Maya dan Fardian saling membelakangi waktu tidur di atas ranjang, entah apa yang dipikirkan pasangan suami istri itu, tapi keduanya tampak terdiam, dengan mata yang masih terjaga, hingga suara Fardian memecahkan keheningan malam itu.“Maya, apa setelah ini hubungan kita akan berubah?”“Beri kau waktu Mas... aku shock, mengetahui kebenaran ini, dan aku masih bingung apa yang aku akan lakukan, Raja suatu saat berhak tahu siapa ayah kandungnya ‘kan? Apa kita akan merahasiakan ini untuk selamanya?”Fardian berbalik, menatap pungung Maya.”Maya cobalah lihat kedalam mataku, apa kamu tidak melihat ketulusanku pada Raja, apa kamu ingin memisahkan aku dengan Raja?”suara Fardian terdengar sedih.Maya tidak menoleh ke arah Fardian, ia masih memunggungi pria yang berstatus suami itu, air matanya perlahan menetes, mengingat bahwa Fardian selama ini menjadi suami dan ayah yang sempurna bagi dirinya dan Raja.“Aku tidur Mas...” Maya lalu menutup kedua bola matanya.Malam itu bukan hanya cuaca yang t
Mobil yang ditumpangi Maya, telah sampai di sebuah kilnik di pingiran kota, lalu Maya turun dari mobil, dan langsung menuju ruangan Tata, dokter pribadinya dan juga sahabat dari Fardian.“Masuklah, Maya, apa kabar?”tanya Tata sambil tersenyum“Kabarku tidak baik Dok, apa Fardian tidak cerita tentang masalah kami?”Tata tersenyum. “Aku memang sahabatnya, tapi tidak semua hal yang bersifat pribadi, Fardian bercerita, dia sering bertanya bagaimana keadaanmu, perkembangan amnesiamu, itu saja, “jawab Tata dengan tenangDesahan kecil terdengar dari bibir Maya.”Dokter adalah sahabatnya, waktu pertama kali aku dibawa kesini, Anda tahu ‘kan, aku bukan istri Fardian?”“Jadi kamu sudah tahu kebenarannya, ingatanmu sudah pulih?”“Belum, aku masih amnesia, aku mengetahuinya karena rasa penasaranku, tentang masa laluku, aku mencari tahu sendiri dan akhirnya aku menemukan kebenaran, yang aku kecewa, Anda adalah seorang Dokter, kenapa tidak profesional, dan terlibat dalam kebohongan Mas Fardian.”“Ja
Maya berjalan pelan menyusul Fardian dan Raja, yang masih menyusuri hutan pinus, keduanya semakin tampak riang sekali tawa terdengar diantara keduanya.Sementara batin Maya berkecamuk, semakin ia mencari masa lalunya, kenapa sosok Fardian justru ada di dalamnya.“Apa yang kamu sembunyikan lagi dariku Mas...apa maksudmu dari semua yang aku temukan,”gumam Maya pelan, langkah kakinya semakin mendekati Fardian.“May, cepatlah, disana ada danau, dan ada juga perahu, jika kamu mau, kita akan naik perahu mengelilingi danau,”ajak Fardian pada Maya“Aku tunggu di sini saja, Mas...kalian saja, yang naik,”jawab Maya“Okay, ayo Raja, ikut Papah,”ajak Fardian mendekati danau kemudian terlihat menaiki prahu bersama Raja.Maya hanya menatap dari kejauhan, tampak Raja, sangat senang,sampai ditengah danau ada hal yang tak terduga, perahu mengalami kecocoran, hingga air mamasuki perahu.“Papah, airnya masuk ke perahu,”ucap RajaFardian menoleh kearah Raja, seketika ia terkejut karena melihat perahu se
