Beranda / Romansa / Benih Rahasia Mantan Suami / Aku Tidak Akan Mengakuinya

Share

Aku Tidak Akan Mengakuinya

Penulis: Sayonk
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-20 15:53:55

Setelah obrolannya dengan Amira, Naina merenungi dan mengambil kesimpulan bahwa Amira tidak ingin andreas mempertahankannya. Dia merasa Amira tidak menyukainya dan tidak akan mudah baginya untuk mempertahankan pernikahannya. Ia menghela nafas panjang, ia mengusap perutnya. “Sayang kita akan berjuang untuk mendapatkan ayah mu.” Air matanya mengalir, rasanya begitu sakit untuk ia lalui namun ia harua kuat demi anaknya.

Tok

Tok

Tok

"Nyonya." Sapa Bi Rohya. Dia merasa khawatir saat majikannya ia tinggalkan bersama dengan Amira. Pasti sudah terjadi sesuatu yang tidak ia ketahui.

Naina mengusap air matanya. Dia membuka pintu kamarnya. "Ada apa Bi?" Tanya Naina.

"Nyonya belum makan malam,” ucap Bi Rohya. Dia memperhatikan kedua mata Naina. “Nyonya menangis?” Imbuhnya.

"Makan malam?" Naina mengerutkan keningnya. Dia malah balik bertanya pada Bi Rohya. Jadi dia mengurung diri dan melupakan suaminya. "Apa Mas Andreas sudah pulang? Aku melupakannya." Sebaiknya ia harus fokus pada Andreas dan membuktikan bahwa ia ingin di pertahankan.

Naina bergegas turun, seketika dia menghentikan langkahnya. Dia melihat Andreas memeluk Amira. Dadanya bergetar hebat, ia meremas dressnya. Rasanya begitu nyilu, hatinya menangis.

"Mas?"

Andreas mengurai pelukannya dan menoleh. Amira pun membalikkan tubuhnya dan tersenyum. 

"Naina, kamu lihat kalung ku. Ini di belikan Andreas. Dia begitu baik pada ku, dulu aku menginginkan kalung ini, tapi kami harus berpisah. Aku tidak menyangka dia masih mengingat apa yang aku inginkan." Tutur Amira dengan nada sombong. Dia membanggakan bahwa dirinya masih tetap di hati Andreas.

Naina tersenyum tipis. Pantas saja ia menginginkan kalung itu namun Andreas menolaknya dan tidak cocok untuknya. Ternyata inilah rahasianya, Andreas ingin memberikannya pada Amira.

"Aku juga ada kalung untuk mu." Andreas membuka sebuah kotak beludru berwarna merah. Dia sangat menyukai kalung tersebut, ia yakin Naina akan terlihat cocok memakai kalung dengan berlian putih tersebut. Dia pun hendak memasangkannya di leher Naina.

Merasa sesak dan sakit, ia tidak ingin tangan yang sama menyentuh lehernya. "Aku tidak ingin memakainya Mas, aku ingin menyimpannya saja." Tolak Naina. 

“Baiklah.” Andreas merasa kecewa, padahal kalung ini adalah kalung spesial untuk Naina.

"Mas." Naina menggenggam tangan Andreas. "Malam ini temani aku, tadi malam kau sudah menemani Amira. Setidaknya berbuatlah adil, aku masih istri mu." Dia ingin memperjuangkan haknya. Dia ingin anaknya memiliki banyak waktu bersama dengan Andreas.

“Iya, malam ini aku menemani mu.” Dia mengusap surai hitam milik Naina. Dia pun menggenggam tangan Naina menuju ke kamarnya.

Amira mengepalkan kedua tangannya. Kedua matanya menatap tajam ke arah tangan kedua insan tersebut. “Baiklah, kau ingin merebutnya. Kita lihat saja nanti Naina.” Naina dengan terang-terangan menyindir statusnya, tapi ia akan usahakan malam ini Andreas akan meninggalkannya.

....

Andreas menatap wanita di sampingnya. Dia tersenyum saat melihat wajah Naina yang tertidur pulas. Terlihat cantik dan menggemaskan. Dia mengusap pipinya yang lembut. 

