Chapter: Kekuatan CintaKegalauan yang melanda akhirnya berganti rasa lega yang tak terkira. Pasalnya, bidadari cantikku tak pernah berpaling sedikit pun ke pria lain. Aku tahu, Arini pasti tak akan bisa meninggalkan lelaki tampan dan setia sepertiku.Sepanjang perjalanan senyumku terus saja merekah, membayangkan nanti malam akan kureguk kembali manisnya cinta bersama wanita halalku. Menyesal pernah mengabaikan rayuan nakal yang seharusnya mendapat respon dariku.Seandainya waktu dapat kuputar kembali, tak akan kubiarkan belahan jiwaku menahan hasrat seorang diri. Ah ... sepertinya benar kata orang, aku ini memang bodoh.Tapi tak apa, tak ada kata terlambat untuk memperbaiki semua. Apalagi Arini selalu memaklumi setiap hal tentangku, termasuk ketidakpekaan yang selama ini dianggap sebagai kebodohanku.Tentu saja harus maklum, aku begini juga karena ibunya yang dulu memukul kepalaku hingga koma. Coba kalau dulu tidak digetok pakai vas, sudah pasti kejeniusanku akan bertahan hingga kini.Lamunanku buyar kala p
Last Updated: 2023-09-07
Chapter: Sandiwara yang SempurnaDari spion mobil dapat kulihat sosok wanita dengan rambut dikuncir ekor kuda sedang berjalan menuju mobilku. Dia menenteng map kuning berisi berkas file yang memang sengaja kutinggal.Senyumku makin merekah ketika wanita itu menyembulkan kepala untuk mengetuk kaca mobil. Segera aku persilahkan ia masuk ke mobil dan siap mendengarkan semua pengaduannya."Ini berkasnya, Tuan.""Iya, terimakasih. Sini masuk."Sri hanya mengangguk dan duduk di sebelahku. Raut wajahnya tampak seperti orang yang sedang kebingungan. "Baik, Tuan."Untuk kesekian kali kuhela napas kembali, mencoba mentralisir gejolak emosi yang meletup-letup. Aku persiapkan hati dan mental untuk mendengar sebuah kebenaran yang akan diungkap oleh Sri."Kita hanya punya waktu sebentar, jangan sampai Arini curiga karena kamu kelamaan di sini.""Iya, Tuan.""Jadi, cepet kamu cerita." Rasanya tak sabar lagi untuk mendengar penuturan Sri, rasa penasaran semakin memuncak."Begini, Tuan. Mbak Arini selama ini ...." Sri menggantung uc
Last Updated: 2023-09-07
Chapter: Pengakuan SriGawaiku kembali bergetar untuk kesekian kalinya. Akhirnya dengan malas kulirik juga layar yang berpendar itu. Sebuah nama terpampang, Bobby."Ya, ada apa?" jawabku malas."Dan, besok kamu berangkat lagi ke Bandung, ya? Aku harus ke Pekanbaru sore ini.""Kenapa harus aku?" tanyaku dengan sewot, karena aku tahu pasti ini akal-akalan dia lagi."Kamu itu partner kerja aku, ya sudah pasti kamu yang bisa handle kerjaanku."Sejenak aku berpikir. Sepertinya ini kesempatan aku untuk menangkap basah Bobby ketika menemui Arini. "Oke, besok pagi aku berangkat ke sana." Sengaja aku menjawab dengan mantap agar ia tak curiga dengan rencanaku."Thanks, Dan."Tanpa menjawab lagi, kumatikan panggilan. Bagiku sudah cukup basa-basi dan sandiwara yang dimainkan oleh Bobby. Sekarang saatnya Adarga Handanu menunjukkan taring.Malam ini aku mulai mempersiapkan beberapa lembar baju yang aku masukkan ke dalam koper kecil. Tidak lupa laptop dan beberapa dokumen yang akan dibutuhkan aku sertakan pula."Lho, Mas
Last Updated: 2023-09-07
