Della tersadar dari lamunannya suara dokter memanggilnya sehingga Della gegas menghampiri dokter yang memanggilnya."Dok, bagaimana keadaan Ayah saya? Sebenarnya Ayah saya sakit apa?" Della yang bertanya dengan suara bergetar, tidak ingin mendengarkan kenyataan yang akan diucapkan oleh dokter mengenai kesehatan sang Ayah."Ayah nona mengalami serangan jantung, saat ini beliau dalam keadaan kritis jadi saya minta untuk –" Della menerobos masuk ke dalam ruang IGD meski sudah di larang, namun dokter tidak bisa berbuat apapun sebab itu yang di inginkan oleh pasien, para medis tidak tahu apa yang akan terjadi setelah melihat kondisi pasien yang seakan hanya menunggu berapa menit saja."Pak Hasta, pak Candra ingin bertemu dengan Anda mungkin ini adalah terakhir kalinya beliau bicara dengan Anda. Saya harap anda bersedia bertemu dengan beliau," Hasta mengangguk masuk ke dalam ruang IGD di mana tubuh Candra yang telah lemah dengan napas yang tersenggal dan sampingnya Della yang terisak tidak h
Andaru menggeleng pasti membantah apa yang dikatakan oleh Indri. Sebab sejatinya hatinya adalah sebuah ketulusan mengagumi, menyayangi dan berakhir dengan cinta getaran yang sudah lama tidak di rasakan saat bersama dengan Husna getaran yang awal saat bertemu dengan Vlora namun getaran itu pun masih di rasakan berbeda dengan getaran saat bersama dengan Indri."Aku sangat yakin karena cinta yang aku miliki. Aku adalah pria biasa tidak berkelimpangan harta juga tidak memiliki nama besar, yang aku punya hanyalah Cinta dan itu tulus dan kamu adalah orang pertama yang membuka mataku. Walau sebelumnya aku pernah merasa menyesal telah menyakiti Husna tapi rasanya jauh berbeda saat bertemu dengan kamu. Maaf sekali lagi jika apa yang aku katakan ini sudah lancang sama kamu. Aku harap ucapanku ini tidak mengganggu pekerjaanku."Indri terdiam beberapa saat laki-laki di depannya pun sudah berhasil mencuri hatinya tidak peduli dan tidak ingin tahu kejadian di masa lalu karena sejatinya cinta dan kej
Hati Della menghangat beban di pundaknya seakan lepas. Meski ada beban yang begitu menggelayut seakan menekannya untuk segera melepaskan tetapi, ada hal yang sulit untuk di lakukan oleh Della agar secepatnya untuk menemuinya."Sekarang kita nyari kerjaan Rin. Kita tidak mungkin seperti ini terus." "Sudah berapa kali kamu melamar kerjaan, Del?" Rini bertanya keseriusan Della mencari pekerjaan. Mengingat latar belakang orang tua dan pendidiknya seharusnya mudah bagi Della mencari pekerjaan tetapi hal itu sepertinya ada hal yang membuatnya kesulitan untuk melangkah."Sudah. Bahkan hari ini aku sudah mencarinya, aku lelah Rin," keluh kesah Della di hadapan Rini. Meski kehidupannya jauh lebih baik dari wanita di depannya. Tetapi ini keadaannya jauh lebih menyedihkan karena harus terbebani dengan kesalahan yang dulu terus membayanginya di setiap langkahnya."Rin, rencana kamu apa setelah ini? Apa ada yang perlu kita lakukan? Maksudku, siapa tau kamu punya rencana yang lebih baik jadi kita b
