Maya sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya, ia langsung bertanya pada Fardian, dan terlihat pria itu terkejut menatap dalam wanita yang duduk di sofa menunggu jawabannya.“Kamu sudah membaca artikel lawas yang aku simpan di brankasku?”“Iya, Mas...dan aku penasaran dari sekian banyak kasus di negeri ini, kenapa kamu menyimpan kasus pelenyapan Agam Dirgantara yang sudah 18 tahun itu.Fardian berusaha memperlihatkan ketenangan hatinya, walau sebenarnya ia gugup.“Kasus itu yang pertama kali membuat aku ingin menjadi pengacara,”dalih Fardian masih menatap Maya.“Hanya itu Mas...apa tidak ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?”“Maya, kenapa akhir-akhir ini kamu seakan mengangapku sebagai lawanmu, suatu saat kamu akan tahu, bahwa aku tulus mencintaimu,”jawab FardianMaya terdunduk, ada banyak sekali kecurigaan pada Fardian, wanita berparas cantik itu, akhirnya mengakhiri pembicaraannya dengan Fardian.Sementara itu ditempat lain, Ambar menahan marah pada wanita dihadapannya.“Ken
“Maaf Mas...tapi aku sudah bertekad ingin menemuinya, sekarang,”jawab Maya.“Baiklah...terserah kamu,”suara Fardian terdengar kecewa.Maya melangkah melewati Fardian, dan menemui seorang petugas.“Aku rasa Rama, tidak mau menemuimu, satu-satu yang mau ditemui adalah seorang pengacara muda, “jawab sang petugas ketika Maya mengutarakan keinginannya.“Maksudmu, Pak Fardian?”“Iya, Pak Fardian, lima tahun ini hanya Pak Fardian yang sering mengunjunginya.”“Tolong setidaknya bilang pada Rama, jika aku mau menemuinya,”pinta Maya“Sebentar, Bu Maya, aku akan bertanya pada Rama, apakah dia bersedia bertemu dengan Anda.”“Katakan padanya, aku putri Agam Dirgantara,”ucap Maya“Putri Agam Dirganatra...sebentar, jika aku tidak salah Pak Rama, adalah tersangka pelenyapan Agam Digantara?”tanya polisi muda yang tampak penasaran itu“Iya, Anda benar.”“Aku memang tidak begitu tahu banyak tentang kasus ini, tapi kasus ini sempat membuatku penasaran, waktu itu aku masih pendidikan . Jika begitu tun
Keinginan Maya membuat Fardian terkejut, Maya bangkit dari duduknya, ia mengakhiri pembicaraannya dengan Fardian, lalu menuju kamar mandi. Fardian kembali terduduk, memikirkan keinginan Maya, selama ini ia menutupi siapa orang tuanya dari Maya, bahkan bukan dari Maya saja, tapi dari dunia. Sejak Rama, dituduh melenyapkan Agam Dirgantara, dan menjadi topik pembicaraan, bahkan orang-orang terdekatnya banyak yang menghujat, saat itu Rama, menyembunyikan identitas Fardian, dan menitipkan Fardian di Yayasan Mery Gold, tanpa sepengetahuan siapapun temasuk Ambar dan Aji Darmawan.‘Sudah bertahun lamanya aku belum bisa membuktikan kebenarannya, aku terlalu tenggelam, dalam kehagianku bersama Maya dan Raja, hingga tujuan utamaku untuk menyelidiki Ambar terabaikan ,’batin Fardian, helaan napas berat terdengar dari bibirnya.Sedangkan di tempat lain, Rendra berpikir keras untuk mendapatkan hak asuh Raja, ia bermaksud mengugat Maya karena telah menyembunyikan darah dagingnya.Lamunanya membuyar
“Kenapa Bu Maya sangat tertarik dengan Neo kosmetik?”Salma bertanya pada Maya.“Aku harus menginvestasikan uangku untuk jangka panjang ‘kan, dan aku rasa bisnis kosmetik sangat menjanjikan, aku tak bisa mengandalkan lukisan karena kadang mood melukisku pun tiba-tiba turun, dan lebih yang membuatku tertarik Neo kosmetik adalah milik Arnia, yang aku tahu Arnia adalah menantu kesayangan dan kebanggaan Bu Ambar,”ungkap Maya“Maksud Bu Maya...”Salma memicingkan matanya, kerena ada kepentingan pribadi di balik ketertarikan Maya pada Neo kosmetik.“Bu Ranti, matan pengurus Mery Gold pernah mengatakan, jika Bu Ambar tidak menginginkan diriku manjadi menantu. Aku harus membuktikan pada Bu Ambar, jika aku bisa seperti Arnia, aku bukan gadis panti asuhan yang tak berguna bahkan menurut Bu Ranti, aku dianggap menantu parasit,”ungkap Maya“Anda sekarang berbeda Bu Maya, tidak seperti beberapa tahun yang lalu, yang hanya sibuk di rumah kaca dan melukis.”“Berawal dari mimpi itu Salma, seakan kedua
Arnia dan Rendra memasuki kamar tempat Dherma dirawat, tubuh tengah baya itu tak berdaya terbaring di brankar rumah sakit dengan berbagai alat kesehatan yang terpasang. Arnia terlihat sedih, bahkan air matanya menitik perlahan ke pipinya, lalu perlahan diusapnya.“Mas Rendra pulang saja, aku akan menunggu Papah malam ini,”suruh Arnia pada sang suami yang terkesan tidak peduli.“Baiklah, jika kamu memerlukan bantuanku, telepon saja, jaga kesehatanmu dan bayi dalam kandunganmu,”pinta RendraArnia hanya tersenyum getir mendengar perhatian dari Rendra, lalu Rendra melangkah pergi meninggalkan Arnia.“Ahh perhatianmu palsu Rendra, aku tahu saat ini pikiranmu hanya pada Maya dan Raja,”gerutu ArniaDetik berlalu, Arnia merebahkan tubuhnya di sofa kamar, pikirannya kembali ke kamera dasbor yang hilang, kini ia bertanya-tanya siapa yang mengambilnya, Arnia yakin jika Dherma tidak melakukannya, ia tahu persis ayahnya tidak peduli dengan hal yang menurutnya tidak penting.‘Siapa yang mengambil
