Home / Romansa / Bermain di Atas Ranjang CEO / 01. Magang dan CEO Rese

Share

Bermain di Atas Ranjang CEO
Bermain di Atas Ranjang CEO
Author: oceanisa

01. Magang dan CEO Rese

Author: oceanisa
last update Last Updated: 2021-09-06 20:37:54

01 | Magang Dan CEO Rese

Dan seperti Jakarta, Surabaya tidak pernah benar-benar tertidur, tak pernah benar-benar lelap. Seperti ibu kota, kota pahlawan juga selalu ramai, tak memandang gelap dan terang. Apa itu malam dan siang? Sepi dan rehat hanya sebuah mitos bagi para budak korporat yang mengejar rupiah demi rupiah. Sebagian untuk bertahan hidup, sebagian lain untuk tetap ada—eksistensi di antara sesama.

Pun jika ada ada waktu longgar, mereka menggunakannya untuk berpesta, menghabiskan malam di berbagai tempat hiburan hingga menjelang dini hari. Mabuk sedikit sembari memaki bos yang kadang memberi perintah seenak jidat, sesuka hati.

Seperti halnya para pekerja dan karyawan yang bekerja di start up tempatnya magang—Main Kuy. Meski bedanya, mereka tidak pernah memaki CEO mereka ketika mabuk oplosan.

Meski disebut sebagai start up, nyatanya semua pegawai dan karyawan di sini adalah para workaholic yang tiga per empat hidupnya digunakan untuk bekerja dan sisanya untuk clubbing, mabuk, dan sesekali tidur dengan pacar ataupun orang asing yang mereka temui di pub atau bar.

Orang-orang mengira jika bekerja di start up itu enak. Jam kerja fleksibel, kantor dan tempat kerja dengan desain interior yang aesthetic, rekan kerja yang asik, hingga fasilitas kantor yang seperti rumah sendiri.

Tapi sebenarnya namanya bekerja tentu ada tak enaknya. Start up pun demikian. Fasilitas dan gaji yang diberikan setara dengan beban kerjanya. Kebanyakan menuntut hasil kerja yang setara. Semakin banyak kenyamanan yang diberi semakin besar kontribusi yang harus diberikan karyawan untuk menghasilkan profit tinggi bagi perusahaan.

Bisnis itu kejam, sist!

Yah, kerja memang berat tapi untung saja karyawan Main Kuy memang seperti titisan Spongebob yang suka dan cinta dengan pekerjaannya sebagai koki di Krusty Krab dan kagum bin hormat dengan bos super pelit seperti Mister Krab. Karyawan Main Kuy juga secinta itu dengan pekerjaan mereka. Karyawan Main Kuy juga mengagumi dan mencintai CEO-nya, Jeffares Jumantara yang gemar main game hingga dini hari itu.

Karyawan Main Kuy betah di kantor dan cinta mati dengan pekeejaan mereka.

Lihat, sekarang pukul sembilan malam masih ada beberapa yang sibuk ngoding, menggambar sesuatu, main game, menonton anime bahkan streaming MV TWICE dan JKT48. Padahal jam kerja di Main Kuy hanya sampai pukul empat sore. Tapi karena cinta dengan pekerjaannya jadilah mereka betah berlama-lama di kantor.

Livia Carissa Ayudia tahu benar hal ini saat seminggu lalu ia menjadi mahasiswi magang atau intern di Main Kuy sebagai HR Recruiter untuk memenuhi syarat mengajukan skripsi.

Seperti tag line jurusannya;

Selama masih ada manusia, mahasiswa psikologi itu selalu dibutuhkan.

Ya, karena itulah meskipun ia berasal dari jurusan psikologi ia bisa magang di Main Kuy, sebuah start up game developer yang berada di Surabaya, karena memang developer game ternyata masih manusia juga. Kebetulan Human Resource Development di Main Kuy hanya ada dua orang, jadi menerima mahasiswa magang bisa membantu pekerjaan mereka.

"Mbak, aku udah sortir CV yang masuk, aku buat list juga kandidat pelamarnya. List-nya udah aku kirim ke emailnya Mbak Erin," ujar Liv kepada Erin, HRD senior sekaligus mentornya selama magang.

