Beranda / Pernikahan / Benih Rahasia Untuk Sang Dosen / Bab 34 — Suami Kamu Namanya Siapa?

Share

Bab 34 — Suami Kamu Namanya Siapa?

Penulis: Inthary
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-22 22:43:24

"Tapi, Ma? Aku periksa kehamilan kemarin di rumah sakit Medika bukan di rumah sakit lain. Kalau dipindah begitu saja nanti malah jadi ambigu penilaiannya. Sebaiknya kita pergi ke rumah sakit Medika saja ya? Aku lebih nyaman diperiksa oleh dokter Saras," desak Glade. Dia mana mungkin pergi ke tempat lain kalau dia saja berbohong soal kehamilannya.

Bagaimana ini? Ya Tuhan, Glade tidak bisa berpikir jernih. Tatapannya tertuju pada Kiana yang juga menatapnya dari kaca spion tengah. Mereka sama-sama tidak bisa memikirkan jalan lain.

"Memangnya kenapa? Sama-sama dokter bukannya tidak masalah? Apalagi dokter Joyceline jauh lebih berpengalaman dari dokter Saras. Dokter Joyceline juga yang merawat mama waktu hamil Ghazlan. Dokter keluarga mama juga ada di sana. Jadi, mama percaya sekali dengan semua dokter di rumah sakit itu, Sayang. Kamu jangan cemas! Mereka pasti akan memperlakukan kamu dengan baik apalagi kalau tahu kamu anak mama," jelas Silvina tetap pada pendiriannya.

'Bisa gila aku l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rizqi
padahal suaminya adalah anaknya sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 35 — Siapa Yang Ijinkan Kamu?

    "Mama!" sela Glade cepat. Kenapa sih Silvina sekarang jadi sibuk mengurus masalah Kiana? Padahal semua asisten rumah tangga Glade tidak pernah mendapat perhatian lebih dari mertuanya itu. Melihat Silvina yang menatapnya dengan tanda tanya di wajahnya membuat Glade melanjutkan. "Masih ada dokter Saras di sini, Ma. Bukannya lebih baik kalau masalah ini kita bahas di rumah?"Silvina meminta maaf pada Saras karena secara tidak langsung mengganggu kenyamanannya. "Kami permisi dulu, Dok.""Hati-hati di jalan, Bu Silvina, Bu Glade dan Bu Kia," ucap Saras sembari menyalami ketiga orang tersebut. Dia masih menyunggingkan senyum ketika mereka membuka pintu ruangannya. Begitu pintu tertutup kembali, dia menghela napas lega. "Baru kali ini aku ketakutan menghadapi seseorang.""Sebenarnya orang yang menganakemaskan Kiana itu aku atau mama sih? Kenapa mama jadi repot bertanya soal suami Kiana? Bukannya privasi Kiana juga penting untuk dijaga?" tegur Glade secara halus. Dia melirik Kiana untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 36 — Kamu Yang Di belakang!

    Sudah diduga!Kiana menghembuskan napas pelan. "Maaf, Mbak.""Ingat! Kamu sedang mengandung anak saya dan suami saya. Gimana bisa kamu malah berkeliaran di luar? Kalau ada apa-apa, kamu mau tanggungjawab? Biaya inseminasi buatan nggak cuma satu dua juta aja. Saya memang mampu, tapi saya paling tidak suka mengulang dua kali untuk melakukan sesuatu," tandas Glade.Kiana tahu itu tapi Glade tidak perlu menjelaskan berulang kali. Dia juga tidak berniat untuk datang ke kampus kalau bukan Tere yang memintanya. Dia menyerah, dia sudah berbalik tapi suara Ghazlan menginterupsi."Biarkan saja, Sayang. Lagi pula Kiana ke kampus hanya untuk menampakkan wajah sesekali. Ada aku di sana yang akan menjaganya," tukas Ghazlan bijak. Kepalanya selalu mendingin jika memecahkan masalah. Glade hampir mengomel ketika Ghazlan mendekat dan membisikkan sesuatu. Pada saat itu, Kiana langsung menoleh ke arah lain. Ada secuil rasa tidak nyaman melihat kedekatan keduanya yang memang sangat wajar. Glade dan Ghaz

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 37 — Kamu Lupa Harus Menemui Saya?

