Share

Bab 84. Arjuna Naura. Gogo Land

Auteur: nanadvelyns
last update Dernière mise à jour: 2024-12-09 09:12:12

"Bagaimana?" tanya Arjuna setelah mereka berhasil keluar dari kawasan Mansion Wajendra.

Naura melirik Arjuna yang tengah sibuk mengemudi. "Apa?"

"Apa acaranya berjalan lancar?" tanya Arjuna lagi.

Naura mengangguk. "Iya, semuanya lancar. Anak mereka sangat aktif."

Arjuna ikut mengangguk. "Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?"

Naura menggeleng pelan. "Tidak ada, semuanya baik-baik saja." Bibirnya tersenyum cukup dalam saat menyadari Arjuna khawatir.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Kali ini Naura yang bertanya.

"Lancar seperti biasa, aku juga berhasil mendapatkan investor asing untuk Tirta. Mereka akan menghubungimu besok atau lusa," jawab Arjuna.

Naura mengangguk singkat. "Terima kasih banyak, maaf jika aku merepotkanmu."

Arjuna melirik Naura sekilas, keningnya sedikit terlipat. "Tidak perlu, ini kemauan ku."

"Tapi kamu jadi ikut terlalu--"

"Kamu sudah cukup bekerja sangat keras, bantuanku ini tidak seberapa, Naura." Potong Arjuna, lalu tak lama mobil mereka berhenti di sudut pinggir ko
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 85. Wahana Roller Coaster

    Naura menyeret Arjuna ke dalam wahana paling menantang di Gogo Land, roller coaster. "Ayo kita naik," ajak Naura sambil menarik ujung lengan pakaian Arjuna. Arjuna mengerutkan keningnya menggeleng. "Aku tidak tertarik." Naura menaikkan alis kirinya, pria itu menolak? Dia menolak benar-benar tidak tertarik atau justru... Takut?Senyum jahil timbul tipis di bibir Naura. "Tidak tertarik atau takut?"Arjuna menggeleng lagi. "Tidak tertarik. Bagaimana jika kita mencoba bermain kuda yang berputar itu?" tawar Arjuna, menunjuk wahana patung kuda yang berputar-putar. Naura terkekeh. "Itu untuk anak kecil, Arjuna.""Oh? tapi aku melihat--""Ayo naik roller coaster, apa yang membuatmu tidak tertarik? Justru menyenangkan." Potong Naura, namun Arjuna masih menggeleng. Naura mulai yakin, sepertinya pria itu benar-benar takut untuk menaiki roller coaster. Keyakinannya ini membuat senyum jahil semakin terlihat di wajahnya. "Lalu kamu akan membiarkanku menaili roller coaster sendiri?" tanya Naur

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 86. Foto 'Keluarga' di Gogo Land

    Naura menarik Arjuna ke arah wahana Bianglala, namun belum benar-benar sampai, langkahnya sedikit melambat saat melihat anak kecil yang duduk sendirian di atas bangku. Anak itu menoleh ke sana dan kemari, seolah mencari kedua orang tuanya. "Sepertinya dia terpisah dari orangtuanya," ucap Naura, melirik Arjuna. Arjuna mengangguk, sepertinya itu salah satu pengunjung yang datang karena 'promo gratis' diam-diam Arjuna. Pengunjung yang hadir di sini memang tidak semuanya bawahan Arjuna, masih tersisa sekian persen yang dibuka untuk orang luar. "Petugas keamanan akan mengurusnya," ujar Arjuna, kemudian mengajak Naura melanjutkan langkah mereka ke kecepatan semula.Tetapi langkah keduanya benar-benar berhenti begitu melihat anak kecil itu dihampiri oleh orang dewasa asing. Pria tersebut meminta sang anak untuk mengikutinya, namun terlihat dari wajah anak tersebut dia ketakutan. Naura mengerutkan keningnya. "Sepertinya ada yang tidak beres, Arjuna." Arjuna menatap anak dan pria asing

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 87. Arjuna Salah Pasangan

    "Kenapa tidak?" tanya Naura bingung, kali ini dia tidak ada pikiran jahil atau negatif seperti sebelumnya. Arjuna menggeleng cepat. "Tidak, kita cari wahana lain."Naura mengerutkan keningnya. "Aku lihat di sosial media banyak orang yang mengatakan rumah hantu itu seru, Arjuna."Arjuna masih menggeleng. "Baiklah, aku akan menunggu di luar saja, bagaimana? Oh... Aku--""Bagaimana jika permintaannya aku tambah satu? Jadinya aku boleh bebas meminta dua hal apa saja padaku!" tawar Naura, berusaha membujuk Arjuna. Tetapi di luar dugaan, pria itu justru tetap menggeleng. "Maafkan aku, aku tidak bisa. Bagaimana jika aku meminta pihak Gogo Land membuka akses biang lala?"Naura balas menggeleng. "Tidak, aku sudah tidak tertarik setelah tahu wahana itu tutup. Ayolah, Arjuna...." Wanita itu terus membujuk Arjuna, namun yang dibujuk tetap menolak. "Sebenarnya apa alasanmu tidak mau?" tanya Naura kesal. Hening beberapa detik, saat Naura melihat raut wajah Arjuna yang seolah sedang kesulitan m

