Share

Benih Rahasia Mantan Suami
Benih Rahasia Mantan Suami
Penulis: Sayonk

Hamil Di Iringi Tangisan

Penulis: Sayonk
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-19 13:42:49

Hujan deras menyelimuti bumi, awan hitam di atas langit seakan mengatakan bahwa akan ada kesedihan. Seorang wanita dengan piyama putih melihat keluar jendela. Wanita itu begitu khawatir dan cemas. Suaminya belum pulang bahkan tak ada satu pun panggilannya yang di angkat. Malam ini ia ingin memberi kejutan pada suaminya.

"Kemana Andreas?" Naina begitu khawatir.

Bibi Rohya pun datang membawa sebuah teh hangat. "Nyonya ini teh hangatnya. Nyonya tidak perlu khawatir, tuan Andreas pasti baik-baik saja," ucapnya.

Kedua alis Naina masih berkerut, hatinya tidak tenang. Tidak pernah Andreas tidak mengangkat panggilannya. Selama ini Andreas selalu mengabarinya entah dimana pun keberadaannya.

Beberapa menit kemudian, kecemasan Naina hilang, dia tersenyum melihat mobil yang masuk ke pekarangan rumahnya. Dia bergegas turun. "Bibi bawakan aku payung," ucap Naina.

Bibi Rohya berlari kecil, dia mengambil payung dan memberikannya pada Naina.

Naina membuka payung tersebut dan menuruni anak tangga teras depan. Langkahnya pun berhenti, petir menggelagar membelah langit seakan tau bahwa hatinya terasa panas dan perih ketika kedua netranya menatap Andreas yang sedang tersenyum dan menatap pada seorang wanita dengan tatapan hangat.

Wanita itu turun dan menatap Andreas. Dia tersenyum dan melangkah bersama dengan Andreas. Air mata Naina membelah pipi putihnya. Tenggorkannya terasa tercekat.

"An?"

"Naina." Andreas tersenyum dan merangkul wanita di sampingnya. "Amira sudah kembali. Kau pasti senang sampai air mata mu mengalir." Imbuhnya dengan wajah bersinar.

Naina mengangguk, tenggorokannya tak mampu untuk meneguk ludahnya. Bibirnya terasa berat, ia hanya menarik sudut bibirnya dengan paksa. Pria itu tidak tau jika air matanya adalah air mata kepedihan bukan kebahagian.

"Ayo," ajak Andreas. Dia melewati Naina dan terus melangkah tanpa menoleh ke arah Naina. Tanpa dia bertanya Naina menerima wanita itu masuk ke dalam rumahnya.

Bibi Rohya menghampiri Naina, ia tau hati Naina tidak baik-baik saja. "Nyonya muda, apa nyonya baik-baik saja?"

Naina menjatuhkan payungnya. Tubuhnya hampir jatuh ke tanah. Bibi Rohya dengan sigap menahan tubuhnya.

"Nyonya muda."

"Bibi." Naina berusaha berdiri. Dadanya terasa sesak, ribuan duri seakan menancap tepat di ulu hatinya. Dia memejamkan kedua matanya, membiarkan air hujan itu membasahi wajahnya. Saat ini langit pun tau bahwa dirinya tak mampu mengendalikan kesedihannya.

"Yang sabar Nyonya," ucap bibi Rohya.

Naina menghapus air matanya. Dia memutar tubuhnya dengan pelan da melangkah. Dia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Naina membuka pintu kamarnya. Dia melihat suami telah menggunakan piyama hitam.

"Naina aku akan menceritakan semuanya pada mu. Malam ini, aku merasa senang. Bahkan aku merasa langit berpihak pada ku. Hujan kali ini seakan menyudahi kesedihan ku selama ini." Andreas menoleh. Ia sangat senang bersama dengan Naina, semenjak kecil hingga dewasa Naina selalu ada untuknya.