"Rajin amat. Deadline-nya kan masih besok, Liv," kata Erin yang kini me-pause serial Netflix yang ia tonton. Kemudian ia menoleh ke arah Liv yang membuatnya sedikit terkejut. Penampilan Liv sangat jauh berbeda dengan tadi, "Weh, sangar arek iki [¹]. Mau kemana kamu, Liv? Cantik banget!"

Liv tersenyum, bibirnya yang tersapu lipstick merah itu membuatnya terlihat jauh lebih dewasa. Kulitnya yang putih pucat itu membuat warna lipstick di bibirnya mencolok tapi cantik dalam satu waktu. Sexy dan kiss-able. Seperti buah cherry masak yang siap digigit.

"Mau ketemu pacarnya paling, Mbak!" sahut Hanna, sahabatnya yang bermulut ember. "Gak mungkin macak ayu-ayu cuma mau balik ke kost. [²]"

Erin menoleh ke arah Liv, "Livia udah punya pacar?"

"Mulutnya Hanna aja kok didengerin sih, Mbak. Kabar bohong dan hoax semua yang keluar dari mulutnya," tukas Liv penuh kebohongan. "Mau ketemu temen," temen tidur sama temen ciuman, lanjutnya dalam hati.

"Halah, jancuk!" maki Hanna yang membuat Erin dan Livia tergelak.

"Iya, aku juga sayang kamu kok, cuk!" jawab Liv dengan aksen jawa yang sering disebut Hanna kaku dan wagu pol! [³]

"Anak Jaksel gak pantes misuh," ketus Hanna.

"Aku udah tiga tahun lebih di Surabaya loh," sahut Liv. "Ah udah, nyahutin omongannya si Hanna bikin darah tinggi." Gadis itu menoleh ke arah Erin. "Aku balik duluan ya Mbak! Selamat mengagumi Mas Park Seojun!" pamitnya yang dibalas bogem mentah Hanna dan suara tawa Erin.

***

Liv segera menarik napas saat keluar dari ruko di daerah Mayjend Sungkono yang menjadi kantor Main Kuy. Menatap langit Surabaya yang tak pernah berbintang, sekilas kemudian Liv melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Lima belas menit lagi temannya datang. Iya, teman tidur dan teman ciuman yang Liv katakan pada Erin tadi

Gadis itu menatap pantulan wajahnya di layar gawai yang ia bawa. Menatap bibir merah cherry miliknya dengan tersenyum bangga, semoga Kak Darma suka sama lipstik baru gue.

Darma Rajendra namanya, bukan kekasih Livia tapi teman tidur dan ciuman serta lelaki yang membuatnya mendesah di atas ranjang dengan segala sentuhan jemarinya. Lelaki yang sudah ia kenal sejak belia. Lelaki yang membuatnya tersenyum seperti orang gila jika memikirkannya. Seperti saat ini, akal dan kontrol dirinya hilang jika berhubungan dengan Darma.

Sinting!

Gendeng! [³]

Livia selalu memaki dirinya sendiri karena menyukai Darma sedemikian besarnya tapi tak pernah ada niat meninggalkan lelaki itu.

No, never!

Darma satu-satunya lelaki yang membuat seorang Livia merasakan candu dan mabuk menjadi satu. Seperti wine, semakin lama semakin terasa nikmat, semakin mahal, semakin susah dilepaskan. Sial, bahkan Liv sudah membayangkan yang apa yang akan ia lakukan dengan Darma nanti saat bertemu.

"Gendeng arek iki!" [⁴]

Tuh kan ada emang gue beneran gila! kata Liv dalam hati masih tersenyum membayangkan wajah tampan Darma.

"Lah, malah guyu." [⁵]

Liv mengerjap, kemudian menoleh mendapati orang yang ia nobatkan paling rese sedunia. Tersenyum, nyengir, mengejek. Sosok yang disebut orang-orang super loveable —Jeffares Jumantara, pemilik aplikasi Main Kuy yang tidak seperti CEO pada umumnya.

Raut gadis itu kontan berubah masam. Entah apalagi yang akan ia hadapi saat bertemu dengan Jeff. Semoga saja ia tak akan menjadi babu dadakan dan merusak rencananya bermain-main dengan teman tidurnya itu.