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 88. Terima Kasih, Arjuna

    Berhasil puas dengan kesenangan mereka hari ini, Naura dan Arjuna akhirnya memutuskan untuk kembali. Naura menyandarkan punggungnya di kursi mobil, menghela napas dengan senyum bahagia. Kedua matanya segera menatap Arjuna. "Terima kasih banyak," ucap wanita itu. Arjuna balas tersenyum, lalu mengangguk sambil mengelus kepala Naura lembut. "Beristirahat lah."Tak lama Arjuna menyalakan mesin mobilnya, kedua mata Naura terpejam tenang begitu mulai benar-benar meninggalkan kawasan Gogo Land. Arjuna sesekali melirik Naura, memastikan wanita itu bersandar nyaman di kursi mobilnya. Bahkan pria itu tak ragu untuk berhenti sekedar menyelimuti Naura dengan jacket yang ada di kursi belakang. Sampai di Mansion Tirta, Kate sudah menunggu kedatangan wanita itu di pintu masuk. Begitu menyadari mobil Arjuna datang, dia segera berjalan cepat ke dalam, lalu kembali lagi bersama Mela. Arjuna turun dari mobilnya, tersenyum tipis menatap Mela. "Ibu.""Naura?" tanya Mela bingung. "Dia tertidur," j

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 89. 21+ Jatah Yang Gagal

    Sementara itu suasana berbeda ada di Mansion Wajendra. Zafir, pria itu duduk di sofa tengah ruang kerjanya sambil menatap televisi.Mansion Wajendra masih terlihat sama seperti biasa dari luar, namun tidak ada satupun yang mengetahui bagaimana isinya sekarang. "Mantan istri Zafir Wajendra, kini resmi menjadi kepala keluarga Tirta setelah kasus Ronald Tirta terungkap.""Wartawan kami juga mendapatkan informasi jika dalam waktu beberapa bulan lagi pernikahannya dengan Arjuna Renjana akan segera digelar, berita lengkapnya akan kami tayangkan setelah yang satu ini." Zap!Zafir memencet tombol mati ke arah televisinya, lalu menyandarkan punggungnya pada kursi. "Nyonya Tirta?" gumam pria itu saat mengingat berita yang baru saja tayang. Bibir Zafir tersenyum hambar, lalu kedua matanya terpejam. "Sudah lama tidak bertemu dia telah membuat banyak sekali perubahan," ucapnya lagi. Ada perasaan yang sulit dijelaskan di dalam hati Zafir, tapi dia lebih memilih untuk menikmati perasaan bingun

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 90. Tuan Zafir Ingin Bertemu!

    "Zafir?" tanya Naura, pandangan matanya mendingin. Kate mengangguk singkat. "Tuan Stave mengirim pesan jika tuan Wajendra menginginkan pertemuan besok pagi." "Pertemuan? Dalam rangka apa?" tanya Naura lagi, dia tidak ingat telah memiliki urusan mendadak dengan Zafir sehingga harus melakukan pertemuan besok. Kate menggeleng pelan. "Pihak mereka tidak menjelaskan alasannya, Nyonya."Naura mengerutkan keningnya sulit, Naura jelas tidak bisa menolak pertemuan tersebut karena pria itu memanggilnya atas nama Wajendra. Dipikirkan seperti apa pun alasan tersembunyi pria itu tidak akan berhasil ditebak, hal ini membuat Naura cukup merasa kesal. Naura melangkah masuk ke dalam menuju ruang kerja Arjuna, sebelumnya pria itu juga sempat tiba-tiba pergi. Dia berniat memberitahu Arjuna mengenai pertemuannya, tetapi belum sempat Kate membantu Naura membuka pintu ruang kerja Arjuna, pintu sudah lebih dulu terbuka dan menampilkan Arjuna. "Kita berangkat malam ini," ucap Arjuna pada Damian yang m

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 91. 'Sedikit' Merindukan Naura