Sekalipun sudah menikah, perasaannya pada Naina tetaplah perasaan sahabat. "Naina kenapa kau diam saja? Apa kau tidak bahagia melihat ku bahagia?"

Naina tersenyum, ia mengangguk. "Aku bahagia." Rupanya selama ini dia tidak bisa membahagiakan suaminya, Andreas. Jadi selama ini cintanya, kasih sayangnya tak berarti apa pun.

"Dia menghubungi ku dan aku sangat senang." Andreas memeluk Naina. Tanpa dia tau pelukan itu terasa meyayat hatinya, pelukan yang ia terima selama satu tahun ini yang begitu hangat kini terasa dingin membekukan tubuhnya dan juga hatinya yang terasa sakit.

"Andreas kau sangat mencintai Amira? Selama ini kau tidak pernah melupakannya?"

"Tidak! Aku hanya diam saja, tapi tiap malamnya aku selalu berharap suatu saat nanti di persatukan dengan Amira. Naina kau tau bagaimana aku mencintai Amira kan?"

"Aku sangat senang Naina, akhirnya aku bisa menemui Amira." Andreas berlalu pergi dengan wajah gembira. Dia meninggalkan Naina seakan dia hanya tau jika Naina senang sampai menangis tapi rupanya tangisan itu tangisan kesakitan hatinya.

...

Andreas duduk di samping Naina yang sedang mengelus perutnya. Naina pun belum menyadari keberadaan Andreas, niat hati dia ingin meberikan sebuah kejutan ternyata dirinyalah yang mendapatkan kejutan. Ia tidak ingin mengatakannya pada Andreas bahwa ia sedang mengandung.

"Naina, apa kau sakit perut?" Tanya Andreas tampak khawatir.

Naina tersadar, dia memalingkan wajahnya dan menghapus air matanya. Dia tersenyum dan terkekeh.

"Kau menangis?" tanya Andreas lagi. Dia menatap lekat kedua mata cantik Naina.

Naina menggelengkan kepalanya. "Ada debu yang masuk di mata ku." Tentu saja ia berbohong demi Andreas. Dia tidak ingin pria yang ia cintai mengetahi bahwa ia tidak menerima kehadiran Amira.

Andreas menghapus air mata Naina, kelembutan inilah yang membuatnya betah bersama dengan Naina. Dia meyakini Naina bisa menjadi sahabat dalam hidupnya. "Naina, aku ingin berbicara sesuatu pada mu," ucap Andreas dengan wajah serius. "Aku ingin kita bercerai. Aku sudah menemukan Amira dan tidak mungkin aku melanjutkan pernikahan ini."

Tengorokan Naina tercekat, nafasnya terasa berhenti. Dia menatap dalam kedua manik Andreas. Netra warna cokelat itu yang membuatnya jatuh cinta."Cerai?" Tanya Naina dengan pelan. Kedua telinganya terasa panas.

"Bercerai? Andreas, apa kau tidak bisa mempertahankan diriku sedikit saja? Apa kau tidak kasihan pada ku." Naina ingin mempertahankan pernikahan ini sekalipun Andreas menikah dengan Amira.

Andreas menunduk dan menggelengkan kepalanya dengan pelan, ia tidak ingin berpisah dengan Amira. Baginya Amira segalanya dan ia lakukan untuk kebahagian Amira. Wanita itu telah banyak menderita. Karena tidak menerima pernikahannya dengan Naina saat neneknya menjodohkannya, Amira pun pergi tanpa mendengarkan penjelasannya.

"Aku menyayangi, tapi bukan mencintai mu. Sejak dulu kau tau, aku hanya menganggap mu sebagai adik ku," papar Andreas.

Naina tersenyum, air matanya terus mengalir. "Biarkan aku di sini sebentar saja. Aku berjanji akan berpisah dengan mu." Mulutnya bergetar mengucap kalimat tersebut. Hatinya patah, hancur berantakan, kepingan hatinya seakan membawa jiwanya.

