“Krystal?” Citra melukiskan senyuman hangat kala melihat Krystal melangkah mendekat padanya. Pun Krystal memberikan senyuman di wajahnya menyambut Citra yang datang. Kini Krystal duduk di hadapan Citra. Sesaat mereka tak langsung bicara. Hanya sebuah tatapan yang saling menatap satu sama lain. Ya, Citra bisa tahu alamat apartemen Kaivan dan Krystal karena dari data yang telah Krystal berikan. Mengingat Krystal memakai jasa wedding organizer milik Citra. Tentu saja, Citra tahu alamat apartemen yang ditempati oleh Kaivan dan Krystal.“Aku sedikit tidak menyangka kamu datang, Citra,” ujar Krystal yang masih dengan suara yang pelan dan lembut. Tersirat tatapan Krystal penuh maksud pada Citra yang duduk di hadapannya.Citra tersenyum. “Maaf karena mengganggumu, Krystal. Aku datang karena ada beberapa tambahan dekorasi yang ingina ku tunjukan padamu.”Krystal menganggukan kepalanya. “Kalau begitu tunjukan saja, Citra. Aku akan melihatnya.”Saat Citra hendak mengambil iPad di tasnya—sang pel
Krystal menyisir rambut panjangnya seraya mematut cermin. Setelah rambut panjangnya tertata dengan rapi, Krystal kembali meletakan sisirnya ke atas meja rias. Sesaat Krystal melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh malam tetapi Kaivan belum juga kembali pulang. Mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Itu yang ada di dalam benak Krystal. Pun Krystal memilih untuk tidak menghubungi nomor Kaivan. Krystal tidak ingin mengganggu Kaivan yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.Kini Krystal bangkit berdiri dari kursi meja rias. Lalu dia menjatuhkan pelan bokongnya di ranjang dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Terlihat Krystal memejamkan mata lelah. Ya, Krystal terlihat lelah. Lelah dengan semua masalah yang hadir di hidupnya. Dulu, Krystal pernah menjadi sosok yang egois karena meminta Kaivan untuk memilih dirinya atau Livia. Tentu Krystal tahu dirinya tak luput dari kesalahan. Terkadang cinta selalu membuat egois. Pernah Krystal ingin menyerah dan merelakan Kaivan namu
Berita tentang resepsi pernikahan telah terdengar. Menikah dengan pengusaha ternama di Indonesia membuat Krystal selalu menjadi sorotan para media. Tak sesekali media banyak mengatakan Krystal adalah sosok Cinderella. Mulai dari pekerjaan yang hanya sebagai Ballerina, dan juga orang tua Krystal yang telah tiada bukanlah dari kalangan pengusaha. Hal itu yang membuat Krystal tak henti-hentinya menjadi pembicaraan publik. Akan tetapi, Krystal mengabaikan semua komentar yang ada. Ya, tentu Krystal mengabaikan komentar-komentar yang ada. Karena memang banyak orang yang berkomentar negative dan tak sedikit yang berkomentar positive. Krystal beryukur karena ada yang masih memberikan komentar positive. Setidaknya dari sini Krystal belajar bahwa tidak semua orang di dunia menyukai kita. Pun Krystal tidak berhak untuk menghakimi orang-orang yang tidak menyukainya. Semua orang yang ada di dunia ini berhak untuk memilih menyukai dan tidak menyukai.Seumur hidup, Krystal memang tidak pernah menyan
Krystal menundukan kepalanya kala ditatap dingin oleh Elisa—ibu mertuanya. Sedangkan Felicia begitu setia di samping Krystal seakan siap membela Krystal dari cercaan ibunya sendiri. Sejenak, Krystal berusaha untuk tidak takut kala ditatap oleh ibu mertuanya. Namun, nyatanya sorot mata dingin Elisa kerap membuat tubuh Krystal seakan membeku.“Kenapa kamu hanya memakai pakaian seperti ini, Krystal? Apa kamu tidak memiliki pakaian lagi?” seru Elisa dengan sorot mata tajam.“Ma—”“Diam, Felicia! Mama sedang berbicara dengan Krystal! Jangan memotong ucapan Mama!” tegas Elisa pada putri bungsunya.Krystal melihat pada Felicia, dan memberikan sebuah senyuman tulus yang mengisyaratkan agar Felicia tidak perlu membelanya. Ya, Krystal hanya tidak mau jika sang adik ipar harus disalahkan. Andai saja, Krystal tahu mertuanya akan datang—dia tidak akan memilih memakai dress santai bahan kaus dengan motif hello kitty.Krystal mengatur napasnya. Lalu dia mengalihkan memberanikan diri mengalihkan pand