Sesampainya di dalam kamar, Arnia melihat Rendra menatap sesuatu, dengan pelan dihampirinya suaminya yang saat itu berdiri di balkon kamar, dan Arnia menjadi tidak senang, ketika melihat bahwa Rendra sedang menatap foto Maya di ponselnya.“Maya...dia semakin cantik sekarang, pantas kamu mengaguminya walau dihadapanmu sekarang ada diriku,”ucapan Arnia membuat Rendra terkejut dan menoleh ka arah Arnia.“Perceraianku dengan Maya adalah konpirasimu dengan ibu, jadi jangan salahkan aku, jika saat ini aku masih menicintai Maya,”sahut Rendra dengan tenang“Terserahlah, Mas..tapi ingat, saat ini aku sedang hamil, dan sebentar lagi melahirkan keturunanmu, jadi jangan coba-coba menyakiti diriku,”ancam Arnia“Jangan bahas lagi mengenai Maya, sekarang katakan, kapan Papah Dherma, akan menganti uangku, jatuh temponya dua bulan lagi, jika Papah Dherma tidak membayar perusahaan Neo Kosmetik akan menjadi miliki.”“Aku akan menjual Neo kosmetik Mas, dari hasil penjualan aku akan membayar hutang Papah
“Pemilik sebelumnya telah lama meninggal dunia,”jawab AmbarMaya hanya tersenyum, ia menanggapi perkataan Ambar yang terkesan, tidak suka membicarakan pemilik sebelumnya.“Bolehkah, saya berkeliling sebentar, usai makan malam ini,”izin Maya“Tentu saja boleh, nanti aku akan mengantarkanmu, Maya, berkeliling di rumah ini,”jawab Rendra“Terima kasih.”Setelah usai makan malam , Arnia dan Fardian berbincang di salah satu bangku taman.“Seharusnya kamu waspada, Rendra bisa saja mencuri istimu,”Arnia menatap Rendra dan Maya yang sedang berjalan sejajar mengeliling rumah.“Kamu seharusnya lebih menjaga suamimu, Arnia, supaya tidak mendekati Maya,”jawab Fardian dengan nada serius.Arnia hanya tersenyum sinis, dalam hatinya ia tak peduli dengan cinta Rendra. Pembicaraan mereka terhenti, ketika Raja berlari kecil menghampiri Fardian.“Papah, Raja, takut di sana ada orang seram,”ucap bocah itu dengan raut muka ketakutan“Oh..pasti kamu melihat Pak Parto, tukang kebun rumah ini, memang mengalam
Arnia duduk di kursi kamar, menatap Rendra yang berbaring di tempat tidur hingga dengkuran halus ia dengar, menandakan jika Rendra telah terlelap. Perlahan Arnia bengkit dari duduknya menuju almari, lalu membukanya, sebuah berkas diambilnya lalu diamati lagi, beberapa hari yang lalu, setelah mendengar pembicaraan Ambar dengan staf Mery Gold, Arnia sangat penasaran, lalu ia mencari tahu data keuangan Mery Gold dan ia tak menyangka, yayasan itu setiap bulannya mendapatkan pemasukan rutin ratusan juta, rasa penasarannya tidak sampai disitu saja, ia mengetahui alasan Ambar bersikeras untuk menyingkirkan Maya, itu karena Yayasan Mery Gold yang dihibahkan pada Maya, dengan syarat Maya melahirkan keturunan Aji Darmawan, dan tidak ada perceraian antara Maya dan Rendra.Maya menyimpan kembali salinan data keuangan Mery Gold, ia tampak gelisah, setelah memastikan jika Raja adalah putra dari Rendra.Hari berganti pagi, saat ini Arnia telah rapi dengan pakaiannya yang elegan, ia menyapa Amba
Rendra kembali melangkah, menuju luar gedung rumah sakit dengan pikiran yang tak karuan memikirkan golongan darah Raja, yang sama dengannya dan juga alergi kacang pada Raja juga sama dengan dirinya. Hingga sebuah panggilan namanya membuat ia membuyarkan lamunannya.“Mas Rendra, ada apa kesini?”tanya Arnia yang sudah berdiri dibelakang Rendra“Aku menemani Maya, anaknya mengalami alergi kacang,”jawab Rendra.”Kamu sendiri ada apa ke rumah sakit?”lanjut Rendra“Aku , wanita hamil, wajarlah jika aku sering ke rumah sakit, aku pikir kamu sibuk, jadi aku pergi sendiri untuk pemeriksaan kehamilanku.”Arnia menyembunyikanya rasa kecewanya, karena melihat Rendra yang mencemaskan Raja.“Apa sudah selesai pemerikasannya?”“Belum, aku baru saja akan melakukan pendaftaran, jika Mas Rendra tidak buru-buru, bisakah menemaniku?”“Baiklah, Arnia, ayo kita temui dokter.”Rendra setuju dengan ajakan Arnia.Keduanya menuju poli kandungan, Arnia mengamit tangan Rendra, ia berpikir keras, tentang apa yang