    Sontak saja semua orang memalingkan mukanya ke belakang untuk mencari tahu siapa yang diteriaki oleh Ghazlan. Pandangan mereka tertuju pada Kiana dan seorang pria yang mereka kenal sebagai pria paling bermasalah di kampus. Setelah tahu siapa orangnya, mereka kembali melihat ke depan seolah dua manusia itu bukan apa-apa.Pria yang duduk di samping Kiana tidak merasa malu, justru Kiana lah yang sibuk menenggelamkan wajahnya ke balik laptop.Apalagi Ghazlan sekarang sedang berjalan ke arahnya. Tatapan marahnya tentu saja menimbulkan tanda tanya. Apa yang membuat pria itu sampai harus berteriak? Apakah karena dia benar-benar mematuhi permintaannya untuk terlambat atau karena alasan lain?Kiana melihat sepasang sepatu berhenti di sampingnya. Kepalanya semakin tertunduk. Kalau Ghazlan sampai marah, itu artinya Ghazlan tidak sepenuhnya serius dengan perintahnya pagi tadi.Tapi..."Jay? Terlambat untuk kesekian kalinya?" tanya Ghazlan dengan suara rendah dan beratnya itu. Salah satu telapak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 38 — Wajahnya Mendekat Untuk Menaklukkan Bibir Merah Muda Itu

    Kiana segera melepaskan tarikan tangan Jay. "Maaf." Dia kemudian menghampiri Ghazlan yang tengah menatap semua orang dengan tajam."Kalian tidak punya jadwal kelas?" hardik Ghazlan."Punya, Pak," jawab sebagian mahasiswi, yang lainnya hanya diam saling berbisik. "Bubar!" Titah tidak terbantahkan itu langsung diiyakan, termasuk Jay. Pria itu masih berusaha menarik perhatian Kiana namun sayangnya Kiana tidak merespon. "Ikut saya!"Kiana mengangguk pelan. Entah kenapa Kiana merasakan ada sesuatu yang salah. Ghazlan marah padanya. Jelas-jelas Kiana hanya korban. Ketika mereka sampai di ruangan Ghazlan, pria itu langsung memburu Kiana dengan sederet kalimat kekesalan."Tolak! Susahnya apa sih?""Saya sudah menolaknya, Pak!" ucap Kiana pelan. Dia takut suara mereka didengar dari luar. "Ya tolak lagi kalau dia nggak mau pergi. Ingat! Status kamu di sini itu mahasiswi dan juga istri siri saya!" Istri siri saya? Kiana merasa ada gejolak aneh dalam dadanya. Mendapat pengakuan yang tidak di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 39 — Janji Ghazlan?

    "Bapak mau ngapain?" tanya Kiana pelan. Dia bukannya tidak tahu, tapi dia berusaha menghindar. Ghazlan menyeringai malu. Dia ketahuan berpikir yang bukan-bukan. Pelan dia memundurkan langkahnya, lalu menggaruk kepalanya. "Saya kira ada sesuatu di mata kamu."Kiana tertawa sumbang. Alasan itu tidak masuk akal. "Oh ya, Pak? Jadi ketahuan habis tidur ya."Ghazlan mengangguk, "Saya kira saya bakalan dikatain gila karena ketuk pintu ruangan sendiri. Ini, minum dulu! Habis itu kamu keluar dari sini dan tunggu saja di tempat tadi."Kiana mengangguk sembari membuka minumannya sendiri. Tenggorokannya yang kering langsung terbasahi dengan cepat. Kelopak matanya berkedip-kedip, otaknya terasa membeku. "Brain freeze ya?" tebak Ghazlan. Kiana mengangguk. "Haus, Pak." Lebih tepatnya malu karena ketahuan hampir berciuman dengan Ghazlan.Ghazlan tertawa kecil, "Saya juga." Kiana ikut tertawa. Mereka terlihat konyol dengan tingkah seperti anak kecil. Moment langka yang tidak mungkin bisa didapatka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 40 — Pembongkaran Taman

