Share

Kekecewaan Terbesar

"Lama amat kamu, Ra?" tanya Azlan setengah berbisik ketika aku baru saja mendaratkan tulang duduk.

"Nggak usah berisik!" sahutku tanpa melihatnya, lalu berpura-pura tersenyum dengan Bu Wijaya yang memang memperhatikan aku dan Azlan.

"Maaf, saya terlalu asyik di toilet sampai lupa balik. Habisnya, lukisan di lorongnya itu keren banget." Aku masih berusaha mencari alasan dan mengulas senyum, berharap tidak akan dicurigai.

"Iya, Tante. Bagus banget lukisan dan juga desain interiornya. Selera Tante memang kelas elit," puji Flora menimpali kebohonganku.

"Ah, kalian ini bisa aja." Bu Wijaya tersenyum dengan ekspresi pura-pura tersipu.

Acara makan malam telah berakhir, acara dilanjutkan dengan obrolan ringan di ruang tamu. Tentu saja obrolan itu bermuara pada rencana mereka, yaitu perjodohan antara Bella—si anak adopsi palsu—dengan Azlan.

Dengan seksama, aku menyimak. Berharap ada kesempatan untuk menyela dan membuat rencana perjodohan gagal tanpa memberatkan Flora, karena kasihan jika harus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status