Share

Teringat Naina

Author: Sayonk
last update Last Updated: 2024-11-16 20:11:15

Andreas teringat saat masih bersama dengan Naina, saat mereka kejar-kejaran di pantai, jalan-jalan di taman, semuanya begitu indah. Dia tersenyum namun hatinya berdenyut sakit. Dadanya terasa sesak. "Naina." Lirihnya.

Ceklek

Amira membuka pintu ruang kerja suaminya. Andreas buru-buru menaruh foto itu di laci meja kerjanya. Ternyata ia masih takut Amira cemburu padanya dan membuat wanita itu marah. 

"Aku membuatkan kopi. Kau pasti lelah." Selama menjadi istri Andreas, dia berusaha menjadi istri yang sempurna yang melebihi Naina.

"Terima kasih."Andreas tersenyum, malam ini ia memang harus begadang, hati dan pikirannya sangat kacau.

"Aku akan memijat bahu mu." Amira pun memijat kedua bahu Andreas. Ia ingin hanya dirinya yang Andreas ingat tanpa mengingat Naina walaupun seujung kuku. "Bagaimana enak tidak?" Tanya Amira sambil terkekeh.

"Sangat enak, Naina sebelah sini." Tunjuk Andreas pada lengannya.

Seketika Amira menghentikan pijatannya. Hatinya langsung merasakan sakit seperti di hujanj oleh belati. "Kau menyebut ku Naina? Andreas kau masih saja belum melupakannya?"

Andreas menghela nafas. "Maafkan aku." Dia terbiasa di pijat oleh Naina dan hampir setiap malam wanita itu memijatnya.

"Maaf? Andreas kita sudah menikah lima tahun ini kau masih belum bisa melupakannya. Seharusnya kau melupakannya, apa aku harus pergi saja bersama Ayna?" Dia sudah meyakinkan Andreas bahwa pria itu harus melupakan masa lalunya. Ia tidak ingin dalam rumah ini masih ada bayangan Naina.

Andreas beranjak dan menahan lengan Amira. "Amira maafkan aku, tidak mungkin aku melupakan teman masa kecil ku. Kau harus tau itu, lagi pula kita sudah menikah dan aku memilih mu. Hanya saja beberapa tahun ini aku memikirkannya entah bagaimana kabarnya. Dia tidak memiliki orang tua dan hanya memiliki diriku. Kau harus mengerti, sebaiknya kau tinggalkan aku sendiri. Kau harus mendinginkan pikiran mu."

Amira menatap kecewa, air matanya mengalir. Dia pun bergegas pergi. Hatinya sangat sakit mengingat pria itu masih memikirkan Naina.

Drt

"Tuan, besok kita harus ke bandung untuk membahas masalah pembangunan pabrik teh di sana," ucap seorang pria di seberang sana.

"Baiklah." Andreas menutup ponselnya. Ia merasa kepalanya terasa berat. Ia duduk bersandar di kursinya dengan kasar.

Tok

Tok

Tok

"Tuan ini saya Rohya." Dia ingin menyampaikan sesuatu. Kalau bisa ia tidak ingin kembali ke rumah ini.

"Masuklah," ucap Andreas. Dia memijat pelipisnya dan kemudian menatap ke arah Bi Rohya.

"Tuan saya mau ijin ke bandung karena cucu saya sakit," ucap bi Rohya. Tadi dia menghubungi Naina dan cucunya sedang sakit.

"Baiklah kau boleh libur," ucap Andreas singkat dan padat. 

"Terima kasih tuan," ucap bi Rohya. Dia menghela napas saat melihat wajah Andreas. 

Andreas mengerutkan keningnya, semenjak kapan bi Rohya memiliki anak setaunya bi Rohya tidak memiliki anak namun ia tidak ingin ambil pusing tentang keluarga Artnya itu.

Keesokan harinya.

Seorang wanita berdiri mondar-mandir sambil menunggu kedatangan seseorang. Wanita itu sejak tadi khawatir karena bi Rohya masih berda di perjalanan pulang. Dia takut terjadi sesuatu di jalan.

Dia menoleh saat mendengarkan suara mobil berhenti. Dia pun bergegas menghampiri mobil tersebut yang ia yakini bi Rohya dan ternyata dugaannya benar.

"Bibi."

Naina memeluk bi Rohya. Wanita itu begitu senang melihat majikannya kembali. Dia sudah menganggap Naina seperti anaknya sendiri.