    'Dikira aku mau apa dijadikan pajangan di rumah? Yang diberikan kasih sayang lebih hanya istri sah sementara aku? Aku hanya dapat peringatan ini dan itu. Memang untuk masalah finansial, aku nggak perlu cemas, tapi kalau untuk masalah ranjang? Apa Pak Ghazlan bisa menafkahiku?' batin Kiana.Memikirkan masalah ranjang membuat Kiana malu sendiri. Padahal belum jelas Ghazlan benar-benar serius dengan ucapannya atau hanya iseng belaka."Kiana? Kenapa diam? Kamu nggak suka ide saya?" tanya Ghazlan.Kiana mencoba untuk menyunggingkan senyum, "Hanya ide kan, Pak? Bisa ditolak atau diterima. Lagi pula kehamilan ini juga masih panjang. Siapa tahu di balik semua peristiwa ini, saya bisa mendapatkan suami yang benar-benar menerima saya apa adanya. Bukan bapak yang notabene adalah suami orang."Ghazlan terdiam cukup lama, lalu, "Kamu benar.""Tentu saja. Saya mungkin masih kecil tapi saya bisa melihat kalau bapak sangat mencintai Mbak Glade. Kalau tidak, mana mungkin jasa saya digunakan?""Jasa? K

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 41 — KERJA NGGAK BECUS!

    "Kalau jalan bisa nggak pakai mata?" hardik Ghazlan setengah kesal. Tidak seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak memeluk Kiana melainkan hanya menyentuh bagian lengan wanita itu. "Maaf, Pak," ucap Kiana. Dia menilik ada kemarahan dalam mata pria itu. "Bapak marah?""Tidak! Saya tidak pernah marah!""Kalau begitu kenapa bapak harus bicara keras-keras pada saya?""Siapa? Saya?" ucap Ghazlan geram. "Iya, siapa lagi? Sejak dari kampus, bapak tiba-tiba marah. Apa salah saya?" tanya Kiana to the point. Dia lebih suka Ghazlan memarahinya ketimbang menyimpan kemarahannya.Ghazlan membuang napas lumayan keras, "Sudahlah. Kamu sedang apa di sini?""Melihat kebun bunga yang dipindahkan ke belakang rumah saya," tukas Kiana. Ingatannya baru kembali ketika melihat sikap Ghazlan. "Terimakasih karena bapak memperhatikan saya.""Yang memperhatikan kamu siapa? Saya hanya memindahkan sesuatu yang terbuang percuma. Dari pada Glade membuangnya ke tempat sampah, ada baiknya saya pergunakan bunga-bunga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 42 — Bu Kia Yang Minta Disingkirkan!

    Glade hanya melihat Kiana dari satu arah, bersedekap dengan ekspresi datar yang lebih diartikan marah dalam diam. "Taman kamu?" ulangnya. Kiana langsung terdiam, "Bukan begitu, Mbak. Kata Pak Ghazlan, bunga-bunga ini boleh saya rawat."Glade mulai berjalan. Pekerja yang menghentikan pekerjaannya masih menunggu perintah darinya. "Lanjutkan!"Glade mengisyaratkan Kiana untuk mengikutinya. Mereka berhenti di teras depan rumah Kiana dengan Glade bersikap layaknya bos besar. "Taman kamu?" ulang Glade untuk ketiga kalinya."Mbak," ucapan Kiana terpotong karena Glade menggeleng padanya."Semua yang ada di rumah ini milik saya. Kamu tidak berhak memilikinya. Pakaian yang sekarang kamu pakai juga milik saya. Kenapa kamu semakin menginginkan sesuatu yang tidak seharusnya menjadi milik kamu?" sentak Glade. Kiana tidak berani menyangkal karena Glade selalu benar. "Maaf, Mbak. Saya bukannya ingin mengambil apa yang menjadi milik mbak tapi saya mengambil apa yang mbak Glade buang. Kalau memang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   93 — Kalau Baby G Sampai Diapa-apain Gimana?