    "Bagaimana kabarmu selama ini?" tanya Zafir, mengalihkan pertanyaan Naura yang bermaksud menegaskan tujuan pertemuan mereka. "Bagaimana menurut Anda, tuan Wajendra? Apa yang Anda lihat di media mengenai saya?" jawab Naura, tidak menghilangkan gaya bicara formalnya. Gaya bicara Naura sukses membuat Zafir merasa sangat asing, seolah sulit untuk kembali berbicara nyaman dengan wanita itu seperti dulu. "Kamu menikmatinya?" tanya Zafir, kedua sudut alisnya sedikit menyatu. Naura mengangguk. "Aku bersyukur menjalani hidupku yang sekarang."Zafir mengangguk tipis, ada kekecewaan yang tersirat di matanya. Naura memperhatikan wajah pria itu, Zafir seolah sedang memendam sesuatu di kepalanya, pria itu sering menatap ke bawah dengan kosong jika sedang berada di perasaan gelisah. "Jadi apa yang ingin Anda bicarakan, tuan Wajendra? Apa ada kendala di bisnis kita?" tanya Naura, memaksa Zafir untuk segera membahas topik bisnis mereka.Zafir yang menyadari Naura sengaja membelokkan topik mereka

    Dernière mise à jour : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 92. Antara Zafir, Naura, dan Evelyn

    Naura memejamkan kedua matanya sambil bersandar pada kursi mobil, pertemuan dengan Zafir tadi sangat menguras emosi maupun tenaganya. "Kita ke kantor, nyonya?" tanya Kate sebelum meminta supir menjalankan kendaraan. Naura mengangguk singkat. "Iya."Tak lama mobilnya melaju meninggalkan restoran tersebut, sepanjang jalan Naura hanya diam sambil memejamkan matanya. Saat kedua matanya terbuka, ia menatap kosong suasana di luar mobil. Entah karena suasana hatinya atau pemandangan di luar yang terlihat sangat hampa dan dingin. Kalimat dan nada bicara pria itu berputar lama di otak Naura, tanpa sadar kedua tangannya pun terkepal erat. Setelah hampir satu tahun dari kejadian itu, Zafir akhirnya meminta maaf. Tetapi apa permintaan maafnya dapat mengubah sesuatu? Tidak. Permintaan maaf Zafir justru membuat luka lama Naura kembali basah, setiap katanya seakan dapat mengiris bagian tubuhnya menjadi bentuk-bentuk kecil tak tersisa. Sakit. Sangat sakit. Naura memang sudah tidak memiliki p

    Dernière mise à jour : 2024-12-09

Latest chapter

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 259. Zafir Memukul Untuk Naura

    "Mama papa keren! Keren! Itu mama papa Zevan!" Suara riang anak kecil terdengar begitu musik dansa berhenti. Naura menggenggam erat tangan Zafir, sementara tangannya yang lain memegang bahu pria itu. Zafir pun sama, dia merangkul erat pinggang rampung Naura dan tangan wanita itu. Keduanya saling tatap, Naura masih menatapnya penuh kebencian. Zafir lagi-lagi tidak keberatan.Zevan berlari lincah ke arah mereka, membuat Naura tersadar dan segera melepas pegangannya dari Zafir. "Mama! Mama cantik sekali!" Puji Zevan dengan senyum lebar, membuat Naura tak bisa menahan senyum. "Jangan berlari lagi, Zevan." Naura mencubit hidung anak itu. Tak lama suara tepuk tangan mulai terdengar, lalu menjadi jauh lebih ramai dan meriah dibandingkan tepuk tangan dansa sebelumnya. Naura mulai sadar dan memperhatikan sekitar, semua orang menatap mereka dengan senyuman. Konyol, ini konyol. Saat hendak memutuskan untuk pergi, tiba-tiba saja tak jauh dari posisi mereka terdengar suara teriakan wanit

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 258. Benci dan Cinta

    "Bagaimana?" tanya Naura saat mereka telah tiba di balkon. Keduanya berdiri bersebelahan, mata masing-masing memperhatikan pemandangan danau di depan. Langit semakin menggelap, udara pun semakin terasa dingin. "Seperti yang Anda lihat," jawab Tiara, kedua tangannya memijit ringan keningnya bersamaan. Naura kali ini memilih diam, Tiara pasti akan mulai mencurahkan seluruh perasaannya seperti panggilan telefon mereka semalam. "Saya tidak mengerti lagi kenapa pria itu semakin berani, wanita itu juga tak ada malunya. Saya baru pergi sehari namun keadaan Mansion sudah banyak berubah, pelayan lebih patuh pada mereka dibanding saya. Beruntung saya cepat kembali, jika tidak maka semuanya akan semakin sulit. Wanita itu, dia berlagak seperti nyonya rumah."Naura tersenyum tipis. "Lalu? Apa yang Anda lakukan?""Tentu saja saya tidak tinggal diam, saya menggunakan saran Anda. Lambat waktu, saya kini memahami betapa berharganya posisi saya," jawab Tiara, matanya seolah memandang jauh sesuatu

