Home / Rumah Tangga / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 90. Tuan Zafir Ingin Bertemu!

Share

Bab 90. Tuan Zafir Ingin Bertemu!

Author: nanadvelyns
last update Last Updated: 2024-12-09 22:46:37

"Zafir?" tanya Naura, pandangan matanya mendingin.

Kate mengangguk singkat. "Tuan Stave mengirim pesan jika tuan Wajendra menginginkan pertemuan besok pagi."

"Pertemuan? Dalam rangka apa?" tanya Naura lagi, dia tidak ingat telah memiliki urusan mendadak dengan Zafir sehingga harus melakukan pertemuan besok.

Kate menggeleng pelan. "Pihak mereka tidak menjelaskan alasannya, Nyonya."

Naura mengerutkan keningnya sulit, Naura jelas tidak bisa menolak pertemuan tersebut karena pria itu memanggilnya atas nama Wajendra.

Dipikirkan seperti apa pun alasan tersembunyi pria itu tidak akan berhasil ditebak, hal ini membuat Naura cukup merasa kesal.

Naura melangkah masuk ke dalam menuju ruang kerja Arjuna, sebelumnya pria itu juga sempat tiba-tiba pergi.

Dia berniat memberitahu Arjuna mengenai pertemuannya, tetapi belum sempat Kate membantu Naura membuka pintu ruang kerja Arjuna, pintu sudah lebih dulu terbuka dan menampilkan Arjuna.

"Kita berangkat malam ini," ucap Arjuna pada Damian yang m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 91. 'Sedikit' Merindukan Naura

    "Bagaimana kabarmu selama ini?" tanya Zafir, mengalihkan pertanyaan Naura yang bermaksud menegaskan tujuan pertemuan mereka. "Bagaimana menurut Anda, tuan Wajendra? Apa yang Anda lihat di media mengenai saya?" jawab Naura, tidak menghilangkan gaya bicara formalnya. Gaya bicara Naura sukses membuat Zafir merasa sangat asing, seolah sulit untuk kembali berbicara nyaman dengan wanita itu seperti dulu. "Kamu menikmatinya?" tanya Zafir, kedua sudut alisnya sedikit menyatu. Naura mengangguk. "Aku bersyukur menjalani hidupku yang sekarang."Zafir mengangguk tipis, ada kekecewaan yang tersirat di matanya. Naura memperhatikan wajah pria itu, Zafir seolah sedang memendam sesuatu di kepalanya, pria itu sering menatap ke bawah dengan kosong jika sedang berada di perasaan gelisah. "Jadi apa yang ingin Anda bicarakan, tuan Wajendra? Apa ada kendala di bisnis kita?" tanya Naura, memaksa Zafir untuk segera membahas topik bisnis mereka.Zafir yang menyadari Naura sengaja membelokkan topik mereka

    Last Updated : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 92. Antara Zafir, Naura, dan Evelyn

    Naura memejamkan kedua matanya sambil bersandar pada kursi mobil, pertemuan dengan Zafir tadi sangat menguras emosi maupun tenaganya. "Kita ke kantor, nyonya?" tanya Kate sebelum meminta supir menjalankan kendaraan. Naura mengangguk singkat. "Iya."Tak lama mobilnya melaju meninggalkan restoran tersebut, sepanjang jalan Naura hanya diam sambil memejamkan matanya. Saat kedua matanya terbuka, ia menatap kosong suasana di luar mobil. Entah karena suasana hatinya atau pemandangan di luar yang terlihat sangat hampa dan dingin. Kalimat dan nada bicara pria itu berputar lama di otak Naura, tanpa sadar kedua tangannya pun terkepal erat. Setelah hampir satu tahun dari kejadian itu, Zafir akhirnya meminta maaf. Tetapi apa permintaan maafnya dapat mengubah sesuatu? Tidak. Permintaan maaf Zafir justru membuat luka lama Naura kembali basah, setiap katanya seakan dapat mengiris bagian tubuhnya menjadi bentuk-bentuk kecil tak tersisa. Sakit. Sangat sakit. Naura memang sudah tidak memiliki p

    Last Updated : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 93. Semuanya Baik-Baik Saja?

