Share

Yang Paling Bodoh

Author: ulanbaby
last update Last Updated: 2023-08-30 23:36:13

***

Tiara mengerjap pelan, ekspresinya sedikit terkejut saat menyadari jika dirinya berada di tempat yang asing. Ah, dia hampir lupa jika masih berada di rumah Arya Karisma. Semalam dirinya hanya duduk menyender di bibir ranjang, tanpa ada niatan untuk tidur di kasur besar di kamar temaram itu. Menangisi nasib, berdoa semoga Arya kembali dan mengeluarkannya, ternyata sia-sia, dan akhirnya Tiara tertidur karena lelah menangis.

“Oh, kamu sudah bangun?”

Suara berat itu membuat Tiara menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka. Sosok Arya terlihat di sana, membuat kamar yang temaram itu mendapat sinar dari ruang lain.

“T-tuan,” lirih Tiara kini beranjak dari tempatnya, mendekat ke arah pintu tapi Arya lebih dulu mencekal tangan Tiara sebelum gadis itu benar-benar keluar dari kamar.

“Kamu pikir aku ke sini untuk melepaskanmu?”

Tiara menelan salivanya. “Ini sudah pagi dan aku harus pulang.”

“Siapa yang menyuruhmu pulang? Memang di mana rumahmu?”

“Tuan—”

“Dengar, baby fox.” Arya menyahuti dengan suara pelan. Tangannya membawa Tiara untuk lebih dekat dengannya. “Aku tidak punya kesabaran yang baik, kamu tahu itu kan?”

Tiara mengernyit samar, memandang si tampan yang menatapnya dengan tatapan tajam penuh ancaman. Dia masih belum paham dengan maksud Arya yang seolah mengenalnya dengan baik. 

“Jadi, katakan padaku, apa maksudmu untuk pura-pura amnesia? Kamu nggak ada kesempatan untuk lari, nggak ada orang yang bisa mengeluarkanmu dari rumah ini selain aku.”

Tiara menghempaskan tangan Arya— yang sia-sia, karena memang tenaganya tak cukup untuk melawan cengkeraman Arya.

“Harus berapa kali aku bilang kalau aku tidak berbohong? Untuk apa aku berpura-pura?!” kesal Tiara.

“Untuk ayahmu.”

“Aku bahkan nggak ingat siapa nama asliku,” kata Tiara dengan bibir bergetar.

Untuk pertama kalinya, Tiara berani memandang Arya sama tajamnya. Gadis itu sudah benar-benar muak. Tidak ada yang bisa membantunya, maka dirinya akan mencoba lepas dan pergi dengan usahanya sendiri. Melawan orang yang mungkin saja bisa menjadi sumber rasa sakitnya yang baru.

“Aku bukan orang yang anda maksud, Tuan Arya. Tolong, lepaskan aku. Biarkan aku pergi.”

Namun senyuman miring yang Arya perlihatkan sekarang. Si tampan itu mendekat, mencengkeram dagu Tiara. Sungguh, jantung Tiara rasanya jatuh ke perut. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Arya sekarang, tapi sungguh semuanya membuatnya takut.

“Sungguh, kamu bukan baby fox milikku?” lirih Arya tepat di depan wajah Tiara.

Tiara diam, mati-matian menahan air matanya yang menandakan jika dirinya benar-benar ketakutan. Oh, sungguh, Arya Karisma dengan aura dominannya sungguh membuat siapa saja bertekuk lutut. Seperti ada kekuatan tersendiri yang menandakan jika dirinya memang berkuasa, atas semuanya— termasuk Tiara.

“Aku bukan orang yang anda maksud,” lirih Tiara tertahan, menjawab dengan mati-matian menahan takut.

Tangannya berusaha menahan dada bidang Arya, tapi percuma. Si tampan itu masih bisa membuatnya tanpa jarak.

“Oke.”

Arya menurunkan tangannya, melepas cengkeramannya, membuat Tiara kini sedikit bernapas lega—

“Kalau begitu aku akan membunuhmu.”

—atau mungkin tidak.