Chapter: Gagal LagiDetak jarum jam terdengar mengisi sunyi malam yang kurasa tanpa ujung. Arini telah terlelap di sampingku. Begitu lekat kupandangi wajah lelahnya.Kembali anganku mengembara tak menentu. Hingga detik ini otak belum juga menemukan titik temu meski sudah banyak masukan dari para Danu lovers.Aku bangkit dari posisi tidurku, kemudian turun menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Aku rasa dua rakaat di tengah malam akan memberiku rasa tentram sehingga akal bisa berpikir jernih.Dengan menghadap kiblat, aku berserah diri dan memohon jalan keluar pada Illahi Rabbi. Ketenangan mulai menjalari relung jiwa, perlahan kekhawatiran sedikit demi sedikit terkikis.Setelah selasai bermunajat, kurebahkan kembali raga yang telah lelah. Kupejamkan netra meski masih sulit untuk tidur. Beberapa kali kuatur pernapasan agar himpitan di dada tak begitu menyesakkan.Baiklah, aku harus berpikir untuk mencari solusi tanpa membuat hubunganku dengan Arini renggang atau bahkan rusak.Bisa saja aku tunjukkan
Last Updated: 2023-09-06
Chapter: Curhatan Adarga HandanuHari demi hari kegalauanku semakin memuncak. Perasaan was-was kian tak menentu menguasai setiap sendi rasa takut.Argh!Semakin lama situasi ini semakin membuat batinku tertekan. Setiap langkah yang hendak kugunakan terbentur pada rasa tidak yakin dengan hasil yang nantinya akan kudapat.Demi menjaga keutuhan rumah tangga, kuputuskan siang ini untuk pergi menemui teman lamaku, yaitu Martin. Berharap setelah mengobrol dengannya akan kudapati solusi dari semua permasalahan ini."Tumben ingat aku, Dan?" sapa Martin kala tulang duduk menyentuh kursi di cafe bernuansa klasik ini."Masih untung aku ingat kamu, Tin." sungutku tak berselera menanggapi kicauannya."Ada masalah apalagi?""Bobby.""Bobby? Mantan ayah mertua tiri kamu yang pemuja nenek semlohai itu?"Aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan panjang yang terlontar dari mulut Martin. "Pesen kopi dulu, gih!" usulku pada Martin."Pakai sianida, nggak?" canda Martin sembari mengedipkan mata membuat tingkah konyol."Boleh,
Last Updated: 2023-09-06
Chapter: Foto KeduaHari ini adalah hari terakhir aku melakukan pemantauan proyek di kawasan perumahan elite. Sudah genap satu minggu aku bersama Rusli menyelesaikan pekerjaan.Kututup laptop dan bergegas menata pakaian. Setelah semua siap, aku berpamitan pada Rusli. Lelaki yang menjadi orang kepercayaan Bobby itu melepasku hingga depan pagar.Senyumku mengembang, rasa rindu terhadap anak dan istri begitu menggebu. Meski setiap malam bisa melihat mereka melalui video call, namun kerinduan akan hangatnya kebersamaan tetap bergelayut di hati.Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mesin beroda empat yang kukemudikan memasuki halaman rumah. Arini menyambutku di teras rumah dengan senyum manis menyembul di bibir tipisnya.Arini segera menyambutku dengan cium tangan takzim, kemudian ia bergelayut manja di lenganku. Kudaratkan kecupan hangat di dahi wanita yang teramat kurindukan pelukannya."Putra dan putri sehat, Dek?""Sehat, Mas.""Alhamdulillah ... Mas kangen, emmuach ...." sekali lagi k
Last Updated: 2023-09-06
Sayembara Pelakor Milyader
Mariana adalah seorang CEO, hanya saja perjalanan asmaranya tak sebaik keberuntungan dalam bisnis. Usianya sudah hampir 40 tahun, tetapi belum juga menikah.
Karena tuntutan dari keluarga, dia akhirnya menggelar sayembara untuk mencari suami. Hanya saja, bukannya mencari yang masih single, dia justru mencari yang sudah punya istri.
Sayembara harus memenuhi kriteria, yaitu tampan rupawan dan sudah beristri. Itu adalah sebuah pembuktian bagi Mariana, bahwa uang bisa membeli apapun.
Pandangan Mariana mengenai kehidupan akhirnya dipatahkan oleh seorang pria bernama Reza. Sayembara tidak lagi obyektif, Mariana justru jatuh cinta dengan Reza dan terobsesi untuk memilikinya.
Bagi Mariana sangat mudah untuk menarik Reza dalam cengkramannya, cukup menangkan sayembara dan selanjutnya bisa diatur nanti. Namun, semua di luar dugaan Mariana. Reza menolak kemenangan yang dia dapat.
