"Mama, Zelena, bibi Imas. Husna dan anakku selamat, sayang kamu sudah menjadi kakak. Mama juga menambah cucu lagi," kebahagiaan terlihat begitu jelas di wajah mereka, air mata dan kecemasan telah hilang raib entah kemana. Berganti dengan air kata kebahagiaan.Dengan sabar Hasta menunggu di ruang tunggu, tidak ada yang berencana untuk meninggalkan rumah sakit. Bahkan Hasta telah memilih ruang perawatan VVIP hanya untuk anak dan istrinya nyaman terlebih Zelena yang membutuhkan istirahat, karena mereka tidak ada yang ingin meninggalkan rumah sakit.Setelah menunggu akhirnya waktunya tiba, brankar di dorong keluar dari ruang IGD dengan di bantu oleh perawat dan satu dokter."Pak Hasta, kami tinggal dulu. Saya akan kembali setiap dua jam sekali, jika pasien mengalami sesuatu segera hubungi kami di sini ada tombol yang terhubung langsung dengan ruangan kami sehingga anda tidak perlu untuk mencari saya ke sana." Ujar Dokter kini perhatiannya pada Zelena yang masih tersedu."Halo cantik, lihat
"Mereka bersembunyi di salah satu villa yang ada di luar kota. Tapi untuk putrinya sampai detik ini tidak ada kabarnya dan kami pun kehilangan jejak." Rusdi menjelaskan bagaimana kinerjanya yang sedang mengikuti Candra dan Della dan lagi-lagi Hasta pun harus menelan kekecewaan setelah hilang tanpa jejak dan Candra yang berada di luar kota."Yudi dan Joni jangan meninggalkan ruang perawatan apapun yang terjadi. Jika salah satu antara mereka ingin atau membutuhkan apapun jangan dua-duanya pergi, karena aku tidak mau mengambil resiko Della ada di sekitar rumah sakit." Ucap tegas Hasta."Tentu pak mereka bekerja dengan baik selama ini. Lagi pula saya sudah menempatkan dua orang lagi sebagai penjual dekat rumah sakit untuk memantau jika ada yang mencurigakan dan orang saya yang lain sedang mencari keberadaan Della,""Baiklah kita langsung ke luar kota." Hasta tidak ingin membuang waktu setelah melihat keadaan Husna dan CCTV yang ia letakkan di ujung tanpa sepengetahuan mereka sehingga Hast
Dengan sikapnya yang tenang Hasta memasuki villa yang begitu luas dengan sosok pria yang berdiri tidak jauh darinya dengan negatif beberapa pengawal yang tentunya sudah diduga oleh Hasta."Terima kasih karena sudah menyambut kedatanganku dengan baik sepertinya ini adalah waktu yang paling tepat." Hasta berhenti saat dua orang pria tiba-tiba berdiri menghalangi langkahnya."Angkat tangan." Hasta mengikuti perintah dua orang yang bersenjata mengangkat tangannya. Mereka memeriksa tubuh Hasta dari ujung kaki hingga ujung kepala setelah mereka tidak berhasil menemukan sesuatu yang berbahaya mereka pun akhirnya membiarkan Hasta memasuki villa. "Wah. Pak Hasta, maafkan mereka yang menyambutnya anda dengan tidak terhormat. Tetapi mereka bekerja dengan baik sesuai tugas mereka."Hasta tidak menanggapi ucapan Candra. Langkahnya begitu tenang hingga Candra pun sulit menebak apa yang ada dalam pikiran Hasta saat ini terlebih Hasta mengetahui villa pribadinya yang bahkan tidak ada satu orang pun
Hasta tersenyum miring Ia pun berdiri meninggalkan Candra namun empat pengawal mengelilinginya dengan senjata di tangan mereka."Kau pikir akan bisa keluar dari sini setelah memberikan ancaman padaku mengenai putriku? Sepertinya kau harus mati di sini jika kau tetap hidup dan bisa keluar disini maka Aku pastikan istrimu dan anakmu sudah mati di tanganku." Candra tersenyum meremehkan kali ini ia akan menghabisi istri dan anak Hasta. Bukan hanya putrinya yang berada di rumah sakit tapi beberapa pengawal yang sudah menyamar sebagai orang yang bekerja di rumah sakit sehingga memudahkan Candra untuk bergerak."Lakukan jika kamu bisa," Hasta mendekati Chandra namun keempat pria yang mengelilingi Hasta dengan cepat menarik pelatuknya namun saat akan di lepaskan Candra menahannya."Kamu tidak akan pernah bisa menyentuh ku, Hasta bahkan aku tidak peduli jika anakku berhasil membunuh anak dan istrimu, benar apa yang dikatakan anakku. Jika dia tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang
"Hum, apa yang kamu pikirkan tidak mungkin dia melakukannya sendiri tanpa ada bantuan orang lain, walaupun dia menginginkan harta milikmu tapi dia tidak berani jika harus bergerak sendiri tentu ada orang lain yang berada di balik semua ini." "Kamu tahu siapa orangnya?""Sudah malam sebaiknya istirahat kita bisa bicarakan besok aku nggak mau kalau sesuatu terjadi sama kamu dan putra kita lihat dia tidur pulas bersama kakaknya," Hasta menunjukkan pada Husna di mana tangan Zelena yang tidak lepas dari tempat tidur bayi di sampingnya.Zelena belum lama tidur, sejak tadi dia membicarakan kamu dan juga adiknya. Semoga kita akan selalu bersama aku takut jaga sesuatu terjadi padaku dan juga padamu mas bagaimana dengan anak-anak kita," lirih Husna."Ssttt, kamu ini bicara apa? Tidak akan ada yang terjadi pada kamu dan juga padaku kita akan bahagia merawat anak-anak kita sampai dewasa nanti dan kita akan menjaga cucu kita sampai kita menua nanti aku, kamu dan anak kita tidak akan terpisahkan. M
"Wa'alaikumsalam, Mama, mereka ada di belakang ma, kalau begini kita bisa apa ma. Mereka tidak bisa di ganggu." Ujar Husna menghela napasnya, setelah kelahiran Cavin maka dunia mereka hanya bertiga. Hal yang selalu didengar oleh Widya curhatan sang menantu padanya.Seakan Husna hanya melihat saja, hal itu yang membuat Widya tertawa melihat raut wajah Husna yang terabaikan anak dan suaminya."Sabar ada waktunya mereka membutuhkan kita. Ya, sudah kita ngeteh aja di sini Mama yakin mereka akan datang mencari kamu, percayalah sama Mama." Husna mengangguk ingin tahu apa yang akan di lakukan oleh Hasta dan dua anaknya. Karena dia tidak kunjung mengantar makanan untuk mereka.Satu jam kemudian benar saja mereka datang menemui Husna dan Widya. Terlihat mereka mengerucutkan bibirnya."Sayang, kenapa tidak menyusul ke taman? Kami nungguin lho," Hasta duduk di samping Husna begitu juga Zelena dan Cavin yang berada dalam gendongan Hasta."Kalian masih membutuhkan Mama?" "Tentu saja, Zelena sayan
Della tersadar dari lamunannya suara dokter memanggilnya sehingga Della gegas menghampiri dokter yang memanggilnya."Dok, bagaimana keadaan Ayah saya? Sebenarnya Ayah saya sakit apa?" Della yang bertanya dengan suara bergetar, tidak ingin mendengarkan kenyataan yang akan diucapkan oleh dokter mengenai kesehatan sang Ayah."Ayah nona mengalami serangan jantung, saat ini beliau dalam keadaan kritis jadi saya minta untuk –" Della menerobos masuk ke dalam ruang IGD meski sudah di larang, namun dokter tidak bisa berbuat apapun sebab itu yang di inginkan oleh pasien, para medis tidak tahu apa yang akan terjadi setelah melihat kondisi pasien yang seakan hanya menunggu berapa menit saja."Pak Hasta, pak Candra ingin bertemu dengan Anda mungkin ini adalah terakhir kalinya beliau bicara dengan Anda. Saya harap anda bersedia bertemu dengan beliau," Hasta mengangguk masuk ke dalam ruang IGD di mana tubuh Candra yang telah lemah dengan napas yang tersenggal dan sampingnya Della yang terisak tidak h
Andaru menggeleng pasti membantah apa yang dikatakan oleh Indri. Sebab sejatinya hatinya adalah sebuah ketulusan mengagumi, menyayangi dan berakhir dengan cinta getaran yang sudah lama tidak di rasakan saat bersama dengan Husna getaran yang awal saat bertemu dengan Vlora namun getaran itu pun masih di rasakan berbeda dengan getaran saat bersama dengan Indri."Aku sangat yakin karena cinta yang aku miliki. Aku adalah pria biasa tidak berkelimpangan harta juga tidak memiliki nama besar, yang aku punya hanyalah Cinta dan itu tulus dan kamu adalah orang pertama yang membuka mataku. Walau sebelumnya aku pernah merasa menyesal telah menyakiti Husna tapi rasanya jauh berbeda saat bertemu dengan kamu. Maaf sekali lagi jika apa yang aku katakan ini sudah lancang sama kamu. Aku harap ucapanku ini tidak mengganggu pekerjaanku."Indri terdiam beberapa saat laki-laki di depannya pun sudah berhasil mencuri hatinya tidak peduli dan tidak ingin tahu kejadian di masa lalu karena sejatinya cinta dan kej