Sementara itu, Rendra menuntaskan rasa penasarannya, saat itu menunggu kedatangan Fardian yang belum datang ke kantor, dengan perasan campur aduk dan mondar-mandir di ruangnya dan isi kepalnya dipenuh tentang Raja.Beberapa menit kemudian telepon interkom masuk ke ruanganya dan mengabari jika Fardian telah sampai di ruang kerjanya. Tanpa menunggu lagi, Rendra langsung menuju ruangan Fardian tanpa mengetuk pintu, Rendra langsung masuk dan membuat Fardian sedikit terkejut.Pintu ditutup kembali, lalu pandangan Rendra mengarah pada Fardian.“Jika, Pak Rendra memerlukanku, Anda bisa memanggilku,”ujar Fardian“Aku ingin membicarakan masalah pribadi bukan pekerjaan, duduklah di sofa dan kita bicara dengan gentel, jangan ada drama, apalagi kebohongan,”suruh Rendra tegasFardian menuruti keinginan Rendra, duduk di sofa. Kini keduanya duduk berhadapan dengan saling tatap.“Raja, anakku ‘kan?”tanya RendraSesaat hening, karena Fardian tidak menjawab pertanyaan Rendra. Tapi ekpresi Fardian ter
Fardian, terdiam jika mengingat hal itu, ia menjadi marah, ia tahu bahwa papahnya bukanlah pembunuh Agam Dirgantara yang merupakan ayah dari Maya“Jangan ucapkan itu, maafkan aku Pah, sampai detik ini aku belum bisa mengungkap kebenaran, Papah harus menanggung kejahatan yang tidak Papah lakukan.”“Si brengsek itu juga sudah meninggal, sebelum mempertangung jawabkan kejahatannya. Aku telah menjalani hukuman ini 18 tahun, sebentar lagi aku bebas.““Papah, Rama, tidak usah khawatir, walau terlambat, kita pasti bisa membersihkan nama Papah, seandainya waktu itu jasad Agam, ditemukan mungkin bisa membuktikan jika Papah Rama tidak bersalah.”“Kemana Ambar dan Aji, menyembunyikan jasad Agam? Waktu itu aku sudah mengamati rumahnya, tidak ada hal mencurigakan Pah,”jelas Fardian“Sudahlah , begitu aku keluar dari sini, kita akan cari tahu.”Fardian berpamitan, ketika jam kunjungan telah usai, ia melajukan mobilnya menuju kantornya.Selama dalam perjalanan, ia memilikrkan kasus yang dihadapi R
“Kenapa Kakek Hardi menyimpan kasus Agam Dirgantara, pasti kakek mengetahui sesuatu?”“Aku menyimpanya, karena aku adalah mantan detektif yang menangani kasus itu, jika kamu mencari kasus itu sekarang di media sosial, pasti tidak ada,”jawab Hardi.Maya semakin menatap dalam kearah pria renta berusia 70 tahunan itu, rasa penasaran Maya semakin menjadi, berharap keterangan yang ia dapatkan kali ini dapat membuka tabir masa lalunya.“Ceritakan padaku mengenai kasus Agam, dan apa Anda memiliki foto Agam Dirgantara?”Hardi tampak berpikir , lalu menatap sebuah ruangan di depan ruang tamu. Ruangan dengan pintu tertutup.“Ruangan itu, sudah lama, aku tidak masuk ke sana, dulu itu adalah ruang kerjaku, mungkin foto Agam Dirgantara ada di sana,”sahut HardiMaya menatap pintu yang ada di samping sofa, tempatnya duduk, lalu berlahan mengikuti pria renta yang berjalan perlahan dan kemudian membuka pintu, setelah memasuki ruangan itu, terasa pengap karena jendela sepertinya tidak pernah dibuka, d