Read
Chapter: AncamanSarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d
Last Updated: 2023-12-20
Chapter: MantanPOV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok
Last Updated: 2023-12-13
Chapter: TuntutanPOV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari
Last Updated: 2023-12-06
Chapter: Terjebak Ucapan SendiriSejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k
Last Updated: 2023-11-30
Chapter: TerkejutPOV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal
Last Updated: 2023-11-30
Chapter: Pertimbangan MatangUntuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar
Last Updated: 2023-11-28
Benih Satu Milyar
Aku Nara, gadis yang terenggut keperawanannya di usia delapan belas tahun. Mirisnya, ibuku sendiri yang menjualku pada seorang bandot tua. Apalagi kalau bukan karena hutang.
Ya, semua berawal karena keinginanku yang ingin mencari ibu ke kota. Sejak usia sepuluh tahun, dia meninggalkan aku di kampung. Tanpa kabar, bahkan tidak mengirimkan uang untuk biaya hidupku.
Ternyata takdir tidak memihakku. Pertemuanku dengan wanita itu, justru menjadi awal kerusakan masa depanku. Dan kini, tiga tahun sudah aku menjalani kehidupan sebagai sugar baby.
Sebenarnya ini bukanlah sebuah pilihan, tapi karena keadaan yang memaksaku. Setiap Minggu, ibu akan datang dan meminta jatah untuk menghidupi pasangan kumpul kebonya. Lima juta dalam satu minggu bukanlah uang kecil, butuh kerja ekstra untuk mendapatkannya.
Read
Chapter: Peristirahatan TerakhirAkhirnya aku bisa bernapas lega, Azlan mampu mengatasi kecurigaan istrinya Om Fadli. Hampir saja bertambah masalah baru, dan aku yakin kalau sampai wanita tahu, mungkin akan terjadi hal lain juga.Azlan kembali melajukan mobil menuju ke rumah kediaman keluarga Wijaya Pratama. Sepanjang jalan aku merasa seperti seekor belut yang mengantar diri untuk dijadikan sate. Namun, aku sudah mempersiapkan diri. Apapun yang terjadi, aku siap menghadapi.Mobil memasuki area parkir depan istana mewah, jantungku semakin berdetak kencang. Umpatan dan caci maki sudah memenuhi pikiran, bahkan saat ini kedua tanganku telah menjadi dingin karena pikiran-pikiran itu.Azlan yang melihatku dilanda kecemasan, dia segera menggenggam jemariku dan memberikan penguatan. Perlahan aku turun dari mobil, kemudian melangkah menuju teras rumah. Genggaman tangan Azlan kurasakan semakin erat saat kaki kami menginjak lantai depan pintu.Baru saja hendak menekan bel, terdengar sebuah teriakan. "Aku sudah bilang, sampai ma
Last Updated: 2023-10-17
Chapter: Repetan PanjangAzlan membuntutiku hingga ke kamar. Setelah dia membersihkan diri, dia pun duduk di tepi ranjang. Tatapannya penuh tanda tanya, tetapi tak ada sirat kemarahan atas sikapku. Aku tahu, Azlan pasti paham akan kekhawatiranku."Nara, apa kamu sudah pikirkan matang-matang tindakan kamu ini?" tanya Azlan sembari menyingkirkan anak rambutku ke belakang telinga."Aku sudah pertimbangkan semuanya, Azlan. Aku tahu, Mama akan mengusirku. Aku tahu Mama akan memisahkan aku dari kamu dan anak-anak. Jika aku tidak mengantisipasi dari sekarang, justru akan semakin sulit menyelamatkan rumah tangga kita." Suaraku terdengar bergetar, menahan perihnya batin yang terhempas oleh badai kenyataan."Maafkan aku ya, Ra. Aku gagal menjaga rahasia siapa diri kamu," ucap Azlan dengan tampang sedih.Aku pun tersenyum, kemudian meraih tangannya. "Azlan ... suamiku yang paling aku cintai. Jangan pernah menyalahkan dirimu. Aku tahu, selama ini kamu telah melakukan banyak hal untukku. Kamu adalah anugerah dari Tuhan, k
