Home / Rumah Tangga / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 97. Zafir Tidak Mencintai Evelyn Lagi?

Share

Bab 97. Zafir Tidak Mencintai Evelyn Lagi?

Author: nanadvelyns
last update Last Updated: 2024-12-10 20:29:29

Evelyn duduk di sofa tengah kamar utama mereka, tangannya sibuk membolak-balikan katalog perhiasan selagi putranya tertidur.

"Anda tertarik dengan salah satunya, nyonya?" tanya pelayannya Mona.

Evelyn mengangguk. "Tidakkah yang berwarna biru ini sangat indah? Berbahan dasar safir, sangat memukau!"

Mona balas mengangguk juga dengan senyum yang sama. "Itu benar, nyonya. Anda akan terlihat sangat luar biasa jika mengenakan satu set perhiasan tersebut, apa ingin saya buatkan pesanannya langsung?"

Tatapan mata Evelyn berubah sulit, dia ingin tapi apa uang anggaran pribadinya cukup? Jika harus menggunakan seluruh tabungannya Evelyn juga tidak rela.

Evelyn tidak mengelola kekayaan Wajendra sepenuhnya seperti Naura dulu, karena Zafir membatasi anggarannya dan hanya pria itu yang tahu jumlah pasti kekayaan Wajendra.

Evelyn tidak mengetahui alasannya, dia selalu merasa kesulitan jika ingin membeli sesuatu seperti perhiasan ini contohnya.

Sementara nyonya keluarga lain dapat membeli apa pun
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 98. Naura Dirayakan, Evelyn Tertekan

    Sepanjang jalan Naura dibuat terpukau, tidak ada sudut kota yang tidak memiliki mawar putih. Begitu dia mulai memasuki gedung-gedung besar, Naura jauh lebih terkejut karena layar iklan LED raksasa mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. "Astaga, siapa wanita itu?" ucap Naura di tengah senyum dan tawanya, menunjuk papan iklan LED gedung-gedung besar. "Dia cantik, bukan?" jawab Arjuna sembari fokus menyetir. "Sejak kapan kamu mempersiapkan semua ini?" tanya Naura, matanya masih sibuk memperhatikan suasana di luar mobil. "Tidak penting jika kamu menyukainya," jawab Arjuna sambil melirik sekilas untuk melihat senyuman Naura. "Itu foto kita?" tanya Naura begitu melihat salah satu layar iklan LED yang menampilkan foto berdua mereka. Wajah Naura memerah membayangkan seluruh penduduk Jakarta dapat melihat foto mereka."Kamu tidak menyukainya?" tanya Arjuna, mengerutkan keningnya saat melihat wajah Naura memerah malu. Naura menggeleng cepat. "Aku menyukainya, tetapi malu jika mereka

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 99. Hadiah Tamparan Evelyn

    Naura sibuk mengetik di laptopnya, suasana kantor ramai dan tertib seperti biasa. Tetapi fokus wanita itu sempat terputus saat Kate mengetuk ruangannya. Setelah dipersilahkan, ia masuk dan melangkah mendekati Naura. "Maafkan saya, nyonya. Beberapa hari lalu saya menerima undangan pernikahan dari keluarga Bara, putri bungsu mereka akan menikah. Saya lupa memberikannya pada Anda karena tertimbun berkas-berkas penting," ucap Kate dengan penuh raut wajah menyesal. Naura tersenyum tipis, mengangguk. "Tidak masalah, Kate. Berikan padaku."Keluarga Bara adalah salah satu dari sembilan pilar di Indonesia, dia ada di urutan kelima. Wilayah kekuasaan utama mereka berada di Solo, banyak perusahaan dan pabrik yang berdiri di bawah naungan mereka. "Saya akan segera menghubungi pihak butik untuk menyiapkan pakaian Anda," ujar Kate penuh semangat jika mendengar atasannya akan datang ke acara pesta. Naura balas tersenyum. "Tentu, aku akan membicarakannya dengan Arjuna setelah pulang nanti." Sa