Setelah hari itu persiapan demi persiapan dilakukan oleh Bagas dan juga Linda. Husna sebagai sahabat sekaligus satu-satunya yang sudah dianggap sebagai keluarga oleh Linda pun mempersiapkan segalanya.Waktu begitu cepat membuat Husna dan Hasta kembali dengan kesibukan pernikahan Linda dan juga Bagas dua orang kepercayaan sekaligus sahabat dari mereka berdua.Suara sah bergemuruh diiringi dengan tepuk tangan itu adalah acara di mana Linda sudah sah menjadi istri Bagas tanpa ada pesta mewah karena Linda tidak ingin melakukannya. Sehingga setelah acara pernikahan mereka yang diadakan di villa hanya mengundang para sahabat namun acara tetap meriah."Linda, Bagas. Ambil ini sebagai hadiah untuk kalian berdua. Berlibur lah aku berikan waktu kalian satu bulan untuk honeymoon." Hasta memberikan amplop coklat pada Bagas."Ini apaan bro?""Itu hadiah dari kami berdua. Pergilah dan kembali bahwa kabar membahagiakan untuk kami, bukankah kalian sudah menganggap kami saudara?""Aku tidak bisa mener
Seorang gadis begitu sibuk dengan berbagai pekerjaan di depannya hingga tanpa dia sadari seseorang tengah memperhatikannya. Tidak ada yang tahu siapa gadis cantik yang begitu sederhana memilih menjadi seorang pelayan di salah satu tokoh buku ternama di ibukota selain bekerja dia juga seorang mahasiswa walau satu bulan lagi melepas mahasiswa dalam dirinya. Gadis cantik dengan kerudung menutupi kepalanya salah satu mahasiswa universitas ternama dengan nilai terbaik.Satu bulan lagi gelar mahasiswa tidak lagi ada padanya tetapi hal itu tidak membuat seorang yang kini tengah bergulat dengan waktu pulang kerja bersantai atau bahkan merayakan seperti teman-teman yang lain menikmati kebebasan setelah bergulat dengan skripsi.Kesederhanaannya lah yang membuatnya tidak kesulitan mencari teman, namun sebaliknya ia sulit untuk mendapatkan cinta dari seorang pria.Memiliki sahabat pria sejak lama namun kedekatan mereka sulit untuk di gambarkan antara perhatian seorang sahabat atau perhatian dari
Husna yang mendengar kabar tentang putrinya di lamar seorang pria hanya bisa diam. Mendengarkan curhatan Zelena baru membuatnya tersadar jika anak yang dulu selalu berlarian kini telah menjadi seorang gadis."Menurut kamu gimana mas? Zelena di lamar tapi dia ingin identitas keluarganya tetap di sembunyikan. Aku mau pernikahan Zelena meriah mas, ini momen yang aku tunggu sebagai seorang ibu." Ucap Husna gelisah.Tidak habis pikir dengan putrinya yang tetap menyembunyikan siapa orang tuanya."Putri kecilku memiliki alasan sayang. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung jika suatu saat ada hal yang ganjal baru kita yang maju. Aku percaya putriku memiliki alasan yang tepat untuk ini." "Tapi mas–""Kita bicarakan dengan Andaru, walau bagaimanapun dia ayahnya. Dia yang akan menjadi walinya nanti, kamu setuju untuk bertemu mereka?" "Ya mas, walau bagaimana pun mas Andaru ayahnya dan dia juga sudah berubah. Nanti aku hubungi Indri." Hasta memberikan ketenangan pada Husna yang terlihat be
Persiapan pernikahan yang terlihat di kediaman sederhana Andaru dari tenda seadanya dan kursi yang berjejer bukanlah kursi mahal atau pun sofa tetapi kursi plastik dan itu pinjaman dari RT setempat yang biasa di pakai oleh warga. Bahkan pak RT turut menjadi saksi pernikahan Zelena dan Kayan.Jam sepuluh adalah waktu yang seharusnya mereka menikah tetapi sampai jam sebelas rombongan pengantin pria tidak kunjung datang hingga pukul dua belas siang mereka tidak menampakkan hidungnya."Sayang