"Bagaimana kabar nyonya?" Tanya Bi Rohya.

"Jangan panggil nyonya, panggil saja Naina biar kita lebih akrap. Naina menganggap bibi sebagai orang tua Naina."

Bi Rohya mengusap pipi Naina. "Bagaimana keadaan Gisell?" Dia sangat khawatir dengan cucunya yang menggemaskan itu.

"Demamnya sudah turun," jawab Naina. Dia pun membawa koper Bi Rohya masuk ke dalam.

Wanita setengah baya itu menuju ke lantai atas, kamar Giselle. Dia membuka pintu kamarnya dan di suguhkan dengan warna biru. Ruangan berwarna biru dengan gambar Elsa. Giselle banyak cerita bahwa dia begitu menyukai sosok Elsa yang kuat. Dia memeriksa keningnya dengan punggung tangannya.

Giselle merasa ada yang menyentuhnya keningnya dan membuka kedua matanya. "Nenek." Dia beranjak dan memeluk bibi Rohya.

"Giselle kangen Nenek." Rengeknya.

"Iya sayang, Nenek juga kangen Giselle." Tuturnya dengan jujur. Dia ingin sekali bersama dengan Naina dan Giselle namun Naina justru tidak ingin dia berhenti bekerja karena sudah lama.

"Apa kepalanya sakit?" Tanya bi Rohya. Giselle menangis dan mengatakan bahwa kepalanya sakit.

"Sudah mendingan." Sahut Giselle. 

"Giselle tidur lagi ya, nanti saja lanjuti ngobrolnya sama Nenek." Keduanya matanya terasa berat, sejujurnya ia masih ingin menemani nenaknya itu.

"Iya Nek." 

Bi Rohya menepuk tangan Giselle yang berada di atas perutnya hingga gadis kecil itu pun tidur. "Malang benar nasib mu, Sayang. Ayah mu lebih menyayangi anak orang lain dari pada anaknya sendiri." Dia begitu melihat Andreas begitu menyayangi dan mencintai Ayna. "Seharusnya di masa kecil mu kau bahagia bersama dengan ayah mu. Kau memiliki keluarga yang utuh."

Naina yang mengintip di sela pintu dan mendengarkannya merasa panas hatinya dan sakit. Air matanya mengalir, ternyata Andreas sudah memiliki anak dan mungkin dia benar-benar telah di lupakan. 

"Naina."

"Bi."

Bibi Rohya melihat Naina berdiri di depan pintu. Dia tau wanita itu menangis dan mungkin mendengarkan ucapannya. Dia pun menutup pintu kamar Giselle. 

"Bibi ingin bicara dengan mu." Dia ingin menanyakan sesuatu pada Naina. 

Di sinilah bibi Rohya dan Naina, dia berada di depan teras sambil melihat kendaraan berlalu lalang di sela-sela pagar dan gerbang besi. Rumahnya berada di dekat jalan raya dengan halaman luas dan di depannya ada pohon mangga.

"Kau masih belum melupakan tuan Andreas?" Apakah benar Naina tidak bisa move on dari mantan suaminya yang kini sudah bahagia dalam keluarganya.

"Bagaimana kabarnya?" Tanya Naina balik bertanya. Dia tidak ingin menjawabnya.

"Dia baik, pernikahannya dengan nyonya Amira bahagia. Mereka mengadopsi seorang anak perempuan." Ia tau kejujurannya pasti akan membuat Naina terluka namun ia ingin Naina sadar bahwa dia harus melanjutkan kehidupannya.

"Mereka pasti bahagia." Ia sangat yakin tentang kebahagian mantan suaminya dan istri barunya.

Bibi Rohya sangat sedih, dia kasihan pada Naina yang hanya menderita sendiria. "Sudah saatnya kau bahagia Naina dan melupakannya." 

Air mata Naina jatuh, ternyata hatinya masih menyimpan luka. Ucapan yang begitu menyakitkan memang sangat sulit di lupakan. 

"Aku akan berusaha melupakannya Bi." Dia akan berusaha sebisa mungkin untuk melupakan mantan suaminya dan menjalani kehidupannya dengan damai. Jika bisa, ia ingin menikah lagi dan memberikan keluarga yang bahagia untuk Giselle.

