Setelah kepergian Mr.Grey. Melviano langsung membayar dua cangkir kopi yang sudah habis diminumnya bersama Mr.Grey. Setelah itu ia langsung berjalan menuju ke lantai atas.
Melviano berjalan di lorong hotel sambil memikirkan atas permintaan Mr.Grey yang memintanya untuk menghadiri acara makan malam. Kalau ia bilang dengan Kaila sudah pasti anak itu akan langsung meng-iyakan saja.
Saat akan mengetuk pintu kamar hotelnya, Melviano membuang napas kasar terlebih dulu.
Tok. Tok. Tok.
Ceklek.
“Kamu ada bel kenapa ketuk pintu sih,” dumel Kaila saat membuka pintu. Lagian Kaila nggak habis pikir dengan suaminya ini yang pakai acara ketuk pintu segala dibanding pencet bel.
“Lebih enak ketuk pintu.”
Melviano langsung berjalan masuk, ia duduk di tepian ranjang sambil memperhatikan Kaila yang sedang misuh-misuh karena hal yang sangat spele. Hal karena dirinya lebih mengetuk pintu dibanding memencet bel.
“Oya, gi
Saat ini Melviano memutuskan mandi kembali sebelum pergi ke acara makan malam bersama Mr.Grey. Sedangkan Kaila memutuskan langsung berganti pakaian saja. Gila aja kalau mandi, luntur semua nanti bedaknya.Sambil menunggu MelMel selesai mandi, Kaila menyemprotkan parfum disemua titik tertentu. Yang pasti tempat di mana MelMel sering mengendus dan menjamahnya. Bagaimanapun Kaila ingin menjadi istri yang baik.“Ehem,” deham Melviano keluar dari kamar mandi. Ia berjalan menuju ke arah lemari. Ia langsung menggunakan boxer dan celananya dengan cepat.“Tunggu dulu,” cegat Kaila saat Melviano sedang mengambil kemejanya.Kening Melviano berkerut saat ini, ia menatap Kaila bingung. “Ada apa?”“Aku yang kancingin kemejanya dong,” pinta Kaila sambil tersenyum menggoda.Melviano hanya menatap datar istrinya. Sejak kapan Kaila jadi genit sih, mata Melviano pun menatap dress yang dikenakan Kaila. benar
Baik Melviano dan Kaila saat ini sedang menanti apa yang akan diucapkan oleh Anastasia itu. Mereka menunggu sesuatu yang akan diberikan oleh Anastasia.Kaila merasa sangat degdegan sekali saat ini. Apalagi Anastasia dan Mr.Grey tersenyum-senyum saat bicara.Tak lama seorang maid datang membawa satu buah amplop berwarna coklat. Maid itu menyerahkan amplop ke Anastasia. Setelah kepergian maid itu Anastasia menatap Kaila dan Melviano secara bergantian.“Maaf, ini hanya sebagai hadiah dari kami. Semoga kalian menyukainya,” ujar Anastasia sambil memberikan amplop berwarna coklat.Melviano diam saja, ia tak langsung menerima amplop yang diulurkan Anastasia itu. Kaila menatap amplop itu dengan mata yang berbinar. Kaila berpikir kalau amplop itu berisi uang segepok, kan lumayan buat mborong cireng nanti kalau pas di Indonesia.“Mel, ambil itu,” bisik Kaila sambil menggeram.“Gengsi,” balas Melviano pelan.
Kaila merasakan seluruh badannya pegal-pegal. Ia tersenyum dengan mata yang masih terpejam. Ia membayangkan akan terbang ke Turkey, kemudian ke Barcelona. Kaila membayangkan akan bertemu Lionel Messi nanti.“Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tegur Melviano saat sedang memasang dasi.Kaila masih saja tersenyum, matanya ia buka perlahan-lahan. Ia menatap bayangan laki-laki yang tampan, apakah dia dewa Yunani? Saat mata Kaila terbuka dengan sempurna, ternyata itu suaminya sendiri, MelMel.“Mel,” sapa Kaila.“Morning my wife,” ucap Melviano langsung berjalan menghampiri Kaila yang masih terbaring di atas tempat tidur. Bahkan Melviano tak sempat mengganti dress milik Kaila semalam. Melviano menciium bibir Kaila singkat.Kaila merasa tubuhnya tidak nyaman saat ini. Benar saja, itu karena pakaian yang dikenakan tidak sesuai pada tempatnya.“Kamu udah mau pergi?” tanya Kaila melihat Melviano sudah rap