kamu sudah coba hubungi mereka?" Andaru merasa kecolongan dengan kelakuan Kayan yang tidak menepati janjinya."Sudah yah, tapi ponsel mereka tidak ada yang aktif. Apa mungkin terjadi sesuatu?" Zelena yang merasa khawatir dengan keadaan keluarga calon suaminya tidak hentinya menghubungi mereka. Meski hasilnya akan tetap sama nihil. Tidak ada keraguan atau pun berfikir buruk pada mereka yang ada hati Zelena begitu cemas memikirkan calon suami dan keluarganya.Para tetangga yang sebenarnya sudah tahu si
Kayan terkejut dengan suara Zelena yang tiba-tiba sudah duduk menatap kearahnya."Zel kamu bangun? Sejak kapan? Apa yang kamu dengar?" Kayan duduk berhadapan dengan Zelena. Wajah terkejutnya tidak mampu di sembunyikan olehnya."Hehe, Kay kamu ini yang kenapa? Aku baru bangun aku cuma denger suara tapi sayangnya aku nggak jelas dengernya, makanya aku tanya sama kamu. Ada apa?" Zelena melepaskan kerudungnya menambah kecantikannya dengan rambut panjang hitamnya."Nggak, nggak ada. Ya sudah tidur lagi gih! Masih malam kamu mau begadang? Zel malam ini kita tidak –""Ya kamu jangan khawatir. Sekarang ganti baju kamu istirahatlah juga, aku tahu kamu pasti lelah, oh, ya Kay. Pria yang sama kamu itu siapa?" "P– pria yang mana?""Yang datang sama kamu. Aku nggak liat lagi apa dia –""Oh, itu cuma supir sewaan udah pulang waktu kita di hotel." Kayan bernapas lega Zelena tidak lagi bertanya lebih lanjut tentang pria yang bersamanya.**Suara adzan subuh berkumandang Zelena yang terbiasa bangun
"Kapan kamu kenal aku? Sejak lama aku menyembunyikan siapa aku. Tapi kamu menuduh aku sengaja melakukan ini padamu? Bahkan saat aku masih sekolah aku sudah menyembunyikan semuanya, kamu ingat saat aku meminta untuk resepsi pernikahan kita? Hari itu adalah hari spesial di mana aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya aku ingin memberikan kekuatan itu padamu tapi nyatanya aku yang di berikan kejutan ini darimu. Sudahlah Kay, kita tidak perlu lagi membahas yang tidak penting jalani hidup kita." "Tidak bisa Zel, aku cinta sama kamu. Aku akan mempertahankan pernikahan kita apapun itu,""Dan aku akan menceraikan kamu Kay. Seberapa kuat kamu mempertahankan, sekuat itu pula aku akan pisah dari kamu.""Tidak akan. Jika aku tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang pun yang bisa memiliki kamu."Kayan menari kasar pergelangan tangan Zelena namun tiba-tiba dari arah samping seseorang mencekal tangan Kayan yang ingin menyentuh wajah Zelena.Bugh!!"Brengsek dia wanita! Lawan aku j
"Anda jangan becanda pak Hasta. Zelena hanya anak kampung bahkan saya sendiri yang menikahinya. Lelucon Anda kurang kreatif pak Hasta." Ujar Kayan tertawa bahkan ibu dan istrinya turut tertawa tetapi tidak dengan Iva dan Denta mereka saling pandang dan menarik kerudung yang di pakai oleh Zelena."Aku tidak bercanda dengan orang asing. Aku lebih suka bercanda dengan keluarga." "Tapi tidak mungkin kalau Zelena anak pak Hasta, karena waktu itu saya menikahinya–""Dengan dia?" Hasta menunjuk kearah Andaru dan Indri mereka mendekati terkejut dengan sikap orang tua dan saudara Kayan pada Zelena."Sayang kamu kenapa nak? Jadi ini yang membuat kamu tidak ingin menghubungi dan minta pada kami untuk diam? Ini yang kata kamu akan menyelesaikan semuanya seorang diri? Lihat bahkan di hadapan kami dan banyak orang mereka tidak menghargai kamu sayang," Husna dan Indri saling melepaskan tangan Denta dan Iva yang berbuat kasar pada Zelena."Ini lelucon,"Hasta meminta mereka untuk pergi begitu juga p