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 100. Menjadi Dirinya

    Evelyn melangkah cepat keluar dari ruang kerjanya, saat Stave menghadangnya di depan pintu kerja suaminya, dengan marah Evelyn membentaknya. "Aku nyonya Wajendra!" Stave mengerutkan keningnya sulit, mau tidak mau pria itu harus menuruti permintaan Evelyn meskipun Zafir melarang siapapun untuk mengganggunya. BRAK!Evelyn membuka kasar pintu ruangan Zafir, membuat pria itu menatap terkejut ke arahnya. "Apa lagi ini, Evelyn?" tanya Zafir tajam. Evelyn telah berderai air mata, lalu dengan cepat mendekat ke meja kerja pria itu. "Kamu memberikannya pada wanita itu tetapi tidak padaku?" tanya Evelyn di tengah isakan kecilnya. Kedua sudut alis Zafir bertaut tidak mengerti. "Apa maksudmu?" Astaga, kali ini istrinya kenapa lagi? "Anggaran Wajendra! Kamu memberikannya kepada Naura tetapi tidak padaku? Apa aku benar-benar istrimu?!" jawab Evelyn cepat, membuat Zafir memijit keningnya. Soal anggaran lagi? Lagi pula dari mana Evelyn tahu hal itu? "Siapa yang mengatakannya padamu?" tanya

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 101. Obsesi Evelyn

    "Kali ini ada tuan Damian?" tanya Naura dengan senyum ramah begitu ia memasuki mobil Arjuna. "Maaf jika saya mengganggu momen Anda berdua, nyonya," jawab Damian dengan nada bercanda. Naura dengan cepat menggeleng. "Hei, tentu saja tidak." Naura bertanya seperti itu karena jarang bagi Damian muncul saat Arjuna menjemputnya. Damian hanya terkekeh tipis, lalu mulai menjalankan mobilnya. Naura mulai menatap Arjuna, lalu bertanya,"Jadi bagaimana? Kamu bisa menemaniku ke acara pernikahan keluarga Bara?"Arjuna mengangguk singkat. "Aku sudah mengosongkan jadwal untuk itu." Naura tersenyum senang, lalu saat dia hendak kembali berbicara, Damian sudah lebih dulu mengatakan sesuatu. "Pernikahan keluarga Bara? Putri bungsu mereka, bukan?" tanya Damian. Naura kembali melirik Damian, mengangguk. "Benar, kamu tahu?"Damian mengerutkan keningnya, lalu menatap sosok Arjuna sekilas di kaca spion. "Bukankah kamu juga mendapatkan undangannya?"Naura menaikkan alis kirinya, sedikit terkejut. "Kam

    Last Updated : 2024-12-11
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 102. Perbedaan Posisi Renjana dan Wajendra

    Naura melangkah menuju halaman depan Mansion Tirta diikuti oleh Kate. Penampilannya terlihat sangat memukau hari ini, setiap kali ia berpapasan dengan pelayan, maka semuanya akan menyapa sambil memuji kagum. Long dress satin berwarna ungu yang dipadukan syal scraft bulu berwarna hitam terlihat sangat menyatu dengan aura Naura. Tajam dan sexy. "Tuan Renjana sudah menunggu di depan," ucap Kate sambil terus mengikuti langkah Naura. Naura mengangguk, dia segera mempercepat langkahnya. Begitu sampai di halaman depan, bibir Naura tersenyum. "Menunggu lama?" tanya Naura, lalu meletakkan tangannya di atas tangan Arjuna yang terulur untuknya. "Bukan masalah," jawab Arjuna. "Seribu tahun pun dia akan rela jika itu untuk Anda, nyonya," sahut Damian, lalu terkekeh kecil bersama Kate. Naura tersenyum lebih dalam mendengarnya, sementara Arjuna tidak menampilkan ekspresi apa pun, hanya melirik tajam sahabat lamanya. Karena acara akan dimulai dalam dua jam lagi, maka Naura dan Arjuna bergeg

    Last Updated : 2024-12-12
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 103. Sembilan Pilar Negara

    Keluarga sembilan pilar negara berkumpul, dimulai dari Renjana, Wajendra, Tirta, Homas, Bara, Drogo, Buana, Mandalika, Saga. Orang-orang elite teratas memiliki meja khusus, mereka berada di lantai atas dan menghadap langsung ke pengantin yang ada di lantai bawah. "Laju inflasi memang sulit ditekan, permainan sang miskin dan kaya memang tidak bisa dihentikan," ucap tuan Bara, mengomentari topik pembicaraan mereka. Zafir mengangguk. "Itu benar, karena jika dihentikan akan menghilangkan keseimbangan dunia. Oh... Ada berita baru saat saya menonton siaran tadi pagi, nilai rupiah semakin menurun setiap harinya." "Itu benar, tuan Wajendra. Dollar semakin tinggi, tahun 2021 lalu mereka masih ada di angka tiga belas hingga empat belas ribu, namun sekarang sudah hampir mencapai enam belas ribu. Sementara rupiah tidak ada kemajuan," saut kepala keluarga berkuasa yang lain. "Bagaimana menurut Anda, tuan Renjana? Di antara yang lain, Anda tentu yang paling mengenal kondisi dunia, bukan?" tany