"Baiklah, aku membelikan rumah untuk mu, atau kau ingin kembali ke rumah orang tua mu?" Tanya Andreas. Dia ingin memastikan keadaan Naina setelah bercerai dengannya. Dia tidak mungkin meninggalkan Naina.

Naina tak menjawab, kemanakan ia harus pergi? sedangkan kedua orang tuanya telah tiada, ia hanya memiliki Andreas sebagai rumah ternyamannya, namun Andreas malah ingin ia pergi.

"Aku pergi, malam ini aku harus menemani Amira." Andreas meminta izin. Dia yakin Naina akan mengerti dirinya.

Naina memilih diam, rasanya begitu sakit, menusuk-nusuk hatinya. Seandainya saja kedua bibirnya bisa mengatakan bahwa ia ingin Andreas menemaninya, tapi bibirnya tidak kuat.

Bab terkait

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kau Egois Naina

    Keesokan harinya.Sebuah tangan meraba tempat tidur di sampingnya. Saat merasakan tidak ada seseorang, ia membuka kedua matanya dan menoleh, dia melihat tempat di sampingnya tidak lusuh dan itu artinya suaminya tidak tidur di sampingnya. Kedua air matanya mengalir, baru pertama kedatangan Amira, Andreas sudah mengabaikannya. Dia meraba perutnya yang masih rata. Akankah ia kuat mempertahankannya atau sebaliknya, rasanya ia takut untuk melangkah ke depan. "Seandainya saja ada nenek, mungkin aku tidak akan takut untuk melangkah." Dia pun beranjak turun dan bergegas membersihkan tubuhnya. Dia terburu-buru, biasanya ia bangun pagi dan dialah yang membangunkan suaminya dan menyiapkan sarapan untuknya. Akan tetapi kali ini rasanya waktu berlalu begitu cepat, dia ingin terbangun dari mimpi buruknya walaupun sebenarnya adalah kenyataan yang harus ia terima dengan paksa. "Mas." Naina menatap ruang makan itu dengan kedua matanya yang menggenang, hatinya yang perih dan dadanya yang terasa se

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Aku Tidak Akan Mengakuinya

    Setelah obrolannya dengan Amira, Naina merenungi dan mengambil kesimpulan bahwa Amira tidak ingin andreas mempertahankannya. Dia merasa Amira tidak menyukainya dan tidak akan mudah baginya untuk mempertahankan pernikahannya. Ia menghela nafas panjang, ia mengusap perutnya. “Sayang kita akan berjuang untuk mendapatkan ayah mu.” Air matanya mengalir, rasanya begitu sakit untuk ia lalui namun ia harua kuat demi anaknya.TokTokTok"Nyonya." Sapa Bi Rohya. Dia merasa khawatir saat majikannya ia tinggalkan bersama dengan Amira. Pasti sudah terjadi sesuatu yang tidak ia ketahui.Naina mengusap air matanya. Dia membuka pintu kamarnya. "Ada apa Bi?" Tanya Naina."Nyonya belum makan malam,” ucap Bi Rohya. Dia memperhatikan kedua mata Naina. “Nyonya menangis?” Imbuhnya."Makan malam?" Naina mengerutkan keningnya. Dia malah balik bertanya pada Bi Rohya. Jadi dia mengurung diri dan melupakan suaminya. "Apa Mas Andreas sudah pulang? Aku melupakannya." Sebaiknya ia harus fokus pada Andreas dan mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kekejaman Naina