Tangan kanan Arya mengambil sesuatu dari saku celananya, dengan cepat kini sebuah benda dingin bisa Tiara rasakan menyentuh dahinya. Iya, sebuah pistol. Tiara membeku.

Astaga, apa separah ini hidupnya? Haruskah di sini dirinya mengakhiri perjalanan hidupnya?

“Untuk terakhir kalinya, Mutiara Shima, mengakulah.”

Tiara diam. Jantungnya berdetak dengan cepat karena menahan takut. Sebuah pistol benar-benar ada di dahinya sekarang, Arya terlihat dingin memandangnya bersiap untuk menekan pelatuk, siap melubangi kepala Tiara.

“Tuan Arya, berhenti!”

Seruan terdengar, membuat Arya kini melirik ke arah pintu yang kini terbuka dengan sempurna. Di sana ada Kinan yang terlihat baru saja sampai, menghampiri atasannya dengan napas yang cukup tersengal. Di tangannya ada sebuah map biru.

“Berhenti, jangan bunuh nona Tiara!” seru Kinan.

Arya mengangkat satu alisnya, masih belum menurunkan pistol yang ia todongkan pada Tiara, memandang Kinan dengan tatapan menuntut penjelasan. Kinan menarik napas dalam, sebelum akhirnya menunjukkan map biru yang ia bawa.

“Ada yang perlu Tuan tahu,” kata Kinan dengan pelan.

“Tentang?”

Kinan menelan salivanya dengan tercekat. Mendapati atasannya dalam mode yang menekan terlebih menodongkan pistol pada Tiara, cukup membuat Kinan takut juga. Tak langsung menjawab, ekor mata Kinan hanya melirik Tiara. Dan seolah mengerti dengan maksud sekretaris pribadinya, Arya menurunkan pistol dari dahi Tiara.

“Kalau tidak penting, aku juga akan melubangi kepalamu, Kinan.”

Suara Arya terdengar mengancam, mengambil map biru dari Kinan. Si sekretaris pribadi Arya tak menjawab, beralih mendekat pada Tiara yang terlihat sedikit syok karena mendapat ancaman dari Arya.

“Nona tidak apa-apa?” tanya Kinan pada Tiara.

Tiara tak menjawab, hanya air matanya yang mewakilinya. Arya yang sudah membaca isi map yang dibawa Kinan kini menoleh pada Tiara, membuat si gadis lara melangkah mundur, tubuhnya gemetar menahan takut.

“Kinan, aku minta penjelasan soal ini nanti. Aku mau siap-siap untuk ke kantor.” Masih dengan dingin, Arya berucap demikian. Namun matanya belum lepas dari memandang Tiara.

“Baik, Tuan,” jawab Kinan patuh.

Arya menutup map biru di tangannya, hendak melangkah keluar tapi tangan kanannya kini ditahan oleh Tiara. Gadis itu sedikit gemetar, mencoba menetralkan rasa takutnya, membuat langkah Arya terhenti.

“T-tunggu,” lirih Tiara. “Anda memanggilku baby fox, anda menyebut Mutiara Shima, apa… apa itu namaku? Apa anda kenal denganku sebelumnya?”

Arya tak langsung menjawab, matanya yang tajam kini bersirobok dengan mata teduh milik Tiara yang masih memandangnya dengan air mata yang merembang. Sungguh, tidak ada kebohongan di sana. Hanya ada ketulusan bercampur ketakutan. Gadis lara yang malang.

“Aku benar akan membunuhmu jika berpura-pura bodoh,” sahut Arya.

“Aku tidak pura-pura bodoh! Aku memang tidak tahu apapun!” seru Tiara kesal.

Gadis itu benar-benar frustasi sekarang, dihadapkan dengan lingkungan baru, bukan menjadikan Tiara lebih baik tapi justru tertekan. Arya bersikap begitu dingin, menekannya untuk mengaku padahal Tiara juga tidak tahu apapun yang dimaksud Arya.

“Selama delapan tahun ini aku tidak bisa mengingat apapun, tidak ada yang memberitahu siapa aku. Aku hanya ingin hidup tenang, sungguh, aku hanya ingin hidup tanpa luka,” lirih Tiara kini jatuh terduduk.