Sementara itu, Rendra menuntaskan rasa penasarannya, saat itu menunggu kedatangan Fardian yang belum datang ke kantor, dengan perasan campur aduk dan mondar-mandir di ruangnya dan isi kepalnya dipenuh tentang Raja.Beberapa menit kemudian telepon interkom masuk ke ruanganya dan mengabari jika Fardian telah sampai di ruang kerjanya. Tanpa menunggu lagi, Rendra langsung menuju ruangan Fardian tanpa mengetuk pintu, Rendra langsung masuk dan membuat Fardian sedikit terkejut.Pintu ditutup kembali, lalu pandangan Rendra mengarah pada Fardian.“Jika, Pak Rendra memerlukanku, Anda bisa memanggilku,”ujar Fardian“Aku ingin membicarakan masalah pribadi bukan pekerjaan, duduklah di sofa dan kita bicara dengan gentel, jangan ada drama, apalagi kebohongan,”suruh Rendra tegasFardian menuruti keinginan Rendra, duduk di sofa. Kini keduanya duduk berhadapan dengan saling tatap.“Raja, anakku ‘kan?”tanya RendraSesaat hening, karena Fardian tidak menjawab pertanyaan Rendra. Tapi ekpresi Fardian ter
Maya terlihat sibuk di dengan poselnya, setelah itu, ia pergi ke rumah kaca Bu Ambar , wanita itu menatap dinding di mana lukisan tergantung di sana. Berberapa menit kemudian, datanglah dua orang bertubuh kekar dengan membawa perlengkapan pertukangan, dan siap menghancurkan dinding rahasia rumah kaca Ambar.“Sebelah mana Bu, dinding yang akan di bongkar?”tanya pria yang berprofesi sebagai pekerja bangunan“Sebelah sini, Pak, di balik lukisan itu!”perintah MayaLalu dengan cepat para pekerja itu menurunkan lukisan, dan mulai menghancurkan dinding.Brak! Dug!...suara kegaduhan terjadi, Siti dan security tidak bisa berbuat apapun , karena Maya sudah membawa surat kuasa dari Rendra.“Siti, apa sebaiknya kita lapor Nyonya Ambar?”tanya Security“Kamu belum lama bekerja di sini, aku sudah lama bekerja di sini, lebih baik kamu diam, apalagi Tuan Rendra sudah mempercayakan semuanya pada Non Maya,”bisik Siti menyakinkan security supaya diam.Maya menatap dengan serius dan jantung berdebar m
Arnia berdecak kesal, ia kini bisa berbuat apapun, penghianatanya telah diketahui Rendra dan Ambar, dan kini ia tak akan mendapatkan apapun, jika menolak menandatangani berkas perceraian, maka Rendra akan menuntutnya, dan itu akan memperburuk keadaanya yang saat ini sedang hamil“Baiklah, aku setuju dengan perceraian ini,”ucap Arnia pasrah, lalu membubuhkan tanda tangannya di berkas perceraian.Setelah mendapatkan tanda tangan Arnia, pengacarapun pergi meningalkan rumah Arnia. Kini wanita betubuh sintal, itu hanya bisa meratapi nasibnya, tapi ada satu hal yang tak akan dimaafkan yaitu tentang kematian sang ayah, yang merupakan konspirasi Ambar, wajah Arnia terlihat menahan amarah ketika mengingat itu, batinnya tak terima, dan ingin rasanya membalas dendam, pada Ambar.Bunyi bell pintu rumahnya membuat Arnia tersentak dari pikirannya, dengan pelan ia melangkahkan kaki membuka pintu.Ceklek! “Maya , untuk apa kamu datang kesini?”tanya ArniaMaya masuk ke dalam rumah, lalu tanpa diminta