Maya sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya, ia langsung bertanya pada Fardian, dan terlihat pria itu terkejut menatap dalam wanita yang duduk di sofa menunggu jawabannya.“Kamu sudah membaca artikel lawas yang aku simpan di brankasku?”“Iya, Mas...dan aku penasaran dari sekian banyak kasus di negeri ini, kenapa kamu menyimpan kasus pelenyapan Agam Dirgantara yang sudah 18 tahun itu.Fardian berusaha memperlihatkan ketenangan hatinya, walau sebenarnya ia gugup.“Kasus itu yang pertama kali membuat aku ingin menjadi pengacara,”dalih Fardian masih menatap Maya.“Hanya itu Mas...apa tidak ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?”“Maya, kenapa akhir-akhir ini kamu seakan mengangapku sebagai lawanmu, suatu saat kamu akan tahu, bahwa aku tulus mencintaimu,”jawab FardianMaya terdunduk, ada banyak sekali kecurigaan pada Fardian, wanita berparas cantik itu, akhirnya mengakhiri pembicaraannya dengan Fardian.Sementara itu ditempat lain, Ambar menahan marah pada wanita dihadapannya.“Ken
“Maaf Mas...tapi aku sudah bertekad ingin menemuinya, sekarang,”jawab Maya.“Baiklah...terserah kamu,”suara Fardian terdengar kecewa.Maya melangkah melewati Fardian, dan menemui seorang petugas.“Aku rasa Rama, tidak mau menemuimu, satu-satu yang mau ditemui adalah seorang pengacara muda, “jawab sang petugas ketika Maya mengutarakan keinginannya.“Maksudmu, Pak Fardian?”“Iya, Pak Fardian, lima tahun ini hanya Pak Fardian yang sering mengunjunginya.”“Tolong setidaknya bilang pada Rama, jika aku mau menemuinya,”pinta Maya“Sebentar, Bu Maya, aku akan bertanya pada Rama, apakah dia bersedia bertemu dengan Anda.”“Katakan padanya, aku putri Agam Dirgantara,”ucap Maya“Putri Agam Dirganatra...sebentar, jika aku tidak salah Pak Rama, adalah tersangka pelenyapan Agam Digantara?”tanya polisi muda yang tampak penasaran itu“Iya, Anda benar.”“Aku memang tidak begitu tahu banyak tentang kasus ini, tapi kasus ini sempat membuatku penasaran, waktu itu aku masih pendidikan . Jika begitu tun
Keinginan Maya membuat Fardian terkejut, Maya bangkit dari duduknya, ia mengakhiri pembicaraannya dengan Fardian, lalu menuju kamar mandi. Fardian kembali terduduk, memikirkan keinginan Maya, selama ini ia menutupi siapa orang tuanya dari Maya, bahkan bukan dari Maya saja, tapi dari dunia. Sejak Rama, dituduh melenyapkan Agam Dirgantara, dan menjadi topik pembicaraan, bahkan orang-orang terdekatnya banyak yang menghujat, saat itu Rama, menyembunyikan identitas Fardian, dan menitipkan Fardian di Yayasan Mery Gold, tanpa sepengetahuan siapapun temasuk Ambar dan Aji Darmawan.‘Sudah bertahun lamanya aku belum bisa membuktikan kebenarannya, aku terlalu tenggelam, dalam kehagianku bersama Maya dan Raja, hingga tujuan utamaku untuk menyelidiki Ambar terabaikan ,’batin Fardian, helaan napas berat terdengar dari bibirnya.Sedangkan di tempat lain, Rendra berpikir keras untuk mendapatkan hak asuh Raja, ia bermaksud mengugat Maya karena telah menyembunyikan darah dagingnya.Lamunanya membuyar
