Baik Melviano dan Kaila saat ini sedang menanti apa yang akan diucapkan oleh Anastasia itu. Mereka menunggu sesuatu yang akan diberikan oleh Anastasia.
Kaila merasa sangat degdegan sekali saat ini. Apalagi Anastasia dan Mr.Grey tersenyum-senyum saat bicara.
Tak lama seorang maid datang membawa satu buah amplop berwarna coklat. Maid itu menyerahkan amplop ke Anastasia. Setelah kepergian maid itu Anastasia menatap Kaila dan Melviano secara bergantian.
“Maaf, ini hanya sebagai hadiah dari kami. Semoga kalian menyukainya,” ujar Anastasia sambil memberikan amplop berwarna coklat.
Melviano diam saja, ia tak langsung menerima amplop yang diulurkan Anastasia itu. Kaila menatap amplop itu dengan mata yang berbinar. Kaila berpikir kalau amplop itu berisi uang segepok, kan lumayan buat mborong cireng nanti kalau pas di Indonesia.
“Mel, ambil itu,” bisik Kaila sambil menggeram.
“Gengsi,” balas Melviano pelan.
Kaila merasakan seluruh badannya pegal-pegal. Ia tersenyum dengan mata yang masih terpejam. Ia membayangkan akan terbang ke Turkey, kemudian ke Barcelona. Kaila membayangkan akan bertemu Lionel Messi nanti.“Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tegur Melviano saat sedang memasang dasi.Kaila masih saja tersenyum, matanya ia buka perlahan-lahan. Ia menatap bayangan laki-laki yang tampan, apakah dia dewa Yunani? Saat mata Kaila terbuka dengan sempurna, ternyata itu suaminya sendiri, MelMel.“Mel,” sapa Kaila.“Morning my wife,” ucap Melviano langsung berjalan menghampiri Kaila yang masih terbaring di atas tempat tidur. Bahkan Melviano tak sempat mengganti dress milik Kaila semalam. Melviano menciium bibir Kaila singkat.Kaila merasa tubuhnya tidak nyaman saat ini. Benar saja, itu karena pakaian yang dikenakan tidak sesuai pada tempatnya.“Kamu udah mau pergi?” tanya Kaila melihat Melviano sudah rap
"Ummh, akhirnya kenyang juga," ucap Kaila sambil mengelap mulutnya dengan serbet."Mau tambah lagi nggak?" tanya Melviano sambil mengangkat alisnya sebelah."Ah, tidak mau. Terima kasih banyak."Melviano tersenyum miring, ia menatap Kaila yang menurutnya itu sangat uwuwuwuwu."Kai," panggil Melviano."Hmmm.""Beresin bajunya udah semua, kan?" tanya Melviano sambil berdeham-deham untuk menormalkan suaranya."Udah dong," jawab Kaila bangga.Melviano tambah tersenyum lebar saat mendengar itu. Kebetulan sekali, tinggal tunggu waktu saja buat check-out."Boleh, dong," bisik Melviano menggoda."Boleh apa?" tanya Kaila mengeryitkan dahinya bingung. Lagian MelMel lagi kenapa sih? Kesambet ya? Dari tadi ngomong tuh enggak jelas banget."Satu ronde," jawab Melviano sambil tersenyum nakal."Mau tinju?""Hist, oh iya. Tinju di atas kasur." Melviano terkekeh. Kenapa hidupnya jadi receh begini sih semenjak
Setelah membayar makan siang milik Kaila. kini keduanya sedang berada di kamar. Kaila lebih memilih nonton acara telenovela. Sedangkan Melviano mending mandi terus langsung gaspol ke bandara.Kaila masih cekikan enggak jelas. Padahal ngarti juga kagak artinya tuh pemain ngomong apaan, yang penting lihat gambarnya lucu ngakak aja deh. Bahasa mah gampang, pakai bahasa kalbu saja.Melviano keluar kamar mandi mengerutkan kening bingung, melihat istrinya cekakak-cekikik kaya hantu saja. “Kamu ketawa kenapa sih, Kai?” tanya Melviano berjalan sambil mengibas-ngibas rambutnya yang basah.“Hidih, ini air rambutnya kena muka, Mel.” Kaila menatap kesal ke arah Melviano karena mukanya terkena cipratan air yang berada di rambut MelMel.“Mandi sana,” perintah Melviano yang akan mengenakan pakaian casual untuk perjalanan menuju ke rumah.“Males, Mel. Nggak usah mandi, ya? Hemat air Mel,” ujar Kaila sedikit tersenyum