    "Apa? Aku tanya sama Kiana bukan kamu!" bentak Ghazlan. Baby G terbangun dan menangis karena teriakan Ghazlan. Pria itu sadar akan kelalaiannya dan meminta maaf pada Kiana.Kiana mengambil alih Baby G. Gerakan cepatnya membuat GhazLan takjub. Kiana sangat cekatan. Tidak terlihat kalau wanita itu belum pernah menangani seorang bayi sekalipun. Ghazlan mendorong istrinya untuk keluar dari sana karena dia tidak ingin mengganggu Kiana. Pria itu langsung mengeluarkan uneg-unegnya."Lihatlah! Kamu memang dewasa tapi kamu nggak sedewasa Kiana. Kamu yang menginginkan dipanggil ibu tapi kenyataannya malah diam waktu Baby G nangis. Kamu sadar nggak sih, Glade? Kamu nggak mau belajar!" sentak Ghazlan kesal. Glade menatap sengit suaminya, "Lalu? Aku harus jadi babysitter gitu? Hei, Mas! Kita bisa membayar jasa babysitter. Ngapain sih susah-susah. Kamu banyak banget berubah sejak Kiana datang ke rumah kita. Kamu nggak pernah mendesakku untuk jadi ibu rumah tangga yang baik. Kamu nggak pernah sek

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 92 — Mas!

    "Babysitter," tegur Glade dari arah kamar. Dia menahan kesal ketika Kiana datang-datang menyebut dirinya ibu. Babysitter yang sejak awal tidak bisa menangani Kiana, hanya melihat mereka dengan bingung."Ratri!" panggil Glade dengan kesal. Ratri berhasil menghampiri Glade, "Iya, Nyonya.""Urus mbaknya Baby G. Saya tidak mau ada rumor yang tersebar nantinya," ucap Glade yang tanpa tedeng aling-aling langsung mengatakan di depan wanita muda tersebut."Iya, Nyonya."Ratri lantas meminta sang babysitter untuk mengikutinya. Sementara Kiana mengambil alih Baby Galang. Baby Galang yang semula rewel tiba-tiba saja berhenti setelah didekap oleh Kiana. Rasa haru menyeruak dalam dada. Kiana menitikkan air matanya tanpa sadar. Wanita itu tidak mengerti kenapa dia harus menangisi keadaan yang membuatnya bahagia. "Jangan mendramatisir keadaan! Baby G hanya merespon karena kamu wanita yang melahirkannya. Setelah dia dewasa, kamu nggak akan pernah menjadi orang terpenting baby G," tukas Glade ketu

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 91 — Ini Ibu, Sayang

    "Mbak Glade?" ucap Kiana dengan mata membulat penuh. "Dari mana mbak Glade tahu rumah saya?"Glade dengan tampang congkaknya langsung duduk di sofa ruang tamu. Sembari melihat-lihat keadaan rumah Kiana, dia mengatakan, "Apa yang saya tidak tahu?"Tere memberi isyarat pada Kiana, apa yang harus dia lakukan? Kiana memintanya untuk pergi karena Glade hanya punya urusan dengannya. Kiana lalu duduk di depan Glade. Dia tidak tahu reaksi apa yang harus dia perlihatkan pada mantan bosnya itu. Sudut bibir Glade terangkat. Entah mencela perumahan milik Kiana yang begitu mungil atau dia mengejek penampilan Kiana yang lebih sering memakai dress longgar. "Saya tidak tahu kalau Mbak Glade penasaran dengan tempat tinggal saya," ucap Kiana membuka pembicaraan."Bukan penasaran. Saya ingin mengajukan penawaran sama kamu. Kamu mau bekerja lagi di rumah saya? Sebagai babysitter Galang. Baby G nangis terus setiap malam dan saya lelah mendengarnya," ucap Glade geram. Dia seolah sedang mengatai anaknya