    Seperti biasa setiap kali pulang bekerja, Naura menyempatkan diri untuk mampir ke Mansion Renjana. Kali ini dia hanya ingin mengunjungi Helena seperti biasa, sebab seharusnya Arjuna tidak ada di sana karena masih mengurus pekerjaannya di Amsterdam. "Kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Helena khawatir saat menyadari raut wajah Naura sedikit berbeda dari biasanya. Naura menatap Helena kembali setelah sebelumnya sempat melamun. "Iya? Tentu, aku baik-baik saja. Ada apa, bu?" tanya Naura balik. Helena menggeleng, lalu mengelus lengan wanita itu. "Tapi wajahmu mengatakan sebaliknya, nak. Apa ada masalah dengan Arjuna?"Naura dengan cepat menggeleng juga. "Tentu saja tidak, kami baik-baik saja. Aku juga baik-baik saja." Helena mengerutkan keningnya, menatap Naura dengan tatapan menyelidik. "Jika Arjuna berbuat masalah katakan saja pada ibu, ibu akan membantumu," ucapnya. Naura tersenyum tipis, mengangguk. "Tentu saja." Tak lama suara gaduh terdengar dari luar Mansion, membuat Naura

    Last Updated : 2024-12-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 94. Naura! Naura! Naura!

    Suasana terlihat biasa dari luar Mansion Wajendra, tetapi tidak dengan ruang kerja Evelyn. Wanita itu berkali-kali membanting pulpen atau buku yang berada di atas mejanya karena gagal membuat laporan kas Mansion. Wanita itu menghela napas frustasi, mengapa dia harus mengerjakan ini semua?!"Nyonya, apa Anda mengalami kesulitan lagi?" tanya pelayan wanita senior Mansion. Evelyn mengangguk. "Aku selalu lupa anggaran yang harus dimasukkan dalam kolom debit atau kredit. Seperti tidak ada bedanya."Pelayan itu segera berjalan mendekat, lalu membolak-balik beberapa lembar kertas laporan kas tahun lalu yang pernah dikerjakan Naura. Laporan kas yang Naura kerjakan sudah dalam bentuk tabel digital yang kemudian di print, tetapi karena Evelyn masih perlu belajar dasar menyusun kas dan anggaran rumah tangga, wanita itu harus membuatnya secara manual di buku. "Jika ada pengeluaran seperti listrik dan air Anda bisa memasukkannya ke dalam beban, baru kemudian kredit. Seperti yang ada di contoh

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 95. Mawar Merah dan Putih. Arjuna dan Zafir

    Naura tidak pergi ke kantor atau butik hari ini, dia mengerjakan seluruh pekerjaannya di Mansion. Wanita itu sejak pagi berkutat di ruang kerjanya, hanya berhenti saat jam makan atau perlu singgah ke kamar kecil. Tak lama ketukan pintu terdengar, membuat matanya melirik singkat ke pintu. "Masuk," ucapnya mempersilahkan. Tetapi meskipun sudah dipersilahkan, sosok di balik pintu itu gak kunjung masuk. Sebaliknya, dia justru kembali mengetuk. Naura mulai menatap pintu ruangannya dengan kening sedikit terlipat. "Masuk saja," ucap Naura lagi, tidak ada Kate di ruangannya saat ini jadi dia tidak bisa meminta bantuan siapapun. Seolah sengaja menguji kesabaran Naura, suara ketukan pintunya kembali terdengar. Naura memijit keningnya, ada apa sebenarnya? Sudah dipersilahkan kenapa tidak langsung masuk? Naura berdiri, lalu melangkah dengan emosi tertahan. Saat pintunya terbuka, kemeriahan konfeti segera menimpanya. "Selamat ulang tahun!" ucap seluruh penghuni Mansion. Naura masih meme

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 96. Mawar Putih Satu Jakarta

    "Buang itu," ucap Naura dingin, menatap bouquet mawar putih pemberian Zafir yang tergeletak di lantai. Tidak banyak bertanya, Kate dengan cepat mengangguk dan mengambil bouquet tersebut. Naura dengan cepat berbalik dan melangkah kembali menuju ruang makan. Sebelum pintu ruang makan ia buka, wanita itu menyempatkan diri untuk menarik napas dalam dan mengatur ulang emosinya. Saat pintu terbuka, senyum Naura kembali seperti semula. "Kamu sudah kembali? Cepat makan makananmu, Arjuna secara spesial menyiapkannya untukmu loh..." ucap Helena dengan senyum lembut menggoda putrinya. Naura tentu saja tersenyum semakin dalam, mengangguk sambil melangkah untuk duduk di kursinya semula. "Terima kasih," ucap Naura sambil mengelus lengan Arjuna. Arjuna mengangguk singkat, pembicaraan mereka pun berlanjut. "Naura sangat menyukai seafood, terutama cumi basah. Dia pernah diam-diam pergi ke dapur Mansion untuk mengambil cumi basah di luar jam makan, namun sayang ketahuan karena terpeleset tepung

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 97. Zafir Tidak Mencintai Evelyn Lagi?