Setelah malam itu Zelena tidak lagi memperdulikan kebutuhan keluarga Kayan. Waktunya ia habiskan untuk bekerja dan bekerja menyelesaikan tugas rumah dan menikmati harinya tanpa mengikuti perintah dari anggota keluarga Kayan untuk memasak makanan yang mereka sukai.Hanya menghitung jam lagi maka semuanya akan terungkap dan Zelena pun tidak ingin terlalu lama menundanya lagi.Terdengar suara teriakan dari luar terdengar dengan jelas jika itu adalah suara Gaina dan menantu kesayangannya."Zelena. Kamu ngapain aja di dalam kamar hah? Kamu udah tau pagi-pagi harus menyiapkan apa dulu sebelum berangkat bekerja, apa harus aku ingatkan setiap hari setiap saat dan setiap detik? Jadi orang pemalas minta ampun." Gaina menggedor kamar Zelena dibantu oleh menantu kesayangannya. Namun pada saat mereka mendorong pintu bersamaan dengan Zelena yang membuka pintu sehingga tubuh mereka tersungkur ke depan beruntung Zelena membantu Shella sehingga tidak sampai terjatuh karena akan sangat membahayakan ka
Zelena menoleh kearah pria di sampingnya sosok yang tidak di kenalinya menatapnya dengan tatapan sulit di artikan."Hapus air mata kamu." Ucapnya tegas."Terima kasih," Zelena meraih sapu tangan yang di sodorkan pria di sampingnya."Tidak perlu terima kasih, sudah seharusnya aku lakukan itu. Hum, Zelena bisa kita bicara sebentar?" Tristan berusaha untuk bicara dengan Zelena meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Tidak di pungkiri kesakitan yang di alami oleh Zelena karena ulahnya yang turut adil dalam taruhan itu."Maaf sepertinya saya harus pulang sekarang." Zelena berlaku meninggalkan Tristan. Tidak bermaksud untuk menghindar tetapi getar di ponselnya yang membawanya pergi dari hadapan Tristan."Zelena tunggu!""Kamu tidak ingin mendengar aku bicara? Setidaknya izinkan aku mengatakan sekarang,""Mengatakan sekarang?""Ya, aku minta maaf. Karena aku, kamu jadi seperti ini, kenalkan aku Tristan dan aku adalah –""Kenapa tidak di lanjutkan?""Aku adalah orang yang te
Setelah perdebatan panjang Zelena berhasil pergi untuk memulai dengan mencari informasi perusahaan yang ingin ia datangi. Sesuai arahan sang adik tentunya Zelena mendatangi kantor di mana Kayan sebagai direktur."Selamat pagi mbak bisa saya bantu?" sapa resepsionis."Pagi mbak, begini saya datang sesuai informasi yang saya dapatkan dari pak Kayan jika perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan. Saya di minta, "Pak Kayan? Kamu siapanya?" "Saya,""Saya apa cepetan!""Saya temannya dan kebetulan saya,""Tunggu dulu, saya kasih kabar pak Kayan dulu." Zelena mengangguk memilih menunggu sampai wanita di depannya selesai menghubungi seseorang yang mungkin saja adalah Kayan."Mbak langsung aja naik ke atas. Pak Kayan sudah menunggu katanya." Ujarnya acuh tanpa melihat kearah Zelena."Terima kasih Mbak, selamat bekerja. Jangan lupa tersenyum," Zelena berbalik melanjutkan langkahnya menuju lift.Sampai di lantai yang di maksud Zelena di kejutkan dengan kehadiran Kayan yang ada di depan lift.