———

[¹] Wah, keren banget anak ini!

[²] Dandan cantik-cantik.

[³] Gila.

[⁴] Gila anak ini.

[⁵] Malah ketawa

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Miati Mukarromah
Semangat author cantik...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   02. Teman Tidur

    02 | Teman Tidur"Kamu mikir jorok ya?" tanya Jeff seraya menyipit, menuduh dengan tatapan curiga.Liv sungguh ingin merotasikan kedua netranya tapi dia harus tenang. Lelaki rese ini memiliki pangkat dan jabatan tinggi, maka Liv harus menjaga sikap. Jeff memegang bolpoin penilaian internship-nya yang mana mempengaruhi IPK-nya, jika Jeff memberikan penilaian jelek bisa-bisa ia gagal mengambil skripsi di semester depan.Liv cukup berbicara seperlunya dan segera menyingkir dari Jeff agar tak disuruh ini dan itu banyak sekali seperti biasanya. Atas dasar itulah, Liv hanya menjawab singkat. "Enggak, Mas."Jangan kaget jika Liv memanggil Jeff dengan panggilan 'Mas' karena budaya perusahaan Main Kuy memang tak ada yang memanggil dengan 'Pak', 'Bu', dan sejenisnya. Memang masih ada senioritas seperti masyarakat Jawa pada umumnya tapi hanya sebatas memanggil dengan 'Mas' dan 'Mbak' kepada yang usianya lebih tua.Sedangkan untuk pemilihan jabatan tentu berda

    Last Updated : 2021-09-06
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   03. Terciduk Nih!

    03| Terciduk Nih!Darma membuat Liv menggila dengan jemarinya. Membuatnya melambung tinggi ke angkasa. Membiarkannya mencicipi rasa surgawi sesaat dengan gerakannya. Sial, Liv rasanya tak waras.Mereka melakukannya di mobil.Di parkiran.Semoga gak ada CCTV yang merekam kegiatan tak senonoh mereka kali ini atau setelahnya nama Liv dan Darma akan masuk akun gosip atau viral di media sosial.Amit-amit, jangan sampai!"Suka aku giniin?" tanya Darma saat ia menyentuh kelopak mawar merah muda milik Liv yang telah basah dan lengket oleh madu cintanya. Mengusap, membelai, membuat Liv seperti seorang jalang yang haus sentuhan.Gadis itu tak menjawab. Hanya rintihan dan desahan bak simfoni tak berirama yang terdengar oleh Darma. Membuat benda milik Darma membesar dan keras. Pemandangan Liv dengan gaun yang tersingkap hingga perut dan gundukan serupa yang menggunung di dada terlihat mengintip dari samping gaun. Menggeser sedikit, pemandan

    Last Updated : 2021-09-06
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   04. Mari Bicara

    04 | Mari Bicara Jeff mengernyit, "Lepas maskernya." Liv hanya menurunkan maskernya sebatas dagu dan membuat pria itu tertawa. "Gincumu sangar![¹]" ejek Jeff sembari memukul pahanya sendiri, tertawa terpingkal-pingkal. "Sangar in bad way tapi. [²]" sambungnya mengejek dengan sangat profesional. Liv mendengus ia tak memikirkan gincu di saat seseorang memiliki gambar tak senonoh dirinya. Mana bisa ia memikirkan penampilan? Sinting! "Saya gak butuh basa-basi." Jeff menyeringai, "Tapi aku suka yang bertele-tele dan complicated. Seng repot iku malah seru. [³]" Kemudian ia membuka menu, "Mau aku traktir cocktail sebelum investor dateng? Di sini signature cocktail-nya enak." "Saya gak mabok di depan bos saya." Jeff mencebik, "Kalo nggak bisa nge-cocktail bisa juga pesan minuman yang mocktail, nggak banyak pilihannya tapi oke juga rasanya." "Mas Jeff, saya gak mau minum atau apapun. Saya —" Liv membisu kala telunjuk Jeff berada

    Last Updated : 2021-09-06
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   05. Jeff Titisan Anjing