“Kenapa Bu Maya sangat tertarik dengan Neo kosmetik?”Salma bertanya pada Maya.“Aku harus menginvestasikan uangku untuk jangka panjang ‘kan, dan aku rasa bisnis kosmetik sangat menjanjikan, aku tak bisa mengandalkan lukisan karena kadang mood melukisku pun tiba-tiba turun, dan lebih yang membuatku tertarik Neo kosmetik adalah milik Arnia, yang aku tahu Arnia adalah menantu kesayangan dan kebanggaan Bu Ambar,”ungkap Maya“Maksud Bu Maya...”Salma memicingkan matanya, kerena ada kepentingan pribadi di balik ketertarikan Maya pada Neo kosmetik.“Bu Ranti, matan pengurus Mery Gold pernah mengatakan, jika Bu Ambar tidak menginginkan diriku manjadi menantu. Aku harus membuktikan pada Bu Ambar, jika aku bisa seperti Arnia, aku bukan gadis panti asuhan yang tak berguna bahkan menurut Bu Ranti, aku dianggap menantu parasit,”ungkap Maya“Anda sekarang berbeda Bu Maya, tidak seperti beberapa tahun yang lalu, yang hanya sibuk di rumah kaca dan melukis.”“Berawal dari mimpi itu Salma, seakan kedua
Arnia dan Rendra memasuki kamar tempat Dherma dirawat, tubuh tengah baya itu tak berdaya terbaring di brankar rumah sakit dengan berbagai alat kesehatan yang terpasang. Arnia terlihat sedih, bahkan air matanya menitik perlahan ke pipinya, lalu perlahan diusapnya.“Mas Rendra pulang saja, aku akan menunggu Papah malam ini,”suruh Arnia pada sang suami yang terkesan tidak peduli.“Baiklah, jika kamu memerlukan bantuanku, telepon saja, jaga kesehatanmu dan bayi dalam kandunganmu,”pinta RendraArnia hanya tersenyum getir mendengar perhatian dari Rendra, lalu Rendra melangkah pergi meninggalkan Arnia.“Ahh perhatianmu palsu Rendra, aku tahu saat ini pikiranmu hanya pada Maya dan Raja,”gerutu ArniaDetik berlalu, Arnia merebahkan tubuhnya di sofa kamar, pikirannya kembali ke kamera dasbor yang hilang, kini ia bertanya-tanya siapa yang mengambilnya, Arnia yakin jika Dherma tidak melakukannya, ia tahu persis ayahnya tidak peduli dengan hal yang menurutnya tidak penting.‘Siapa yang mengambil
“Fara, kenapa diam-diam bertemu Nova, kamu tahu ‘kan Nova mencoba melawanku?”“A..aku hanya makan malam saja,”jawab Fara semakin cemas“Makan malam di private room, sepertinya ada yang kalian rencanakan,”timpal Nura tegas“Keluarlah, aku tidak mengundangmu makan malam!”suruh Nova dengan tatapan marah“Aku tahu, kalian menunggu Risa ‘kan?”Nova dan Fara terkejut, Nura melangkah mendekati meja, dan duduk di kursi, menatap menu hidangan yang sudah tersaji.“Tampaknya kalian, akan merayakan sesuatu.” Nura menatap satu persatu Fara dan Nova.“Itu bukan urusanmu, pergi sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu!”bentak NovaNura tidak peduli dengan ancaman Nova, ia menuang minuman di gelas kosong dan meneguknya.”Aku sedang merayakan kemenanganku, bagaimana kondisi tanganmu Nova, apa sudah mulai susah digerakkan?”Pertanyaan Nura membuat Nova terkejut, ia mulai merasakan sesuatu yang tak beres sedang terjadi.Lalu terdengar suara Nura lagi, kali ia menatap Fara.”Akhir-akhir ini banya
Nura mengerutkan dahi, lalu berjalan cepat menuju kamarnya dan menatap cermin, matanya memindai tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu melangkah menuju almari pakaiannya disana masih tersimpan baju-baju yang dibelikan Jho untuknya, lalu ia meraih salah satu baju berwarna pink lembut, dengan kerah sabrina, lalu mengenakannya di tubuhnya.‘Apa berlebihan ya,’batin Nura sambil menatap tubuhnya di cermin, lalu senyum mengembang di bibirnya,”Ahh demi pria yang kucinta dan demi pernikahan bertingkah konyol pun tak apa, semoga kak Raja senang,”gumam NuraSekitar tiga puluh menit berlalu, terdengar bunyi bel pintu depan, lalu Nura berjalan untuk membukanya.Ceklek! Sebuah boneka tedy bear besar ada dihadapannya, lalu terlihat Raja, ada dibalik boneka itu“Kak Raja, bikin kaget, aku kira siapa?”basa-basi Nura“Emangnya kamu menunggu siapa lagi selain aku,”sahut RajaNura hanya tersenyum, lalu meraih boneka yang masih di tangan Raja.”Ini untuk aku ‘kan?”“Siapa lagi jika bukan unt
