Beranda / Rumah Tangga / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 120. 21+ Arjuna Menagih Janji Gogo Land

Share

Bab 120. 21+ Arjuna Menagih Janji Gogo Land

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 21:14:56
"Nyonya, bukankah itu tuan Renjana?" ucap Kate dari kursi depan, membuat Naura membuka matanya dan mencoba melihat ke depan.

"Benar, itu beliau. Sepertinya tuan Renjana menunggu kepulangan Anda cukup lama, nyonya," balas tuan Benjamin yang menyetir mobil.

Dari dalam mobil Naura melihat sosok Arjuna telah berdiri menunggunya di depan pintu masuk.

"Sudah berapa lama ia di situ?" tanya Mela yang juga ikut terkejut.

Setelah mobilnya berhenti, Naura dengan cepat turun dan melangkah mendekati Arjuna.

"Kamu di sini?" tanyanya bingung.

"Astaga, apa kamu sudah menunggu kami lama, nak?" tanya Mela khawatir.

Arjuna tersenyum tipis, lalu menggeleng. "Tidak, aku juga baru saja tiba."

Naura menaikkan alis kirinya, lalu menggeser tatapannya ke arah Damian yang seolah tertekuk rapat. Sepertinya Arjuna berbohong agar tidak membuat ibunya khawatir.

"Kamu baru pulang bekerja?" tanya Mela lagi, menatap Arjuna penuh perhatian.

Arjuna mengangguk. "Benar, aku kemari karena ada beberapa hal y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Harma Putri
kenapa mrk berhub kan belum nikah,tdnya saya sgt salut sama naura,bisa jaga diri,ternyata murahan juga
goodnovel comment avatar
fadil anggara
uda lama tunangan g nikah², yg ada masalah terus zafir lah, evelyn lah, ulat bulu diandra lahhhh... haddehhh pen liat naura & arjuna bahagia sbg suami istri & pux anak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 121. Teguran Untuk Tuan Arjuna, Menikah!

    Arjuna tidak memiliki kegiatan penting apa pun yang mengharuskan ia keluar Mansion. Pria itu hanya berkutat di ruang kerjanya sambil sesekali menggeser kursor laptop. "Sudah semua?" tanya Arjuna, melirik Damian yang terlihat suntuk di depan komputer kerjanya. Damian mengangguk singkat. "Ya, sudah. Semua laporan bulan ini baik-baik saja, bahkan melebihi target."Arjuna balas mengangguk puas, lalu berdiri dari kursinya. "Kunci mobil?"Damian menaikkan alis kirinya sekilas, lalu meraih kunci mobil yang ada di atas mejanya untuk ia lempar ke arah Arjuna. "Menjemput nyonya Tirta?" tanya Damian. Arjuna mengangguk, setelah itu melangkah keluar ruang kerjanya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Helena yang sedang sibuk bercengkerama dengan pegawai toko perhiasan langganan wanita itu di ruang tamu. "Kamu mau menjemput Naura?" tanya Helena begitu melihat putranya. "Iya," jawab Arjuna, lalu melangkah mendekati ibunya. Berbagai macam bentuk perhiasan dipamerkan di atas meja. Perak, emas,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 122. Ayo Cepat Menikah

    Naura mampir ke salah satu restoran bintang lima di kawasan Jakarta Pusat. Mereka duduk di meja VIP, para pelayan sibuk mondar-mandir menyiapkan segalanya untuk membuat konglomerat besar dunia itu merasa nyaman. "Sepertinya karena kedatanganmu mereka jadi bekerja jauh lebih keras," ucap Naura sambil memandang Arjuna yang duduk di hadapannya. Arjuna masih menatap ke arah menu. "Benarkah?" Naura mengangguk sambil tertawa tipis. "Iya, mereka terlihat ketaku--" "Bagaimana jika kita menikah bulan depan?" Potong Arjuna tiba-tiba saat mengangkat pandangannya dari buku menu. Naura menaikkan alis kirinya sekilas, terkejut. "Apa? Maksudku-- tentu saja tidak masalah, tetapi kenapa tiba-tiba?" Arjuna menutup buku menu acuh. "Tidak ada lagi urusan yang membuat rencana itu terhambat, bukan? Apa kamu memiliki keluhan lain?" Naura menggeleng. "Tidak ada, bagaimana dengan tanggapan ibumu?" Arjuna mengerutkan keningnya tipis. "Justru ibu orang pertama yang akan berteriak cepat meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 123. Pertemuan Wajendra dan Homas