    Naina menurunkan kopernya. Dia menatap sekeliling kamarnya, ia menatap foto pernikahannya. Rasanya waktu berlalu begitu cepat dan ia masih ingin merasakan kenikmatan pernikahannya. Langkahnya yang terasa berat, setiap melangkah ia merasa menginjak sebuah duri. Ia mengusap pipinya yang terus basah. Sejenak ia menghentikan langkahnya dan menatap pintu di sebrang sana. "Selamat tinggal Mas, semoga kau bahagia."Dengan rasa perih dan sakit, dia terus melangkah tanpa menoleh ke belakang. "Nyonya Naina." Bibi Rohya memeluk Naina. Dia merasa cemas pada Naina. "Nyonya mau tinggal dimana?" Tanya Bi Rohya. Ia ingin menawarkan tempat tinggal kampung halamannya.Naina menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau harus kemana, kedua orang tuanya sudah meninggal. Ia hanya seorang diri. Ia baru ingat kalau ia pernah memiliki sebuah rumah di bandung. "Yang jelas aku tidak akan tinggal di sini Bi.""Nyonya tolong kabari Bibi." Bi Rohya tidak tega meninggalkan Naina sendirian. "Jika ada sesuatu hubungi bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun kemudian.Seorang wanita tersenyum, dia melambaikan kedua tangannya saat melihat seorang bocah yang tersenyum padanya. Dia meraih tubuh mungil bocah tersebut dan mencium pipi gembulnya. "Bunda."Naina tersenyum, dia menggenggam kedua tangan putrinya lalu masuk ke dalam mobilnya. Selama lima tahun ini dia hidup berdua dengan putri kecilnya di bandung menempati rumah Bi Rohya. Sedangkan Bi Rohya yang pada saat itu ingin ikut dengannya ia melarangnya karena ia takut keberadaannya di ketahui Andreas. Lima tahun ini ia hidup tanpa sosok Andreas, ia sudah menerimanya dan kini ia memperjuangkan kebahagian putrinya yang ia beri nama Giselle Kayla Astra. Hari-harinya penuh dengan kebahagian. Giselle tumbuh menjadi sosok yang ceria. Putrinya pernah menanyakan keberadaan ayahnya dan ia hanya mengatakan jika ayahnya pergi bekerja yang jauh. Kini putrinya tidak menanyakan lagi keberadaan ayahnya."Bunda Gisel ikut ke toko ya?" Rengekan gadis kecil nan cantik itu membuat Naina tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Teringat Naina

    Andreas teringat saat masih bersama dengan Naina, saat mereka kejar-kejaran di pantai, jalan-jalan di taman, semuanya begitu indah. Dia tersenyum namun hatinya berdenyut sakit. Dadanya terasa sesak. "Naina." Lirihnya.CeklekAmira membuka pintu ruang kerja suaminya. Andreas buru-buru menaruh foto itu di laci meja kerjanya. Ternyata ia masih takut Amira cemburu padanya dan membuat wanita itu marah. "Aku membuatkan kopi. Kau pasti lelah." Selama menjadi istri Andreas, dia berusaha menjadi istri yang sempurna yang melebihi Naina."Terima kasih."Andreas tersenyum, malam ini ia memang harus begadang, hati dan pikirannya sangat kacau."Aku akan memijat bahu mu." Amira pun memijat kedua bahu Andreas. Ia ingin hanya dirinya yang Andreas ingat tanpa mengingat Naina walaupun seujung kuku. "Bagaimana enak tidak?" Tanya Amira sambil terkekeh."Sangat enak, Naina sebelah sini." Tunjuk Andreas pada lengannya.Seketika Amira menghentikan pijatannya. Hatinya langsung merasakan sakit seperti di hujan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertemuan Setelah Lima Tahun

    Keesokan harinya.Naina menaruh kotak bekal ke dalam tas Giselle. “Sayang bekalnya di habiskan,” ucap Naina. Dia sering melihat sisa nasi Giselle. Ia sering mengingatkan Giselle agar selalu menghabiskan nasinya.“Iya Bunda.” Sahut Giselle. Ia melirik ibunya yang sedang menarik resleting tasnya. "Bunda bawa bekal kebanyakan. Giselle kadang menyisakannya. Teman-teman Giselle juga bawa semua bekal, jadi ya tidak di habiskan." Imbuhnya menjelaskan.Naina ingin anaknya itu bergizi, mana mungkin ia menaruhnya sedikit. "Sayang kamu harus makan yang banyak, suapaya apa? supaya sehat. Di umur mu lima tahun ini butuh banyak asupan.""Iya, iya Bunda." Giselle mengiyakan. Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuknya. “Belajar yang rajin ya sayang.” Bi Rohya mencium Giselle. Dia pun mengantarkan Giselle sampai naik ke atas motor. Setiap harinya Naina mengantar Giselle dengan naik motor. Katanya Naina, motor lebih cepat sampai. Kalau macet bisa lebih leluasa menyelinap mobil yang mengantr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Bukan Ayah Mu