Tangisnya yang sedari tadi ia tahan kini tumpah sudah. Tiara menangis pilu, menyadari bagaimana hidupnya selama ini yang begitu menyakitkan. Tidak ada teman, tidak diperbolehkan bertemu dengan orang lain, tidak boleh bertanya tentang masa lalu atau siapapun dirinya. Tiara, benar-benar sendirian.

“Tiara.”

Tiara perlahan mengangkat wajah, memandang Arya yang masih memandangnya dengan dingin dan tajam. Sekian detik berikutnya, si tampan itu menariknya untuk berdiri.

“Aku akan memanggilmu demikian. Kamu nggak perlu tahu siapa kamu sebelum ini, tapi yang jelas—”

Ucapan Arya menggantung, si tampan itu kini menangkup kedua pipi Tiara, mengecup lembut bibir pucat Tiara sekilas.

”—kamu hidup denganku sekarang. Kamu milikku.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
ida Sari
apa maksud Arya ngomong gitu ya ,,dan Arya panggil Tiara baby fox,, sebenarnya siapa Tiara bagi Arya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Aku Ingin Hidupnya Hancur

    ***Tiara akhirnya hanya bisa menerima. Iya, memang dirinya bisa apa? Memberontak? Melawan? Dia bukan orang yang bisa berlaku semaunya.Ada satu titik rasa penasaran yang membuat si gadis lara itu menerima. Tiara masih penasaran, apa Arya sebenarnya mengetahui siapa Tiara yang dulu? Apa mereka sudah saling kenal sebelumnya?“Nona Tiara,”Tiara yang tadi melamun, dengan memeluk lututnya di lantai sembari menyender di bibir ranjang, sedikit terperanjat kaget saat pintu terbuka. Ah, dia masih belum terbiasa. Ketakutannya karena hampir dibunuh oleh Arya masih belum hilang. Sedikit lega saat mendapati sekretaris pribadi Arya— Kinan yang teryata memasuki kamar bernuansa gelap tersebut, dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.“Tuan Arya sudah berangkat ke kantor, dan mungkin akan pulang malam.”Tiara masih diam. Uh, dia tidak butuh informasi itu sebenarnya.“Saya akan memenuhi kebutuhan Nona Tiara sebelum menyusul tuan Arya,” ujar Kinan kali ini dengan senyuman.Tiara mengerjapkan

    Last Updated : 2023-09-03
  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Siksaan Ibu Tiri

    "Kamu masih akan diam seperti patung, atau aku perlu menyeretmu sekarang?"Terdengar tegas pertanyaan itu ditujukan untuk Tiara, gadis yang tengah duduk di lantai gudang. Tiara mendongak, matanya menyorot takut saat mendengar pertanyaan tajam dari wanita modis di depan pintu."N-nyonya, biar saya yang membantu Nona Tiara untuk bersiap."Suara yang terdengar lembut di balik sosok wanita modis berhasil membuat langkah yang akan tercipta kini terurung. Wanita modis dengan sorot mata tajam terlihat tak senang."Baik, bantu dia. Kalau dalam waktu 30 menit dia belum menyusulku, akan kupastikan kalau luka di tubuhnya akan bertambah!" katanya dengan sinis lalu berbalik badan berjalan menjauh dari gudang kecil berantakan tersebut.Pemilik suara lembut tadi, seorang wanita paruh baya, langsung menghampiri Tiara yang terduduk di lantai."Nona Tiara," panggilnya miris melihat luka lebam yang menghuni ditubuh gadis itu.Tiara tak menjawab. Dirinya hanya diam memandang kearah pintu dengan kosong. I