Drt

Andreas menoleh, dia beranjak dan mengambil ponselnya. Dia pun mengangkatnya. "Iya Amira."

"Mas bisa kesini, perut ku sangat sakit." Adunya sambil merintih. “Aduh Mas ini sakit sekali.” 

Andreas langsung panik. "Baiklah aku kesana." Sejenak dia menatap Naina sebenaranya ia tidak ingin meninggalkan Naina, tapi ini keadaan genting. Dia pun pergi dan saat pintu tertutup rapat. Naina membuka kedua matanya.

Air matanya mengalir, tangannya meremas selimutnya. Bibir dan tubuhnya gemetar, rasanya sangat sakit. Hatinya begitu rapuh dan hancur namun ia ingin mempertahakannya. Entah sampai kapan perjuangannya akan membuahkan hasil.

...

"Amira aku akan memanggilkan dokter," ucap Andreas tampak khawatir. 

Amira menggelengkan kepalanya. Dia langsung memeluk Andreas. "Aku hanya merindukan mu. Malam ini temani aku, perut ku sudah membaik." Rengeknya sambil memeluk Andreas. Dia harus mempertahankan Andreas bersamanya.

"Tapi ..." Andreas bingung. Naina ingin ia menemaninya. Ia merasa kasihan pada Naina yang di tinggal begitu saja.

Amira mengangkat wajahnya. "Mas, malam ini saja. Aku tidak tau kapan mag ku akan kambuh." Dia mengerucutkan bibirnya sambil menangis.  

Andreas mengangguk pasrah. "Baiklah, malam ini aku akan menemani mu." Dia tersenyum dan membuka selimut di atar ranjang tersebut. “Tidurlah.

Amira menggeser tubuhnya, Andreas pun naik dan menyandarkan punggungnya di samping Amira. 

Amira menyandarkan kepalanya di dada Andreas dan memejamkan kedua matanya. Sedangkan Andreas menepuk-nepuk pelan lengannya hingga kedua matanya terasa berat dan terpenjam.

Ceklek

Air mata Naina mengalir deras. Kedua matanya tertuju pada sepasang kekasih yang berpelukan. Entah mengapa ia masih saja datang padahal ia tau hatinya akan sakit. Ia memutar tubuhnya. Ia merasa tak yakin untuk mempertahankan rumah tangganya. 

Dia menatap foto pernikahan di kamarnya. Dia teringat masa-masa saat bersama dengan Andreas. Betapa indahnya masa itu. Dia mengusap perutnya. "Sayang maafkan Bunda jika Bunda tidak bisa memberikan sosok ayah pada mu. Tetapi percayalah, Bunda sangat menyayangi mu."

Malam ini hujan begitu deras, petir menggelagar seakan tau bahwa dirinya sudah lelah dan sakit. Untuk melangkah ke depan saja ia sangat takut. Kehilangan Andreas bagaikan pukulan berat untuknya.

...

Keesokan harinya.

Amira sengaja menunggu Naina di lantai bawah. Dia tersenyum melihat kedatangan Naina. "Apa tidur mu nyenyak?" Tanya Amira. “Tadi malam kau pasti mencari Andreas. Kau lihat sendiri, Andreas lebih mencintai ku. Jika aku suruh memilih, dia akan memilih ku.” Amira menyeringai.

"Sepertinya tadi malam kau di tinggal pergi." Amira begitu senang, ia hanya perlu bersandiwara saja. "Apa kau masih betah?" Cibirnya.

Naina menatap tajam. Wanita itu begitu sombong dan belagu padanya. "Kau jangan lupa, aku masih istrinya. Aku tidak yakin kau bisa menaklukan hatinya. Kau ingat, masa lalu tetaplah masa lalu. Tidak akan berubah menjadi masa depan.” Naina mendekati Amira, kedua netranya bagaikan pedang yang akan menembus tubuh Amira.

Amira melihat Andreas yang hampir sampai di ujung tangga untuk turun. "Baiklah." Dia hendak menaiki tangga namun ia pura-pura terjatuh dan membuat Naina terkejut. "Au sakit ..." Amira menatap Naina. "Naina sakit." Air matanya mengalir. 

