak dapat berkata-kata saat menonton rekaman tersebut.Sara juga sudah memprediksi kalau nantinya ada pemberontakan. Dia akan bersabar untuk itu, bahkan jika terjadi mogok kerja atas penolakan dirinya di perusahaan."Suasana di perusahaan kakek Atkinson betul-betul memanas sekarang. Apa tidak apa kita biarkan seperti ini, Nona Sara?" Auris berkata.Sara memperhatikan para pegawai perusahaan yang memasang s
Sara memperhatikan lagi video rekaman yang mengambil potongan seolah tidak ada pemaksaan di dalam sana. Brady dan Chat sendiri hanya bertugas untuk menakut-nakuti, tentu berbeda dengan keinginan Belinda yang menyewa pria sungguhan untuk menodainya.Jika mengingat kejadian itu, ditambah dengan perlakuan mereka, Sara masih sangat marah. Hanya saja, dari percakapannya dengan Rion seolah melelehkan hati yang membeku. Dia pun setuju dengan perkataan bahwa yang terpenting adalah fokus pada diri sendiri ketimbang sibuk membalaskan dendam.Sara memijat pangkal hidung. "Jadi, aku mengurungkan niat untuk menyebarkan video mereka?"Setelah melalui beberapa pertimbangan, Sara berpikir kalau rencana balas dendamnya bisa dikatakan berlebihan. Dia memang kecewa dan sedih, akan tetapi yang diharapkan tidak terjadi, Rion pun menariknya keluar dari masalah tersebut dengan cepat meski jalannya adalah perceraian.Berbeda jika dia menyebarkan video rekaman Belinda dan Charla, bisa-bisa keluarga Atkinson s
Charlie menggebrak meja, bernapas dengan kasar lantaran emosi sudah menyelimuti segenap hati. Semua tidak berjalan sesuai rencana. Kalau saja Rion tidak mendatangi Sara, maka dia akan bisa mendekati wanita itu.Tetapi jangankan membuat Sara berpihak padanya, belum berbuat apa-apa saja mereka sudah bubar. Dia pun tidak menyangka jika Auris akan datang pada malam itu, padahal dia sudah memastikan kalau Sara tidak membawa asisten posesifnya."Semua karena Rion!" teriaknya, mengepalkan tangan dengan kuat.Sial sekali bahwa Rion hanya mengalami luka ringan. Pria itu seharusnya menyusul orangtua dan juga kakek Atkinson. Kali ini pun mereka tidak berhenti membuat dia membenci, karena membuat ibu dan juga adiknya berada dalam masalah.Jika mereka mengakui keberadaannya, pasti dirinya akan ikut tertangkap. Dia sudah bertahan sampai sejauh ini. Di luar negeri pun tindakan kriminalitas yang dilakukannya dapat lolos dari jerat hukum. Kenapa justru di tempat kelahiran sendiri dia mengalami kesiala
Sara sangat panik, dunianya seakan berubah gelap, dan banyak hal buruk singgah ke pikiran. Justru yang dia dengar selanjutnya adalah suara tawa dari seberang sana. Kenapa Auris tertawa setelah mengabarkan hal serius padanya?"Kenapa tertawa? Apa yang terjadi pada Rion sebenarnya?!"Auris yang masih tertawa berusaha untuk mengatakan, "Nona Sara, maaf membuat Anda sangat panik. Saya hanya ingin menjahili saja, karena sepertinya sangat menyenangkan.""Apa?!"Bunyi dentuman terdengar melalui sambungan telepon. Sara dapat menangkap suara Rion. Dari percakapan mereka, tampaknya pria itu baru saja menaiki mobil dan meminta Auris untuk segera melaju."Auris, bercandamu sudah keterlaluan," ucap Sara sesaat percakapan di seberang sana telah selesai."Saya tidak akan mengulanginya lagi. Apa Anda ingin berbicara dengan Tuan Rion?"Sara mengembuskan napas panjang, duduk kembali di kursinya. "Aku akan memberikan hukuman padamu nanti, karena telah menjahili atasanmu sendiri. Sekarang berikan ponseln
Sesaat sampai di jembatan, Rion tidak berpikir lama untuk melepaskan sepatu dan terjun ke bawah sana. Auris yang menyaksikan juga ikut melakukan hal serupa. Mereka tidak peduli dengan orang-orang yang ingin mencegah tindakan berbahaya itu.Rion menyingkirkan segala kemungkinan terburuk. Dia hanya berharap bahwa Sara dapat bertahan sampai mereka bersua. Kalau tidak begitu, maka dia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh penyesalan.Ketika mengayunkan tangan Rion merasa sakit di bagian bahu. Meskipun keadaannya agak menyedihkan ketika baru saja melepaskan gips harus langsung beraktivitas keras, dia tetap berusaha untuk mencari. Tidak masalah jika dia harus menggunakan gips lagi setelah ini, asalkan Sara dapat selamat.Rion menemukan mobil yang kaca depannya pecah, lalu mencari di sekitar sana. Dia melihat tubuh Sara semakin lama semakin turun ke bawah. Menyingkirkan segala kekhawatiran mengenai kondisi wanita itu, dia segera menarik Sara untuk kembali ke permukaan air.Sara tidak
Untung saja pada saat pertanyaan yang sulit dijawab, Brady dan Chat muncul di tengah-tengah itu semua. Perhatian tentu jadi tertuju pada gaya berjalan Brady yang tampak tidak dalam kondisi prima seperti biasanya."Kenapa dengan kakimu?" tanya Sara."Anda ingat ketika saya akan menyiapkan mobil? Saya terluka saat menghadapi Charlie. Dia membuat saya pingsan dengan memukulkan sesuatu yang keras di bagian kepala. Saya pingsan selama beberapa waktu. Ketika terbangun segera menghubungi Chat dan Auris.""Brady menelepon tidak lama setelah panggilan kita terhubung," ucap Auris pada Sara pula. "Dalam kondisi sedang menyetir, saya meminta bantuan mereka berdua untuk menghubungi polisi."Sara mengerutkan dahi. "Ternyata begitu, aku dan Charlie jatuh dari jembatan. Dia sengaja melakukannya."Sara berpikir lama, mengingat kembali kejadian waktu itu. Bagaimana waktu yang buruk dilalui dengan Charlie, dia yang berusaha memecahkan kaca dengan ujung besi sandaran kursi, dia yang kehabisan oksigen seb