    Last Updated : 2023-06-27
  • Belenggu Cinta CEO Arogan   I Got You, Baby

    Tak lama setelah mengikuti Bu Mira dan juga koleganya yang menunjukkan beberapa dokumen pembukaan cabang RD Corporation, Tiara kembali mengekor keduanya untuk masuk kembali ke ruang rapat. Nampak sudah hadir para kolega lain yang sudah dapat Tiara pastikan memegang peranan penting dalam perusahaan.Bu Mira nampak akrab dengan melempar senyum dan sapaan. Terlihat akrab meski senyuman yang tercipta mengandung ancaman yang akan siap merebut semua yang dimiliki bila salah strategi dalam bisnis.Itu adalah realita dalam bisnis. Tidak seluruhnya baik saat berada di atas. Karena dalam bisnis pasti ada yang akan merebut posisi dan mengoyak apa yang didapat secara diam-diam."Apa dia putrimu? Dia cantik sekali." Wanita yang duduk didekat Bu Mira berkata dengan memandang Tiara."Benar, dibanding menjadi asisten, dia justru terlihat seperti CEO muda," timpal rekannya yang lain.Bu Mira tersenyum sinis, melirik Tiara yang tengah menyiapkan beberapa dokumennya."Kalian terlalu memujinya." Bu Mira

    Last Updated : 2023-06-27
  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Siksaan Lanjutan

    "Katakan padaku, bagaimana bisa kamu bermain dengan pemimpin brengsek itu?!" "Mama, aku tidak mengenalnya. Aku—"Tamparan keras kini mendarat di pipi Tiara. Kali ini mereka sudah berada di rumah. Tentu Bu Mira dengan bebas melakukan apa saja kepada anak angkatnya. "Kamu pikir aku akan berbelas kasih padamu setelah apa yang terjadi hari ini?!" Seru Bu Mira dengan kasar menjambak rambut Tiara.Gadis itu hanya diam, matanya yang sayu kini menggenang air mata yang tertahan siap tumpah. Tangannya gemetar menahan tangan ibu angkatnya yang kuat menarik rambutnya."Kamu membuatku malu di depan semua orang hari ini, Tiara. Kamu pikir aku akan memaafkan mu?!" ujar Bu Mira dengan tajam."Maaf, Ma, tapi sungguh, aku tidak mengenalnya, aku—""Lalu bagaimana dia bisa bicara kalau kamu yang sudah meninggalkan noda lipstik di kemejanya?""A-aku tidak sengaja,”"Jadi benar kau sudah bermain dengan lelaki itu?!""Maaf, Ma, tapi sungguh, aku tidak—akh!" Rambut Tiara ditarik kuat. Bu Mira menyeret gad

    Last Updated : 2023-06-27
  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Tawaran Gila

    ***Hari berganti, sang surya sudah memulai rutinitasnya di pagi hari. Dering alarm sudah sejak 10 menit lalu berbunyi, mencoba melaksanakan tugasnya dengan baik membangunkan tuannya. Namun mata milik gadis lara itu masih terpejam rapat. Keringat membasahi dahinya beriring dengan nafasnya yang tak teratur. Tangannya gemetar meremas sprei tempat tidurnya."Arrggh!" Teriaknya kini berhasil membuka mata.Tiara duduk. Nafasnya terengah-engah, pandangannya kosong melihat sekelilingnya. Ia ingat dimana dirinya berada sekarang. Tiara mengusap wajahnya, mencoba menetralkan degup jantungnya. Ia raih jam yang berbunyi semakin keras, mematikannya."Apa itu tadi? Kenapa… kenapa semakin mengerikan?" lirih Tiara merapatkan bajunya.Tiara menyentuh wajahnya. Ia sibak selimut tebalnya, beranjak menuju depan cermin riasnya. Memeriksa wajahnya sendiri, memastikan sesuatu yang dilihatnya dalam mimpi."Itu.. itu tadi aku, bukan?” gumam Tiara mengusap pipi kanannya.Ia terduduk di bibir ranjang. Tenggorok