    Last Updated : 2024-12-13
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 104. Evelyn Peniru

    "Ah... Sepertinya saya perlu menemui presiden juga.""Benar, saya juga. Permisi, tuan-tuan.""Kalau begitu saya ikut, kebetulan saya lupa memberi selamat kepada pengantin saat datang."Satu persatu, orang-orang di meja itu menyingkirkan dirinya. Mereka tidak mau terlibat konflik internal antara Wajendra dan Renjana. Setelah di meja benar-benar tersisa mereka berempat, Arjuna berdiri sambil menarik lengan Naura, lalu melangkah meninggalkan meja tanpa bicara. Zafir memijit keningnya, lalu melirik Evelyn tajam. "Jangan pernah mengungkit soal anak pada Naura di hadapan para keluarga besar, kamu hanya membuatku malu dengan kejadian ini!" Evelyn mengerutkan keningnya. "Malu? Aku hanya bertanya mengenai--""Kamu tahu Naura sulit hamil dan malah mengungkit hal itu di depan tamu lainnya. Itu tindakan bodoh yang memalukan untuk Wajendra!" Potong Zafir dengan nada bicara yang rendah dan menekan. Pria itu berdiri dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Evelyn seorang diri di meja sambil membaw

    Last Updated : 2024-12-14
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 105. Sang Pusat Perhatian. Naura dan Evelyn

    Acara berlangsung meriah seperti biasa, Naura telah kembali dari toilet dan sekarang tengah sibuk berpamitan dengan pengantin. Arjuna sudah menunggu di bawah, pria itu telah berpamitan lebih dulu bersama para kepala keluarga yang lain. Tetapi di tengah kemeriahan itu, suara teriakan wanita terdengar dari ujung gedung, membuat semuanya menoleh penasaran. "Jangan ada yang mendekat! Atau wanita ini akan aku tembak kepalanya sekarang juga!" Seorang pria yang mengenakan kemeja putih dengan rambut berantakan itu menahan tubuh salah satu tamu undangan wanita dan menempelkan pistol ke kepalanya. Penjaga berlarian ke dalam, semuanya mencoba mencerna kejadian yang sangat tiba-tiba ini. Ada apa? Naura mengerutkan keningnya, saat sibuk menatap ke depan pengantin wanita di sebelah berteriak tertahan. "Kamu kenal pria itu?" tanya Naura pada mempelai wanita. Mempelai wanita dengan ragu mengangguk, tangannya gemetar memegang lengan suaminya. "Itu Dava, mantan kekasihku."Naura menaikkan alis

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 214. Putri Mahkota

    Naura melangkah turun dari kasurnya dengan kedua kaki yang dirantai. Rantai panjang menjuntai mengikuti arah pergerakannya. Di sampingnya Daisy, anggota Phantom yang dipilih secara khusus untuk melayani Naura mendampingi seperti biasa. Naura duduk dengan tenang di meja makannya, raut wajahnya tanpa ekspresi seperti biasa. Daisy membuka penutup makanan, lalu mempersilahkan Naura untuk menyantap makanannya. Naura menatap datar makanan tersebut, lalu tangan kanannya bergerak menyendok kuah kaldu ayam yang disuguhkan. Keningnya sedikit terlipat kalau merasakan rasa yang dominan manis daripada gurih, Naura tidak begitu menyukai makanan manis jika itu bukan dessert. Melihat raut wajah Naura, Daisy pun ikut mengerutkan keningnya. "Apa ada yang salah?" tanya Daisy, nada bicaranya memang tidak begitu bersahabat sejak awal pertemuan mereka. Naura meletakkan sendoknya dengan tenang. "Terlalu manis." Lalu mendorong mangkuknya sedikit menjauh. Daisy menaikkan alis kirinya. "Kita tidak mun

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 113. Cahaya Yang Diambil

    Kate melangkah dengan raut wajah datar di Koridor besar Mansion Tirta. Kondisinya tidak terlihat begitu baik. Matanya memerah dengan kantung mata yang terlihat jelas karena jam tidur yang berantakan. Tangannya menggendong berkas dokumen terkini perusahaan, setiap langkahnya dipenuhi harapan akan melihat sosok Naura di ruang kerja seperti biasa untuk memeriksa dokumen yang ia bawa. Helaan napas lelah berulang kali keluar, pikiran wanita itu kacau. Sudah hampir seminggu Mansion Tirta terasa sangat suram dan mati, seolah cahaya telah direnggut dari mereka. Begitu sampai, matanya menatap sendu ke arah meja kerja Naura. Rasanya lebih baik lelah menasihati jam makan dan istirahat atasannya daripada tidak melihat sosoknya sama sekali. Kate melangkah dengan hati yang gelisah, semakin dekat, maka semakin dalam pula genangan air mata di dalam kelopak matanya. Dengan hati-hati ia meletakkan dokumen tersebut, lalu menyentuh cincin kepala keluarga Tirta milik Naura. Dari semua barang, Naur