    Keesokan harinya saat matahari belum sempurna bertengger di langit, kediaman Wajendra telah sibuk lebih dulu. Mereka membantu Zafir dan Evelyn bersiap untuk menghadiri acara pertemuan penting antara Wajendra dan Homas. Setelah menerima berbagai macam email laporan ganjil dan pertentangan dari Homas, Zafir pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan. Evelyn duduk di meja riasnya, dua pelayan di sisinya sibuk membantunya bersiap. "Nyonya, softlens cokelat yang biasa Anda pakai sepertinya sudah tidak terlalu layak digunakan lagi," ucap Mona saat membuka tutup kontak lensa Evelyn Evelyn mengerutkan keningnya, bola mata hitam pekat miliknya melirik Mona datar. "Gunakan yang lain."Mona menghela napas tipis. "Tetapi... Anda belum memesan untuk stok--""Gunakan saja itu." Potong Evelyn cepat, membuat Mona dan satu pelayan lainnya sedikit terkejut. "Namun bagaimana jika mata Anda--""Apa aku harus mengulang kalimat, Mona? Gunakan softlens yang tersisa." Potong Evelyn lagi, lalu matanya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 124. Sesuai Dengan Apa Yang Ditanam

    "Masih tidak ada jawaban apa pun dari pihak Homas, tuan," ujar Stave setelah cukup lama memandangi layar laptop miliknya. Zafir memijit keningnya frustasi, pria itu duduk di meja kerja sambil bersandar lelah. Masalah dengan keluarga Homas semakin memanas, sampai sekarang Zafir masih belum mengerti pemicunya. Zafir sama sekali tidak merasa menjual lahan apa pun menggunkan nama Wajendra, laporan ini dapat dipastikan palsu. Tetapi jika benar Zafir juga tidak bisa menemukan alasan Homas melakukan hal itu. Hubungan kedua keluarga terjalin sangat baik sebelumnya. "Sudah periksa seluruh transaksi atas nama Wajendra?" tanya Zafir dingin pada Stave. Stave mengangguk cepat. "Sudah, tuan. Tidak ada laporan yang menyatakan bahwa kita menjual lahan ataupun menerima bayaran dari transaksi tersebut." Zafir memijit keningnya lagi. "Lalu di mana letak kesalahannya? Homas tidak mungkin salah jika mereka terlihat sangat yakin seperti itu." "Atau mungkin ada bagian dari kita yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 125. Pertunangan Naura dan Arjuna

    Hari demi hari berlalu, hingga akhirnya acara pertunangan Naura dan Arjuna digelar. Acara itu dilaksanakan di kediaman sang wanita, yaitu Mansion Tirta. Saat pihak keluarga Arjuna datang, Mela didampingi oleh Kate dan tuan Benjamin menyambut mereka. Beberapa tetua Tirta pun hadir di sana, sementara Naura masih bersembunyi di ruangannya. Tamu-tamu penting telah tiba lebih dulu dan menunggu di aula Mansion. Semuanya mengucapkan selamat saat sosok Arjuna muncul, suasana terlihat sangat meriah. Setelah rangkaian acara pembuka berhasil dilaksanakan, kini giliran Naura yang muncul ke permukaan. Pintu aula dibuka, semua orang memperhatikan Naura yang melangkah masuk seorang diri. Naura tersenyum sempurna, matanya jatuh pada Arjuna yang seolah terpaku menatapnya. Wanita itu mengenakan dress berwarna perak, rambutnya disanggul modern anggun. Mereka sengaja tidak mengizinkan media manapun masuk dan meliput acara, tamu undangan hari ini benar-benar hanya rekan bisnis, sahabat, dan kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 126. Adik Evelyn?

    Bukan Mansion Tirta, Renjana, ataupun Wajendra, suasana dingin menyelimuti Mansion keluarga Homas. Keluarga pilar negara keempat itu tengah berdiskusi panas di ruang kerja utama sang tuan besar. Broto Homas, tuan besar keluarga Homas itu melirik menantunya dingin. "Bagaimana hasilnya?" Felizia menggeleng pelan. "Tidak ada itikad baik apapun dari Wajendra. Mereka menolak mengaku."Mata dingin Broto Homas pun bergeser ke putra sulungnya, Danar Homas. "Jadi benar Zafir Wajendra lebih memilih melindungi istrinya daripada perdamaian dua keluarga?"Danar mengangguk. "Iya, ayah. Pertemuan sebelumnya juga menjadi runyam karena sikap bodoh istrinya, perilakunya jauh dari kata pantas untuk berada di posisi itu.""Asal usulnya tidak jelas, Zafir telah melakukan kesalahan besar karena menceraikan Naura," balas Felizia, dia sedikit terbawa emosi setiap kali membahas ini. "Kejadian di rapat kemarin kamu yang menyulut lebih dulu, benar?" tanya Broto Homas langsung, membuat Felizia tersenyum tip