Melihat Amira terjatuh, Andreas berlari menuruni anak tangga. "Amira." Andreas membantu Amira berdiri.

"Mas?" Amira memeluk Andreas. "Aku, aku ingin pergi saja. Aku tidak mau menjadi orang ketiga." Suaranya begitu lirih seakan begitu menyakitkan. "Naina ingin aku pergi." Imbuhnya sambil menangis tersedu-sedu.

Andreas menatap tajam. Dia langsung menoleh. Dadanya terasa panas dan kesal. Dia menggendong Amira ke lantai atas. 

"Mas." Naina mengekor Andreas. Dia melihat pria itu begitu lembut menaruh Amira.

Sejenak Andreas menatap Naina. Dia pun langsung menarik lengan Naina. Susah payah ia mencari Amira namun Amira malah di sakiti dan ingin pergi. "Apa maksud mu Naina?"

"Mas aku, " Naina menunduk. Dia menarik dalam nafasnya. "Aku mencintai mu, Mas. Aku menikah dengan mu karena mencintai mu. Aku tidak ingin kita bercerai.”

"Kau gila!" Teriak Andreas dengan wajah murka. "Apa kau sudah gila? Kita hanya menikah karena perjodohan dan aku sama sekali tidak mencintai mu. Kalau kau mencintai ku, anggap saja kita tidak pernah kenal." Dia tidak terima Naina mencintainya. Baginya kehilangan Amira sudah cukup.

Naina meraih tangan Andreas, namun Andreas menepisnya dengan kasar. "Mas, bisakah kamu memberikan ku kesempatan? Aku akan membuat mu mencintai ku Mas. Aku mohon Mas."

"Aku menikah dengan mu tidak bahagia Naina." Andreas berucap dengan nada dingin tanpa melihat ke arah Naina. 

Naina memejamkan kedua matanya. Dia masih belum siap untuk pergi. "Bagaimana kalau kita punya anak." Naina menaruh tangan Andreas di perutnya. Dia berharap masih ada anaknya untuk mempertahankan pernikahannya.

Andreas menoleh. "Aku tidak akan mengakuinya." Dia tidak percaya Naina hamil karena dokter pernah mengatakan bahwa Naina sulit hamil

Bagaikan di sambar petir, tubuh Naina mematung. Dadanya terasa sesak dan hancur, sekejap ia terasa tak bernapas. Ia jatuh terduduk di lantai. Air matanya menetes ke lantai.

Naina mengepalkan kedua tangannya hingga kukunya menancap di telapak tangannya. Seandainya ia tau cinta akan menyakitkan, ia tidak akan terlanjur mencintainya. "Baiklah." 

Ia menatap sebuah laci, ia pun membuka laci tersebut. Dengan tangan gemetar dia membubuhkan tanda tangannya di iringi air mata yang begitu deras.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kekejaman Naina