    Evelyn duduk di sofa tengah kamar utama mereka, tangannya sibuk membolak-balikan katalog perhiasan selagi putranya tertidur. "Anda tertarik dengan salah satunya, nyonya?" tanya pelayannya Mona. Evelyn mengangguk. "Tidakkah yang berwarna biru ini sangat indah? Berbahan dasar safir, sangat memukau!"Mona balas mengangguk juga dengan senyum yang sama. "Itu benar, nyonya. Anda akan terlihat sangat luar biasa jika mengenakan satu set perhiasan tersebut, apa ingin saya buatkan pesanannya langsung?"Tatapan mata Evelyn berubah sulit, dia ingin tapi apa uang anggaran pribadinya cukup? Jika harus menggunakan seluruh tabungannya Evelyn juga tidak rela. Evelyn tidak mengelola kekayaan Wajendra sepenuhnya seperti Naura dulu, karena Zafir membatasi anggarannya dan hanya pria itu yang tahu jumlah pasti kekayaan Wajendra. Evelyn tidak mengetahui alasannya, dia selalu merasa kesulitan jika ingin membeli sesuatu seperti perhiasan ini contohnya. Sementara nyonya keluarga lain dapat membeli apa pun

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 98. Naura Dirayakan, Evelyn Tertekan

    Sepanjang jalan Naura dibuat terpukau, tidak ada sudut kota yang tidak memiliki mawar putih. Begitu dia mulai memasuki gedung-gedung besar, Naura jauh lebih terkejut karena layar iklan LED raksasa mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. "Astaga, siapa wanita itu?" ucap Naura di tengah senyum dan tawanya, menunjuk papan iklan LED gedung-gedung besar. "Dia cantik, bukan?" jawab Arjuna sembari fokus menyetir. "Sejak kapan kamu mempersiapkan semua ini?" tanya Naura, matanya masih sibuk memperhatikan suasana di luar mobil. "Tidak penting jika kamu menyukainya," jawab Arjuna sambil melirik sekilas untuk melihat senyuman Naura. "Itu foto kita?" tanya Naura begitu melihat salah satu layar iklan LED yang menampilkan foto berdua mereka. Wajah Naura memerah membayangkan seluruh penduduk Jakarta dapat melihat foto mereka."Kamu tidak menyukainya?" tanya Arjuna, mengerutkan keningnya saat melihat wajah Naura memerah malu. Naura menggeleng cepat. "Aku menyukainya, tetapi malu jika mereka

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 172. Untukmu, Bukan Untuknya

    Sehari setelahnya, Naura seperti biasa sibuk mengurus berbagai macam pekerjaan. Masalah internal Tirta sudah mereda berkat dana investasi yang diberikan Althaf. Perusahaan pun dapat kembali berjalan seperti sedia kala.Damian pun secara rutin selalu mengirimkan laporan mengenai perkembangan Renjana, pria itu mengabarkan bahwa Renjana menggelar rapat tertutup. Helena meminta Naura untuk hadir, namun dengan hati-hati ia menolaknya. Meskipun Helena sendiri yang mengundangnya, rapat itu tetaplah bersifat internal. Naura segan untuk bergabung, dia belum menjadi istri sah Arjuna. Helena sepertinya telah memantapkan hatinya, wanita itu berhasil bangkit dari keterpurukannya untuk berdiri melindungi Arjuna. Situasi anak dan ibu itu memang sedang berada di ujung tanduk. Di tengah kesibukannya, ponsel Naura lagi-lagi berdering. Naura hanya melirik sekilas, keningnya terlipat bingung karena penghubungnya adalah nomor tak tak dikenal. "Tolong angkat untukku, Kate," pinta Naura sambil kembal

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 171. Tunangan Renjana dan Nyonya Tirta

    Senyum Jordan yang semula ramah kini berubah sama dinginnya dengan Naura, kilatan kebencian muncul selintas di matanya. "Nyonya Tirta, alangkah baiknya jika Anda tidak ikut campur lebih dalam. Internal Renjana adalah sesuatu yang tidak bisa diusik pihak manapun, saya peringat--""Tuan Jordan, apa kalimat saya yang sebelumnya kurang jelas untuk Anda?" potong Naura, tidak takut pada penekanan Jordan. "Aku adalah bibi Arjuna, berani-beraninya kamu memperlakukanku seperti ini?! Aku sungguh tidak akan rela jika ternyata keponakanku menikahi wanita angkuh sepertimu!" balas Lina sambil terus menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Tidak ada maksud sedikitpun untuk dianggap angkuh. Tetapi amanah tetaplah amanah, saya hanya ingin menjaga kepercayaan calon ibu mertua saya." Jordan mengerutkan keningnya. "Apa kami menurutmu adalah kekonyolan Renjana? Saya adalah sepupu yang jelas memiliki darah kental Renjana seperti Arjuna, di mana etika Anda--""Tuan Jordan, jika itu yang memang Anda