Last Updated: 2023-10-14
Chapter: Az KhaiEntah karena apa, pikiranku berubah. Rasanya aku belum siap untuk bicara dengan wanita yang saat ini tergolek lemah di atas brankar."Azlan, kita pergi aja!" ujarku seraya berusaha memutar kursi roda.Azlan segera mendorong kursi roda, mengikuti permintaanku.Baru saja hendak keluar, muncul gadis muda dari kamar mandi."Mas Azlan ... kamu ngapain ke sini? A ... apa ... apa ini Mbak Nara?" tanya gadis muda yang aku sendiri tak tahu siapa."Iya, ini Nara." Aku menoleh ke arah Azlan, mencoba meminta penjelasan. "Dia siapa, Azlan?""Dia Della, Ra. Sepupu kamu juga, dia yang selama ini merawat Bu Rosmala."Sejenak aku mencoba mengingat. "Apa kamu Della keponakan Ibu?""Iya, Mbak Nara.""Ooh ... iya, aku ingat. Waktu itu kamu masih kecil. Tidak menyangka bisa ketemu. Bagaimana keluarga di kampung?" tanyaku untuk basa-basi, karena sebenarnya mereka tak pernah peduli padaku."Semua baik, Mbak. Hanya saja, keadaan Budhe Ros ....""Iya, tadi aku sudah melihat. Hanya saja Ibu tidur, besok saja
Last Updated: 2023-10-13
Chapter: Akhir KesombonganTatapan sinis kedua lelaki itu, menandakan bahwa permusuhan belum usai. Azlan yang melihat kehadiran Ryan di ruanganku, seketika murka. Dia menarik kerah baju Ryan."Masih berani kamu ke sini? Hah?! Dasar bedebah! Tak punya malu!!!" teriak Azlan dan hampir saja melayangkan pukulan ke wajah Ryan."Azlan, cukup!" teriakku menghentikan aksi barbar Azlan.Azlan pun berhenti dan menatapku tajam, sorot penuh kemarahan."Biarkan dia pergi, Azlan. Dia ke sini hanya berpamitan. Setelah ini dia tak akan lagi mengganggu hidup kita!" ujarku agar membuat Azlan lebih tenang.Azlan menatap sejenak pada rivalnya, setelah itu mendorong keras tubuh itu hingga jatuh ke lantai."Menghilanglah dari kehidupan aku dan Nara, menjauh sejauh mungkin. Karena sekali saja aku melihatmu, tak akan ada ampun lagi bagi manusia bedebah sepertimu!"Mendengar ucapan Azlan, Ryan pun bergegas pergi dengan tatapan penuh amarah yang dia tahan. Setelah kepergian lelaki dari masa laluku itu, Azlan pun mendekat. "Jangan perna
Last Updated: 2023-10-12
Chapter: Cinta Tanpa BatasPOV NaraSudah dua malam aku menginap di ruang VVIP rumah sakit ini. Ada kelegaan karena melihat anak ketiga lahir dengan selamat. Namun, di sisi lain ada pula kekhawatiran mengenai ucapan Ryan.Ya, aku takut jika sampai Azlan termakan oleh ucapan Ryan. Bahkan jika sampai test DNA itu dilakukan, aku pun benar-benar tak siap. Takut jika hasilnya tak sesuai harapanku.Itu sebabnya kenapa aku menangis saat Azlan datang menemuiku. Ada perasaan bersalah telah me menyembunyikan peristiwa malam itu dari Azlan.Hari ini, Azlan pamit untuk mengurus beberapa pekerjaan di kantor. Aku tidak bisa mencegahnya, apalagi menuntut waktunya. Kata Bu Wijaya, aku harus mandiri ketika suami pergi mencari nafkah. Bagiku, ucapan itu benar.Bu Wijaya sudah aku anggap seperti ibuku sendiri. Mungkin cukup ironis, ibu kandung tak bisa menyayangiku. Namun, Bu Wijaya sebagai ibu mertua justru mampu memberikan kasih sayangnya padaku.Hal tersebut yang membuat aku memilih menuruti kemauannya. Anggap saja sebagai bal
Last Updated: 2023-10-11
