Sara memperhatikan lagi video rekaman yang mengambil potongan seolah tidak ada pemaksaan di dalam sana. Brady dan Chat sendiri hanya bertugas untuk menakut-nakuti, tentu berbeda dengan keinginan Belinda yang menyewa pria sungguhan untuk menodainya.Jika mengingat kejadian itu, ditambah dengan perlakuan mereka, Sara masih sangat marah. Hanya saja, dari percakapannya dengan Rion seolah melelehkan hati yang membeku. Dia pun setuju dengan perkataan bahwa yang terpenting adalah fokus pada diri sendiri ketimbang sibuk membalaskan dendam.Sara memijat pangkal hidung. "Jadi, aku mengurungkan niat untuk menyebarkan video mereka?"Setelah melalui beberapa pertimbangan, Sara berpikir kalau rencana balas dendamnya bisa dikatakan berlebihan. Dia memang kecewa dan sedih, akan tetapi yang diharapkan tidak terjadi, Rion pun menariknya keluar dari masalah tersebut dengan cepat meski jalannya adalah perceraian.Berbeda jika dia menyebarkan video rekaman Belinda dan Charla, bisa-bisa keluarga Atkinson s
Charlie menggebrak meja, bernapas dengan kasar lantaran emosi sudah menyelimuti segenap hati. Semua tidak berjalan sesuai rencana. Kalau saja Rion tidak mendatangi Sara, maka dia akan bisa mendekati wanita itu.Tetapi jangankan membuat Sara berpihak padanya, belum berbuat apa-apa saja mereka sudah bubar. Dia pun tidak menyangka jika Auris akan datang pada malam itu, padahal dia sudah memastikan kalau Sara tidak membawa asisten posesifnya."Semua karena Rion!" teriaknya, mengepalkan tangan dengan kuat.Sial sekali bahwa Rion hanya mengalami luka ringan. Pria itu seharusnya menyusul orangtua dan juga kakek Atkinson. Kali ini pun mereka tidak berhenti membuat dia membenci, karena membuat ibu dan juga adiknya berada dalam masalah.Jika mereka mengakui keberadaannya, pasti dirinya akan ikut tertangkap. Dia sudah bertahan sampai sejauh ini. Di luar negeri pun tindakan kriminalitas yang dilakukannya dapat lolos dari jerat hukum. Kenapa justru di tempat kelahiran sendiri dia mengalami kesiala
Sara sangat panik, dunianya seakan berubah gelap, dan banyak hal buruk singgah ke pikiran. Justru yang dia dengar selanjutnya adalah suara tawa dari seberang sana. Kenapa Auris tertawa setelah mengabarkan hal serius padanya?"Kenapa tertawa? Apa yang terjadi pada Rion sebenarnya?!"Auris yang masih tertawa berusaha untuk mengatakan, "Nona Sara, maaf membuat Anda sangat panik. Saya hanya ingin menjahili saja, karena sepertinya sangat menyenangkan.""Apa?!"Bunyi dentuman terdengar melalui sambungan telepon. Sara dapat menangkap suara Rion. Dari percakapan mereka, tampaknya pria itu baru saja menaiki mobil dan meminta Auris untuk segera melaju."Auris, bercandamu sudah keterlaluan," ucap Sara sesaat percakapan di seberang sana telah selesai."Saya tidak akan mengulanginya lagi. Apa Anda ingin berbicara dengan Tuan Rion?"Sara mengembuskan napas panjang, duduk kembali di kursinya. "Aku akan memberikan hukuman padamu nanti, karena telah menjahili atasanmu sendiri. Sekarang berikan ponseln
Sesaat sampai di jembatan, Rion tidak berpikir lama untuk melepaskan sepatu dan terjun ke bawah sana. Auris yang menyaksikan juga ikut melakukan hal serupa. Mereka tidak peduli dengan orang-orang yang ingin mencegah tindakan berbahaya itu.Rion menyingkirkan segala kemungkinan terburuk. Dia hanya berharap bahwa Sara dapat bertahan sampai mereka bersua. Kalau tidak begitu, maka dia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh penyesalan.Ketika mengayunkan tangan Rion merasa sakit di bagian bahu. Meskipun keadaannya agak menyedihkan ketika baru saja melepaskan gips harus langsung beraktivitas keras, dia tetap berusaha untuk mencari. Tidak masalah jika dia harus menggunakan gips lagi setelah ini, asalkan Sara dapat selamat.Rion menemukan mobil yang kaca depannya pecah, lalu mencari di sekitar sana. Dia melihat tubuh Sara semakin lama semakin turun ke bawah. Menyingkirkan segala kekhawatiran mengenai kondisi wanita itu, dia segera menarik Sara untuk kembali ke permukaan air.Sara tidak