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   90 — Kerewelan Galang

    "Aku ibunya, Mas. Aku!" tegas Glade tidak bisa terbantahkan lagi. Matanya menatap garang pada suaminya yang tetap ngotot kalau Galang butuh Kiana. "Kamu tahu, Mas. Kalau kamu semakin mempersulit keadaan, aku nggak akan segan-segan membawa Galang pergi dari kamu!"Ghazlan mendesis pelan. "Selalu saja ancaman! Kalau kamu nggak mau aku mengungkit masalah Kiana, sebaiknya kamu cari cara agar Galang mau diam. Kamu ibunya kan? Kasihi dengan baik jangan cuma dilempar sama babysitter.""Oke. Nggak masalah! Aku bisa kok mengatasinya," jawab Glade geram. Dia meninggal sang suami untuk beralih ke kamar bayi mereka. Ruangan yang berada di samping kamar mereka dirubah sedemikian rupa agar Galang bisa nyaman tinggal di sana. Glade juga sudah membayar babysitter yang sudah bersertifikat dan dikelola oleh yayasan agar bisa mengasuh Galang selagi dia pergi. Namun pada kenyataannya, babysitter kondang juga tidak bisa menaklukkan Galang. Ada apa sebenarnya?"Kamu itu saya bayar mahal bukan untuk plonga

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 89 — Dia Butuh Ibunya

    "Dimana?""Satu perumahan denganku, Kia. Harganya lumayan murah dan besar. Kamu bisa tinggal sama keluarga kamu nanti kalau misalkan udah nggak ada masalah lagi. Yuk! Aku udah janji untuk datang hari ini," jelas Tere. Kondisi Tere lebih baik ketimbang Kiana yang tidak bisa move on dari keluarga Ghazlan. Wajar karena orang yang menyewa rahim Tere bukan pasangan yang baru menikah dengan status memiliki segalanya.Kiana berpamitan dengan Munif lebih dulu sebelum dia memutuskan untuk pergi. Kiana jika memasukkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke dalam amplop yang kemudian diserahkan pada wanita yang memiliki hati baik tersebut."Ini terlalu banyak, Nduk," ucap Munif. Hanya menyentuh permukaan luarnya saja dia tahu berapa puluh lembar isinya. "Kamu juga pasti butuh uang ini. Sebaiknya kamu simpan saja untuk keperluan kamu."Kiana menolaknya, "Saya masih punya beberapa simpanan uang, Bu. Bu Munif tenang saja."Munif ingin sekali menolaknya karena dia belum pernah mendapat uang banyak itu

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 88 — Berkemaslah!

    Ghazlan menoleh pada Kiana, lalu beralih pada bayi laki-laki yang berada dalam dekapan Glade. Pria itu tidak bisa memilih. Mereka semua orang yang paling penting dalam hidupnya. Tapi ..."Maaf, Kiana," ucap Ghazlan akhirnya. Dia tidak berani menatap mata Kiana dan memilih untuk membawa bayi mereka pulang ke rumah. Kiana menangis sejadi-jadinya. Rasa sakit dalam hatinya teramat menyiksa. Terlebih ketika bayi yang dia lahirkan diambil begitu saja. Terlepas dari perjanjian di antara mereka, Kiana hanya berharap mereka punya sedikit perasaan kasihan. "Bu Kia, saya mohon pamit," ucap Anita yang menatap Kiana berkaca-kaca. "Sejujurnya saya masih ingin membantu Bu Kia untuk mengemasi barang-barang tapi Nyonya meminta saya untuk segera menyusul. Saya minta maaf, Bu Kia. Selama saya bekerja dengan ibu, saya bahagia. Saya berharap Bu Kia bisa lebih bahagia dari sekarang dan melanjutkan hidup. Semoga ibu mendapatkan jodoh terbaik dari Tuhan agar bisa menemani Bu Kia. Tolong dimaafkan kalau say

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 87 — PILIH!!!