    Last Updated : 2023-06-27
  • Belenggu Cinta CEO Arogan   You're Mine

    Malam tiba, dan Tiara dibuat bingung oleh sikap ibu angkatnya. Pasalnya, bukan hal yang biasa jika Bu Mira mengajaknya untuk keluar rumah apalagi mengunjungi sebuah acara kantor tanpa menyuruhnya untuk berpenampilan rapi. Sangat jarang Bu Mira mengajaknya untuk keluar rumah jika bukan acara kantor, terlebih selarut ini. Tiara hanya mengenakan kemeja hitam tanpa riasan wajah yang berarti. Berbanding kontras dengan hari-hari sebelumnya dimana Bu Mira akan menuntut Tiara berpenampilan sesempurna mungkin."Mama, ini acara apa sebenarnya?" tanya Tiara hati-hati saat dirinya dan ibu angkatnya memasuki rumah black tone mewah. Bu Mira hanya meliriknya sekilas, lalu melanjutkan langkahnya dengan lenggang menuju ruangan yang ditunjukkan seorang pekerja di rumah itu."Ma," panggil Tiara lirih masih belum mengerti."Silahkan duduk, Nyonya Mira. Tuan Arya sebentar lagi datang." kata seorang pekerja tadi yang melangkah keluar dari ruangan besar itu setelah mendapat anggukan singkat dari Bu Mira.T

    Last Updated : 2023-06-27
  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Aku Akan Membunuhnya

    Tiara tidak berani bicara sama sekali. Untuk banyak alasan, dirinya membenci kenapa dirinya berada di situasi yang tidak bisa melawan sama sekali. Entah itu pada ibu angkatnya, ataupun orang lain.Baby Fox, begitu Arya memanggilnya. Membuatnya hanya diam, bingung sekaligus takut. Ah, ini lebih menakutkan dibanding bentakan dari bu Mira, sungguh.“Aku menunggumu sampai besok, apa masih berani kamu bersembunyi lagi. Pura-pura amnesia, padahal kamu tahu siapa aku.”Dan ucapan Arya semakin membuat kepala Tiara pusing. Pura-pura amnesia, katanya.“Untuk apa aku melakukan itu?” lirih, Tiara menimpali dengan bibir bergetar.Arya tersenyum miring. Memilih diam kali ini, Tiara yang memandangnya dengan takut-takut dengan isakan tertahan, agaknya cukup membuat hatinya tercubit pelan. Gadis itu benar-benar tidak akan mengaku ternyata. “Jangan berlaga bodoh, dari awal aku sudah tahu siapa kamu.”“Aku tidak mengerti…” lirih Tiara menggeleng pelan, berbarengan dengan air matanya yang kembali hadir

    Last Updated : 2023-08-10

Latest chapter

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Aku Ingin Hidupnya Hancur

    ***Tiara akhirnya hanya bisa menerima. Iya, memang dirinya bisa apa? Memberontak? Melawan? Dia bukan orang yang bisa berlaku semaunya.Ada satu titik rasa penasaran yang membuat si gadis lara itu menerima. Tiara masih penasaran, apa Arya sebenarnya mengetahui siapa Tiara yang dulu? Apa mereka sudah saling kenal sebelumnya?“Nona Tiara,”Tiara yang tadi melamun, dengan memeluk lututnya di lantai sembari menyender di bibir ranjang, sedikit terperanjat kaget saat pintu terbuka. Ah, dia masih belum terbiasa. Ketakutannya karena hampir dibunuh oleh Arya masih belum hilang. Sedikit lega saat mendapati sekretaris pribadi Arya— Kinan yang teryata memasuki kamar bernuansa gelap tersebut, dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.“Tuan Arya sudah berangkat ke kantor, dan mungkin akan pulang malam.”Tiara masih diam. Uh, dia tidak butuh informasi itu sebenarnya.“Saya akan memenuhi kebutuhan Nona Tiara sebelum menyusul tuan Arya,” ujar Kinan kali ini dengan senyuman.Tiara mengerjapkan

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Yang Paling Bodoh

    ***Tiara mengerjap pelan, ekspresinya sedikit terkejut saat menyadari jika dirinya berada di tempat yang asing. Ah, dia hampir lupa jika masih berada di rumah Arya Karisma. Semalam dirinya hanya duduk menyender di bibir ranjang, tanpa ada niatan untuk tidur di kasur besar di kamar temaram itu. Menangisi nasib, berdoa semoga Arya kembali dan mengeluarkannya, ternyata sia-sia, dan akhirnya Tiara tertidur karena lelah menangis.“Oh, kamu sudah bangun?”Suara berat itu membuat Tiara menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka. Sosok Arya terlihat di sana, membuat kamar yang temaram itu mendapat sinar dari ruang lain.“T-tuan,” lirih Tiara kini beranjak dari tempatnya, mendekat ke arah pintu tapi Arya lebih dulu mencekal tangan Tiara sebelum gadis itu benar-benar keluar dari kamar.“Kamu pikir aku ke sini untuk melepaskanmu?”Tiara menelan salivanya. “Ini sudah pagi dan aku harus pulang.”“Siapa yang menyuruhmu pulang? Memang di mana rumahmu?”“Tuan—”“Dengar, baby fox.” Arya menyahuti de

