Hari sudah sore ketika Monica terbangun dari tidur panjangnya, rasa kantuk sudah hilang tapi kini perutnya yang berontak minta diisi. Monica menggerakan tubuh hingga terduduk kemudian mengangkat tangan keatas untuk meregangkan otot-otot yang terasa pegal. Matanya mengedar ke sekeliling ruangan kem
“Apa yang ngebuat kamu mikir kalau aku mau ke apartemen kamu setelah kamu ngancam akan bunuh aku?” tanya Monica ketus. Berkali-kali Monica menatap Edward dengan tatapan menjijikan sementara sang dokter tampan hanya tersenyum menanggapi. “Itu ‘kan kalau kamu nyakitin Rena,” balasnya santai tidak me
“Mas … aku jalan aja, enggak usah pake kursi roda,” kata Rena saat turun dari ranjang pasien. Beberapa waktu lalu suster sudah melepaskan selang infus yang tertancap di tangannya. Hari ini adalah jadwal Rena kontrol kandungan, sebelumnya Edward sudah memberikan rekomendasi dokter kandungan terbaik
“Selamat pagi,” sapa pak Santoso yang kemudian masuk diikuti Fira dan Farel. “Selamat pagi Pak Santoso.” Andra balas menyapa dan dia masih ingat nama dari atasannya Rena itu. Pak Santoso begitu tersanjung karena Andra masih mengingat namanya. Fira dan Farel bergantian menyalami Andra dan Rena. A
“Maasss….” Rena merintih, menancapkan kukunya di punggung Andra ketika hentakan penuh kenikmatan diberikan oleh sang suami tercinta. Keduanya kembali merajut cinta, meraih kenikmatan dalam lenguhan panjang. Bermandikan peluh, menjadikan gerakan itu begitu sangat menginginkan dan mendamba. “Ren….
Apa yang diucapkan Andra memang terbukti, dengan mudahnya Rena mengundurkan diri dari Bank BUMN tanpa hambatan karena sang suami telah membayar semua pinalti dan pengacara Andra langsung berkomunikasi dengan dihak terkait di Bank BUMN. Bank BUMN ini akan selalu mempunyai tempat tersendiri di hati R
Tangan Andra bergerak meraba, mencari sang istri untuk dipeluknya tapi sisi ranjang itu kosong sehingga dia pun memaksakan diri membuka mata. Mengedarkan pandang mencari jam dinding untuk melihat waktu karena ini masih terlalu pagi untuk seseorang terjaga dari tidur. Jam menunjukan pukul lima pagi
"Bu ... ada salam dari Lisna,” kata bi Minah yang sesekali menoleh ke arah Rena ketika sedang mencuci sayuran dan lauk pauk segar dari pasar. "Oh ya Bi, Lisna di mana sekarang?" "Bibi enggak ga tau tapi masih di Jakarta kok Bu, cuma Bibi enggak tau di mana tempat kerjanya ... kemarin telepon ngaba