    "Naina."Kekesalan di harinya meluap karena mendengarkan ucapan sekretarisnya yang mengatakan Naina menikah. Dia kesal karena Naina tidak mengatakannya padanya dan tidak memberi kabar padahal dia dan Naina adalah teman masa kecil yang tidak terpisahkan.Mendengarkan suara yang sangat dia kenali, Naina mematung, ia merasa tersihir dengan suara yang tak asing baginya. sebuah kantong keresek sampah yang berada di tangannya langsung jatuh. Dia memutar tubuhnya. Seketika tubuhnya bagaikan patung hidup. Bibirnya bergetar, dadanya terasa sesak dan seakan sulit untuk bernafas. Dia menatap kedua manik pria itu semakin dalam. Ada rasa cinta dan benci yang bercampur aduk. Saat ini kebencian itu seakan ingin melahap Andreas."An ..."Dia teringat dengan ucapan Bi Rohya yang mengatakan Andreas sudah memiliki anak bahkan kehidupan pernikahannya pun bahagia. Ternyata hanya dirinyalah yang menderita selama ini. Cinta sepihak membuatnya sangat ingin tak bertemu Andreas. Ia membenci perasaannya, menci

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Bukan Ayah Mu

    "Naina."Kekesalan di harinya meluap karena mendengarkan ucapan sekretarisnya yang mengatakan Naina menikah. Dia kesal karena Naina tidak mengatakannya padanya dan tidak memberi kabar padahal dia dan Naina adalah teman masa kecil yang tidak terpisahkan.Mendengarkan suara yang sangat dia kenali, Naina mematung, ia merasa tersihir dengan suara yang tak asing baginya. sebuah kantong keresek sampah yang berada di tangannya langsung jatuh. Dia memutar tubuhnya. Seketika tubuhnya bagaikan patung hidup. Bibirnya bergetar, dadanya terasa sesak dan seakan sulit untuk bernafas. Dia menatap kedua manik pria itu semakin dalam. Ada rasa cinta dan benci yang bercampur aduk. Saat ini kebencian itu seakan ingin melahap Andreas."An ..."Dia teringat dengan ucapan Bi Rohya yang mengatakan Andreas sudah memiliki anak bahkan kehidupan pernikahannya pun bahagia. Ternyata hanya dirinyalah yang menderita selama ini. Cinta sepihak membuatnya sangat ingin tak bertemu Andreas. Ia membenci perasaannya, menci

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertemuan Setelah Lima Tahun

    Keesokan harinya.Naina menaruh kotak bekal ke dalam tas Giselle. “Sayang bekalnya di habiskan,” ucap Naina. Dia sering melihat sisa nasi Giselle. Ia sering mengingatkan Giselle agar selalu menghabiskan nasinya.“Iya Bunda.” Sahut Giselle. Ia melirik ibunya yang sedang menarik resleting tasnya. "Bunda bawa bekal kebanyakan. Giselle kadang menyisakannya. Teman-teman Giselle juga bawa semua bekal, jadi ya tidak di habiskan." Imbuhnya menjelaskan.Naina ingin anaknya itu bergizi, mana mungkin ia menaruhnya sedikit. "Sayang kamu harus makan yang banyak, suapaya apa? supaya sehat. Di umur mu lima tahun ini butuh banyak asupan.""Iya, iya Bunda." Giselle mengiyakan. Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuknya. “Belajar yang rajin ya sayang.” Bi Rohya mencium Giselle. Dia pun mengantarkan Giselle sampai naik ke atas motor. Setiap harinya Naina mengantar Giselle dengan naik motor. Katanya Naina, motor lebih cepat sampai. Kalau macet bisa lebih leluasa menyelinap mobil yang mengantr