    Naina menurunkan kopernya. Dia menatap sekeliling kamarnya, ia menatap foto pernikahannya. Rasanya waktu berlalu begitu cepat dan ia masih ingin merasakan kenikmatan pernikahannya. Langkahnya yang terasa berat, setiap melangkah ia merasa menginjak sebuah duri. Ia mengusap pipinya yang terus basah. Sejenak ia menghentikan langkahnya dan menatap pintu di sebrang sana. "Selamat tinggal Mas, semoga kau bahagia."Dengan rasa perih dan sakit, dia terus melangkah tanpa menoleh ke belakang. "Nyonya Naina." Bibi Rohya memeluk Naina. Dia merasa cemas pada Naina. "Nyonya mau tinggal dimana?" Tanya Bi Rohya. Ia ingin menawarkan tempat tinggal kampung halamannya.Naina menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau harus kemana, kedua orang tuanya sudah meninggal. Ia hanya seorang diri. Ia baru ingat kalau ia pernah memiliki sebuah rumah di bandung. "Yang jelas aku tidak akan tinggal di sini Bi.""Nyonya tolong kabari Bibi." Bi Rohya tidak tega meninggalkan Naina sendirian. "Jika ada sesuatu hubungi bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun kemudian.Seorang wanita tersenyum, dia melambaikan kedua tangannya saat melihat seorang bocah yang tersenyum padanya. Dia meraih tubuh mungil bocah tersebut dan mencium pipi gembulnya. "Bunda."Naina tersenyum, dia menggenggam kedua tangan putrinya lalu masuk ke dalam mobilnya. Selama lima tahun ini dia hidup berdua dengan putri kecilnya di bandung menempati rumah Bi Rohya. Sedangkan Bi Rohya yang pada saat itu ingin ikut dengannya ia melarangnya karena ia takut keberadaannya di ketahui Andreas. Lima tahun ini ia hidup tanpa sosok Andreas, ia sudah menerimanya dan kini ia memperjuangkan kebahagian putrinya yang ia beri nama Giselle Kayla Astra. Hari-harinya penuh dengan kebahagian. Giselle tumbuh menjadi sosok yang ceria. Putrinya pernah menanyakan keberadaan ayahnya dan ia hanya mengatakan jika ayahnya pergi bekerja yang jauh. Kini putrinya tidak menanyakan lagi keberadaan ayahnya."Bunda Gisel ikut ke toko ya?" Rengekan gadis kecil nan cantik itu membuat Naina tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Teringat Naina

    Andreas teringat saat masih bersama dengan Naina, saat mereka kejar-kejaran di pantai, jalan-jalan di taman, semuanya begitu indah. Dia tersenyum namun hatinya berdenyut sakit. Dadanya terasa sesak. "Naina." Lirihnya.CeklekAmira membuka pintu ruang kerja suaminya. Andreas buru-buru menaruh foto itu di laci meja kerjanya. Ternyata ia masih takut Amira cemburu padanya dan membuat wanita itu marah. "Aku membuatkan kopi. Kau pasti lelah." Selama menjadi istri Andreas, dia berusaha menjadi istri yang sempurna yang melebihi Naina."Terima kasih."Andreas tersenyum, malam ini ia memang harus begadang, hati dan pikirannya sangat kacau."Aku akan memijat bahu mu." Amira pun memijat kedua bahu Andreas. Ia ingin hanya dirinya yang Andreas ingat tanpa mengingat Naina walaupun seujung kuku. "Bagaimana enak tidak?" Tanya Amira sambil terkekeh."Sangat enak, Naina sebelah sini." Tunjuk Andreas pada lengannya.Seketika Amira menghentikan pijatannya. Hatinya langsung merasakan sakit seperti di hujan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertemuan Setelah Lima Tahun

    Keesokan harinya.Naina menaruh kotak bekal ke dalam tas Giselle. “Sayang bekalnya di habiskan,” ucap Naina. Dia sering melihat sisa nasi Giselle. Ia sering mengingatkan Giselle agar selalu menghabiskan nasinya.“Iya Bunda.” Sahut Giselle. Ia melirik ibunya yang sedang menarik resleting tasnya. "Bunda bawa bekal kebanyakan. Giselle kadang menyisakannya. Teman-teman Giselle juga bawa semua bekal, jadi ya tidak di habiskan." Imbuhnya menjelaskan.Naina ingin anaknya itu bergizi, mana mungkin ia menaruhnya sedikit. "Sayang kamu harus makan yang banyak, suapaya apa? supaya sehat. Di umur mu lima tahun ini butuh banyak asupan.""Iya, iya Bunda." Giselle mengiyakan. Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuknya. “Belajar yang rajin ya sayang.” Bi Rohya mencium Giselle. Dia pun mengantarkan Giselle sampai naik ke atas motor. Setiap harinya Naina mengantar Giselle dengan naik motor. Katanya Naina, motor lebih cepat sampai. Kalau macet bisa lebih leluasa menyelinap mobil yang mengantr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Bukan Ayah Mu