Dalam hati Maya tersenyum puas, satu langkah lagi, ia akan bisa merebut RSC dan Mery Gold dari tangan Bu Ambar dan Rendra.Surat kuasa telah di dapat Maya, dengan cepat ia menemui Rendra. Di sebuah rumah sakit, kini Maya melangkahkan kakinya menuju ruang perawatan Rendra.Ceklek! dibukanya pelan pintu kamar, dan disana terlihat Rendra sedang berbaring di brankar, wajahnya terlihat senang, ketika Maya masuk dan berjalan ke arahnya.“Kamu sudah bertemu pengacaraku?”tanya Rendra“Sudah, kenapa Mas Rendra memberiku surat kuasa untuk memimpin RSC?”tanya Maya.“Siapa lagi jika bukan dirimu, kamu satu-satunya yang aku percaya. Arnia bahkan membohongiku dan berselingkuh dengan Irfan.”Rendra terlihat kecewa.“Bagaimana keadaan Mas Rendra?”“Kakiku tidak bisa digerakan dan kata Dokter butuh terapi, aku akan berobat ke Singapura,”jawab Rendra“Lalu , bagaimana dengan kasus Bu Ambar, aku dengar ia mengalami depresi berat dan dirawat di rumah sakit?”“Ibu saat ini satu rumah sakit denganku, aku
“Apa, polisi akan menangkapku dalam waktu dekat ini?”“Jika korban membuat laporan mungkin anda akan ditahan sampai persidangan berlangsung,”jawab pengacara membuat geram Ambar“Aku akan berbicara dengan Maya, dia harus ada dipihakku,”sahut Ambar“Itu lebih baik ,”saran pengacara yang tampak serius mencermati rekaman yang ada dihadapannya.Maya dan Fardian sudah berada di kantor polisi, dan melaporkan tentang upaya pelenyapan dirinya, semua bukti diserahkan pada polisi“Jadi Anda menyamar sebagai pelaku kebakaran untuk mengetahui otak dari kebakaran vila?”tanya polisi“Benar , dan jasad yang ditemukan adalah jasad preman yang diperintahkan Bu Ambar,”jawab Fardian“Baiklah, kami akan menangakap Bu Ambar dan mengadakan penyelidikan.”“Kami juga akan menyerahkan catatan buku besar yayasan Mery Gold, di sana terlihat jika Bu Ambar selama ini memanipulasi angka sebenarnya dan sebagian uang donatur masuk ke rekening pribadinya.”Fardian menyerahkan catatat buku besar pada polisi.Staf penga
Parto sudah berada di kamar perawatan Rendra, sang majikan sudah menunggunya di sana, duduk di sofa kamar.“Nyonya, ingin berbicara denganku?”“Iya, Parto, kenapa preman itu belum melakukan tugasnya?”“Itu karena belum ada kesempatan Nyonya, pasti dia akan melakukan, jika ada kesempatan,”jawab Parto“Aku hari ini membatalkan konfrensi pers, Rendra belum sadar dari komanya,”ucap kecewa Ambar“Sayang sekali Nyonya, lebih baik tidak usah dibatalkan , bagaimana jika saya yang akan menjaga, Tuan Rendra,”saran Parto“Kamu benar , justru hal ini bisa aku jadikan untuk menarik simpati publik untuk mendukungku ‘kan?”Ambar punya banyak rencana untuk karir politiknya.Polisi datang menemui Ambar, untuk menjelaskan kronologi kecelakaan“Mobil, Pak Rendra, menurut penyelidikan sengaja ditabrak dari belakang, kami kehilangan jejak dari mobil yang menabraknya,”ucap polisi membuat Ambar kaget.“Jadi ada yang ingin membuat Rendra celaka?”“Aku rasa begitu,”sahut polisi“Pak di mana ponsel, anak saya
“Salma kamu turun saja di apertemenmu, dan sampaikan salamku pada Raja, malam ini aku tidak bisa menemuinya, apa dia betah untuk sementara tinggal di apartemenmu?”“Aku rasa, Raja, kurang betah, Bu Maya, aku sering melihatnya termenung, dan menatap foto Pak Fardian, mungkin Raja merindukan Papahnya,”jawab Salma.Helaan napas pelan dan berat keluar dari bibir Maya,”Aku harap yang aku pikirkan benar, jika Fardian masih hidup,”gumam Maya“Jadi, Bu Maya, mencurigai ,jika pencuri itu Pak Fardian?”“Iya, oleh karena itu aku akan menemui Tata, aku yakin jika dugaanku benar pasti Tata mengetahui tentang hal ini,”jawab MayaMobil berhenti di depan apartemen sederhana milik Salma, lalu wanita muda berkaca mata tebal itu, keluar dari mobil. Dan setelahnya Maya pun pergi dengan mobilnya melaju menuju kediaman Tata.Tata sangat terkejut melihat kedatangan Maya , tengah malam.“Maya, apa ada hal penting, hingga tengah malam begini kamu datang ke tempatku?”“Ada hal penting, kamu pasti mengetahui s