Untung saja pada saat pertanyaan yang sulit dijawab, Brady dan Chat muncul di tengah-tengah itu semua. Perhatian tentu jadi tertuju pada gaya berjalan Brady yang tampak tidak dalam kondisi prima seperti biasanya."Kenapa dengan kakimu?" tanya Sara."Anda ingat ketika saya akan menyiapkan mobil? Saya terluka saat menghadapi Charlie. Dia membuat saya pingsan dengan memukulkan sesuatu yang keras di bagian kepala. Saya pingsan selama beberapa waktu. Ketika terbangun segera menghubungi Chat dan Auris.""Brady menelepon tidak lama setelah panggilan kita terhubung," ucap Auris pada Sara pula. "Dalam kondisi sedang menyetir, saya meminta bantuan mereka berdua untuk menghubungi polisi."Sara mengerutkan dahi. "Ternyata begitu, aku dan Charlie jatuh dari jembatan. Dia sengaja melakukannya."Sara berpikir lama, mengingat kembali kejadian waktu itu. Bagaimana waktu yang buruk dilalui dengan Charlie, dia yang berusaha memecahkan kaca dengan ujung besi sandaran kursi, dia yang kehabisan oksigen seb
Rion mematikan televisi yang menampilkan sosok Sara sedang diwawancarai tadinya. Dia cukup lega melihat wanita itu sudah baik-baik saja. Di sisi lain, dia menahan diri untuk tidak tenggelam dalam perasaan yang biasanya orang sebut sebagai cinta. Dia harus melupakan soal masalah itu, beralih pada kehidupan yang sebenarnya."Aku akan pergi berolahraga sebentar," ucap Rion."Oh, apa ingin aku temani?"Rion menolehkan kepala ketika hendak keluar rumah. Dia menatap sang sekretaris yang berdiri di samping meja dapur sambil mengenakan apron. Wanita itu sudah sibuk di sana sejak tadi dan selalu begitu ketika datang ke villa.Wanita itu bernama Gista, tetap setia mendampinginya sampai hari di mana dia sudah tidak lagi menjabat. Mereka berdua kuliah di satu universitas yang sama, tidak mengira jika pada akhirnya akan bekerja untuk kakek Atkinson."Kaki dan tanganku sudah baikan. Aku hanya akan berolahraga sebentar untuk melemaskan ototku.""Tetap saja, aku khawatir jika di tengah jalan nanti ha
Sara tidak mengindahkan perkataan pengawal wanitanya mau pun dokter. Dia langsung turun dari ranjang pasien dan bergegas pergi dari rumah sakit. Untuk menghindari kejadian lebih buruk, Auris mengambil alih kemudi dan berkendara selama lebih kurang tiga jam perjalanan menuju villa.Sampai di sana yang ditemukan oleh Sara adalah mantan suami sedang bersama sekretaris lagi, terlebih mereka baru saja bersentuhan. Meskipun Sara tahu kalau yang terjadi bukan seperti bayangannya, karena Rion hanya membantu Gista yang tergelincir.Tetap saja, Gista berkata bahwa akan membuatkan makan malam untuk mereka. Kenapa sampai melakukan itu? Apa mereka benar-benar tinggal bersama? Jika benar, maka ada hubungan istimewa di antara mereka. Sara tidak bisa berhenti membayangkan hal buruk tersebut."Kenapa kau memintanya datang kemari?" tanya Sara.Rion berbohong. Dia tidak meminta Gista untuk datang ke villa. Semua itu dilakukan agar Sara tidak memecat mantan sekretarisnya, terlebih tidak ingin membawa-baw
Sara tidak pernah tahu kalau Rion bisa dalam segi memasak. Pria itu tampak lihai menggunakan pisau dan alat-alat dapur lain. Masakan yang disajikan pun sangat enak, membuat perut tidak laparnya menyisakan ruang kosong yang banyak."Bagaimana kau melatih dirimu? Aku tidak pernah melihatnya selama kita menikah. Jika dilihat dari jadwal pun, aku rasa kau adalah orang yang sangat sibuk.""Aku melatihnya setiap hari.""Setiap hari? Kau meluangkan waktu untuk melatih kemampuan memasakmu ini?""Ya. Aku singgah ke dapur perusahaan, terkadang ketika melakukan perjalanan luar kota dan menginap, aku juga menggunakan dapur."Itu adalah waktu di mana Sara tidak pernah bisa mengawasi sosok pria yang dulu pernah menjadi suaminya."Kenapa tidak pernah menggunakan dapur rumah?"Rion menatap wanita yang duduk di sebelahnya. "Aku tidak ingin mengusik tempatmu. Pelayan berkata kalau kau sering memarahi mereka jika salah meletakkan bumbu dapur saja."Muka Sara langsung memerah, tidak membantah perkataan i