Mendengar perkataan Hasta, Andaru pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tapi sedetik kemudian Ia pun kembali berkata."Aku tidak memintamu untuk percaya tapi setidaknya berhati-hatilah, kamu bisa membuktikannya dengan mengintai kegiatan Vlora terlebih saat bersama dengan istrimu dan Zelena. Jangan pernah meninggalkan mereka berdua." Ujar Andaru tanpa melihat Hasta tetapi tatapannya kearah di mana kamar putrinya yang berada di lantai dua yang terlihat dari posisi Andaru berdiri.Andaru tidak perlu untuk menjelaskan lagi menurutnya Hasta adalah orang yang sangat teliti dan mudah memahami apa yang ia katakan."Kalau begitu aku permisi, maaf sudah mengganggu kamu dan keluargamu, tolong sampaikan salamku pada putri kecilku." Ucap Andaru sebelum meninggalkan rumah Husna."Pasti, kamu jangan khawatirkan tentang itu aku akan stand by di sampingnya saat dia berada di luar. Kalau kami tidak bersamanya tentu ada orang lain yang akan menjaga putrimu bekerjalah dengan baik dan jika kamu ingi
"Aku harus memberitahu Hasta, dia pasti bisa menjaga Husna dan Zelena. Bukankah di rumah ada penjaga?" [Pak Hasta, baru saja Vlora menghadang jalanku. Dan dia mengancam akan membunuh Husna dan Zelena besok, tolong pasang cctv di setiap sudut rumah tanpa sepengetahuan Husna dan orang rumah. Bahkan Vlora memintaku untuk menolongnya jika aku terlambat tamat riwayat Husna dan Zelena. Aku titipkan Zelena padamu pak Hasta, jaga mereka dengan baik.] Pesan di kirim hatinya lega setidaknya hasta akan menjaga Husna dan Zelena. Tidak, Andaru hanya memiliki Zelena, Husna telah menikah dengan Hasta dan tentunya akan di jaga olehnya.Andaru kembali menyalakan motornya hari ini dia benar-benar terlambat. Semua itu karena Vlora yang menghalangi jalannya."Bro, kenapa baru datang? Di panggil bos, di tunggu di ruangannya sekarang katanya," Andaru menghentikan aktivitasi menoleh ke arah Andi sahabatnya."Kira-kira ada apa, ya? Kenapa perasaan aku jadi tidak tenang seperti ini," ujarnya hingga sang sahab
Mereka beriringan ke arah restoran yang berada tidak jauh dari butik yang dituju oleh Husna dan benar saja yang dikatakan Vlora restoran itu adalah restoran seafood.Setelah memesan makan siang untuk mereka, dan memilih tempat duduk yang tidak terlalu ramai karena jam istirahat pun sudah habis. Sehingga nyaman untuk mereka.Menikmati makan siang dan diselingi dengan perbincangan dengan mereka hingga pada akhirnya Vlora pergi lebih dulu dengan alasan bahwa ia harus kembali bekerja karena dia hanya meminta izin beberapa jam untuk keluar dari kantor."Sampai ketemu lagi, Husna. nanti aku akan berkunjung setelah jagoan kamu lahir. Tapi jika boleh memberikan tawaran akhir pekan aku akan berkunjung ke rumah kamu, aku ingin mengajak kamu ke taman yang tidak jauh dari tempat tinggal kamu. Entah kenapa aku penasaran sekali dengan jajanan di sana aku harap kamu bersedia menemaniku ke sana ayo kita jalan santai di sana,""Ayok aja aku, kamu datang saja ke rumah aku pasti akan mengantarmu ke sana
"Kamu memiliki hati yang luar biasa, Husna bagaimana jika kita ke sana?" Vlora menunjuk salah satu pedagang yang berada di seberang jalan Husna mengerutkan keningnya ajakan Vlora sebelumnya adalah penjual yang di pinggir taman namun tiba-tiba, berubah sungguh di luar perkiraan Husna karena deretan penjual yang tidak jauh dari taman tidak sedikitpun yang menggoda Vlora melainkan penjual di seberang jalan yang tiba-tiba menggugah seleranya."Kamu tadi menginginkan makanan yang di sini?" tanya Husna."Bukan, aku tidak ingin tapi aku penasaran dengan penjualnya di sebelah sana ayolah kamu yang tahu tempat ini, lagi pula makanan yang enak dan tidak tentu kamu yang tahu daripada aku. Kalau terlalu lama antri taunya makanannya tidak enak bukankah itu mubasir?Lebih baik kamu ikut aku, supaya kamu bisa pastikan makanan mana yang menurut kamu enak tapi yang penting bukan dari sini karena aku tidak ingin," rengek Vlora, membuat Husna menurutinya."Ya sudah kita ke sana sekarang, kebetulan mereka