Raja meraih telapak tangan Nura, lalu mengecupnya dengan lembut, seraya berbisik,”Maafkan aku, Nura.”“Apa itu berarti kita punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya?”tanya Nura“Aku akan memperbaiki kesalahanku, aku akan menjadi suami yang sempurna untukmu, berikan kesempatan itu,”pinta RajaNura menatap dalam wajah tampan yang ada dihadapannya, seakan tak percaya jika pria egois itu kini bisa luluh menyatakan cinta.“Tak perlu menjadi sempurna, cukup cintai aku dengan tulus. Aku juga minta maaf, beberapa minggu ini aku bersikap egois padamu, “jawab NuraMalam itu hampir semalaman mereka berbincang hingga memutuskan kembali ke kamar masing-masing karena masih canggung.“Istirahatlah, besok setelah perkerjaan kita selesai, aku akan mengajakmu jalan-jalan,”suruh Raja, mengantarkan Nura sampai di depan pintu kamarnya“Oke,”jawab Nura sambil tersenyum hangat***Risa mencari tahu di mana Nova tinggal selama di Bali, dan akhirnya Risa pun berhasil.‘Jadi Nova tinggal sendiri di rumah s
Risa meningalkan kamar dengan perasaan tenang, kini ia tak harus menuruti petintah Nova. Sementara Nura masih menatap botol obat ditanganya sesekali menyuap menu makan malam sambil berpikir apa yang akan dia lakukan pada Nova.‘Ah..kenapa wanita itu harus mencari masalah denganku,’batin NuraMalam berganti pagi yang cerah, Fara sudah menunggu di depan kantor Nura“Fara, ada apa? Akhir-akhir ini kamu sering menemuiku?”tanya Nura“Apa kakimu sudah membaik?”basa –basi Fara“Kamu lihat ‘kan, aku bisa berjalan,”jawab Nura lalu membuka pintu kantornyaFara mengikuti langkah Nura, lalu duduk di sofa di sudut ruangan, Nura menatap Fara dari tempat kursi kerjanya.“Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa kamu sering menemuiku, pasti ada sesuatu yang kamu harapkan dariku?”tanya Nura tegas“Aku membutuhkan pekerjaan, dan aku rasa kamu bisa membantuku.”Fara menjawab pertanyaan Nura“Sayangnya tidak ada lowongan di J hotel.”“Kenapa kamu tidak menjadikan aku sekertaris pribadimu Nura, kita bersau
Sementara itu Fara yang berdiri tak jauh dari Raja dan Nura yang terjatuh dalam posisi berpelukan, berdecak kesal karena rencananya gagal, gara-gara Raja menyelamatkan Nura lebih dulu.‘Ck...kenapa ada Raja sih...rencanaku gagal,’batin Fara lalu melangkah mendekati keduanya.“Kalian tidak ada apa-apa ‘kan, atau aku panggilkan ambulance,”tawar Fara“Fara, kami baik-baik saja,”balas Nura , lalu berlahan bangkit berdiri, diikuti Raja“Pengendara tidak waras, ia hampir menabrakmu tadi, “ujar Raja kesal“Mungkin pengendaranya mabuk, jadi mengendalikan mobil asal-asalan,”sahut Fara“Sudahlah yang penting aku selamat,terima kasih kak Raja,”ucap NuraBaru saja berdiri beberapa menit , Nura merasakan kesakitan, dan waktu akan berjalan, ia kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terkilir.“Aoww,”jerit Nura menahan sakit“Apa kamu bisa berjalan,”“Kakiku sakit, mungkin terkilir,”sahut Nura sambil menahan sakitTanpa diminta Raja, langsung membopong Nura dan berjalan menuju J hotel, banyak
“Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”
Langkah kaki Salma memasuki sebuah ruang kerja, setelah pintu dibukakan oleh sang resepsionis.“Silahkan Bu Salma , Bu Nura sudah menunggu di dalam,”ucap sang resepsionis, setelah Salma masuk pintu ditutup kembali.“Masuklah Bu,”suruh NuraSalma melempar senyum.”Apa kamu memaafkan ibumu ini Nur?”Salma berkata sambil duduk di sofa di mana Nura juga duduk di sana.“Ibu punya alasan yang kuat , menaruhku di Mery Gold, aku mengerti jika berada di posisi Ibu, yang tidak bisa aku maafkan adalah perbuatan Irfan, sampai kapanpun aku tak akan pernah mengkuinya sebagai ayahku,”jawab Nura“Kamu benar, pria seperti itu tidak usah diakui sebagai ayah, aku sendiri belum puas melihatnya di penjara, aku akan puas jika dia di hukum mati,”balas Salma.“Dia tidak akan tenang hidup di penjara, ibu tak usah risau,”sahut Nura“Nura, bagaimana bisa kamu menjadi pemlik J hotel, katanya kamu mengantikan, Jho?”“Iya Bu, Jho telah meninggal dan dia memberikan J hotel dan vila padaku, aku sendiri tak menya
Wanita berusia 30 tahunan itu geram, mengetahui jika Jho, mengubah surat wasiatnya, apalagi yang namanya digantikan oleh Nura, wanita yang bahkan tidak memilki hubungan apapun dengan Jho.“Brengsek, Jho, aku mantan istrinya setidaknya aku pernah menemainya selama 5 tahun dalam pernikahan, bisa-bisanya ia memberikan kekayaan pada Nura, aku tidak terima , Nura harus menyerahkannya padaku,”gerutu Nova dibalik stir mobilnya.Hari berganti malam, Nura akhirnya tinggal di vila, seperti yang diinginkan Jho, tiba-tiba ia ingin bertemu Salma, rasa sepi menyelimuti hatinya, di dalam vila yang mewah dan besar itu ia sendirian, ia membutuhkan seseorang dan yang dalam pikirannya Salma, ada yang ingin Nura bicarakan pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.Tapi rasa kecewa membuatnya mengurungkan niatnya, akhirnya Nura memilih untuk mengetahui sisi kehidupan Jho. Ia penasaran dengan mantan istri Jho yang bernama Nova, kenapa Badi juga terkesan enggan berurusan dengan Nova. Langkah kaki
Nura dan asistennya Jho menyiapkan pemakaman, sesuai permintaan Jho, jika ia meninggal, jenazahnya dikremasi. Jenazahpun dibawa ke krematorium. Para pelayat yang kebanyakan rekan bisnis dan kolega Jho hadir, mereka berbisik-bisk, tentang kelanjutan usaha Jho dan siapa penganti Jho dalam memegang kendali dibeberapa usahanya itu.Nura tampak sedih, ia duduk bersimpuh di depan foto Jho, kremasi jenazah berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya selesai dan abu sudah dimasukan ke dalam wadah khusus.“Aku akan menebarkan abu jenazah jho di laut sesuai permintaanya,”ucap Nura“Baik Nona, saya akan siapkan mobil untuk Nona Nura,”ucap asisten JhoHari menjelang malam ketika Nura sampai di dermaga, sebuah kapal very telah disiapkan untuk membawa Nura ke tengah lautan, Nura menaburkan abu jenazah Jho di laut lepas.“Selamat jalan Jho, semoga kamu tenang di surga, aku senang menjadi temanmu,”ucap Nura.***Beberapa hari berlalu setelah kematian Jho, Nura mulai berkemas kan meninggalkan vila, sa