Kayan melempar semua barang yang ada di kamar mengingat kata-kata yang diucapkan oleh Tristan mengenai Shella kekasihnya meski mereka sudah menikah secara siri namun Kayan berusaha untuk menyembunyikannya dan selalu menganggap bahwa Shella adalah kekasihnya bukan istri."Kay Ada apa sih kamu buang barang sampai hancur gini? Ada apa? Bukannya kamu siap-siap mengajak kita untuk makan di luar tapi kamu cuma marah-marah di kamar seperti ini. Apa kamu tidak jadi menerima jabatan sebagai direktur?" Gaina mendatangi kamar pribadi milik Kayan yang tidak seperti biasanya pulang kerja memilih berdiam diri di dalam kamar utama."Mama kalau aku memilih mempertahankan Zelena apakah mama bersedia menerima sebagai menantu?" Kayan bertanya dengan hati-hati.Gemuruh dalam hatinya mengingat jika Zelena yang sebenarnya telah lama menempati hatinya kini harus menjadi jalan untuk mendapatkan harta yang di inginkannya."Maksud kamu apa? Jangan bilang kamu akan memilih Zelena dan mengembalikan semua harta y
Zelena menghentikan suapannya kali ini ia menatap wajah wanita di depannya wanita yang ia ketahui adalah ibu mertuanya."Maksud Mama?" "Panggil aku ibu jangan Mama. Aku tidak suka itu, cukup anak-anakku yang memanggilku Mama tidak dengan kamu."Zelena mengangguk kembali melanjutkan makannya. "Seperti yang tadi Mama bilang sama kamu, Mama bebaskan kamu dari gudang tapi ada syaratnya. Kalau kamu bisa memenuhi syarat dari mama kamu bisa bebas di rumah ini. Tanpa harus menderita di dalam gudang tentunya kamu bisa menikmati fasilitas rumah ini yaitu tidur di dalam kamar mewah. Mama yakin ini baru pertama kalinya kamu tidur di kasur empuk.""Bebas seperti apa? Dan kenapa Mama lagi? Bukankah mama tidak ingin aku menyebut mama melainkan ibu?" Zelena tidak ingin menanggapi ucapan ibu mertuanya. Jangankan kasur yang empuk bahkan tidur di hotel berbintang dan kamar VVIP sudah di rasakan oleh Zelena. Tentu Zelena tidak menceritakan pada ibu mertuanya kalau dirinya memiliki rumah yang lebih mew
Bukan hanya Husna dan Hasta tetapi juga Andaru dan Indri mereka benar-benar mengkhawatirkan kondisi Zelena yang tidak ada kabar. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh mereka yakni Cavin pria remaja yang berstatus sebagai adik Zelena ternyata sudah memiliki firasat yang berbeda terhadap pria yang mengaku sebagai kekasih kakaknya.Di dalam kamar Cavin tidak hentinya mencari tahu keberadaan sang kakak bahkan dia rela meminta pada seseorang untuk mencari keberadaan Kayan."Aku sendiri yang akan melenyapkan kamu jika saja menyentuh kulit kakak 'ku." Ujar Cavin mengepalkan tangannya.Cavin yang kini telah menginjak remaja begitu menjaga sang kakak walau Zelena jauh dari pandangannya tetapi Cavin tidak lepas memperhatikan dan menjaganya dan kali ini untuk pertama kalinya gagal. Meski tetap bergerak tanpa sepengetahuan orang tua dan kakaknya tetapi sama halnya dengan yang lain ia pun kehilangan jejak Zelena. Cavin tidak tinggal diam seperti sekarang tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya
"Tapi ma, apa itu harus?" Kayan mencoba untuk negoisasi dengan ibunya mana mungkin dia bisa mengurung Zelena di dalam gudang yang gelap dan pengap."Kenapa tidak. Jangan bilang kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada wanita kampungan seperti dia." Gaina menatap tidak suka pada putranya."Siapa yang jatuh cinta padanya? Tujuan kita adalah harta jabatan dan nama pasar kita sudah mendapatkannya meskipun harus menunggu dua bulan lagi tapi aku tidak tahan satu atap bersamanya. Tapi mengingat jika dia mengetahui apa yang kita lakukan pada wanita ini tentu dia akan marah pada kita Aku hanya takut jika semua fasilitas yang diberikan dia pada kita akan diambil lagi olehnya." Ujar Kayan gelisah."Kamu tidak perlu khawatir Mama sudah menyiapkan rencana lain, pokoknya wanita ini harus kita kurung di gudang beri dia pelajaran Karena dia sudah lancang membuka kamar pribadi kamu." Gaina menyeret tubuh Zelena yang tidak berdaya."Hei, bangun kamu jangan keenakan tidur sekalipun ini cuma gudang tapi s