Chapter: PermohonanMelihat perjuangan Om Fadli, sungguh mengharukan. Siapa sangka, lelaki yang dulu sering bikin masalah justru punya hati nurani yang begitu tulus.Aku yang sedari tadi hanya berdiri di belakang Mama, akhirnya turut maju ke depan dan bicara."Ma, Om Fadli ada benarnya. Mama tidak bisa bertindak semena-mena pada Nara, hanya karena sakit hati Mama pada Bu Rosmala."Mama yang mendengar ucapanku langsung menatap tajam ke arahku. "Jangan pernah lagi kamu sebut nama itu! Kamu harus ingat, Azlan ... seberapa banyak air mata yang jatuh gara-gara wanita bedebah itu?""Aku paham, Ma. Tapi tidak seharusnya Mama menghukum Nara atas perbuatan ibunya! Dia tidak tahu apa-apa, bahkan selama ini dia dibuat menderita oleh ibunya sendiri. Itu sudah lebih dari cukup, Ma!""Kalian ini kenapa sih? Kenapa kalian sulit sekali memahami perasaan ini? Kalian pikir mudah melalui semua itu?""Ma ....""Cukup, Azlan! Mama mau istirahat, Mama tidak ingin bicara apapun!" ucap Mama dengan nada kesal, kemudian berlalu d
Last Updated: 2023-10-11
Chapter: KemenanganAku mendekat untuk melihat. Di peta itu, ada ruangan kecil yang belum pernah kami temukan sebelumnya. Di sampingnya tertulis dengan tinta merah yang memudar, “Di sini disimpan jantung dan hati korban ritual.”Hatiku berdegup kencang. “Jadi, ini tempat di mana Marsya dan korban lainnya dijadikan tumbal,” gumamku, suaraku serak. Pikiran tentang Marsya, yang telah lama meninggal namun tubuhnya masih dimanfaatkan dalam ritual keji, membuat seluruh tubuhku menegang. Kami sudah berhasil mengalahkan penjaga bayangan, tetapi perjalanan ini jelas belum berakhir. Sesuatu yang lebih gelap dan jahat masih mengintai, dan kami harus segera menemukannya sebelum terlambat.Meisya memandangku dengan mata yang berkaca-kaca. "Darren, kita harus segera mengakhiri ini. Kita tidak bisa membiarkan warisan kegelapan ini terus berlanjut."Aku mengangguk, merasa semangat baru berkobar dalam diriku. "Kita harus menghentikan mereka. Apa pun yang terjadi."Pak Djata mendekat, memperhatikan peta itu dengan tajam.
Last Updated: 2024-10-06
Chapter: Peta Titik TerangAku, Meisya, dan Pak Djata berdiri di tengah ruangan yang nyaris tenggelam dalam kegelapan. Lilin-lilin kecil di sekeliling kami sudah hampir habis, hanya menyisakan nyala lemah yang tak mampu mengusir seluruh kegelapan. Di hadapan kami, bayangan samar bergerak mendekat, mendesis seperti ular yang mengintai mangsanya. Ruangan ini tiba-tiba terasa semakin sempit, udara menebal, dan jantungku berdetak kencang.“Siapa kau sebenarnya?” tanyaku lagi, meskipun suaraku hampir tenggelam oleh ketegangan yang menggulung di udara.Bayangan itu berhenti beberapa langkah dari kami, perlahan-lahan berubah menjadi lebih jelas, lebih nyata. Wujudnya tertutup jubah hitam panjang, matanya merah menyala seperti bara api yang mengintip dari balik tudung yang menutupi wajahnya.“Aku adalah penjaga terakhir rahasia Dr. Wirawan,” suaranya dingin, mengalir seperti angin malam yang membawa ancaman. “Kalian tak seharusnya berada di sini.”Pak Djata, meskipun sudah berusia lanjut, berdiri tegak di depan kami, t
Last Updated: 2024-10-05
Chapter: Penjaga WasiatPintu ruangan terbuka dengan sendirinya, seolah-olah kekuatan yang menghalanginya telah lenyap. Kami melangkah keluar, disambut oleh pria yang tadi mengabari kami. Raut wajahnya memperlihatkan ketidaktenangan, ternyata ia menunggu dengan cemas di luar."Apa yang terjadi di dalam?" tanyanya dengan nada khawatir.Aku tersenyum lelah. "Kami berhasil mengusir bayangan Dr. Wirawan," jawabku dengan semangat yang terpancar dari suaraku.Mendengar perkataanku, lelaki itu menghela napas lega. Kulit wajahnya yang tadi tegang mulai melonggar, dan matanya yang sebelumnya suram kini berbinar dengan cahaya harapan yang sudah lama hilang. Rasanya seperti aku bisa melihat beban bertahun-tahun yang perlahan terangkat dari pundaknya."Syukurlah ... akhirnya masa kelam rumah sakit ini akan berakhir," ujarnya, suaranya bergetar. "Sudah lebih dari dua puluh tahun kami hidup dalam ketakutan."Namun, di tengah kelegaan yang kami rasakan, ada perasaan ganjil yang tak bisa kuabaikan. Meski bayangan gelap itu