Kaila keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap. Ia juga membawa pakaian kotornya untuk dimasukan koper. Kaila melangkah keluar kamar mandi dan berjalan mendekat ke arah Melviano.“Mel,” panggil Kaila.“Hmmm.”“Boleh minta tolong nggak?” tanya Kaila sambil memperlihatkan senyum manisnya.Dalam hati Melviano merutuki istrinya itu. Giliran ada maksud terselubung aja baik begini ngomongnya. Kalau enggak butuh, ngomongnya kayak singa kelaparan.“Minta tolong apa?” tanya Melviano menatap Kaila.“Kepangin rambut aku, ya?” pinta Kaila sedikit memohon.“Hah, kepang? Duh, Kai. Aku enggak bisa kalau itu,” jawab Melviano langsung menolak.“Dicoba dulu kenapa sih?” sungut Kaila kesal.“Gerai aja, lagian aku nggak mau nanti orang-orang lihat leher mulus kamu,” tolak Melviano masih tetap keukeh.“Yaudah deh.”Kaila
Tak ada obrolan yang tercipta di dalam mobil antara Kaila dan Melviano. Mereka saling diam hingga sampai ke bandara kota Seattle.Melviano hanya mengajak mengobrol Mike juga Sawyer. Itupun mereka bertiga membahas masalah bisnis.“Jadwal besok apa, Mike?” tanya Melviano sembari curi-curi pandang ke arah Kaila. Bagaimanapun Melviano tetap mengawasi gerak-gerik Kaila di balik kaca mata hitamnya.“Besok ada meeting bersama di Royal grup, jam sembilanan, Tuan.”“Oke, atur saja, Mike.”“Baik, Tuan.”Tak terasa perjalanan mereka sampai bandara. Mereka semua langsung turun mobil. Kaila sengaja diam saja saat ini. Ia akan masa bodoh dengan MelMel.Melviano berjalan di depan yang diikuti oleh dua anak buahnya itu, Kaila diam saja menatap ketiga laki-laki yang tengah berjalan sangat cepat tanpa mau mempedulikan langkahnya yang kecil ini.“Mereka bertiga kok nyebelin banget sih,”
“Kamu seriusan minta ciium?” tanya Melviano memastikan. Ya gimana dong, ini pertama kalinya Kaila minta duluan begini. Biasanya aja dia sok jual mahal gitu. Apalagi Melviano melihat keadaan sekitar yang membuat Kaila akan berpikir seribu satu kali.Kaila hanya mengangguk yakin sambil menatap Melviano. Emang salah apa, kalau minta ciium suaminya ini.“Kamu nggak kesambet?” tanya Melviano kembali.“Issstt, apa-apaan sih,” desis Kaila sebal. Masa minta ciium aja dikata kesambet segala sih.“Iya tumbenan banget lho, Kai. Kamu seriusan nggak malu nanti? Ini banyak orang lho di ruang tunggu,” ujar Melviano memastikan kembali. Jangan salahkan Melviano kalau nanti Kaila merasa napasnya abis.“Serius lah, lagian nggak kenal juga sama mereka yang ada di sini kan? palingan kenal Sawyer sama Mike saja.” Kaila masa bodoh lah, lagian Kaila lagi butuh cumbuan suaminya. Entahlah.Tanpa aba-ab
Melviano yang melihat istrinya yang menahan senyum itu membuatnya gemas sendiri. Lagian ngapain pakai ditahan segala sih.“Kalau mau senyum mending senyum aja, Kai. Nggak usah ditahan-tahan gitu.”Ditegur seperti itu membuat Kaila makin salah tingkah saja. MelMel kalau tegur suka nggak pakai basa basi dulu deh. Kan jadi salah tingkah begini.“Kamu bikin aku salah tingkah,” balas Kaila layaknya ABG yang dimabuk asmara.Melviano hanya menggelengkan kepalanya saja saat ini. Melviano makin enggak sabar pengin pijatin Kaila dengan plus-plus.Perjalanan mereka akhirnya sampai mansion juga. Melviano melarang Kaila turun, ternyata apa yang dilakukan Melviano membuat Kaila tambah terkejut saja. Suaminya benar-benar penuh kejutan begini.Melviano membopong Kaila ala bridal style, ia membiarkan pintu mobil yang masih terbuka. Yang Melviano pedulikan hanya istri tercintanya ini.Langkah Melviano dibuat secepat mungkin agar
Kaila saat ini sudah ikut merecoki dapur. Ia ingin membuat kopi buat suaminya. Ini hal baru yang Kaila lakukan lho. Jadi harus pada senang karena Kaila mau buat kopi."Aduh, Nyonya mau ngapain? Jangan ikutan ke sini. Nanti Tuan Melvin akan ngamuk," kata salah satu maid yang menarik cangkir di depan Kaila."Hanya mau buat kopi saja untuk Melvin.""Tidak usah, lebih baik Nyonya duduk manis saja. Biar saya yang buat," usir salah satu Maid. Ia sedikit mendorong tubuh Kaila untuk pergi dari area dapur.Merasa diusir seperti itu membuat Kaila makin heran saja. Lagian buat kopi untuk suami sendiri nggak boleh sih?! Ngeselin banget ini para Maid.Padahal Kaila ini mau belajar jadi istri pada umumnya. Yang mau membuat minum untuk suami. Tapi tidak boleh, ya sudah lah. Mau bagaimana lagi, jadi nikmati saja jadi istri sultan.Kaila langsung berjalan menuju ke atas, lebih tepatnya masuk ke kamar kembali. Kaila mengeryit melihat MelMel belum selesai mand