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 257. Tamparan Untuk Tiara

    "Boleh saya tahu nama Anda, nona?" tanya salah satu kepala keluarga saat Tiara dan Jovan telah berkumpul bersama mereka. Sela melingkarkan tangannya erat di lengan Jovan, berusaha sembunyi pada pria itu karena malu. Sosoknya yang mungil dan wajah cantik manisnya sekilas membuat semua orang menganggapnya gemas. Naura hanya diam memperhatikan, dia merasa lucu karena Jovan benar-benar berani membawa selingkuhannya lagi setelah keributan di mega grand opening Zafir. Berbeda dengan Jovan yang tersenyum, Tiara justru hanya memasang raut wajah datar. Meskipun tidak saling bicara, Naura tahu bahwa saat ini Tiara tengah mengatur emosinya setengah mati. "Kemari, tidak perlu takut. Ada aku," ucap Jovan lembut pada Sela, seketika membuat semua orang saling tatap dan menatap penasaran ke arah Tiara. "Mama... Kenapa tante itu murung?" tanya Zevan tiba-tiba, menggoyangkan kecil genggaman tangan mereka. Naura menoleh, lalu tersenyum tipis. "Dengar, Zevan. Jika kamu dewasa nanti, jangan pernah

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 256. Jadilah Pria Sejati

    "Mama!" Zevan tersenyum riang ke arahnya, membuat Naura tak memiliki pilihan lain selain membalas senyumannya. Naura mengelus kepala Zevan lembut. "Jangan berlari seperti tadi lagi, ya. Berbahaya."Zevan mengangguk. "Kalau begitu Zevan harus menggandeng tangan mama!" ucapnya sambil meraih tangan Naura. Tak lama, dari kejauhan Naura melihat sosok Zafir yang melangkah ke arahnya. Pria itu tersenyum, setelah tiba tepat di hadapan Naura, Zafir menarik lembut anaknya. "Maafkan anakku, nyonya. Dia sepertinya sangat menyukai nyonya," ujarnya. "Anda membiarkan anak sendiri lepas berlarian itu sangat berbahaya, tuan Wajendra. Lain kali tolong lebih diperhatikan." Kalimat Naura mengandung sindiran yang tersirat untuk Zafir. Tetapi seolah tak mengerti, Zafir hanya terkekeh dan membalas santai. "Kalau Anda sebegitu khawatirnya dengan Zevan, mengapa tidak Anda saja yang menggandengnya? Putra saya juga sepertinya memiliki selera yang cukup bagus, jarang sekali ia bersedia disentuh oleh semba

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 255. Sarapan Panas Keluarga Bara

    Setelah semalam puas bercerita pada Naura, Tiara kini perlu kembali pada realita kehidupannya. Wanita itu menatap datar dirinya sendiri di cermin sebelum akhirnya berdiri dan melangkah keluar kamar. Dia menuruni tangga dengan tenang, kupingnya menangkap suara tawa bahagia milik suami dan kekasih gelapnya. Tiba di ruang makan, kedua sudut alis Tiara sedikit menyatu saat melihat Jovan berani mendudukkan wanita itu satu meja dengan ibunya. Meskipun hubungan Tiara dan ibunya sendiri pun tidak begitu baik, tetapi tidak sampai saling membenci. "Selamat pagi, nyonya Bara." Sela menyapa ramah Tiara dari kursinya, sedangkan Tiara hanya melirik singkat tanpa membalas. Dia duduk dengan tenang di kursi utama meja makan, kemudian menatap dingin suaminya. "Sejak kapan keluarga ini bertindak seenaknya?'Jovan yang awalnya tidak melirik Tiara sedikitpun menoleh ke istrinya, seluruh mata kita tertuju padanya. Ibu Tiara, sang nyonya besar Bara hanya diam dan terus menikmati makanannya. Wanita i