    "Naina."Kekesalan di harinya meluap karena mendengarkan ucapan sekretarisnya yang mengatakan Naina menikah. Dia kesal karena Naina tidak mengatakannya padanya dan tidak memberi kabar padahal dia dan Naina adalah teman masa kecil yang tidak terpisahkan.Mendengarkan suara yang sangat dia kenali, Naina mematung, ia merasa tersihir dengan suara yang tak asing baginya. sebuah kantong keresek sampah yang berada di tangannya langsung jatuh. Dia memutar tubuhnya. Seketika tubuhnya bagaikan patung hidup. Bibirnya bergetar, dadanya terasa sesak dan seakan sulit untuk bernafas. Dia menatap kedua manik pria itu semakin dalam. Ada rasa cinta dan benci yang bercampur aduk. Saat ini kebencian itu seakan ingin melahap Andreas."An ..."Dia teringat dengan ucapan Bi Rohya yang mengatakan Andreas sudah memiliki anak bahkan kehidupan pernikahannya pun bahagia. Ternyata hanya dirinyalah yang menderita selama ini. Cinta sepihak membuatnya sangat ingin tak bertemu Andreas. Ia membenci perasaannya, menci

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kecewa Pada Naina

    Deg Deg Deg Andreas merasakan detak jantungnya berpacu dengan kuat. Dia merasakan jantungnya seakan ingin melompat keluar. Ada rasa sakit di hatinya dan kecewa. Namun ia juga merasa tidak asing dengan anak di hadapannya, ada rasa keinginan kuat untuk berada di dekatanya. Ia menatap lekat anak perempuan tersebut yang seumuran dengan anaknya. Ingin sekali ia memeluknya. "Boleh Om memeluk mu." Naina mengerutkan alisnya. Ia langsung menaruh Giselle ke belakang tubuhnya. Anaknya tidak boleh dekat dengan ayahnya, Andreas. Pria itu tidak boleh tau siapa Giselle. "Tidak perlu, untuk apa memeluknya. Giselle pulanglah dulu, bunda akan menyusul mu nanti setelah berbicara dengan teman bunda." Giselle mengangguk, dia menggenggam tangan Bi Rohya dan keluar dari toko roti tersebut. Mereka menunggu di luar sambil melihat ke dalam. Giselle menatap ibunya yang terlihat serius berbicara dengan pria tampan di hadapannya. Baru kali ini ada pria yang seakan ingin akrap dengannya. ... "Gi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Giselle pasti putri ku

    Andreas berdiri di depan jendela hotelnya. Dia teringat dengan wajah Naina yang begitu dingin padanya. Rasanya hatinya sakit, panas dan sakit. "Nai .." Lirihnya sambil memejamkan kedua matanya. "Tuan Andreas apa besok anda akan pulang?" Tanya sanga sekertaris. "Kalau tuan masih ingin menemui nyonya Naina kenapa tuan ingin pulang?" Dia menaikkan sebelah alisnya. Hawa di ruangan ini begitu dingin membuat bulu kuduknya merinding. "Apa tuan tidak merasa curiga dengan anak nyonya Naina?" Tambahnya. Seketika Andreas menoleh dan menatap pria tersebut. "Anak Naina?" Dia pun bingung harus curiga dari mana. "Aku sudah berbaik hati ingin membantunya tapi ternyata dia ..." Pria itu mengangguk sambil memikirkan wajah anak Naina dengan wajah Andreas, mungkin karena rindu sampai tidak menyadarinya. "Sebaiknya tuan test DNA saya merasa anak nyonya Naina adalah anak tuan, jika di ingat dengan perpisahannya nyonya dan tuan seharusnya memang lima tahun saat ini jika nyonya dan tuan memiliki anak."