Related chapters

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertemuan Setelah Lima Tahun

    Keesokan harinya.Naina menaruh kotak bekal ke dalam tas Giselle. “Sayang bekalnya di habiskan,” ucap Naina. Dia sering melihat sisa nasi Giselle. Ia sering mengingatkan Giselle agar selalu menghabiskan nasinya.“Iya Bunda.” Sahut Giselle. Ia melirik ibunya yang sedang menarik resleting tasnya. "Bunda bawa bekal kebanyakan. Giselle kadang menyisakannya. Teman-teman Giselle juga bawa semua bekal, jadi ya tidak di habiskan." Imbuhnya menjelaskan.Naina ingin anaknya itu bergizi, mana mungkin ia menaruhnya sedikit. "Sayang kamu harus makan yang banyak, suapaya apa? supaya sehat. Di umur mu lima tahun ini butuh banyak asupan.""Iya, iya Bunda." Giselle mengiyakan. Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuknya. “Belajar yang rajin ya sayang.” Bi Rohya mencium Giselle. Dia pun mengantarkan Giselle sampai naik ke atas motor. Setiap harinya Naina mengantar Giselle dengan naik motor. Katanya Naina, motor lebih cepat sampai. Kalau macet bisa lebih leluasa menyelinap mobil yang mengantr

    Last Updated : 2024-12-29
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Bukan Ayah Mu

    "Naina."Kekesalan di harinya meluap karena mendengarkan ucapan sekretarisnya yang mengatakan Naina menikah. Dia kesal karena Naina tidak mengatakannya padanya dan tidak memberi kabar padahal dia dan Naina adalah teman masa kecil yang tidak terpisahkan.Mendengarkan suara yang sangat dia kenali, Naina mematung, ia merasa tersihir dengan suara yang tak asing baginya. sebuah kantong keresek sampah yang berada di tangannya langsung jatuh. Dia memutar tubuhnya. Seketika tubuhnya bagaikan patung hidup. Bibirnya bergetar, dadanya terasa sesak dan seakan sulit untuk bernafas. Dia menatap kedua manik pria itu semakin dalam. Ada rasa cinta dan benci yang bercampur aduk. Saat ini kebencian itu seakan ingin melahap Andreas."An ..."Dia teringat dengan ucapan Bi Rohya yang mengatakan Andreas sudah memiliki anak bahkan kehidupan pernikahannya pun bahagia. Ternyata hanya dirinyalah yang menderita selama ini. Cinta sepihak membuatnya sangat ingin tak bertemu Andreas. Ia membenci perasaannya, menci

    Last Updated : 2025-01-03
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Kecewa Pada Naina

    Deg Deg Deg Andreas merasakan detak jantungnya berpacu dengan kuat. Dia merasakan jantungnya seakan ingin melompat keluar. Ada rasa sakit di hatinya dan kecewa. Namun ia juga merasa tidak asing dengan anak di hadapannya, ada rasa keinginan kuat untuk berada di dekatanya. Ia menatap lekat anak perempuan tersebut yang seumuran dengan anaknya. Ingin sekali ia memeluknya. "Boleh Om memeluk mu." Naina mengerutkan alisnya. Ia langsung menaruh Giselle ke belakang tubuhnya. Anaknya tidak boleh dekat dengan ayahnya, Andreas. Pria itu tidak boleh tau siapa Giselle. "Tidak perlu, untuk apa memeluknya. Giselle pulanglah dulu, bunda akan menyusul mu nanti setelah berbicara dengan teman bunda." Giselle mengangguk, dia menggenggam tangan Bi Rohya dan keluar dari toko roti tersebut. Mereka menunggu di luar sambil melihat ke dalam. Giselle menatap ibunya yang terlihat serius berbicara dengan pria tampan di hadapannya. Baru kali ini ada pria yang seakan ingin akrap dengannya. ... "Gi

    Last Updated : 2025-01-09
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Giselle pasti putri ku

    Andreas berdiri di depan jendela hotelnya. Dia teringat dengan wajah Naina yang begitu dingin padanya. Rasanya hatinya sakit, panas dan sakit. "Nai .." Lirihnya sambil memejamkan kedua matanya. "Tuan Andreas apa besok anda akan pulang?" Tanya sanga sekertaris. "Kalau tuan masih ingin menemui nyonya Naina kenapa tuan ingin pulang?" Dia menaikkan sebelah alisnya. Hawa di ruangan ini begitu dingin membuat bulu kuduknya merinding. "Apa tuan tidak merasa curiga dengan anak nyonya Naina?" Tambahnya. Seketika Andreas menoleh dan menatap pria tersebut. "Anak Naina?" Dia pun bingung harus curiga dari mana. "Aku sudah berbaik hati ingin membantunya tapi ternyata dia ..." Pria itu mengangguk sambil memikirkan wajah anak Naina dengan wajah Andreas, mungkin karena rindu sampai tidak menyadarinya. "Sebaiknya tuan test DNA saya merasa anak nyonya Naina adalah anak tuan, jika di ingat dengan perpisahannya nyonya dan tuan seharusnya memang lima tahun saat ini jika nyonya dan tuan memiliki anak."