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Aku Akan Membunuhnya

    Tiara tidak berani bicara sama sekali. Untuk banyak alasan, dirinya membenci kenapa dirinya berada di situasi yang tidak bisa melawan sama sekali. Entah itu pada ibu angkatnya, ataupun orang lain.Baby Fox, begitu Arya memanggilnya. Membuatnya hanya diam, bingung sekaligus takut. Ah, ini lebih menakutkan dibanding bentakan dari bu Mira, sungguh.“Aku menunggumu sampai besok, apa masih berani kamu bersembunyi lagi. Pura-pura amnesia, padahal kamu tahu siapa aku.”Dan ucapan Arya semakin membuat kepala Tiara pusing. Pura-pura amnesia, katanya.“Untuk apa aku melakukan itu?” lirih, Tiara menimpali dengan bibir bergetar.Arya tersenyum miring. Memilih diam kali ini, Tiara yang memandangnya dengan takut-takut dengan isakan tertahan, agaknya cukup membuat hatinya tercubit pelan. Gadis itu benar-benar tidak akan mengaku ternyata. “Jangan berlaga bodoh, dari awal aku sudah tahu siapa kamu.”“Aku tidak mengerti…” lirih Tiara menggeleng pelan, berbarengan dengan air matanya yang kembali hadir

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   You're Mine

    Malam tiba, dan Tiara dibuat bingung oleh sikap ibu angkatnya. Pasalnya, bukan hal yang biasa jika Bu Mira mengajaknya untuk keluar rumah apalagi mengunjungi sebuah acara kantor tanpa menyuruhnya untuk berpenampilan rapi. Sangat jarang Bu Mira mengajaknya untuk keluar rumah jika bukan acara kantor, terlebih selarut ini. Tiara hanya mengenakan kemeja hitam tanpa riasan wajah yang berarti. Berbanding kontras dengan hari-hari sebelumnya dimana Bu Mira akan menuntut Tiara berpenampilan sesempurna mungkin."Mama, ini acara apa sebenarnya?" tanya Tiara hati-hati saat dirinya dan ibu angkatnya memasuki rumah black tone mewah. Bu Mira hanya meliriknya sekilas, lalu melanjutkan langkahnya dengan lenggang menuju ruangan yang ditunjukkan seorang pekerja di rumah itu."Ma," panggil Tiara lirih masih belum mengerti."Silahkan duduk, Nyonya Mira. Tuan Arya sebentar lagi datang." kata seorang pekerja tadi yang melangkah keluar dari ruangan besar itu setelah mendapat anggukan singkat dari Bu Mira.T

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Tawaran Gila

    ***Hari berganti, sang surya sudah memulai rutinitasnya di pagi hari. Dering alarm sudah sejak 10 menit lalu berbunyi, mencoba melaksanakan tugasnya dengan baik membangunkan tuannya. Namun mata milik gadis lara itu masih terpejam rapat. Keringat membasahi dahinya beriring dengan nafasnya yang tak teratur. Tangannya gemetar meremas sprei tempat tidurnya."Arrggh!" Teriaknya kini berhasil membuka mata.Tiara duduk. Nafasnya terengah-engah, pandangannya kosong melihat sekelilingnya. Ia ingat dimana dirinya berada sekarang. Tiara mengusap wajahnya, mencoba menetralkan degup jantungnya. Ia raih jam yang berbunyi semakin keras, mematikannya."Apa itu tadi? Kenapa… kenapa semakin mengerikan?" lirih Tiara merapatkan bajunya.Tiara menyentuh wajahnya. Ia sibak selimut tebalnya, beranjak menuju depan cermin riasnya. Memeriksa wajahnya sendiri, memastikan sesuatu yang dilihatnya dalam mimpi."Itu.. itu tadi aku, bukan?” gumam Tiara mengusap pipi kanannya.Ia terduduk di bibir ranjang. Tenggorok