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 127. Bahagia Seperti Ini

    "Maaf, kamu menunggu lama?" tanya Naura begitu ia memasuki mobil Arjuna. Arjuna menggeleng pelan. "Tidak."Langit telah menguning sekarang, pria itu kembali menjemput Naura seperti biasa. "Bagaimana dengan gedungnya?" tanya Naura, membahas progres persiapan mereka menjelang pernikahan. "Sampoerna Strategic Square, gedung itu cukup untuk menampung seribu undangan," jawab Arjuna, matanya masih fokus menyetir. Naura mengangguk mengerti, dia tahu gedung itu. Sampoerna Strategic Square adalah salah satu gedung pernikahan termahal di Jakarta. "Apa ibumu ada saran tambahan untuk acara nanti?" Kini giliran Arjuna yang bertanya. Naura menggeleng. "Tidak ada, bagaimana dengan ibumu?"Arjuna balas menggeleng juga. "Tidak. Lalu, bagaimana dengan adatnya? Tirta sepertinya memiliki ketentuan tertentu."Naura mengangguk. "Tentu saja, ingin menggunakan adat Jawa keluargaku?"Arjuna menaikkan alis kirinya. "Kenapa tidak?" Naura terkekeh. "Kamu bisa bahasa Jawa?"Arjuna terdiam beberapa detik, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 128. Adat Jawa Tirta

    Setelah penetapan tanggal pernikahan Naura dan Arjuna sepakat akan dilaksanakan pada akhir tahun nanti, keduanya pun semakin sibuk. Pasalnya tinggal beberapa minggu lagi dan kini mereka harus melaksanakan prosesi adat sebelum menikah dari Tirta. Naura tiba lebih dulu di kampung halamannya, Jawa Tengah. Wanita itu berangkat dengan muatan terpisah dengan Arjuna. Di sana ia melewati berbagai macam prosesi calon mempelai wanita yang siap 'dijemput' oleh calon mempelai pria. Naura harus melewati prosesi luluran, mandi kembang dan sebagainya. Semua itu didampingi oleh Mela, ibunya. "Cantik," ucap Mela saat memandangi putrinya di cermin, bibirnya tersenyum tipis. Naura menyentuh tangan Mela yang berada di atas pundaknya lembut. Naura mengenakan kebaya adat Jawa, rambutnya disanggul dan diberikan hiasan melati serta beberapa perhiasan sederhana berwarna perak. Dia belum bisa dipaes karena belum memasuki acara pernikahan sungguhan. Tujuan dari prosesi adat ini adalah untuk meminta izin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 172. Untukmu, Bukan Untuknya

    Sehari setelahnya, Naura seperti biasa sibuk mengurus berbagai macam pekerjaan. Masalah internal Tirta sudah mereda berkat dana investasi yang diberikan Althaf. Perusahaan pun dapat kembali berjalan seperti sedia kala.Damian pun secara rutin selalu mengirimkan laporan mengenai perkembangan Renjana, pria itu mengabarkan bahwa Renjana menggelar rapat tertutup. Helena meminta Naura untuk hadir, namun dengan hati-hati ia menolaknya. Meskipun Helena sendiri yang mengundangnya, rapat itu tetaplah bersifat internal. Naura segan untuk bergabung, dia belum menjadi istri sah Arjuna. Helena sepertinya telah memantapkan hatinya, wanita itu berhasil bangkit dari keterpurukannya untuk berdiri melindungi Arjuna. Situasi anak dan ibu itu memang sedang berada di ujung tanduk. Di tengah kesibukannya, ponsel Naura lagi-lagi berdering. Naura hanya melirik sekilas, keningnya terlipat bingung karena penghubungnya adalah nomor tak tak dikenal. "Tolong angkat untukku, Kate," pinta Naura sambil kembal

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 171. Tunangan Renjana dan Nyonya Tirta

