Kaila merasakan sebuah sentuhan hangat di pipinya. Ia perlahan-lahan membuka mata dan menemukan sosok laki-laki yang sering sekali membuat hatinya jungkir balik.
“Mel,” cicit Kaila dengan suara pelan.
Melviano hanya tersenyum manis menatap wajah sayu istrinya. “Sudah sore,” kata Melviano.
“Hah, jam berapa ini?” tanya Kaila sedikit gelagapan dan bingung.
“Baru jam enam, sebaiknya kamu mandi sana. Nanti jam tujuh kita berangkat.”
“Kika sudah pulang?” tanya Kaila yang merasa tidak bertemu dengan Mikaila seharian ini.
“Emang dia belum pulang?” tanya balik Melviano.
Kaila mengangkat bahunya. “Aku seharian di kamar berlatih untuk membuat design.”
“Ck, kemana anak itu sih!” gerutu Melviano kesal dengan adiknya yang sedikit bandel itu.
“Terus gimana acara makan malamnya?” tanya Kaila ikut bingung.
“Tetap berja
Saat ini mereka bertiga sudah berada dalam mobil menuju ke arah restoran yang menjadi tempat makan mereka berempat nanti.Melviano menyetir dalam keadaan gusar, bisa-bisanya Kaila membocorkan kejutannya Addison. Bisa ngamuk itu orang kalau kejutan yang dibuatnya justru sudah diketahui Mikaila.“Mel,” panggil Kaila melihat suaminya diam saja.“Lagi fokus nyetir,” jawab Melviano menatap ke arah depan terus tanpa menengok sedikit pun.“Cih, biasanya juga kalau nyetir sambil ngoceh,” cibir Mikaila ikut menyahuti.Melviano tetap tak menghiraukan dua manusia ngeselin. Kalian pasti paham lah siapa.Perjalanan mereka akhirnya sampai disebuah restoran yang cukup mewah di Los Angeles. Mereka bertiga langsung turun dan menuju ke tempat yang sudah Addison booking.Hati Mikaila merasa sangat deg-degan sekali saat ini. Ia berjalan sambil memegang dadanya yang sudah jedag jedug itu.“Kai,”
Kaila menatap pintu kaca transparan di depannya ini. Mungkin dari dalam Melviano bisa melihat wajah cengo bin bloonnya saat ini. Tapi, bodo amat lah. Namanya juga sedang deg-degan jadi wajar saja.Ceklek.“Lho, kok sepi,” gumam Kaila saat tak menemukan suaminya. Apa jangan-jangan dirinya salah ruangan. Tapi benar kok kalau Kaila masuk nomor 4 barusan. Terus Melviano mana?Kaila memilih untuk berjalan lebih masuk lagi dan tiba-tiba saja lampunya padam yang membuat Kaila merasa takut. Ia ngeri kalau ada setan dadakan bagaimana? Meski lebih seram hantu Indonesia sih dari pada hantu luar negeri tapi namanya hantu tetap saja menakutkan. Jiwa penakut Kaila langsung meronta di saat seperti ini.“Mel, “ teriak Kaila ketakutan.“Putar badan menghadap ke arah jam sembilan,” kata Melviano mengintruksi Kaila.“Mel, kamu di mana sih? Itu suara kamu tapi kamu tuh di mana sih? Jangan bikin aku takut begini dong, in
Mikaila langsung membuka pintu ruangan dengan cepat.Ceklek.“Taraaaaaaaaaa,” sapa Addison sambil memakai rumbai-rumbai di lehernya.“Hah.” Kaila terkejut juga merasa sangat aneh melihat tampilan Addison yang seperti badut.“Kika,” panggil Addison.“Iya.”“Silakan duduk,” ujar Addison mempersilakan Mikaila untuk duduk.“Oke, makasih.”Mikaila merasa ini bukan makan romantis melainkan seperti dalam melakukan adegan stand up comedi.“Kika,” panggil Addison kembali merasa gugup.“Iya, ada apa?”“Makasih sudah mau datang,” kata Addison sambil merasa gugup. Ini jantung dari tadi jedag-jedug terus.“Iya.”“Kika,” panggil Addison lagi.Mikaila masih mencoba sabar menghadapi laki-laki di depannya ini.“Ada apa Addison?”“Kamu c
Melviano berjalan terburu-buru menuju ke ruangan Addison. Ia membuka pintu dan langsung terkejut. Kaila sendiri langsung membekap mulutnya.“Kau kenapa? Kika mana?” tanya Melviano yang langsung berjalan menuju Addison yang masih terduduk lemas.“Kika marah kepadaku,” adu Addison dengan gaya nelangsanya.“Kenapa? Alasannya apa?” tanya Melviano penasaran dengan hal yang membuat Mikaila marah.“Gara-gara aku pesan menu satu porsi aja—““Gila kamu, ya! Mana mau Kika makan bersama seperti itu! Dia tidak pernah hidup susah, selama hidupnya selalu terjamin, kalau pun hidup susah itu pilihan dia bukan diajak seperti ini,” potong Melviano tak percaya dengan sahabatnya ini.“Iya, tapikan aku hanya ingin terlihat romantis aja,” balas Addison tak ingin disalahkan.“Romantis nggak gitu juga,” geram Melviano. “Romantisnya kau dengan pelit beda tipis,&rdq