    Saras tersenyum bijak mendengar ucapan Kiana. "Bu Kia pasti selamat dan bisa melahirkan bayi ini tanpa kekurangan satu apapun. Jadi, semangat ya."Kiana menarik nafas panjang kalau menghembuskannya perlahan sesuai dengan instruksi Saras. Dia membutuhkan Ghazlan tapi kenapa pria itu justru tidak ada di saat dia menginginkannya. Kata orang peran suami adalah hal terpenting yang diinginkan seorang wanita jika melahirkan. Setetes air bening menetes dari kelopak mata sayu tersebut. 'Ayo, Sayang! Kita berjuang sama-sama. Ibu yakin kamu bisa melihat dunia ini. Yang kuat, yang semangat. Sama-sama kita berjuang! Kita tidak perlu siapapun lagi. Ibu janji akan menjadi orang pertama yang memeluk kamu nanti' batin Kiana.°°°Ghazlan berjalan terburu-buru bersama istrinya menyusuri lorong menuju ruang persalinan VVIP yang telah mereka siapkan. Glade sangat tidak sabar untuk menggendong anaknya dan mengatakan pada dunia bahwa dia berhasil mempunyai anak. Berbeda dengan pemikiran Ghazlan yang taku

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 86 — Jika Saya Meninggal Setelah Melahirkan

    "Bu Kia kenapa menangis? Perutnya sakit?" tanya Anita pada Kiana yang tidak ada angin tidak ada hujan terisak pelan. Kiana cepat-cepat menghapus air matanya. "Tidak, Mbak. Saya hanya lelah. Selama di rumah ini saya kan tidak pegang ponsel jadi mata saya agak kacau. Ini saya kembalikan, Mbak. Terimakasih ya.""Bu Kia mau tidur?" Kiana hanya mengangguk dan melangkah pergi. Hatinya sakit. Tuhan menciptakan hati bukan hanya untuk disakiti tapi pada kenyataannya dia selalu yang paling sakit. Keluarganya memperlakukannya dengan buruk dan berusaha untuk membuatnya menjadi anak yang tidak berbakti. Sekarang setelah dia mendapatkan kemudahan dalam keuangan, semuanya juga masih sama. Cinta tidak mau berpihak padanya. Dia harus bagaimana?"Em, jadi ini yang membuat Bu Kia sedih," gumam Anita setelah membuka aplikasi yang terakhir kali dilihat oleh majikannya.°°°H-7 kelahiran junior ...Kiana mengelus perutnya yang semakin aktif bergerak. Terakhir kali dia melakukan USG semuanya normal dan t

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 85 — Katanya Cinta Kok Begini?

    "Apa? Mencintai? Gila kamu, Ghazlan! Glade mau kamu singkirkan?" hardik Viona geram. Wajahnya semakin memerah. Dia tidak terima putri satu-satunya yang dia miliki, disia-siakan oleh Ghazlan. "Keluar kamu! Mama nggak mau melihat menantu yang nggak tahu terimakasih. Selama menikah, Glade tidak pernah berselingkuh dari kamu sekalipun banyak orang yang menyukainya. Tapi apa balasan yang kamu berikan?""Ma, aku nggak akan menceraikan Glade," ujar Ghazlan. Viona menatap sinis menantunya, "Kalau kamu nggak mau menceraikan Glade, mama yang akan paksa dia!""Tapi, Ma," desak Ghazlan."Pergi! Sebelum kamu meninggalkan wanita itu, mama nggak akan mau menerima kamu!" Viona tidak benar-benar serius dengan ucapannya karena Ghazlan adalah menantu potensial yang tidak bisa dia tinggalkan. Enak saja kalau Kiana berhasil mendapatkannya. Kehidupan wanita itu akan mujur selama sisa hidupnya. 'Mama terpaksa begini supaya kamu bisa memutuskan wanita nggak jelas itu. Kalau nggak begini, kamu pasti akan l

DMCA.com Protection Status