    Senyum Jordan yang semula ramah kini berubah sama dinginnya dengan Naura, kilatan kebencian muncul selintas di matanya. "Nyonya Tirta, alangkah baiknya jika Anda tidak ikut campur lebih dalam. Internal Renjana adalah sesuatu yang tidak bisa diusik pihak manapun, saya peringat--""Tuan Jordan, apa kalimat saya yang sebelumnya kurang jelas untuk Anda?" potong Naura, tidak takut pada penekanan Jordan. "Aku adalah bibi Arjuna, berani-beraninya kamu memperlakukanku seperti ini?! Aku sungguh tidak akan rela jika ternyata keponakanku menikahi wanita angkuh sepertimu!" balas Lina sambil terus menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Tidak ada maksud sedikitpun untuk dianggap angkuh. Tetapi amanah tetaplah amanah, saya hanya ingin menjaga kepercayaan calon ibu mertua saya." Jordan mengerutkan keningnya. "Apa kami menurutmu adalah kekonyolan Renjana? Saya adalah sepupu yang jelas memiliki darah kental Renjana seperti Arjuna, di mana etika Anda--""Tuan Jordan, jika itu yang memang Anda

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 170. Kerabat dan Sahabat

    Naura menatap Zafir dingin, saat pandangan mata mereka bertemu perasaan jauh yang membeku semakin terasa. Pria itu benar-benar memutuskan untuk mengakhiri kerjasama Wajendra dan Tirta hanya karena darah untuk Arjuna? Jika kerjasama dibatalkan maka kemungkinan besar kedua belah pihak akan rugi puluhan miliar dalam sekejap, Naura tidak mengerti jalan pikiran Zafir saat ini. Naura kemudian menarik kasar tangannya dari Zafir, membuat kembali jarak di antara mereka. "Itu keputusanmu?" tanya Naura. Zafir tidak menjawab, matanya hanya menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Kalau begitu terima kasih banyak atas waktu yang telah Anda sisihkan untuk saya. Mohon maaf jika mengganggu--""Justru harusnya aku yang bertanya. Apa ini keputusan yang kamu ambil? Pria itu sedang berada di ambang kehancuran dan--""Saya permisi, tuan Wajendra. Masalah pembatalan kerjasama, mari kita bicarakan setelah ini. Saya masih memiliki keperluan lain, terima kasih." Potong Naura balik, lalu melangkah ke

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 169. Demi Arjuna

    Keesokan harinya, mobil Naura mulai memasuki wilayah Mansion Wajendra. Pintu gerbang terbuka lebar tanpa ragu, seolah sang tuan rumah telah memberikan amanat untuk menyambut kedatangannya kapanpun. Tanpa Naura tahu, beberapa meter sebelum mobilnya melewati gerbang masuk Mansion Wajendra seseorang berlari cepat ke dalam.Begitu mobil terparkir rapi di halaman depan, belum sempat Naura keluar dari mobilnya dari arah dalam Mansion muncul Zafir yang melangkah keluar sambil menggendong Zevan. Naura turun dengan tenang, memasang senyum tipis sebagai bentuk formalitas."Naura?" ucap Zafir dengan raut wajah yang tertegun, seolah tak menyangka Naura mengunjunginya. Naura mengangguk tipis. "Maaf karena saya berkunjung tanpa menghubungi Anda lebih dulu, tuan Wajendra."Zafir tersenyum semakin luas, menggeleng pelan. "Masuk dulu, kebetulan aku juga memiliki beberapa hal yang perlu disampaikan.""Mama!" Zevan tiba-tiba berbicara, anak itu tersenyum riang ke arahnya. Naura tertegun, seingatnya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 168. Darah AB Rhesus Negatif

    Semua orang di ruang interogasi membatu di posisinya begitu melihat Naura menampar keras Diandra. "Jangan limpahkan emosimu pada orang lain, kamu sendiri lah yang mengkhianati Arjuna di masa lalu," ucap Naura dingin, lalu terdiam sejenak dan melanjutkan. "Tirta kotor karena rela melakukan apapun demi uang? Bukankah semua manusia memiliki perasaan seperti itu? Tetapi setidaknya mereka tidak menggunakan cara untuk merangkak ke ranjang penguasa dan mengkhianati pasangan sendiri."Semua orang menahan napas dalam, kalimat Naura sangat tajam dan valid. Tidak ada yang bisa membantah wanita itu. Tetapi Diandra perlahan kembali tersenyum dan menatap Naura datar. "Dia juga akan meninggalkanmu, Naura. Seperti mantan suamimu itu," ucap Diandra dengan seringaian tipisnya. Naura masih tetap tenang. "Itu hanya harapan pribadimu, bukan?"Diandra terkekeh. "Benar, tetapi kenyataannya juga akan begitu. Aku peringatkan kamu untuk tidak terlalu percaya pada Aran. Dia tidak jauh berbeda seperti manta