    Last Updated : 2025-01-14
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Hasil Test DNA

    Tangan Andreas gemetar melihat hasil test DNA tersebut yang menyatakan kecocokan dengannya. Dia teringat malam itu, ia ingat saat Naina menyentuh tangannya untuk mengelus perutnya, ternyata saat itu dia mengelus terakhir kali. Pantas saja Naina begitu marah saat ia membawa Giselle. Wanita itu pasti takut di curigai. "Jadi ini yang ingin kamu sembunyikan dan semua ucapan mu semuanya adalah kebohongan." Andreas tertawa, kenapa ia begitu bodohnya mempercayai perkataan Naina. "Sial!" geramnya sambil menekan kepalanya dengan kedua tangannya.Jantungnya seakan berdetak dengan sakit. Ia menyugar rambutnya. Rasanya sekujur tubuhnya terasa panas."Apa tuan akan menemui Nyonya?" Tanya seorang pria. Dia sudah mengetahui bahwa Andreas memiliki seorang anak."Kenapa begini?" Andreas tak sanggup membayangkan betapa bejatnya dirinya sebagai seorang ayah. Dia menelantarkan anaknya dan mengadopsi seorang anak. Sungguh ia membuat sebuah lelucon. Rasanya bertubi-tubi sangat sakit."Aku harus menemuinya.

    Last Updated : 2025-01-19
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Menebus Kesalahan

    Sejenak Naina tersihir dengan pelukan yang sangat ia rindukan. Tubuhnya seakan di tarik oleh sebuah magnet, rasanya begitu hangat. Sadar dengan posisinya yang berpelukan, dengan cepat ia mendorong tubuh Andreas."Kau masih demam, aku keluar dulu. Jika ada yang perlu kau butuhkan, panggil aku atau Bi Rohya." Naina melengkah pergi dan menutup pintu kamarnya. Dia memegang dadanya yang terasa sesak, dia tidak boleh goyah hanya karena Andreas sakit. Dia duduk sofa ruang tamunya dan sejenak terdiam. Beribu pikiran, beribu kesakitan saat ia mengingat semua kenangannya."Nyonya." Sapa Bi Rohya. "Hah! Kau mengagetkan aku saja Bi." Naina terkejut saat Bi Rohya tiba-tiba muncul di sampingnya."Maaf Nyonya, biar saya saja yang menjaga tuan Andreas. Nyonya istirahat saja, kasihan Non Giselle pasti nanti terbangun dan mencari Nyonya." "Baiklah, jika ada sesuatu katakan pada ku." Ia mengiyakan karena ia memang butuh waktu.Bibi Rohya mengangguk. Dia melihat Naina masuk, setelah di rasa aman. Dia

    Last Updated : 2025-01-21
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Aku Ayah Mu

    Sebagai seorang ayah, ia ingin menemani Giselle. "Tapi Giselle butuh figur seorang ayah." Saat Naina ingin menyanggah ucapan Andreas, tiba-tiba suara Giselle membuat Naina terdiam dan mengalihkan perhatiannya pada Giselle. "Bunda." Sapa Giselle. Dia mengabaikan Andreas. Dia merasa asing pada Andreas namun ia juga merasa akrap padanya. Naina mengubah ekspresi wajahnya yang tadinya, marah dan terkejut karena takut Giselle mendengarkan. Andreas memilih menghampiri Giselle. "Sayang." Sapa Andreas. Dia menatap wajah putrinya dengan dalam. Inilah anaknya dengan Naina perpaduan wajahnya dengan wajah Naina namun wajahnya terlihat lebih mirip dengannya. Wajah cantiknya bagaikan boneka porselen. Putih, seakan ada bunga yang bersemi di wajahnya. Andreas tersenyum, ingin rasaya ia menggendong Giselle. "Sayang, sudah bangun." Giselle mengangguk, Bibi Rohya membantu Giselle duduk di kursi untuk ikut sarapan pagi. "Gisell, ini sarapannya sayang." Naina menaruh nasi goreng di depan Giselle

    Last Updated : 2025-01-25
  • Benih Rahasia Mantan Suami   Ayna?