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 170. Kerabat dan Sahabat

    Naura menatap Zafir dingin, saat pandangan mata mereka bertemu perasaan jauh yang membeku semakin terasa. Pria itu benar-benar memutuskan untuk mengakhiri kerjasama Wajendra dan Tirta hanya karena darah untuk Arjuna? Jika kerjasama dibatalkan maka kemungkinan besar kedua belah pihak akan rugi puluhan miliar dalam sekejap, Naura tidak mengerti jalan pikiran Zafir saat ini. Naura kemudian menarik kasar tangannya dari Zafir, membuat kembali jarak di antara mereka. "Itu keputusanmu?" tanya Naura. Zafir tidak menjawab, matanya hanya menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Kalau begitu terima kasih banyak atas waktu yang telah Anda sisihkan untuk saya. Mohon maaf jika mengganggu--""Justru harusnya aku yang bertanya. Apa ini keputusan yang kamu ambil? Pria itu sedang berada di ambang kehancuran dan--""Saya permisi, tuan Wajendra. Masalah pembatalan kerjasama, mari kita bicarakan setelah ini. Saya masih memiliki keperluan lain, terima kasih." Potong Naura balik, lalu melangkah ke

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 169. Demi Arjuna

    Keesokan harinya, mobil Naura mulai memasuki wilayah Mansion Wajendra. Pintu gerbang terbuka lebar tanpa ragu, seolah sang tuan rumah telah memberikan amanat untuk menyambut kedatangannya kapanpun. Tanpa Naura tahu, beberapa meter sebelum mobilnya melewati gerbang masuk Mansion Wajendra seseorang berlari cepat ke dalam.Begitu mobil terparkir rapi di halaman depan, belum sempat Naura keluar dari mobilnya dari arah dalam Mansion muncul Zafir yang melangkah keluar sambil menggendong Zevan. Naura turun dengan tenang, memasang senyum tipis sebagai bentuk formalitas."Naura?" ucap Zafir dengan raut wajah yang tertegun, seolah tak menyangka Naura mengunjunginya. Naura mengangguk tipis. "Maaf karena saya berkunjung tanpa menghubungi Anda lebih dulu, tuan Wajendra."Zafir tersenyum semakin luas, menggeleng pelan. "Masuk dulu, kebetulan aku juga memiliki beberapa hal yang perlu disampaikan.""Mama!" Zevan tiba-tiba berbicara, anak itu tersenyum riang ke arahnya. Naura tertegun, seingatnya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 168. Darah AB Rhesus Negatif

    Semua orang di ruang interogasi membatu di posisinya begitu melihat Naura menampar keras Diandra. "Jangan limpahkan emosimu pada orang lain, kamu sendiri lah yang mengkhianati Arjuna di masa lalu," ucap Naura dingin, lalu terdiam sejenak dan melanjutkan. "Tirta kotor karena rela melakukan apapun demi uang? Bukankah semua manusia memiliki perasaan seperti itu? Tetapi setidaknya mereka tidak menggunakan cara untuk merangkak ke ranjang penguasa dan mengkhianati pasangan sendiri."Semua orang menahan napas dalam, kalimat Naura sangat tajam dan valid. Tidak ada yang bisa membantah wanita itu. Tetapi Diandra perlahan kembali tersenyum dan menatap Naura datar. "Dia juga akan meninggalkanmu, Naura. Seperti mantan suamimu itu," ucap Diandra dengan seringaian tipisnya. Naura masih tetap tenang. "Itu hanya harapan pribadimu, bukan?"Diandra terkekeh. "Benar, tetapi kenyataannya juga akan begitu. Aku peringatkan kamu untuk tidak terlalu percaya pada Aran. Dia tidak jauh berbeda seperti manta