"Mama, Zelena, bibi Imas. Husna dan anakku selamat, sayang kamu sudah menjadi kakak. Mama juga menambah cucu lagi," kebahagiaan terlihat begitu jelas di wajah mereka, air mata dan kecemasan telah hilang raib entah kemana. Berganti dengan air kata kebahagiaan.Dengan sabar Hasta menunggu di ruang tunggu, tidak ada yang berencana untuk meninggalkan rumah sakit. Bahkan Hasta telah memilih ruang perawatan VVIP hanya untuk anak dan istrinya nyaman terlebih Zelena yang membutuhkan istirahat, karena mereka tidak ada yang ingin meninggalkan rumah sakit.Setelah menunggu akhirnya waktunya tiba, brankar di dorong keluar dari ruang IGD dengan di bantu oleh perawat dan satu dokter."Pak Hasta, kami tinggal dulu. Saya akan kembali setiap dua jam sekali, jika pasien mengalami sesuatu segera hubungi kami di sini ada tombol yang terhubung langsung dengan ruangan kami sehingga anda tidak perlu untuk mencari saya ke sana." Ujar Dokter kini perhatiannya pada Zelena yang masih tersedu."Halo cantik, lihat
"Mereka bersembunyi di salah satu villa yang ada di luar kota. Tapi untuk putrinya sampai detik ini tidak ada kabarnya dan kami pun kehilangan jejak." Rusdi menjelaskan bagaimana kinerjanya yang sedang mengikuti Candra dan Della dan lagi-lagi Hasta pun harus menelan kekecewaan setelah hilang tanpa jejak dan Candra yang berada di luar kota."Yudi dan Joni jangan meninggalkan ruang perawatan apapun yang terjadi. Jika salah satu antara mereka ingin atau membutuhkan apapun jangan dua-duanya pergi, karena aku tidak mau mengambil resiko Della ada di sekitar rumah sakit." Ucap tegas Hasta."Tentu pak mereka bekerja dengan baik selama ini. Lagi pula saya sudah menempatkan dua orang lagi sebagai penjual dekat rumah sakit untuk memantau jika ada yang mencurigakan dan orang saya yang lain sedang mencari keberadaan Della,""Baiklah kita langsung ke luar kota." Hasta tidak ingin membuang waktu setelah melihat keadaan Husna dan CCTV yang ia letakkan di ujung tanpa sepengetahuan mereka sehingga Hast
Dengan sikapnya yang tenang Hasta memasuki villa yang begitu luas dengan sosok pria yang berdiri tidak jauh darinya dengan negatif beberapa pengawal yang tentunya sudah diduga oleh Hasta."Terima kasih karena sudah menyambut kedatanganku dengan baik sepertinya ini adalah waktu yang paling tepat." Hasta berhenti saat dua orang pria tiba-tiba berdiri menghalangi langkahnya."Angkat tangan." Hasta mengikuti perintah dua orang yang bersenjata mengangkat tangannya. Mereka memeriksa tubuh Hasta dari ujung kaki hingga ujung kepala setelah mereka tidak berhasil menemukan sesuatu yang berbahaya mereka pun akhirnya membiarkan Hasta memasuki villa. "Wah. Pak Hasta, maafkan mereka yang menyambutnya anda dengan tidak terhormat. Tetapi mereka bekerja dengan baik sesuai tugas mereka."Hasta tidak menanggapi ucapan Candra. Langkahnya begitu tenang hingga Candra pun sulit menebak apa yang ada dalam pikiran Hasta saat ini terlebih Hasta mengetahui villa pribadinya yang bahkan tidak ada satu orang pun
Hasta tersenyum miring Ia pun berdiri meninggalkan Candra namun empat pengawal mengelilinginya dengan senjata di tangan mereka."Kau pikir akan bisa keluar dari sini setelah memberikan ancaman padaku mengenai putriku? Sepertinya kau harus mati di sini jika kau tetap hidup dan bisa keluar disini maka Aku pastikan istrimu dan anakmu sudah mati di tanganku." Candra tersenyum meremehkan kali ini ia akan menghabisi istri dan anak Hasta. Bukan hanya putrinya yang berada di rumah sakit tapi beberapa pengawal yang sudah menyamar sebagai orang yang bekerja di rumah sakit sehingga memudahkan Candra untuk bergerak."Lakukan jika kamu bisa," Hasta mendekati Chandra namun keempat pria yang mengelilingi Hasta dengan cepat menarik pelatuknya namun saat akan di lepaskan Candra menahannya."Kamu tidak akan pernah bisa menyentuh ku, Hasta bahkan aku tidak peduli jika anakku berhasil membunuh anak dan istrimu, benar apa yang dikatakan anakku. Jika dia tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang