Share

Bab 85

BARU berlari sejarak tiga ribu kaki (sekitar satu kilometer), Ki Sajiwa tiba-tiba saja hentikan larinya. Seta mau tak mau ikut berhenti pula.

“Ada apa, Guru? Kenapa berhenti di sini?” tanya sang prajurit, sembari memandang keheranan pada petapa tua tersebut.

Ki Sajiwa tak menjawab. Kepalanya ditelengkan sedikit. Seperti sedang berusaha menangkap suara tertentu. Air muka orang tua itu tampak bersungguh-sungguh.

“Kau dengar sesuatu?” Ia balik bertanya setengah berbisik.

Seta tajamkan pendengaran. Namun sepasang telinganya tak menangkap suara apa pun. Kecuali lirih desir angin menerpa pucuk-pucuk ilalang yang meliuk-liuk.

“Aku tidak mendengar apa-apa, Guru,” sahut sang prajurit kemudian.

Ki Sajiwa tampak lega.

“Oh, baguslah kalau begitu,” ujarnya. Kemudian langsung berlari lagi.

Kening Seta berkerut dalam dibuatnya. Namun sang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status