    05 | Jeff Titisan Anjing "Gimana, Liv?" tanya Darma dari balik kemudi. Pria itu menjalankan mobilnya. Mengantar Liv pulang ke apartemennya. "Dia mau ketemu investor, Kak. Jadi gak bisa kalau ngomongin sekarang. Tadi juga ada orang-orang kantor, jadi dia nyuruh aku pergi." "Orang-orang kantor?" tanya Darma. "Dia pegawai di Main Kuy?" Liv menghela napas, "Dia CEO-nya. Jeffares Jumantara." Buru-buru Darma menepikan mobilnya, membuat Liv terlonjak kaget. "Kenapa kamu gak bilang kalau dia Jeff?" tanya Darma setengah kesal. "Kan Kak Darma gak pernah tanya," cicit Liv sedikit bingung dengan ekspresi Darma. Kak Darma kenal Mas Jeff? Darma mengacak surainya dan meninju kemudi. Liv takut, Darma sepertinya sangat gusar dan penuh dengan emosi. "Kita dalam masalah besar, Liv!" Liv menaikan satu alisnya, "Aku tahu, makannya besok aku mau dia menghapus fotonya—" "Dia brengsek! Jeff bakalan main-main dan menyebarkannya." Darma

    Last Updated : 2021-09-06
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   06. Jeff Masih Anjing

    06 | Jeff Masih Anjing Suara tawa Jeff terdengar membuat Liv ingin sekali menonjok Jeff hingga giginya rontok. [Loh, aku gak nyiksa kamu loh, Liv. Aku malah mau menawarkan bantuan.] "Oke, jadi Mas Jeff mau menawarkan bantuan apa?" tanya Liv karena nampaknya Jeff mulai sedikit waras kali ini. [Katanya aku cuma main-main?] goda Jeff. Liv melotot. Demi Squidward. Jeff benar-benar bikin stress. [Aku masih mau melihat kesungguhan kamu, Liv. Jadi, saran aku jangan gerundel [¹] dan yang ikhlas kalau aku suruh-suruh. Siapa tahu aju nanti mau kamu temui buat membahas foto nakal kamu] "Brengsek!" maki Liv. Persetan dengan jabatan Jeff, mulut CEO itu mulai terdengar seperti hidung belang yang pantas dicaci maki dan ditampar. Mulutnya jelas-jelas melecehkan Liv secara verbal. "Ngomong-ngomong. Ternyata dada kamu secantik wajah kamu ya, Liv." Jeff tertawa di ujun

    Last Updated : 2021-09-11
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   07. Sabtu Diteror Jeff

    07 | Sabtu Diteror Jeff "Sumpah gak jelas arek iki!" [¹] celetuk Jenggala saat melihat sahabatnya, Jeff terkikik sendiri dan berguling-guling di lantai usai menelepon di balkon. Melvin yang membawa makanan ringan berupa kripik-kripik itu juga ikut memandang Jeff yang masih bertindak tidak jelas di rumahnya. Kakinya otomatis menendang-nendang perut Jeff. "Cuk, obatmu entek ta?" Jeff otomatis segera bangun dan menunjukkan raut cool. Sok ganteng, sok keren di hadapan Jenggala dan Melvin yang masih memandanginya dengan tatapan judgy. "Lila mana? Kangen anakmu, papi mertua!" Melvin buru-buru ingin melempar keripik-keripik yang tengah ia bawa ke wajah Jeff. "Tak akan kuizinkan anakku kau pinang ya bangsat!" Lila, anak pertama Melvin dan Mira itu sering dijadikan rebutan oleh Jeff dan Jenggala yang jomlo itu. Gadis itu memiliki kulit putih seperti Mira dan mata bundar seperti Melvin. Cantik

    Last Updated : 2021-09-12
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   08. Kok Ngatur Sih?