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Hasil Test DNA

    Tangan Andreas gemetar melihat hasil test DNA tersebut yang menyatakan kecocokan dengannya. Dia teringat malam itu, ia ingat saat Naina menyentuh tangannya untuk mengelus perutnya, ternyata saat itu dia mengelus terakhir kali. Pantas saja Naina begitu marah saat ia membawa Giselle. Wanita itu pasti takut di curigai. "Jadi ini yang ingin kamu sembunyikan dan semua ucapan mu semuanya adalah kebohongan." Andreas tertawa, kenapa ia begitu bodohnya mempercayai perkataan Naina. "Sial!" geramnya sambil menekan kepalanya dengan kedua tangannya.Jantungnya seakan berdetak dengan sakit. Ia menyugar rambutnya. Rasanya sekujur tubuhnya terasa panas."Apa tuan akan menemui Nyonya?" Tanya seorang pria. Dia sudah mengetahui bahwa Andreas memiliki seorang anak."Kenapa begini?" Andreas tak sanggup membayangkan betapa bejatnya dirinya sebagai seorang ayah. Dia menelantarkan anaknya dan mengadopsi seorang anak. Sungguh ia membuat sebuah lelucon. Rasanya bertubi-tubi sangat sakit."Aku harus menemuinya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Ibu Mu Saja Bisa Di Tinggalkan

    Andreas, Naina dan Giselle mereka meluangkan waktu berama. Giselle menggenggam tangan Naina dan Andreas. Terlihat mereka seperti sepasang suami istri yang harmonis. Sebuah keluarga yang tidak ada badainya namun pada kenyataannya badai terus menghampiri mereka. "Ayah aku lapar." Tanpa terasa sudah siang dan kini sudah waktunya makan siang. Giselle melihat perutnya. Andreas merasa gemas, dia meraih tubuh Giselle dan menggendongnya, mencium pipi gembulnya. "Maafkan Ayah, Ayah melupakannya karena asik berama Giselle dan bunda. Ayo kita ke restorant." Ia melirik Naina dan menggenggam tangannya. Naina menoleh, melihat tangannya di genggam. Dia menarik tangan itu namun Andreas tidak melepaskannya hingga mereka tiba di mobil Andreas dan baru Andreas melepaskannya. Andreas membuka pintu mobil belakang untuk di masuki oleh Naina dan Giselle. Andreas menoleh ke belakang dan melihat putrinya dan wanita yang ia cintai bahagia. "Giselle bagaimana kalau kau ikut Ayah ke Jakarta. Kita aka

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Andreas Berbohong

    Naina tersenyum melihat Giselle bermain boneka dengan Andreas. Kadang Andreas menggelitiki Giselle hingga Giselle tertawa lebar. Sebagai seorang ibu ia tidak pernah melihat Giselle tertawa seperti saat ini. "Giselle, ternyata seorang anak yang membutuhkan sosok ayah juga tidak bisa berbohong." Ia mengusap kedua lengannya dengan menyilang. Dia merasakan kesejukan di bawah pohon mangga. Bibi Rohya melihat dari jauh pun menghampirinya. "Non Giselle begitu senang." Dia melihat betapa ayah dan anak itu begitu bahagia. Giselle tidak mau mengalah dan menyerang balik Andreas dengan bonekanya. "Bibi aku begitu khawatir." Bibi Rohya tersenyum, selama ada dirinya Amira atau siapa pun tak akan bisa menyakiti Naina. "Jangan takut, aku akan melindungi mu." Andreas melihat Naina dari jauh tersenyum. Dia memeluk Giselle dan mencium pipinya. Anak yang dulunya ia abaikan kini tumbuh tanpa kasih sayang darinya. Ia merasa bersalah pada Giselle. Ia berharap Giselle mau memaafkannya. "Giselle apa

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Tidak Berharap

    Setelah perdebatan itu, Andreas memilih untuk pergi meninggalkan Ayna dan Amira di restorant. Dia memilih mencari hadiah sebagai permintaan maafnya pada Naina. "Kamu lihat Ayna, Papa mu pergi begitu saja. Kalau kamu kalah saing dengan Giselle. Kita benar-benar akan di tinggalkan." Ayna menatap tajam ke arah pintu. Ia sangat benvi pada Naina dan Giselle. Ia akan membuat mereka di benci oleh ayahnya. Dendam ini tidak akan pernah ia lupakan meski seumur hidup. "Giselle, aku akan balas dendam Ma." Ia sudah memikirkan untuk bertemu dengan Giselle lagi. Ia akan ikut Papanya dan berpura-pura meminta maaf. "Aku akan membuatnya mengerti, siapa dirinya dan siapa aku." Amira tersenyum puas, tidak semudah itu untuk melepaskan Andreas dan Naina bahagia di atas penderitaannya. "Aku puas dengan kegigihan mu Ayna." “Ayna katakan pada anak bernama Giselle itu. Ibunya seorang perebut suami orang.” Ayna mengangguk sambil menatap Amira seolah tatapan itu bagaikan bara api. “Baik Ma, aku akan m

