Share

Perhatian Azlan

Aku terduduk dan masih dalam sedu sedan tangis yang menyesakkan. Kupeluk lutut dan membenamkan wajah ke dalamnya.

Gerakan bayi dalam perut menyadarkan, bahwa ia tak nyaman dengan posisiku. Kembali kuelus perut.

"Maafkan Ibu, Nak. Jika kelak kamu besar, Ibu harap kamu akan tetap menghargaiku sebagai wanita yang melahirkanmu. Jangan pernah jijik dengan masa lalu ibu, ya?"

Derai air mata kembali membasahi pipi. Dadaku semakin sesak, seperti ada bongkahan batu besar yang menghimpit.

Melepas anak ini ke tangan Elina dan Azlan adalah keputusan yang tepat. Ia tak akan malu menjadi anak orang terhormat, ia akan terjamin kehidupannya. Mungkin, dengan melihat anak ini sukses kelak, itu akan menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagiku.

Entahlah, orientasiku saat ini bukan lagi harta seperti awal yang dijanjikan. Bayi ini semakin hari semakin mengubah cara berpikirku. Aku sendiri kurang menyadari, bagaimana setiap perubahan terjadi pada diri ini.

Saat bayi menendang atau menggeliat, ada desir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status