Share

Bab 71

RASA lelah yang amat sangat membawa Seta tidur nyenyak malam itu. Demikian pula Sitadewi yang menyusul terlelap tak lama setelah prajurit tersebut masuk ke alam mimpi.

Keduanya tampak begitu pulas. Melewatkan malam yang hening. Hanya terdengar suara hewan-hewan malam saling bersahut-sahutan. Diseling deru angin yang sesekali berhembus.

Namun sebelum itu mereka berdua sempat sedikit cekcok. Seta berkeras hendak tidur di ruang depan. Namun dicegah oleh Sitadewi yang mengajaknya tidur berdua dalam satu pembaringan.

“Di ruang depan tidak ada apa-apa, Kakang. Memangnya Kakang mau tidur di atas lantai tanah?” ujar Sitadewi, berusaha mencegah dengan halus.

“Tidak apa. Yang penting aku bisa meluruskan badan,” sahut Seta, tak ambil peduli.

Sitadewi mengempaskan napas dengan gemas. Sepasang matanya mendelik.

“Kakang, kau butuh istirahat cukup setelah seharian ini tenagamu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status