    Andreas menatap punggung Giselle yang menjauh. Air matanya menggenang, ternyata putrinya tidak menerimanya. Apa lagi karena dirinya Naina sedih. Dia membuka pintu mobilnya. Ia masuk dan menuju ke toko roti. Dia pun keluar dan duduk sambil menatap Naina. Dia sama sekali tidak berniat untuk keluar dari toko tersebut. Naina sejenak menoleh ke arahnya, kemudian dia melanjutkan pekerjaannya.Hingga malam pun, Naina masih melihat Andreas duduk di tempat yang sama. Bahkan dia tidak mengangkat ponselnya ketika berdering."Naina.""Apa lagi Andreas? Kapan kau akan pergi?"Andreas meraih menggenggam tangan Naina. "Maafkan aku, maafkan aku yang menyebabkan kamu bersedih. Nai, mari ikut aku ke Jakarta. Mari kita menikah."Seandainya dulu, ia pasti senang karena saat itu tidak ada rasa sakit yang bahkan membuat hatinya hancur. Dia masih berharap, tapi sekarang ia tidak berharap lagi pada Andreas. "Apa semuanya akan berubah? Apa rasa sakit di hati ku bisa di sembuhkan? Apa kesedihan dalam hidup k

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Janji Untuk Ayna

    Kegilaan Andreas membuat Amira begitu naik darah, hatinya begitu retak nyaris tak bisa tersambung lagi. Perkataan Andreas membuatnya hancur. Ia tidak mau Naina kembali pada Andreas. "Aku mencintai mu Andreas. Apa ini balasan mu?" tanya Amira. Andreas menghentikan langkahnya namun ia kembali melanjutkan langkahnya tanpa ingin menoleh atau mengeuarkan sepatah kata apa pun. Dia langsung menuju ke ruang kerjanya dan duduk di kursi kerjanya. Ia menoleh ke arah laci dan menaruh foto Naina kembali. Di pandangnya begitu lekat seakan hatinya juga ikut melihat foto itu. "Aku akan membawa mu. Aku akan menggantikan penderitaan yang telah kamu lalui. Aku akan menjaga mu dan Giselle. Jika memang kamu tidak bisa bersama dengan Amira, aku akan membelikan rumah yang lain untuk mu." Dia pun menghubungi Alden. "Alden aku ingin kamu membeli sebuah rumah. Rumah itu harus terlihat asri dan nyaman." "Untuk siapa Tuan?" tanya Alden. "Untuk Naina dan putri ku Giselle. Aku akan secepatnya membawa merek

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertengkaran Andreas dan Amira

    Sudah dua hari Andreas menemani Ayna, dia terus menghubungi Naina namun tidak aktif, lalu dia menghubungi bibi Rohya namun tidak di angkat. Dia bingung dan khawatir terjadi sesuatu. "Papa." Sapa ayna. Sejak tadi papanya melihat ke arah ponselnya. "Papa sedang apa? Kenapa papa mengabaikan Ayna?" Andreas tak bisa untuk menyakiti Ayna. "Maafkan Papa Sayang, Papa lagi ada urusan." Ayna memainkan kukunya. Dia kesal karena ayahnya mengabaikannya dan pasti, ia sangat yakin bahwa ayahnya sedang memperhatikan anak luar itu. "Ayna mau Papa." Andreas menghela napas. Ia tidak bisa begini terus. Ia harus ke bandung dan memastikan Naina dan anaknya. "Ay, Papa harus keluar. Kamu sama Mama di sini baik-baik." Ayna menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, maunya sama Papa saja." Dada Andreas seperti sesuatu yang ingin keluar. "Ayna, maafkan papa. Kamu tunggu di sini. Papa harus keluar." Ia tidak mungkin berada di sini sedangkan anaknya yang lain sedang berada di luar sana yang juga menung