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Aku Istri Mu sedangkan Dia Mantan Istri Mu

    Di mobil, Ayna memancungkan bibirnya, ia sangat kesal pada ayahnya yang seenaknya saja memintanya untuk minta maaf padahal ia tidak salah apa-apa. “Kenapa Papa menyuruh Ayna untuk minta maaf.” Rasa tidak terima di hatinya belum puas.Andreas berusaha untuk tidak mengkasari Ayna karena ia tahu mereka masih kecil. “Ayna, jelas Giselle marah karena kamu tidak menuruti permintaannya. Benda berharga pasti tidak akan di berikan pada siapa pun Ayna.”“Aku hanya meminjamnya.” Selorohnya. Andreas melirik Ayna. “Papa tau Ayna, Papa paham kamu ingin meminjam. Ayna apa kamu pernah mengatakan kalau Papa lebih menyayangi mu pada Giselle? Papa juga menyayangi Giselle. Papa tidak akan mengurangi kasih sayang Papa pada mu. Giselle putri Papa.”“Apa karena Ayna bukan putri Papa?” Tanya Ayna menatap lekat Andreas. Andreas menghentikan mobilnya di tepi jalan. Dia menggenggam tangan Ayna. “Bukan Sayang, Ayna juga putri Papa. Akan tetapi, Giselle juga putri Papa. Ayna harus menerimanya. Besok Ayna harus

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pengaduan Ayna

    Bibi Rohya merasa tidak nyaman dengan ucapan Ayna. Dia takut Giselle sakit hati karena Andreas selama ini tidak tau keberadaannya. “Non Ayna, apa sebaiknya kita main di luar saja?”Ayna melirik Bi Rohya. Wanita itu lembut padanya namun ia sudah tidak menyukainya setelah mengetahui bahwa wanita itu melayani anak rahasia papanya. “Aku tidak mau. Aku mau boneka ini.” Dia mengambil boneka di atas tempat tidur Giselle. “Jangan ambil boneka ini. Ini hadiah dari Bunda.” Giselle mengambil boneka itu dari tangan Ayna. Boneka ini adalah boneka kesayangannya. Ibunya memberikannya sewaktu ia masih ulang tahun satu tahun dan ibunya sendiri yang menceritakannya sehingga ia sangat menyayangi boneka itu.Ayna kesal, hanya sebuah boneka saja Giselle tidak mau membaginya. “Ini hanya boneka.” Ayna menarik dengan kasar hingga salah satu kaki boneka beruang itu sobek.Giselle mengepalkan tangannya. Dia tidak suka dengan sikapnya dan kesombongannya. “Apa yang kamu lakukan? Kamu merusak barang ku.” Dia men

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Papa Lebih Menyayangi Ku

    Andreas terdiam, ia hanya tersenyum karena ia tidak bisa berjanji untuk masalah ini. Dia mengusap pucuk kepala Ayna. "Papa akan kabari Tante Naina. Ayna Tante Naina itu baik orangnnya kamu akan senang jika bersama dengan Tante." Ayna menunduk, ia melirik takut pada Andreas. "Bagaimana kalau Tante itu tidak menyukai ku. Dia sudah memiliki anak dan aku bukan anaknya." Andreas jelas menolak ucapan Ayna, Naina wanita yang sangat lembut pada anak-anak. "Tidak Sayang, Tante Naina sangat baik. Nanti kamu akan menyukainya. Sekarang beristirahatlah. Jika kamu sembuh dengan cepat, kita akan secepatnya ke bandung." Dua hari kemudian. Andreas membukakan pintu mobilnya dan turunlah seorang anak kecil dengan rambut berkepang dua. Gadis kecila itu melihat sekeliling halaman dan rumah yang sederhana namun terasa asri. Dia melihat seorang wanita setengah baya yang sedang berdiri dengan sapu lidi di tangannya. Bahkan dia belum selesai membuang sampah dedaunan di halaman itu. Bibi Rohya mengh