    08 | Kok Ngatur Sih? Liv membeliak saat melihat pesan singkat yang dikirim Jeff. Isinya daftar belanjaan. Mulai dari keperluan mandi, peralatan bersih-bersih, hingga sembilan bahan pokok. "Ini belanjaan perjaka apa belanjaan keluarganya Gen Halilintar!" seru Liv seraya scrolling pesan Jeff. "Ini buat korban bencana alam juga bisa, njir!" Gadis itu menghela napas dan segera bangkit dari tempat tidurnya. Laptop yang menampilkan drama "Hospital Playlist" itu ia matikan. Dokter Lee Ikjun terpaksa ia tinggalkan demi memenuhi kehendak CEO kurang ajar alias Jeff. Setelah memakai jaket oversized untuk menutupi piyamanya, Liv segera menyalakan mesin motor dan menuju toserba terdekat untuk membeli semua yang diingkan Jeff. Setelah semua terkumpul, gadis itu segera melajukan motornya dengan ngebut menuju alamat rumah Jeff. Liv cukup bersemangat karena akhirnya ia bisa bertemu dengan Jeff dan membicarakan

    Last Updated : 2021-09-16
  • Bermain di Atas Ranjang CEO   09. Masak Bersama Jeff

    09 | Masak Bersama JeffJeff menoleh, "Kamu kopok? Masakin saya rendang, Liv." [¹]Liv menelan ludah. Dia cuma bisa memasak dengan bumbu instan.Liv bisa memasak.Tapi, memasak air dan memasak mie instan.Melihat Liv yang biasanya penuh percaya diri kini hanya diam terpaku, Jeff tentu saja curiga. Ia menatap gadis itu penuh selidik, "Kamu gak bisa masak ya?"Liv masih diam seolah memvalidasi kecurigaan Jeff bahwa gadis itu tidak bisa memasak. CEO itu ingin tertawa lebar. Sekarang ia punya satu fakta tentang Liv yang bisa ia jadikan bahan olokan dan bahan ejekan.Sabtu ini adalah sabtu terbaik yang pernah Jeff rasakan selama hidupnya.Ia sangat antusias menanti moment-moment unruk mengolok-olok Liv. Ah, ia sudah siap melihat wajah angkuh Liv berubah malu saat ia olok nanti."Kalau kamu diam aja berarti kamu ga

    Last Updated : 2021-09-17

Latest chapter

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   10. Rahasia Politikus

    Darma membuka mata. Akhir pekan yang biasanya ia lalui dengan mencumbu Liv kini tak bisa ia lakukan. Liv sedang tak ada di sini dan ia sengaja menjauhi gadis itu sementara mengingat benih-benih skandal yang akan terjadi selanjutnya.Darma tak mau mengambil resiko mengorbakan reputasi dan harga dirinya hanya demi seorang gadis. Tidak, Darma bukan remaja lelaki usia belasan yang bodoh. Ia harus menahan sesaat tidak bertemu Liv sampai gadis itu benar-benar telah berhasil bernegosiasi dengan Jeff —si sialan yang berani-beraninya memotret dirinya dan Liv saat sedang bersenang-senang.Karena kekurangajaran Jeff berakhirlah ia menahan diri dari Liv. Jujur saja ini sebenarnya sulit. Sejauh ini tak ada gadis yang mampu memuaskannya di ranjang selain Liv. Tak ada yang bisa memenuhi hasratnya selain tubuh molek gadis itu dan kecantikannya. Tapi, sebagai lekaki normal yang sexually active, Darma tak munafik mengakui bahwa ia harus menyalurkan hasratnya meski hanya dengan ist

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   09. Masak Bersama Jeff

    09 | Masak Bersama JeffJeff menoleh, "Kamu kopok? Masakin saya rendang, Liv." [¹]Liv menelan ludah. Dia cuma bisa memasak dengan bumbu instan.Liv bisa memasak.Tapi, memasak air dan memasak mie instan.Melihat Liv yang biasanya penuh percaya diri kini hanya diam terpaku, Jeff tentu saja curiga. Ia menatap gadis itu penuh selidik, "Kamu gak bisa masak ya?"Liv masih diam seolah memvalidasi kecurigaan Jeff bahwa gadis itu tidak bisa memasak. CEO itu ingin tertawa lebar. Sekarang ia punya satu fakta tentang Liv yang bisa ia jadikan bahan olokan dan bahan ejekan.Sabtu ini adalah sabtu terbaik yang pernah Jeff rasakan selama hidupnya.Ia sangat antusias menanti moment-moment unruk mengolok-olok Liv. Ah, ia sudah siap melihat wajah angkuh Liv berubah malu saat ia olok nanti."Kalau kamu diam aja berarti kamu ga

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   08. Kok Ngatur Sih?