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 212. Menyusun Rencana

    Ruang kerja Arjuna penuh dengan manusia-manusia berkepala panas. Damian, Aimee, Helena, dan pria misterius dari Phantom.Tak ada satupun dari mereka yang menduga bahwa Althaf berani muncul ke permukaan dengan cara yang sangat kasar seperti itu. Tetapi di antara semuanya, Helena lah yang memiliki raut wajah paling buruk. Bagaimana tidak? Ternyata suami 'bodohnya' tidak hanya berulah sampai kabur dari tanggungjawab saja, tetapi juga membuat anak haram tanpa sepengetahuannya. Entah beban seperti apa yang ingin pria itu tinggalkan untuk anak mereka, Helena benar-benar murka sekarang. "Cepat atau lambat Althaf akan merangsek ke posisi yang tidak bisa digantikan," ucap Aimee sambil terus menatap kosong ke arah lantai, kedua sudut alisnya menyatu erat. "Phantom selalu bergerak tanpa diduga, kita harus menemukan celah lain," timpal Damian yang juga menatap kosong ke lantai dengan lipatan kening serius. Pria misterius yang dipanggil 'Bee' itu pun menatap Arjuna datar. "Apa yang ingin An

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 211. Keputusan Renjana

    Keputusan resmi terbaru dari Renjana cukup kuat untuk mengguncang media lokal maupun internasional. Althaf dinyatakan resmi sebagai adik berbeda ibu Arjuna, namanya pun kini memiliki 'Renjana' di belakangnya. Setelah ketuk palu dengan para tetua serta jajaran tinggi Renjana lainnya, Althaf mutlak menjadi 'pemimpin sementara' menggantikan Arjuna yang dianggap mulai 'melemah'. Begitu seluruh peserta rapat meninggalkan ruangan, tersisa Althaf dan Arjuna yang duduk saling berhadapan dengan raut wajah berbeda. Arjuna menatap Althaf dengan datar dan keras, sementara Althaf hanya tersenyum seolah meledek nasib yang menimpa pria itu. "Tuan--"Kamu bisa keluar lebih dulu." Potong Arjuna pada Damian tanpa menoleh atau melirik. Damian mengepalkan kedua tangannya, menurutnya meninggalkan Arjuna di ruangan yang sama dengan Althaf sangat berbahaya. Tidak ada yang tahu ide gila apa yang pria itu miliki untuk menghapus Arjuna. Tetapi dari nadanya, perintah Arjuna tidak bisa dibantah. Damian m

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 210. Cinta Atau Kebebasan

    Naura berbaring di ranjang besarnya dengan kaki dan tangan yang dirantai. Matanya menatap kosong ke arah jendela kamar, dia benar-benar seperti setengah mati. Tak lama pintu kamarnya dibuka, Naura tetap tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia tetap berbaring memunggungi pintu. Suara langkah kaki pria terdengar, tanpa menoleh pun Naura tahu siapa yang datang. Althaf. Hanya pria itu yang dapat dengan mudah masuk dan keluar tanpa mengetuk pintu. "Kamu belum bangun?" Pria itu berbisik di telinga Naura, tangannya mengusap lembut bahu Naura. Naura memejamkan matanya erat, tidak berkenan menjawab. Napas lembut pria itu menabrak telinga serta kulit leher Naura, membuat lipatan ringan terbentuk di dahinya. "Sudah dua hari kamu tidak bicara, mau sampai kapan seperti ini?" tanya Althaf sambil mencium helaian rambut Naura. "Kamu tahu, aku tidak akan menyakitimu, tetapi justru melindungimu. Apa yang kamu pikirkan, Naura? Mengapa kamu tidak mau menerima kemuliaan ini dengan patuh?" sambung