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Khawatir Pada Ayna

    Andreas kembali menemui Giselle dan Naina tepat saat Naina ingin mengantarkan Giselle ke sekolah. "Nai," Di tatapnya wajah cantik putrinya itu. "Aku ingin mengatar kalian.""Tidak perlu, dari dulu tidak di antar oleh mu sampai saat ini masih waras." Naina membukakan pintu pada Giselle namun Andreas menutup pintu itu."Sudah cukup, kalian selalu saja bertengkar." Giselle merasa kesal lantaran ia selalu melihat ayah dan ibunya tidak berhenti beradu mulut. "Giselle aku ayah mu Sayang. Ayah merindukan Giselle." "Kau kelewat batas Andreas. Kau tidak berhak mengeklaim Giselle putri mu." Seru Naina. Andreas tidak ingin menyembunyikan apa pun lagi. Giselle putrinya, ia juga memiliki tanggung jawab pada Giselle. "Giselle Sayang, maafkan Ayah yang tidak menemui mu. Seandainya ibu mu mengatakannya.""Kau ingin menyalahkan ku? Hah, urus saja anak mu dan Amira." Naina membuka pintu mobilnya. "Ayo Sayang kita masuk, jangan memperdulikan dia."Andreas ikut masuk ke dalam dan duduk di kursi belaka

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Seperti Ini Rasanya Sakit?

    BrakNaina menutup pintu rumahnya dengan kasar. Ia bersandar, ia merasakan dadanya berdetak ketakutan. Nafasnya seakan di tarik. Sungguh ia takut ancaman Andreas karena ia seorang wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa. "Andreas, aku tidak akan membiarkan mu mengambil Giselle."Dia menuju ke dapur, mengambil air minum dan meneguknya hingga tandas. Di tatapnya seluruh hidangan masih berada di atas meja makan. Ia seakan tak memiliki untuk membereskannya....Bi Rohya duduk di samping Giselle, ia menunggu anak Giselle tidur dan mungkin ingin menanyakan sesuatu padanya. Setelah sekian menit, Giselle tak kunjung tidur atau menanyakan langsung."Giselle Sayang kenapa belum tidur? Apa ada sesuatu yang mau di tanyakan pada Nenek?"Giselle bangkit, dia menatap Bi Rohya. "Jadi Om itu benaran ayah Giselle?"Bi Rohya mengangguk, ia tidak bisa membohonginya lagi. "Iya, Om itu ayah Non Giselle.""Tapi siapa wanita di samping Om itu?" Giselle penasaran. Seharusnya jika laki-laki itu ayahnya, seha

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Pertemuan Naina dan Amira

    Amira menunduk, ia menunggu jawaban Andreas. "Tapi sebelum itu aku mohon untuk mempertemukan ku dengan Naina." "Baiklah. Kau bicara sendiri untuk meyakinkah Naina." Ia berharap dengan ucapan Amira. Naina mau membina rumah tangga bersamanya. "Besok kita akan bertemu dengannya."Tangan Amira gemetar, ia tidak sabar ingin bertemu dengan Naina. Ia akan memperingati Naina untuk menolak permintaan Andreas."Aku mau mengantar Ayna dulu." Dia menutup pintu ruang kerja Andreas dan beralih mengantar Ayna ke sekolah. Selama di perjalanan, Ayna sibuk dengan ponselnya. "Ayna kau harus berhati-hati.""Berhati-hati kenap Ma?" Tanya Ayna dengan wajah penasaran. Padahal saat ini ia ingin di antarkan oleh Andreas tapi karena Andreas sibuk ia harus mengalah."Apa kau ingat, Mama pernah cerita pada mu. Jika papa mu pernah memiliki istri.""Iya Ma, aku ingat." "Wanita itu datang ingin merebut posisi kita dan wanita itu memiliki anak yang seumuran dengan mu. Kau harus berhati-hati, buat saja anak itu ti

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Tidak Menerima Kedatangan Naina

    Keesokan harinya.Andreas melihat banyaknya panggilan dari Amira. Dia menghela nafas, ia juga tidak boleh mengabaikan Amira karena dirinya yang membawa Amira ke dalam hidupnya. Namun rasanya sungguh berat untuk menjalankan semuanya. Ia menghubungi balik dan selang beberapa saat, ia mendengarkan sebuah suara dari seberang sana."Mas kamu kemana saja? Aku dan Ayna menunggu mu." Seru Amira. Andreas terdiam, ia ingin mengatakan sesuatu bahwa dirinya telah menemukan Naina. "Maafkan aku, aku memiliki banyak pekerjaan.""Aku akan ke bandung kalau kau belum bisa pulang." Amira tidak tenang dengan sikap suaminya. Ia takut ada suatu masalah. "Apa pekerjaan mu lancar?""Hari ini aku akan kembali ke Jakarta." Amira sangat senang, dia sangat merindukan Andreas. "Baiklah, aku akan membuat kue kesukaan mu." "Iya." Dia menutup ponselnya dan menaruhnya di atas nakas. "Aku harus berpamitan pada Naina." Dia menuju ke sebuah toko bunga dan menulis surat untuk Naina. Di dalam surat itu menjelaskan ia h

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Ayna?