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 167. Interogasi Diandra

    Naura melangkah masuk ke bilik rumah sakit Arjuna, dia melihat sosok Helena yang bahkan tak berubah posisi sejak awal kepergiannya serta kondisi Arjuna yang masih belum sadar.Helena yang menyadari kedatangan Naura pun menoleh cepat, pandangan matanya masih lemas dan cemas. "Ibu." Naura mendekati Helena dan memeluknya, membuat Helena perlahan kembali terisak. Ia mengelus lembut punggung Helena yang gemetar. "Semuanya akan baik-baik saja, bu.""Bagaimana... Bagaimana jika tidak?" balas Helena lirih. "Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja," jawab Naura cepat. Helena melepas pelukan mereka, lalu menggenggam lembut tangan Naura. Naura tersenyum tipis. "Aku sudah menenangkan para investor, perusahaan Renjana akan baik-baik saja setidaknya untuk satu minggu kedepan." Lalu ia melirik Arjuna. "Bagaimanapun kehadiran Arjuna sangat penting. Jika dalam satu minggu Arjuna belum bangun, kita harus memiliki rencana yang lain."Helena terdiam, meskipun di awal dia sempat lega mendengar p

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 166. Althaf Batista

    Naura menarik napas dalam sebelum melangkah keluar dari mobil. Ditemani Damian dan Kate, Naura berjalan mantap masuk ke dalam gedung perusahaan utama Renjana. Aura dominasinya terasa kental, banyak orang yang menatapnya bingung namun enggan bertanya begitu pandangan mereka bertemu. Saat pintu ruang rapat terbuka, kakinya melangkah masuk dengan elegan. Seluruh investor dan jajaran petinggi Renjana spontan berdiri, namun raut wajah mereka nampak kebingungan. Setelah duduk di kursi pemimpin rapat, suara bisik-bisik gaduh semakin terdengar. Tetapi kericuhan itu terhenti begitu Naura meraih mic di atas mejanya. "Selamat sore, para investor serta jajaran Renjana yang terhormat." Hening. Semua orang seolah menahan napas, tak ada satupun yang menggeser tatapannya dari Naura. "Kehadiran saya di sini tidak lebih dari menjalankan mandat dari nyonya besar Renjana. Oleh karena itu, saya--""Jadi benar bahwa tuan Renjana dalam keadaan kritis?""Apa?! Berita itu benar?! Lalu bagaimana masa d

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 165. Giliran Naura

    Tubuh Arjuna perlahan melemas, keduanya perlahan terduduk di aspal dengan posisi saling memeluk. Mata Naura masih mengunci sosok Diandra yang ikut menatap syok. Tak lama Damian muncul dengan pengawal Renjana, tubuh Diandra ditarik kasar dan diseret menjauh. Damian membantu Naura untuk menopang tubuh Arjuna, lalu mobil datang dan segera membawa mereka ke rumah sakit. Raut wajah Arjuna kini pucat total, keringat dingin dan darah segar membasahi tubuhnya. Tangan Naura gemetar menggenggam lengan pria itu, kedua matanya sedikit memerah karena menahan rasa takut di hatinya. Arjuna harus baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja. Naura berusaha terus menanamkan pikiran positif di kepalanya. Sampai di rumah sakit, pihak mereka bergegas memindahkan tubuh Arjuna ke ranjang roda. Mereka melangkah cepat menuju ruang operasi darurat. Arjuna mulai tak sadarkan diri, sedangkan darahnya masih terus mengalir. Wajah Naura ikut pucat karena khawatir, sekujur tubuhnya dingin melihat pri

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 164. Tak Terduga

    Pagi hari Naura tidak bersiap ke kantor atau butik seperti biasanya, wanita itu kini tengah sibuk mengaduk adonan cheesecake di dapur. Mengingat janjinya pada Ana kemarin, dia dengan senang hati mengabulkan permintaan anak manis yang selalu bergelayut manja padanya. Menunggu kue benar-benar matang sempurna di dalam oven, Naura mencuci tangannya dan meraih ponsel di atas meja. Naura membuatkan kue untuk beberapa orang, tidak hanya Ana. Tetapi untuk itu ia ingin memberi Arjuna sebagai orang pertama yang menerima masakannya. Dua hingga empat panggilan, tak ada satupun yang terjawab. Naura mengerutkan keningnya tipis, tidak biasanya Arjuna mengabaikan panggilannya. "Nyonya, apa... Sisa kue ini bisa saya bagikan ke tuan Damian?" tanya Kate yang juga ikut membantu Naura di dapur. Naura menoleh dan tersenyum. "Tentu saja." Lalu ia teringat kejadian di pantai saat dirinya tengah prewedding. "Kate.""Ya, nyonya?" balas Kate cepat sambil merapikan barang-barang dapur. "Apa hubunganmu de

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status