Citra menatap sebuah bingkai foto yang berisikan foto miliknya dan Kaivan. Tampak di foto itu dia dan Kaivan tampak seperti pasangan yang berbahagia. Memiliki foto bersama Kaivan adalah hal yang tersulit. Selama ini Kaivan tidak pernah mau berfoto. Tapi akhirnya sebelum Citra meninggalkan Indonesia—dia berhasil mengambil beberapa fotonya dengan Kaivan. Mulai dengan memeluk dan mencium rahang Kaivan. Walau wajah Kaivan tak pernah senyum sedikit pun tetapi pria itu tetap mempesona dengan segala pembawaannya.“Nyonya Citra, apa Anda hari ini jadi ingin bertemu dengan Tuan Kaivan?” tanya Marike—asisten pribadi Citra yang sejak tadi begitu setia berada di samping Citra.Citra terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan oleh Marike. Tampak sepasang iris mata hitamnya menunjukan kebingungan. Tampak wanita itu terlihat memikirkan sesuatu. Suatu hal yang rasanya Citra tak yakin. Namun, Citra tak menampik kalau dirinya menginginkan bertemu Kaivan. Tetapi semuanya menjadi sangat rumit.“Marike,
Hari ini adalah hari yang telah ditunggu Kaivan dan Krystal. Ya, mereka mengadakan resepsi pernikahan megah di salah satu hotel berbintang lima. Setelah perjuangan panjang mereka, akhirnya mereka tiba pada hari yang telah mereka nanti-nantikan. Pun pernikahan ini telah didekorasi dengan konsep yang Krystal inginkan. Awalnya, Kaivan ingin Doni yang mengurus segala pernikahannya tetapi ternyata Krystal menginginkan sendiri mengurus segala pernikahannya. Seperti saat ini, di belakang Krystal sudah ada gaun pengantin yang sangat indah. Gaun ini adalah gaun yang juga Krystal inginkan. Segala sesuatunya memang yang Krystal inginkan. Sedangkan Kaivan tentu hanya mendukung segala apa yang Krystal inginkan. Bisa dikatakan gaun ini bukanlah gaun mewah dengan banyaknya taburan hiasan berlian. Tidak. Ini adalah gaun pengantin yang tampak sederhana tetapi tetap berkelas. Alasan Krystal ingin memilih sendiri karena Krystal tidak ingin Kaivan memesan gaun pengantin dengan hiasan berlian.“Nyonya K
“Apa kamu ini sudah kehilangan akal sehatmu? Bagaimana kamu meminta waktuku di saat resepsi pernikahanku berlangsung?” seru Kaivan seraya menghunuskan tatapan dingin dan tajam pada Citra yang berdiri di hadapannya.Ya, kini Kaivan berada tepat di hadapan Citra. Hal gila yang telah Kaivan putuskan yaitu meninggalkan Krystal sendirian hanya untuk menemui Citra. Terpaksa Kaivan harus melakukan ini. Kaivan tidak memiliki pilihan lain. Jika Kaivan membiarkan Citra menemuinya dan Krystal—dia takut Citra akan berbicara yang tidak-tidak. Andai saja dulu dirinya tidak jadi memakai jasa wedding organizer milik Citra tidak akan menjadi seperti ini.Awalnya ketika Kaivan kembali bertemu dengan Citra; Kaivan pikir tidak akan ada pembahasan di masa lalu. Karena memang Kaivan saat ini hanya menganggap Citra sebagai teman lama. Kala dulu Citra sudah pergi, Kaivan berpikir bahwa itu adalah keinginan Citra. Pun Kaivan enggan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Citra. Mungkin karena dulu Kaiva
Tangis Krystal mendera di dalam taksi. Bayangannya mengingat dengan jelas suaminya berciuman dengan wanita lain. Sesak. Bagai tertancap pisau rasanya, Krystal tak sanggup menahan luka ini. Ingin rasanya Krystal berlari dari kenyataan. Berharap semua ini hanya mimpi tapi kenyataannya tidak. Ini semua adalah nyata. Krystal melihat dengan jelas dengan mata kepalanya sendiri.“Kamu jahat, Kai,” isak Krystal pilu. Tangisnya terdengar bahwa dia begitu menderita.Ya, Krystal tak lagi memedulikan penampilannya. Gaun pengantinnya sudah kacau. Make up yang tak lagi sempurna. Rambut pun sudah berantakan. Bahkan mata Krystal sudah dipenuhi maskara dan eyeliner yang hancur melebur menjadi satu.“Nyonya, di belakang ada dua mobil sport yang mengikuti kita,” kata sang sopir taksi seraya melirik dari kaca spion.Krystal masih terisak—dia menoleh ke belakang dengan mata yang masih memerah akibat tangis yang tak kunjung reda. Dan seketika raut wajah Krystal berubah mendapati dua mobil yang mengikuti ta
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k