    08 | Kok Ngatur Sih? Liv membeliak saat melihat pesan singkat yang dikirim Jeff. Isinya daftar belanjaan. Mulai dari keperluan mandi, peralatan bersih-bersih, hingga sembilan bahan pokok. "Ini belanjaan perjaka apa belanjaan keluarganya Gen Halilintar!" seru Liv seraya scrolling pesan Jeff. "Ini buat korban bencana alam juga bisa, njir!" Gadis itu menghela napas dan segera bangkit dari tempat tidurnya. Laptop yang menampilkan drama "Hospital Playlist" itu ia matikan. Dokter Lee Ikjun terpaksa ia tinggalkan demi memenuhi kehendak CEO kurang ajar alias Jeff. Setelah memakai jaket oversized untuk menutupi piyamanya, Liv segera menyalakan mesin motor dan menuju toserba terdekat untuk membeli semua yang diingkan Jeff. Setelah semua terkumpul, gadis itu segera melajukan motornya dengan ngebut menuju alamat rumah Jeff. Liv cukup bersemangat karena akhirnya ia bisa bertemu dengan Jeff dan membicarakan

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   07. Sabtu Diteror Jeff

    07 | Sabtu Diteror Jeff "Sumpah gak jelas arek iki!" [¹] celetuk Jenggala saat melihat sahabatnya, Jeff terkikik sendiri dan berguling-guling di lantai usai menelepon di balkon. Melvin yang membawa makanan ringan berupa kripik-kripik itu juga ikut memandang Jeff yang masih bertindak tidak jelas di rumahnya. Kakinya otomatis menendang-nendang perut Jeff. "Cuk, obatmu entek ta?" Jeff otomatis segera bangun dan menunjukkan raut cool. Sok ganteng, sok keren di hadapan Jenggala dan Melvin yang masih memandanginya dengan tatapan judgy. "Lila mana? Kangen anakmu, papi mertua!" Melvin buru-buru ingin melempar keripik-keripik yang tengah ia bawa ke wajah Jeff. "Tak akan kuizinkan anakku kau pinang ya bangsat!" Lila, anak pertama Melvin dan Mira itu sering dijadikan rebutan oleh Jeff dan Jenggala yang jomlo itu. Gadis itu memiliki kulit putih seperti Mira dan mata bundar seperti Melvin. Cantik

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   06. Jeff Masih Anjing

    06 | Jeff Masih Anjing Suara tawa Jeff terdengar membuat Liv ingin sekali menonjok Jeff hingga giginya rontok. [Loh, aku gak nyiksa kamu loh, Liv. Aku malah mau menawarkan bantuan.] "Oke, jadi Mas Jeff mau menawarkan bantuan apa?" tanya Liv karena nampaknya Jeff mulai sedikit waras kali ini. [Katanya aku cuma main-main?] goda Jeff. Liv melotot. Demi Squidward. Jeff benar-benar bikin stress. [Aku masih mau melihat kesungguhan kamu, Liv. Jadi, saran aku jangan gerundel [¹] dan yang ikhlas kalau aku suruh-suruh. Siapa tahu aju nanti mau kamu temui buat membahas foto nakal kamu] "Brengsek!" maki Liv. Persetan dengan jabatan Jeff, mulut CEO itu mulai terdengar seperti hidung belang yang pantas dicaci maki dan ditampar. Mulutnya jelas-jelas melecehkan Liv secara verbal. "Ngomong-ngomong. Ternyata dada kamu secantik wajah kamu ya, Liv." Jeff tertawa di ujun

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   05. Jeff Titisan Anjing

    05 | Jeff Titisan Anjing "Gimana, Liv?" tanya Darma dari balik kemudi. Pria itu menjalankan mobilnya. Mengantar Liv pulang ke apartemennya. "Dia mau ketemu investor, Kak. Jadi gak bisa kalau ngomongin sekarang. Tadi juga ada orang-orang kantor, jadi dia nyuruh aku pergi." "Orang-orang kantor?" tanya Darma. "Dia pegawai di Main Kuy?" Liv menghela napas, "Dia CEO-nya. Jeffares Jumantara." Buru-buru Darma menepikan mobilnya, membuat Liv terlonjak kaget. "Kenapa kamu gak bilang kalau dia Jeff?" tanya Darma setengah kesal. "Kan Kak Darma gak pernah tanya," cicit Liv sedikit bingung dengan ekspresi Darma. Kak Darma kenal Mas Jeff? Darma mengacak surainya dan meninju kemudi. Liv takut, Darma sepertinya sangat gusar dan penuh dengan emosi. "Kita dalam masalah besar, Liv!" Liv menaikan satu alisnya, "Aku tahu, makannya besok aku mau dia menghapus fotonya—" "Dia brengsek! Jeff bakalan main-main dan menyebarkannya." Darma