Sebuah mobil ambulance membawa Rendra ke rumah sakit terdekat, dan sesampainya di rumah sakit, Ambar dan pengacarnya juga sampai. Tidak sengaja Ambar melihat Rendra yang terluka dibawa oleh dua perawat menuju ruang pemeriksaan.“Rendra..!”teriak Ambar, terkejut dengan apa yang dilihatnya.”Apa yang terjadi, suster?”tanya Ambar dengan cemas“korban kecelakaan Bu..apa ibu adalah kerabatnya?”“Saya, ibunya.”“Oh syukurlah lebih baik ibu mendampingi korban,”pinta perawatAmbar pun mengikuti ke mana Rendra dibawa, hingga sebuah tindakan operasi dilakukan untuk Rendra.Ambar menunggu dengan sangat cemas, sementara Siti sudah melakukan pemeriksaan dan dinyatakan dokter dalam kondisi baik.“Nyonya, apa benar Tuan Rendra kecelakaan?”tanya Siti“Benar Bi Siti, mudah-mudahan lukanya tidak serius,”balas Ambar.“Apa, non Arnia tahu jika Tuan mengalami kecelakaan?”“Aku belum sempat mengabarinya, aku akan meneleponnya.”Ambar meraih ponsel, dan mencoba menghubungi Arnia, tapi tidak bisa.“Bi.. seg
Arnia seketika memucat, jemari tanganya saling meremas, dan otaknya mulai berpikir bagaimana menyakinkan Rendra, jika ia mengandung darah dagingnya.“Mas Rendra lakukan pemeriksaan lagi, di rumah sakit berbeda, dan kita lihat hasilnya seperti apa?”pinta Arnia“Baiklah, aku akan melakukan pemeriksaan di rumah sakit berbeda, dan jika memang kesuburanku bermasalah, kita akan melakukan tes DNA pada janin dalam perutmu itu!” Rendra meraih lagi formulir, dan menyimpannya lalu dengan wajah dingin, ia meningalkan Arnia‘Aku hanya punya waktu sedikit untuk menguasai harta Rendra’batin Arnia mulai panik.Arnia bergegas, kembali ke rumah Ambar, ia masuk keruang kerja dan seperti mencari sesuatu, sebuah kunci lemari brankas, wanita dengan perut membuncit itu sangat panik, hingga menjatuhkan beberapa benda di atas meja.“Arnia, apa yang kamu lakukan di ruang kerja,tiba-tiba suara Ambar terdengar.“Mas Rendra menyuruhku mengambil berkas kerja sama dengan klien yang tertinggal Bu, tapi tampaknya ti
“Aku akan memikirkannya,”jawab Maya masih ragu“Seandainya ada Pak Fardian, mungkin dia bisa membantu kita,”timpal SalmaMaya hanya terdiam, ingatanya kembali pada sosok lelaki yang menemani dan mencintainya selama enam tahun ini, setelah ingatannya kembali, baru ia merasakan cinta yang sesungguhnya pada Fardian.Desahan pelan dan penyesalan terdengar di bibir Maya, hingga ia menoleh ke arah pintu yang dibuka, dan di balik pintu terlihat Tata.“Apa yang sedang kalian bicarakan, tampaknya serius?”tanya Tata dan berjalan ke arah Maya dan Salma yang fokus di depan laptop.“Tidak ada apa-apa, kami hanya membicarakan masalah lukisanku yang terjual, jawab Maya lalu beringsut menjauhi laptop“Maya, bagaimana jika kita makan siang, di dekat sini,”ajak Tata“Oke.”Maya menerima ajakan TataTata dan Maya pun menuju kafe dekat MY kosmetik, lalu keduanya memilih tempat duduk di luar ruangan.“Bagaimana keadaan Raja, setelah kepergian Fardian?”tanya Tata, sembari memelih menu .“Aku rasa ia masih s