Melviano langsung mengusap wajahnya dengan sangat kasar. Ia langsung menatap wajah Addison yang masih saja terlihat nelangsa sekali.Melviano rasanya ingin sekali mencekik Addison saat ini juga.“Fuck!” umpat Melviano.“Melvin,” panggil Addison lirih.“Apa,” jawab Melviano ketus.“Aku lemas sekali,” adu Addison lirih.“Bodoh amat!” balas Melviano yang langsung pergi meninggalkan Addison. Lagian semua gara-gara mulut comelnya yang tidak bisa direm. Benar-benar lemes banget mulutnya Addison.Melviano langsung mengejar Kaila keluar arah restoran. Nggak mungkin Kaila pulang terlebih dulu, dia tidak tahu alamat lengkap mansion terus uang pun ia tidak pegang.Melviano mendesah lega saat melihat Kaila sedang bersandar di mobil sambil misuh-misuh tidak jelas. Ia langsung berjalan dengan cepat, saat akan memeluk, ia langsung mendapat bogem oleh Kaila.“Dasar buajin
Mikaila langsung tersenyum lebar saat melihat Kaila membuka pintu dengan wajah yang sama-sama kusut. Lebih tepatnya, wajah Kaila sangat berantakan make upnya karena banyak buliran air mata yang masih menetes.“Kamu mau curhat apa?” tanya Kaila yang masih di dalam kamar.“Emm ... banyak banget sih, Kai,” jawab Mikaila sambil berfikir. Ia melirik Kakaknya yang sedang berjalan pelan-pelan menuju ke arah kamar.Mikaila memberikan kode untuk Melviano tetap diam dulu sampai Kaila mau keluar kamar.“Bisa ke kamar aku nggak?” kata Mikaila sedikit memohon.Kaila yang menatap Mikaila penuh dengan permohonan jadi tidak tega sendiri. Meski perasaan dan hatinya juga sedang kalut, tapi ... sepertinya Mikaila lebih membutuhkan teman curhat.Kaila langsung keluar kamar, namun saat berjalan keluar ia dikejutkan dengan kedatangan Melviano dengan rambut acak-acakan sekali. Mungkin kalau buat bikin peternakan kecoa cocok tuh.
Melviano masih menatap mata netra Kaila. Ia masih ingin berusaha agar istrinya percaya kalau ia nggak selingkuh. Masa iya sih selingkuh sama makhluk jadi-jadian.“Kai, please ... maafkan aku,” kata Melviano lirih.Kaila masih saja mengambek, ia masih kesal dengan MelMel yang suka sekali khilaf. Untung aja tuh yang dikhilafin makhluk jadi-jadian. Tapi, kalau diingat-ingat lucu juga sih. Kaila terkikik dalam hati membayangkan ekspresi MelMel mengetahui kalau yang disukainya itu banci. Pasti wajahnya sangat kecewa sekali.“Kai,” panggil Melviano yang melihat kalau Kaila itu sedang mencoba menyembunyikan senyumnya.“Apa,” jawab Kaila masih dengan nada juteknya.“Kalau mau senyum jangan disembunyiin. Keluarin aja sih,” kata Melviano sedikit berharap kalau hati Kaila mulai luluh.“Siapa juga yang mau senyum, jangan pede deh kamu,” balas Kaila dengan jutek, ia langsung berdiri
Melviano yang merasa tidak enak dengan hukuman yang diberikan Kaila saat ini hanya pasrah saja. Lagian ia sudah kehabisan kata-kata untuk meminta maaf.“Jadi bagaimana?” tanya Melviano memastikan.“Hukumannya?” Kaila justru balik tanya.“Iya, tapi ... kamu maafin aku kan?” tanya Melviano memastikan dulu.“Aku mau maafin kamu asal ....” Kaila tersenyum sinis menatap ke arah Melviano.“Asal apa emangnya?”“Asal kamu mau berjoged blackpink lagu boombayah,” kata Kaila.Glek.“Hah, joged lagu itu lagi? Apa tidak ada hukuman lain? Aku tidak bisa kalau berjoged, Kai.” Melviano sedikit memohon keringanan kepada Kaila. Ia ingin melakukan apapun misal membelika tas, baju, jam tangan yang mahal gitu atau jalan-jalan ke luar negeri atau apalah. Tapi, kalau joged kenapa jadi lemes begini ya.“Ya sudah, mau apa tidak?” tanya Kaila dengan na