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   04. Mari Bicara

    04 | Mari Bicara Jeff mengernyit, "Lepas maskernya." Liv hanya menurunkan maskernya sebatas dagu dan membuat pria itu tertawa. "Gincumu sangar![¹]" ejek Jeff sembari memukul pahanya sendiri, tertawa terpingkal-pingkal. "Sangar in bad way tapi. [²]" sambungnya mengejek dengan sangat profesional. Liv mendengus ia tak memikirkan gincu di saat seseorang memiliki gambar tak senonoh dirinya. Mana bisa ia memikirkan penampilan? Sinting! "Saya gak butuh basa-basi." Jeff menyeringai, "Tapi aku suka yang bertele-tele dan complicated. Seng repot iku malah seru. [³]" Kemudian ia membuka menu, "Mau aku traktir cocktail sebelum investor dateng? Di sini signature cocktail-nya enak." "Saya gak mabok di depan bos saya." Jeff mencebik, "Kalo nggak bisa nge-cocktail bisa juga pesan minuman yang mocktail, nggak banyak pilihannya tapi oke juga rasanya." "Mas Jeff, saya gak mau minum atau apapun. Saya —" Liv membisu kala telunjuk Jeff berada

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   03. Terciduk Nih!

    03| Terciduk Nih!Darma membuat Liv menggila dengan jemarinya. Membuatnya melambung tinggi ke angkasa. Membiarkannya mencicipi rasa surgawi sesaat dengan gerakannya. Sial, Liv rasanya tak waras.Mereka melakukannya di mobil.Di parkiran.Semoga gak ada CCTV yang merekam kegiatan tak senonoh mereka kali ini atau setelahnya nama Liv dan Darma akan masuk akun gosip atau viral di media sosial.Amit-amit, jangan sampai!"Suka aku giniin?" tanya Darma saat ia menyentuh kelopak mawar merah muda milik Liv yang telah basah dan lengket oleh madu cintanya. Mengusap, membelai, membuat Liv seperti seorang jalang yang haus sentuhan.Gadis itu tak menjawab. Hanya rintihan dan desahan bak simfoni tak berirama yang terdengar oleh Darma. Membuat benda milik Darma membesar dan keras. Pemandangan Liv dengan gaun yang tersingkap hingga perut dan gundukan serupa yang menggunung di dada terlihat mengintip dari samping gaun. Menggeser sedikit, pemandan

  • Bermain di Atas Ranjang CEO   02. Teman Tidur

    02 | Teman Tidur"Kamu mikir jorok ya?" tanya Jeff seraya menyipit, menuduh dengan tatapan curiga.Liv sungguh ingin merotasikan kedua netranya tapi dia harus tenang. Lelaki rese ini memiliki pangkat dan jabatan tinggi, maka Liv harus menjaga sikap. Jeff memegang bolpoin penilaian internship-nya yang mana mempengaruhi IPK-nya, jika Jeff memberikan penilaian jelek bisa-bisa ia gagal mengambil skripsi di semester depan.Liv cukup berbicara seperlunya dan segera menyingkir dari Jeff agar tak disuruh ini dan itu banyak sekali seperti biasanya. Atas dasar itulah, Liv hanya menjawab singkat. "Enggak, Mas."Jangan kaget jika Liv memanggil Jeff dengan panggilan 'Mas' karena budaya perusahaan Main Kuy memang tak ada yang memanggil dengan 'Pak', 'Bu', dan sejenisnya. Memang masih ada senioritas seperti masyarakat Jawa pada umumnya tapi hanya sebatas memanggil dengan 'Mas' dan 'Mbak' kepada yang usianya lebih tua.Sedangkan untuk pemilihan jabatan tentu berda

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status