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 254. Bouquet Bunga

    Naura baru saja selesai mengurus pekerjaannya, dia kini duduk di hadapan meja rias setelah usai membersihkan diri. Di tengah ini, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Naura menoleh sekilas, itu pasti bukan Kate karena wanita itu sudah berpamitan saat dirinya mandi. "Masuk," jawab Naura. Tak lama pintu terbuka, sesuai dugaannya, yang mengetuk adalah pelayan Mansion. "Ada apa?" tanya Naura sambil menyisir rambutnya. "Ada kiriman bouquet bunga, nyonya. Saya sudah memerintahkan mereka untuk meletakkannya di ruang tengah." Naura menaikkan alis kirinya sekilas, lalu dia segera berdiri dan melangkah menuju ruang tengah.Bibirnya tersenyum samar, Naura menebak bunga itu adalah pemberian Arjuna. Sampai di ruang tengah, Naura tersenyum tipis. Bouquet mawar putih besar bersandar jelas di sofa ruangannya. Tak lama ponselnya berdering, panggilan dari Arjuna masuk. "Bagaimana, apa kau suka?" tanya Arjuna begitu sambungan mereka terhubung. Naura menyentuh lembut kelopak bunga mawar t

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 253. Rumah Tangga Keluarga Bara

    "Pergi lalu datang tiba-tiba, memalukan! Kini kamu menampar Sela hanya karena masalah ringan? Tidak puaskah kamu bertingkah hingga membuat masalah internal kita tersebar?!" Jovan menatap muak ke arah istrinya, lalu menarik Sela ke dalam pelukannya. "Sudah marahnya?" tanya Tiara tenang, menatap datar suami serta orang ketiga di pernikahannya. Melihat respon Tiara yang cukup berbeda dari sebelumnya, keduanya pun sempat tertegun. Tiara tidak mempedulikan ekspresi mereka, dia segera melirik Sela sekilas dan kembali menatap Jovan. "Ajari kekasihmu untuk tidak menyentuh sesuatu yang bukan miliknya. Kedepannya aku tidak akan mentoleransi kesalahan seperti ini lagi, bahkan aku tidak ragu mengusir kalian dari sini." Tegas Tiara, lalu melangkah melewati Jovan dan Sela. Diam-diam hatinya kembali berdenyut sambil berdarah, tetapi dia mengingat pesan Naura dan kembali membulatkan keberanian. Jovan dan Sela menatap heran ke arah Tiara, kenapa wanita itu tidak mengamuk dan pecah seperti sebel

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 252. Tidak. Tidak Pernah Berubah

    Naura duduk berhadapan dengan Zafir di ruang tengah Tirta. Zafir benar-benar terlihat santai, pria itu selalu tersenyum setiap kali mata mereka bertemu. Naura hanya diam dan memasang raut wajah tidak bersahabat, dia tidak mengerti mengapa Zafir bergerak lebih agresif dibandingkan sebelumnya. "Apa kamu sudah menerima email yang pihak kami kirim?" tanya Zafir, membuka pembicaraan. Naura tanpa ekspresi menjawab. "Ya, tapi aku tidak bisa menyetujuinya.""Kenapa?" tanya Zafir. Naura mengerutkan keningnya. "Anda lah yang kenapa, bukankah dulu yang membatalkan semuanya adalah Anda?"Zafir mengangguk ringan. "Itu benar, tetapi aku akui itu adalah sebuah kesalahan. Tidak seharusnya aku memutuskan hubungan dua keluarga begitu saja. Wajendra dan Tirta sudah berhubungan sangat lama, namun kemarin emosiku sedang sangat tidak stabil, aku minta maaf. Tujuanku kemari hanya ingin mengembalikan semuanya seperti semula, aku tidak ingin mengecewakan upaya para senior keluarga di masa lalu."Naura me

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 251. Kerjasama Kembali Wajendra-Tirta

    "Terima kasih banyak, nyonya Tirta. Maaf... Aku merepotkanmu. Sejujurnya aku merasa sangat malu." Tiara tersenyum lemah ke arah Naura, mereka berdua berdiri di halaman depan Mansion Tirta. Setelah diskusi serta diiringi dorongan semangat dari Naura, Tiara pun berani melangkah kembali ke Mansion Bara. Meskipun rasa takut dan gugup menggerogotinya, pada akhirnya dia tidak bisa menghindar dari takdirnya sebagai kepala keluarga. "Bukan masalah besar, terkadang perempuan memang tidak memiliki tempat untuk kembali di situasi seperti ini," jawab Naura, sekali lagi dia mulai mengingat kepingan masa sulitnya. "Saya tidak tahu harus bagaimana berterima kasih pada Anda, jika--""Berjanjilah pada saya untuk menjadi pemenang di masalah ini. Setelah selesai, Anda baru bisa memikirkan bagaimana caranya berterima kasih pada saya." Potong Naura, kembali memberikan dorongan pada Tiara. Tiara tertegun, lalu ia mengangguk mantap. "Tentu." Setelahnya, Tiara masuk ke dalam mobil yang diperintahkan N

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status