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Janji Untuk Ayna

    Kegilaan Andreas membuat Amira begitu naik darah, hatinya begitu retak nyaris tak bisa tersambung lagi. Perkataan Andreas membuatnya hancur. Ia tidak mau Naina kembali pada Andreas. "Aku mencintai mu Andreas. Apa ini balasan mu?" tanya Amira. Andreas menghentikan langkahnya namun ia kembali melanjutkan langkahnya tanpa ingin menoleh atau mengeuarkan sepatah kata apa pun. Dia langsung menuju ke ruang kerjanya dan duduk di kursi kerjanya. Ia menoleh ke arah laci dan menaruh foto Naina kembali. Di pandangnya begitu lekat seakan hatinya juga ikut melihat foto itu. "Aku akan membawa mu. Aku akan menggantikan penderitaan yang telah kamu lalui. Aku akan menjaga mu dan Giselle. Jika memang kamu tidak bisa bersama dengan Amira, aku akan membelikan rumah yang lain untuk mu." Dia pun menghubungi Alden. "Alden aku ingin kamu membeli sebuah rumah. Rumah itu harus terlihat asri dan nyaman." "Untuk siapa Tuan?" tanya Alden. "Untuk Naina dan putri ku Giselle. Aku akan secepatnya membawa merek

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertengkaran Andreas dan Amira

    Sudah dua hari Andreas menemani Ayna, dia terus menghubungi Naina namun tidak aktif, lalu dia menghubungi bibi Rohya namun tidak di angkat. Dia bingung dan khawatir terjadi sesuatu. "Papa." Sapa ayna. Sejak tadi papanya melihat ke arah ponselnya. "Papa sedang apa? Kenapa papa mengabaikan Ayna?" Andreas tak bisa untuk menyakiti Ayna. "Maafkan Papa Sayang, Papa lagi ada urusan." Ayna memainkan kukunya. Dia kesal karena ayahnya mengabaikannya dan pasti, ia sangat yakin bahwa ayahnya sedang memperhatikan anak luar itu. "Ayna mau Papa." Andreas menghela napas. Ia tidak bisa begini terus. Ia harus ke bandung dan memastikan Naina dan anaknya. "Ay, Papa harus keluar. Kamu sama Mama di sini baik-baik." Ayna menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, maunya sama Papa saja." Dada Andreas seperti sesuatu yang ingin keluar. "Ayna, maafkan papa. Kamu tunggu di sini. Papa harus keluar." Ia tidak mungkin berada di sini sedangkan anaknya yang lain sedang berada di luar sana yang juga menung

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Khawatir Pada Ayna

    Andreas kembali menemui Giselle dan Naina tepat saat Naina ingin mengantarkan Giselle ke sekolah. "Nai," Di tatapnya wajah cantik putrinya itu. "Aku ingin mengatar kalian.""Tidak perlu, dari dulu tidak di antar oleh mu sampai saat ini masih waras." Naina membukakan pintu pada Giselle namun Andreas menutup pintu itu."Sudah cukup, kalian selalu saja bertengkar." Giselle merasa kesal lantaran ia selalu melihat ayah dan ibunya tidak berhenti beradu mulut. "Giselle aku ayah mu Sayang. Ayah merindukan Giselle." "Kau kelewat batas Andreas. Kau tidak berhak mengeklaim Giselle putri mu." Seru Naina. Andreas tidak ingin menyembunyikan apa pun lagi. Giselle putrinya, ia juga memiliki tanggung jawab pada Giselle. "Giselle Sayang, maafkan Ayah yang tidak menemui mu. Seandainya ibu mu mengatakannya.""Kau ingin menyalahkan ku? Hah, urus saja anak mu dan Amira." Naina membuka pintu mobilnya. "Ayo Sayang kita masuk, jangan memperdulikan dia."Andreas ikut masuk ke dalam dan duduk di kursi belaka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status