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 167. Interogasi Diandra

    Naura melangkah masuk ke bilik rumah sakit Arjuna, dia melihat sosok Helena yang bahkan tak berubah posisi sejak awal kepergiannya serta kondisi Arjuna yang masih belum sadar.Helena yang menyadari kedatangan Naura pun menoleh cepat, pandangan matanya masih lemas dan cemas. "Ibu." Naura mendekati Helena dan memeluknya, membuat Helena perlahan kembali terisak. Ia mengelus lembut punggung Helena yang gemetar. "Semuanya akan baik-baik saja, bu.""Bagaimana... Bagaimana jika tidak?" balas Helena lirih. "Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja," jawab Naura cepat. Helena melepas pelukan mereka, lalu menggenggam lembut tangan Naura. Naura tersenyum tipis. "Aku sudah menenangkan para investor, perusahaan Renjana akan baik-baik saja setidaknya untuk satu minggu kedepan." Lalu ia melirik Arjuna. "Bagaimanapun kehadiran Arjuna sangat penting. Jika dalam satu minggu Arjuna belum bangun, kita harus memiliki rencana yang lain."Helena terdiam, meskipun di awal dia sempat lega mendengar p

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 166. Althaf Batista

    Naura menarik napas dalam sebelum melangkah keluar dari mobil. Ditemani Damian dan Kate, Naura berjalan mantap masuk ke dalam gedung perusahaan utama Renjana. Aura dominasinya terasa kental, banyak orang yang menatapnya bingung namun enggan bertanya begitu pandangan mereka bertemu. Saat pintu ruang rapat terbuka, kakinya melangkah masuk dengan elegan. Seluruh investor dan jajaran petinggi Renjana spontan berdiri, namun raut wajah mereka nampak kebingungan. Setelah duduk di kursi pemimpin rapat, suara bisik-bisik gaduh semakin terdengar. Tetapi kericuhan itu terhenti begitu Naura meraih mic di atas mejanya. "Selamat sore, para investor serta jajaran Renjana yang terhormat." Hening. Semua orang seolah menahan napas, tak ada satupun yang menggeser tatapannya dari Naura. "Kehadiran saya di sini tidak lebih dari menjalankan mandat dari nyonya besar Renjana. Oleh karena itu, saya--""Jadi benar bahwa tuan Renjana dalam keadaan kritis?""Apa?! Berita itu benar?! Lalu bagaimana masa d

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 165. Giliran Naura

    Tubuh Arjuna perlahan melemas, keduanya perlahan terduduk di aspal dengan posisi saling memeluk. Mata Naura masih mengunci sosok Diandra yang ikut menatap syok. Tak lama Damian muncul dengan pengawal Renjana, tubuh Diandra ditarik kasar dan diseret menjauh. Damian membantu Naura untuk menopang tubuh Arjuna, lalu mobil datang dan segera membawa mereka ke rumah sakit. Raut wajah Arjuna kini pucat total, keringat dingin dan darah segar membasahi tubuhnya. Tangan Naura gemetar menggenggam lengan pria itu, kedua matanya sedikit memerah karena menahan rasa takut di hatinya. Arjuna harus baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja. Naura berusaha terus menanamkan pikiran positif di kepalanya. Sampai di rumah sakit, pihak mereka bergegas memindahkan tubuh Arjuna ke ranjang roda. Mereka melangkah cepat menuju ruang operasi darurat. Arjuna mulai tak sadarkan diri, sedangkan darahnya masih terus mengalir. Wajah Naura ikut pucat karena khawatir, sekujur tubuhnya dingin melihat pri

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 164. Tak Terduga

    Pagi hari Naura tidak bersiap ke kantor atau butik seperti biasanya, wanita itu kini tengah sibuk mengaduk adonan cheesecake di dapur. Mengingat janjinya pada Ana kemarin, dia dengan senang hati mengabulkan permintaan anak manis yang selalu bergelayut manja padanya. Menunggu kue benar-benar matang sempurna di dalam oven, Naura mencuci tangannya dan meraih ponsel di atas meja. Naura membuatkan kue untuk beberapa orang, tidak hanya Ana. Tetapi untuk itu ia ingin memberi Arjuna sebagai orang pertama yang menerima masakannya. Dua hingga empat panggilan, tak ada satupun yang terjawab. Naura mengerutkan keningnya tipis, tidak biasanya Arjuna mengabaikan panggilannya. "Nyonya, apa... Sisa kue ini bisa saya bagikan ke tuan Damian?" tanya Kate yang juga ikut membantu Naura di dapur. Naura menoleh dan tersenyum. "Tentu saja." Lalu ia teringat kejadian di pantai saat dirinya tengah prewedding. "Kate.""Ya, nyonya?" balas Kate cepat sambil merapikan barang-barang dapur. "Apa hubunganmu de

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status