"Ummh, akhirnya kenyang juga," ucap Kaila sambil mengelap mulutnya dengan serbet."Mau tambah lagi nggak?" tanya Melviano sambil mengangkat alisnya sebelah."Ah, tidak mau. Terima kasih banyak."Melviano tersenyum miring, ia menatap Kaila yang menurutnya itu sangat uwuwuwuwu."Kai," panggil Melviano."Hmmm.""Beresin bajunya udah semua, kan?" tanya Melviano sambil berdeham-deham untuk menormalkan suaranya."Udah dong," jawab Kaila bangga.Melviano tambah tersenyum lebar saat mendengar itu. Kebetulan sekali, tinggal tunggu waktu saja buat check-out."Boleh, dong," bisik Melviano menggoda."Boleh apa?" tanya Kaila mengeryitkan dahinya bingung. Lagian MelMel lagi kenapa sih? Kesambet ya? Dari tadi ngomong tuh enggak jelas banget."Satu ronde," jawab Melviano sambil tersenyum nakal."Mau tinju?""Hist, oh iya. Tinju di atas kasur." Melviano terkekeh. Kenapa hidupnya jadi receh begini sih semenjak
Setelah membayar makan siang milik Kaila. kini keduanya sedang berada di kamar. Kaila lebih memilih nonton acara telenovela. Sedangkan Melviano mending mandi terus langsung gaspol ke bandara.Kaila masih cekikan enggak jelas. Padahal ngarti juga kagak artinya tuh pemain ngomong apaan, yang penting lihat gambarnya lucu ngakak aja deh. Bahasa mah gampang, pakai bahasa kalbu saja.Melviano keluar kamar mandi mengerutkan kening bingung, melihat istrinya cekakak-cekikik kaya hantu saja. “Kamu ketawa kenapa sih, Kai?” tanya Melviano berjalan sambil mengibas-ngibas rambutnya yang basah.“Hidih, ini air rambutnya kena muka, Mel.” Kaila menatap kesal ke arah Melviano karena mukanya terkena cipratan air yang berada di rambut MelMel.“Mandi sana,” perintah Melviano yang akan mengenakan pakaian casual untuk perjalanan menuju ke rumah.“Males, Mel. Nggak usah mandi, ya? Hemat air Mel,” ujar Kaila sedikit tersenyum
Kaila keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap. Ia juga membawa pakaian kotornya untuk dimasukan koper. Kaila melangkah keluar kamar mandi dan berjalan mendekat ke arah Melviano.“Mel,” panggil Kaila.“Hmmm.”“Boleh minta tolong nggak?” tanya Kaila sambil memperlihatkan senyum manisnya.Dalam hati Melviano merutuki istrinya itu. Giliran ada maksud terselubung aja baik begini ngomongnya. Kalau enggak butuh, ngomongnya kayak singa kelaparan.“Minta tolong apa?” tanya Melviano menatap Kaila.“Kepangin rambut aku, ya?” pinta Kaila sedikit memohon.“Hah, kepang? Duh, Kai. Aku enggak bisa kalau itu,” jawab Melviano langsung menolak.“Dicoba dulu kenapa sih?” sungut Kaila kesal.“Gerai aja, lagian aku nggak mau nanti orang-orang lihat leher mulus kamu,” tolak Melviano masih tetap keukeh.“Yaudah deh.”Kaila
Tak ada obrolan yang tercipta di dalam mobil antara Kaila dan Melviano. Mereka saling diam hingga sampai ke bandara kota Seattle.Melviano hanya mengajak mengobrol Mike juga Sawyer. Itupun mereka bertiga membahas masalah bisnis.“Jadwal besok apa, Mike?” tanya Melviano sembari curi-curi pandang ke arah Kaila. Bagaimanapun Melviano tetap mengawasi gerak-gerik Kaila di balik kaca mata hitamnya.“Besok ada meeting bersama di Royal grup, jam sembilanan, Tuan.”“Oke, atur saja, Mike.”“Baik, Tuan.”Tak terasa perjalanan mereka sampai bandara. Mereka semua langsung turun mobil. Kaila sengaja diam saja saat ini. Ia akan masa bodoh dengan MelMel.Melviano berjalan di depan yang diikuti oleh dua anak buahnya itu, Kaila diam saja menatap ketiga laki-laki yang tengah berjalan sangat cepat tanpa mau mempedulikan langkahnya yang kecil ini.“Mereka bertiga kok nyebelin banget sih,”
“Kamu seriusan minta ciium?” tanya Melviano memastikan. Ya gimana dong, ini pertama kalinya Kaila minta duluan begini. Biasanya aja dia sok jual mahal gitu. Apalagi Melviano melihat keadaan sekitar yang membuat Kaila akan berpikir seribu satu kali.Kaila hanya mengangguk yakin sambil menatap Melviano. Emang salah apa, kalau minta ciium suaminya ini.“Kamu nggak kesambet?” tanya Melviano kembali.“Issstt, apa-apaan sih,” desis Kaila sebal. Masa minta ciium aja dikata kesambet segala sih.“Iya tumbenan banget lho, Kai. Kamu seriusan nggak malu nanti? Ini banyak orang lho di ruang tunggu,” ujar Melviano memastikan kembali. Jangan salahkan Melviano kalau nanti Kaila merasa napasnya abis.“Serius lah, lagian nggak kenal juga sama mereka yang ada di sini kan? palingan kenal Sawyer sama Mike saja.” Kaila masa bodoh lah, lagian Kaila lagi butuh cumbuan suaminya. Entahlah.Tanpa aba-ab