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 209. Pergeseran Kursi

    Dua hari setelah kejadian besar, yaitu hilangnya sang nyonya besar Tirta secara misterius, kini gelombang baru kembali muncul. Saham perusahaan raksasa Renjana, hari ini resmi menurun dengan sangat tajam. Total kerugian mereka tak terhitung jumlahnya, membuat jajaran dan investor besar kepalang gila. Rapat besar diadakan secara mendadak, tidak ada yang tahu hari sial seperti ini akan menimpa Renjana. Tidak hanya dalam satu jenis bisnis, tetapi hampir seluruh bisnis yang dinaungi Renjana mengalami kerugian besar.Semua berdiri begitu Arjuna memasuki ruang rapat, tidak ada yang berani duduk sebelum sang pemimpin besar itu duduk. Rapat dimulai begitu Arjuna melirik Damian untuk membuka topik yang akan mereka bahas. Damian mengangguk cepat, lalu tangannya gesit menggerakkan kursor laptop untuk menjelaskan data yang baru saja ia buat. "Sesuai angka saham hari ini, titik terendah perusahaan dipegang oleh 'Renjana Oil', ia berada di angka lima ribu rupiah per lot dari lima belas ribu r

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 208. Obsesi dan Penjara

    Naura menatap tajam Althaf, meskipun raut wajahnya nampak tenang, kini kedua tangannya diam-diam gemetar. Althaf menyadari ketakutan Naura. Matanya berubah menjadi sangat berbeda, seperti hewan buas, tak jauh berbeda dengan apa yang dia rasakan dari orang-orang sekitar sebelumnya. Pria itu menatap tangan Naura yang gemetar, lalu semakin menyeringai tipis. "Kamu takut?" tanya Althaf. "Bajingan," balas Naura tajam, membuat Althaf mengerutkan keningnya. "Harus aku akui, kamu hebat karena hampir membuatku tertipu," ucap Althaf lalu melirik pecahan tajam vas bunga, dia masih berada di atas tubuh Naura untuk menahan gerakan wanita itu. "Menjijikkan," ucap Naura, matanya memerah penuh kebencian. Althaf terkekeh, lalu melepaskan pecahan vas itu dengan sangat hati-hati dari genggaman tangan Naura. "Apa ada yang terluka karena ini?" tanya Althaf sambil terus memastikan tidak ada luka di tangan Naura meskipun tangannya sendiri telah berdarah-darah. Naura menarik tangannya cepat, napasny

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 207. Cerdik Atau Licik?

    "Nyonya sempat keluar berkeliling, tetapi kemudian ia kembali ke dalam kamar dengan patuh." Dua pria penjaga di depan pintu melaporkan kegiatan Naura begitu Althaf kembali. Althaf hanya mengangguk singkat, lalu membuka pintu bilik Naura. Bibirnya kembali tersenyum lembut, tatapan mati dan dinginnya berubah menjadi hangat. "Naura?" Suaranya lembut seperti malaikat. Sosok Naura yang tengah berdiri di dekat jendela besar menatap pemandangan kosong di luar pun segera menoleh. "Kamu sudah kembali?" tanya Naura, lalu tersenyum tipis ke arah Althaf. Althaf mengangguk. "Maaf jika aku terlalu lama, pihak dapur tidak menyiapkannya dengan baik tadi." Kemudian dia memberi kode di belakangnya untuk segera masuk. Pelayan datang dengan troli makanan, lalu meletakkan satu persatu piring dan gelas di atas meja. Sepergian pelayan, Althaf pun melangkah menghampiri Naura. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Althaf. Naura menggeleng. "Tidak, aku hanya merindukan ibu dan Kate. Kapan mereka akan m

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 206. Tatapan Buas

    Naura melangkah menuju pintu kamarnya, ia kemudian menempelkan kupingnya untuk memeriksa suara di luar sana. Sepi. Tidak ada suara kegiatan atau percakapan apa pun kecuali langkah kaki yang berat dan sibuk. Tempat apa ini? Mengapa Althaf membawanya ke tempat seperti ini?Penjualan manusia? Memilih seorang nyonya keluarga berkuasa adalah pilihan ceroboh, Althaf tidak mungkin sebodoh itu. Saat tangan Naura iseng menarik gagang pintu, dia sedikit terkejut karena ternyata pintunya tidak terkunci. Meskipun ragu, Naura memberanikan dirinya untuk membuka pintu tersebut dan langsung mendapati dua sosok pria asing yang berjaga di depannya. Mata Naura menatap dingin ke arah keduanya, dua pria itu memperhatikannya sangat intens. Tetapi hal yang lebih mengejutkan terjadi begitu keduanya tiba-tiba membungkuk ke arah Naura. Naura menatap mereka heran, kenapa mereka membungkuk ke arahnya? Ada apa?"Siapa kalian?" tanya Naura, nada bicaranya penuh dengan kewaspadaan. "Apa ada sesuatu yang And

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status