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Siksaan Lanjutan

    "Katakan padaku, bagaimana bisa kamu bermain dengan pemimpin brengsek itu?!" "Mama, aku tidak mengenalnya. Aku—"Tamparan keras kini mendarat di pipi Tiara. Kali ini mereka sudah berada di rumah. Tentu Bu Mira dengan bebas melakukan apa saja kepada anak angkatnya. "Kamu pikir aku akan berbelas kasih padamu setelah apa yang terjadi hari ini?!" Seru Bu Mira dengan kasar menjambak rambut Tiara.Gadis itu hanya diam, matanya yang sayu kini menggenang air mata yang tertahan siap tumpah. Tangannya gemetar menahan tangan ibu angkatnya yang kuat menarik rambutnya."Kamu membuatku malu di depan semua orang hari ini, Tiara. Kamu pikir aku akan memaafkan mu?!" ujar Bu Mira dengan tajam."Maaf, Ma, tapi sungguh, aku tidak mengenalnya, aku—""Lalu bagaimana dia bisa bicara kalau kamu yang sudah meninggalkan noda lipstik di kemejanya?""A-aku tidak sengaja,”"Jadi benar kau sudah bermain dengan lelaki itu?!""Maaf, Ma, tapi sungguh, aku tidak—akh!" Rambut Tiara ditarik kuat. Bu Mira menyeret gad

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   I Got You, Baby

    Tak lama setelah mengikuti Bu Mira dan juga koleganya yang menunjukkan beberapa dokumen pembukaan cabang RD Corporation, Tiara kembali mengekor keduanya untuk masuk kembali ke ruang rapat. Nampak sudah hadir para kolega lain yang sudah dapat Tiara pastikan memegang peranan penting dalam perusahaan.Bu Mira nampak akrab dengan melempar senyum dan sapaan. Terlihat akrab meski senyuman yang tercipta mengandung ancaman yang akan siap merebut semua yang dimiliki bila salah strategi dalam bisnis.Itu adalah realita dalam bisnis. Tidak seluruhnya baik saat berada di atas. Karena dalam bisnis pasti ada yang akan merebut posisi dan mengoyak apa yang didapat secara diam-diam."Apa dia putrimu? Dia cantik sekali." Wanita yang duduk didekat Bu Mira berkata dengan memandang Tiara."Benar, dibanding menjadi asisten, dia justru terlihat seperti CEO muda," timpal rekannya yang lain.Bu Mira tersenyum sinis, melirik Tiara yang tengah menyiapkan beberapa dokumennya."Kalian terlalu memujinya." Bu Mira

  • Belenggu Cinta CEO Arogan   Siksaan Ibu Tiri

    "Kamu masih akan diam seperti patung, atau aku perlu menyeretmu sekarang?"Terdengar tegas pertanyaan itu ditujukan untuk Tiara, gadis yang tengah duduk di lantai gudang. Tiara mendongak, matanya menyorot takut saat mendengar pertanyaan tajam dari wanita modis di depan pintu."N-nyonya, biar saya yang membantu Nona Tiara untuk bersiap."Suara yang terdengar lembut di balik sosok wanita modis berhasil membuat langkah yang akan tercipta kini terurung. Wanita modis dengan sorot mata tajam terlihat tak senang."Baik, bantu dia. Kalau dalam waktu 30 menit dia belum menyusulku, akan kupastikan kalau luka di tubuhnya akan bertambah!" katanya dengan sinis lalu berbalik badan berjalan menjauh dari gudang kecil berantakan tersebut.Pemilik suara lembut tadi, seorang wanita paruh baya, langsung menghampiri Tiara yang terduduk di lantai."Nona Tiara," panggilnya miris melihat luka lebam yang menghuni ditubuh gadis itu.Tiara tak menjawab. Dirinya hanya diam memandang kearah pintu dengan kosong. I

DMCA.com Protection Status