Last Updated: 2024-06-25
Chapter: Bayangan Terakhir"Kalian pikir ini sudah berakhir?" katanya dengan suara dingin yang membuat darahku membeku.Aku dan Meisya saling pandang dengan cemas. Pria itu adalah Dr. Wirawan, atau setidaknya bayangannya yang masih tersisa di tempat ini. "Kalian berhasil mengusir bayangan gelap, tapi tidak mengusirku," lanjut Dr. Wirawan, suaranya penuh kebencian. "Aku adalah bagian dari rumah sakit ini. Selama rahasiaku belum terungkap sepenuhnya, aku akan terus ada."Aku menatap Dr. Wirawan dengan tegang. "Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanyaku, mencoba mencari cara untuk mengatasi situasi ini.Dr. Wirawan tersenyum dingin, senyum yang penuh dengan kepuasan jahat. "Aku ingin melanjutkan apa yang telah kumulai. Kalian tidak bisa menghentikan aku."Meisya, dengan keteguhan yang luar biasa, melangkah maju. "Kita sudah datang sejauh ini. Kami tidak akan mundur."Pak Djata yang telah berdiri di belakang kami, maju ke depan. "Kalian tidak sendirian," katanya dengan suara tegas. "Kami akan melawan ini bersama."
Last Updated: 2024-06-25
Chapter: Mantra Nyai KambangNyai Kambang mengangguk pelan. "Aku tahu apa yang kalian hadapi. Dr. Wirawan adalah musuh lama. Dia menggunakan ritual-ritual kuno untuk menguasai kekuatan gelap. Tapi ada cara untuk menyibak misterinya." Dia kemudian berjalan ke sudut ruangan, tempat sebuah rak kayu tua berdiri. Rak itu penuh dengan benda-benda yang tampak antik: botol-botol kaca berisi ramuan, patung-patung kecil dari kayu, dan beberapa gulungan kain yang tampak sudah berusia puluhan tahun. Nyai Kambang menarik napas dalam-dalam sebelum meraih sebuah buku tua yang tergeletak di rak paling atas. Buku itu tampak sangat tua, dengan sampul kulit yang sudah mengelupas dan tepi-tepi halaman yang menguning. Ada simbol-simbol aneh yang terukir di sampulnya, dan begitu Nyai Kambang menyentuhnya, ruangan seakan dipenuhi energi mistis. Cahaya lilin di ruangan itu bergetar, dan aroma dupa semakin menyengat. "Ini," kata Nyai Kambang dengan suara yang lebih lembut, "ini adalah buku yang berisi mantra-mantra dan petunjuk untu
Last Updated: 2024-06-25
Chapter: Lukisan MengerikanDengan tekad yang semakin kuat setelah mengalahkan bayangan gelap itu, aku dan Meisya melanjutkan pencarian. Aku tahu bahwa pertempuran yang baru saja kami menangkan hanyalah permulaan dari misteri yang lebih dalam, selebihnya adalah sesuatu yang mungkin saja jauh lebih mengerikan.*Keesokan paginya, kabut tipis masih menyelimuti desa di sekitar rumah sakit saat aku dan Meisya melangkah dengan hati-hati di jalan berbatu. Matahari baru saja terbit, memancarkan cahaya oranye keemasan yang menerobos pepohonan rindang. Suara burung berkicau terdengar sayup-sayup, seolah-olah menyambut hari baru dengan harapan yang rapuh.Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menitan, langkah kami berhenti di depan sebuah rumah tua yang terletak di ujung desa. Rumah dengan atap yang mulai lapuk dan dinding-dindingnya yang dipenuhi lumut. Sejenak aku menoleh ke arah Meisya. Wajah gadis itu menyiratkan ketegangan yang mulai menghinggapi pikiran. Segera kugenggam tangannya, mencoba menguatkan keberanian ga
Last Updated: 2024-06-25