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Teringat Naina

    Andreas teringat saat masih bersama dengan Naina, saat mereka kejar-kejaran di pantai, jalan-jalan di taman, semuanya begitu indah. Dia tersenyum namun hatinya berdenyut sakit. Dadanya terasa sesak. "Naina." Lirihnya.CeklekAmira membuka pintu ruang kerja suaminya. Andreas buru-buru menaruh foto itu di laci meja kerjanya. Ternyata ia masih takut Amira cemburu padanya dan membuat wanita itu marah. "Aku membuatkan kopi. Kau pasti lelah." Selama menjadi istri Andreas, dia berusaha menjadi istri yang sempurna yang melebihi Naina."Terima kasih."Andreas tersenyum, malam ini ia memang harus begadang, hati dan pikirannya sangat kacau."Aku akan memijat bahu mu." Amira pun memijat kedua bahu Andreas. Ia ingin hanya dirinya yang Andreas ingat tanpa mengingat Naina walaupun seujung kuku. "Bagaimana enak tidak?" Tanya Amira sambil terkekeh."Sangat enak, Naina sebelah sini." Tunjuk Andreas pada lengannya.Seketika Amira menghentikan pijatannya. Hatinya langsung merasakan sakit seperti di hujan

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun kemudian.Seorang wanita tersenyum, dia melambaikan kedua tangannya saat melihat seorang bocah yang tersenyum padanya. Dia meraih tubuh mungil bocah tersebut dan mencium pipi gembulnya. "Bunda."Naina tersenyum, dia menggenggam kedua tangan putrinya lalu masuk ke dalam mobilnya. Selama lima tahun ini dia hidup berdua dengan putri kecilnya di bandung menempati rumah Bi Rohya. Sedangkan Bi Rohya yang pada saat itu ingin ikut dengannya ia melarangnya karena ia takut keberadaannya di ketahui Andreas. Lima tahun ini ia hidup tanpa sosok Andreas, ia sudah menerimanya dan kini ia memperjuangkan kebahagian putrinya yang ia beri nama Giselle Kayla Astra. Hari-harinya penuh dengan kebahagian. Giselle tumbuh menjadi sosok yang ceria. Putrinya pernah menanyakan keberadaan ayahnya dan ia hanya mengatakan jika ayahnya pergi bekerja yang jauh. Kini putrinya tidak menanyakan lagi keberadaan ayahnya."Bunda Gisel ikut ke toko ya?" Rengekan gadis kecil nan cantik itu membuat Naina tersenyum

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kekejaman Naina

    Naina menurunkan kopernya. Dia menatap sekeliling kamarnya, ia menatap foto pernikahannya. Rasanya waktu berlalu begitu cepat dan ia masih ingin merasakan kenikmatan pernikahannya. Langkahnya yang terasa berat, setiap melangkah ia merasa menginjak sebuah duri. Ia mengusap pipinya yang terus basah. Sejenak ia menghentikan langkahnya dan menatap pintu di sebrang sana. "Selamat tinggal Mas, semoga kau bahagia."Dengan rasa perih dan sakit, dia terus melangkah tanpa menoleh ke belakang. "Nyonya Naina." Bibi Rohya memeluk Naina. Dia merasa cemas pada Naina. "Nyonya mau tinggal dimana?" Tanya Bi Rohya. Ia ingin menawarkan tempat tinggal kampung halamannya.Naina menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau harus kemana, kedua orang tuanya sudah meninggal. Ia hanya seorang diri. Ia baru ingat kalau ia pernah memiliki sebuah rumah di bandung. "Yang jelas aku tidak akan tinggal di sini Bi.""Nyonya tolong kabari Bibi." Bi Rohya tidak tega meninggalkan Naina sendirian. "Jika ada sesuatu hubungi bibi