    Andreas menatap punggung Giselle yang menjauh. Air matanya menggenang, ternyata putrinya tidak menerimanya. Apa lagi karena dirinya Naina sedih. Dia membuka pintu mobilnya. Ia masuk dan menuju ke toko roti. Dia pun keluar dan duduk sambil menatap Naina. Dia sama sekali tidak berniat untuk keluar dari toko tersebut. Naina sejenak menoleh ke arahnya, kemudian dia melanjutkan pekerjaannya.Hingga malam pun, Naina masih melihat Andreas duduk di tempat yang sama. Bahkan dia tidak mengangkat ponselnya ketika berdering."Naina.""Apa lagi Andreas? Kapan kau akan pergi?"Andreas meraih menggenggam tangan Naina. "Maafkan aku, maafkan aku yang menyebabkan kamu bersedih. Nai, mari ikut aku ke Jakarta. Mari kita menikah."Seandainya dulu, ia pasti senang karena saat itu tidak ada rasa sakit yang bahkan membuat hatinya hancur. Dia masih berharap, tapi sekarang ia tidak berharap lagi pada Andreas. "Apa semuanya akan berubah? Apa rasa sakit di hati ku bisa di sembuhkan? Apa kesedihan dalam hidup k

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Aku Ayah Mu

    Sebagai seorang ayah, ia ingin menemani Giselle. "Tapi Giselle butuh figur seorang ayah." Saat Naina ingin menyanggah ucapan Andreas, tiba-tiba suara Giselle membuat Naina terdiam dan mengalihkan perhatiannya pada Giselle. "Bunda." Sapa Giselle. Dia mengabaikan Andreas. Dia merasa asing pada Andreas namun ia juga merasa akrap padanya. Naina mengubah ekspresi wajahnya yang tadinya, marah dan terkejut karena takut Giselle mendengarkan. Andreas memilih menghampiri Giselle. "Sayang." Sapa Andreas. Dia menatap wajah putrinya dengan dalam. Inilah anaknya dengan Naina perpaduan wajahnya dengan wajah Naina namun wajahnya terlihat lebih mirip dengannya. Wajah cantiknya bagaikan boneka porselen. Putih, seakan ada bunga yang bersemi di wajahnya. Andreas tersenyum, ingin rasaya ia menggendong Giselle. "Sayang, sudah bangun." Giselle mengangguk, Bibi Rohya membantu Giselle duduk di kursi untuk ikut sarapan pagi. "Gisell, ini sarapannya sayang." Naina menaruh nasi goreng di depan Giselle

  • Benih Rahasia Mantan Suami   Menebus Kesalahan

    Sejenak Naina tersihir dengan pelukan yang sangat ia rindukan. Tubuhnya seakan di tarik oleh sebuah magnet, rasanya begitu hangat. Sadar dengan posisinya yang berpelukan, dengan cepat ia mendorong tubuh Andreas."Kau masih demam, aku keluar dulu. Jika ada yang perlu kau butuhkan, panggil aku atau Bi Rohya." Naina melengkah pergi dan menutup pintu kamarnya. Dia memegang dadanya yang terasa sesak, dia tidak boleh goyah hanya karena Andreas sakit. Dia duduk sofa ruang tamunya dan sejenak terdiam. Beribu pikiran, beribu kesakitan saat ia mengingat semua kenangannya."Nyonya." Sapa Bi Rohya. "Hah! Kau mengagetkan aku saja Bi." Naina terkejut saat Bi Rohya tiba-tiba muncul di sampingnya."Maaf Nyonya, biar saya saja yang menjaga tuan Andreas. Nyonya istirahat saja, kasihan Non Giselle pasti nanti terbangun dan mencari Nyonya." "Baiklah, jika ada sesuatu katakan pada ku." Ia mengiyakan karena ia memang butuh waktu.Bibi Rohya mengangguk. Dia melihat Naina masuk, setelah di rasa aman. Dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status