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Aku Tidak Akan Mengakuinya

    Setelah obrolannya dengan Amira, Naina merenungi dan mengambil kesimpulan bahwa Amira tidak ingin andreas mempertahankannya. Dia merasa Amira tidak menyukainya dan tidak akan mudah baginya untuk mempertahankan pernikahannya. Ia menghela nafas panjang, ia mengusap perutnya. “Sayang kita akan berjuang untuk mendapatkan ayah mu.” Air matanya mengalir, rasanya begitu sakit untuk ia lalui namun ia harua kuat demi anaknya.TokTokTok"Nyonya." Sapa Bi Rohya. Dia merasa khawatir saat majikannya ia tinggalkan bersama dengan Amira. Pasti sudah terjadi sesuatu yang tidak ia ketahui.Naina mengusap air matanya. Dia membuka pintu kamarnya. "Ada apa Bi?" Tanya Naina."Nyonya belum makan malam,” ucap Bi Rohya. Dia memperhatikan kedua mata Naina. “Nyonya menangis?” Imbuhnya."Makan malam?" Naina mengerutkan keningnya. Dia malah balik bertanya pada Bi Rohya. Jadi dia mengurung diri dan melupakan suaminya. "Apa Mas Andreas sudah pulang? Aku melupakannya." Sebaiknya ia harus fokus pada Andreas dan mem

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kau Egois Naina

    Keesokan harinya.Sebuah tangan meraba tempat tidur di sampingnya. Saat merasakan tidak ada seseorang, ia membuka kedua matanya dan menoleh, dia melihat tempat di sampingnya tidak lusuh dan itu artinya suaminya tidak tidur di sampingnya. Kedua air matanya mengalir, baru pertama kedatangan Amira, Andreas sudah mengabaikannya. Dia meraba perutnya yang masih rata. Akankah ia kuat mempertahankannya atau sebaliknya, rasanya ia takut untuk melangkah ke depan. "Seandainya saja ada nenek, mungkin aku tidak akan takut untuk melangkah." Dia pun beranjak turun dan bergegas membersihkan tubuhnya. Dia terburu-buru, biasanya ia bangun pagi dan dialah yang membangunkan suaminya dan menyiapkan sarapan untuknya. Akan tetapi kali ini rasanya waktu berlalu begitu cepat, dia ingin terbangun dari mimpi buruknya walaupun sebenarnya adalah kenyataan yang harus ia terima dengan paksa. "Mas." Naina menatap ruang makan itu dengan kedua matanya yang menggenang, hatinya yang perih dan dadanya yang terasa se

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Hamil Di Iringi Tangisan

    Hujan deras menyelimuti bumi, awan hitam di atas langit seakan mengatakan bahwa akan ada kesedihan. Seorang wanita dengan piyama putih melihat keluar jendela. Wanita itu begitu khawatir dan cemas. Suaminya belum pulang bahkan tak ada satu pun panggilannya yang di angkat. Malam ini ia ingin memberi kejutan pada suaminya. "Kemana Andreas?" Naina begitu khawatir. Bibi Rohya pun datang membawa sebuah teh hangat. "Nyonya ini teh hangatnya. Nyonya tidak perlu khawatir, tuan Andreas pasti baik-baik saja," ucapnya.Kedua alis Naina masih berkerut, hatinya tidak tenang. Tidak pernah Andreas tidak mengangkat panggilannya. Selama ini Andreas selalu mengabarinya entah dimana pun keberadaannya.Beberapa menit kemudian, kecemasan Naina hilang, dia tersenyum melihat mobil yang masuk ke pekarangan rumahnya. Dia bergegas turun. "Bibi bawakan aku payung," ucap Naina.Bibi Rohya berlari kecil, dia mengambil payung dan memberikannya pada Naina. Naina membuka payung tersebut dan menuruni anak tangga te

DMCA.com Protection Status