“Apa Anda masih ingat kediaman Rama Widata delapan belas tahun yang lalu”?tanya Salma“Aku masih ingat, tapi mungkin rumah itu sudah dijual, tapi jika kamu beruntung mungkin ada saudaranya atau bahkan putranya telah kembali ke sana, aku akan tulis alamatnya,”jawab Hardi berjalan menuju meja, meraih secarik kertas dan pena lalu menulis sebuah alamat di sana.Hardi menyerahan secarik kertas pada Salma.”Semoga kamu beruntung mendapatkan apa yang kamu cari, sejujurnya aku masih belum puas dengan kasus Agam Dirgantara, jika Maya ingin mencari tahu, kasus pelenyapan Agam Dirgantara,aku akan bantu seingatku,”ucap Hardi“Akan aku sampaikan pada Bu Maya,”jawab Salma lalu berpamitan pergi meninggalkan rumah Hardi.Malam pun tiba, Maya tampak serius berbincang dengan Salma di rumah kaca dan studio miliknya.“Jadi kamu sudah memastikan, jika Rama Widata memang memiki seorang putra?”“Iya, Bu Maya, tapi jejaknya menghilang sejak satu hari tertanggkapnya Rama Widata, ia menghilang bersama, peng
“Bukankah Mas Fardian bilang itu hanya keteledoran guru baru itu?”“Bukan, Silvi hanya seorang kaki tangan, dan Bu Ambarlah dalangnya, apa kamu masih mau membawa Raja ke dalam keluarga seperti itu!”bentak FardianMaya terkejut dengan ucapan Fardian. “Apa aku harus percaya dengan pekataanmu, setelah selama ini kamu tidak jujur padaku Mas...”jawab Maya dengan tegas“Maya...”gumam Fardian kesal“Maaf..aku sudah mengambil keputusan, jika Raja, akan mengetahui kebenarannya,”sahut Maya lalu beranjak meninggalkan ruang makan, naik ke lantai dua menuju kamar Raja, dan semalaman Maya tidur di kamar Raja.Pagi menyapa , sinar sang surya belum juga terlihat karena tertutup awan gelap, pagi itu mendung, dan mungkin sebentar lagi akan turun hujan, Maya masih memeluk Raja di pembaringan hingga bocah kecil itu terbangun.“Mamah tidur di sini?”Maya mengeliat dan membuka mata pelan, lalu tersenyum ke arah Raja.“Iya, Mamah semalam tidur di sini,”jawab Maya“Mamah berantem, dengan Papah?”Pertanyaan
Sementara itu disebuah klinik, Fardian mengerang kesakitan, beberapa jahitan ada di pungungnya dan juga memar memenuhi pungungnya.“Argh...pelan –palan,”rintih Fardian menahan sakit“Apa perlu aku hubungi Maya, kamu sudah seharian di klinik, mungkin Maya dan Raja mencemaskanmu,”ucap Tata yang duduk di depan brankar menyaksikan Fardian diobati oleh seorang perawat.“Tidak perlu, justru aku tidak mau membuat Raja cemas, belikan saja aku ponsel baru, ponselku dirusak oleh preman sialan itu!”Fardian terlihat kesal.“Kenapa kamu tidak melapor pada polisi?”tanya Tata“Jika preman ditangkap mereka hanya di penjara beberapa hari, lalu minta maaf, dan bungkam siapa yang menyuruhnya, aku mau tahu siapa orang telah menyuruh menghajarku habis-habissan tanpa pesan sedikitpun.”“Mungin musuh dari salah satu klienmu, hal ini sudah biasa ‘kan, apalagi kamu sekarang tidak hanya menangani kasus perceraian.”Fardian perlahan bangkit, setelah perawat selesai mengobati lukanya.“Aku akan pergi sekarang,
“Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”
Langkah kaki Salma memasuki sebuah ruang kerja, setelah pintu dibukakan oleh sang resepsionis.“Silahkan Bu Salma , Bu Nura sudah menunggu di dalam,”ucap sang resepsionis, setelah Salma masuk pintu ditutup kembali.“Masuklah Bu,”suruh NuraSalma melempar senyum.”Apa kamu memaafkan ibumu ini Nur?”Salma berkata sambil duduk di sofa di mana Nura juga duduk di sana.“Ibu punya alasan yang kuat , menaruhku di Mery Gold, aku mengerti jika berada di posisi Ibu, yang tidak bisa aku maafkan adalah perbuatan Irfan, sampai kapanpun aku tak akan pernah mengkuinya sebagai ayahku,”jawab Nura“Kamu benar, pria seperti itu tidak usah diakui sebagai ayah, aku sendiri belum puas melihatnya di penjara, aku akan puas jika dia di hukum mati,”balas Salma.“Dia tidak akan tenang hidup di penjara, ibu tak usah risau,”sahut Nura“Nura, bagaimana bisa kamu menjadi pemlik J hotel, katanya kamu mengantikan, Jho?”“Iya Bu, Jho telah meninggal dan dia memberikan J hotel dan vila padaku, aku sendiri tak menya
Wanita berusia 30 tahunan itu geram, mengetahui jika Jho, mengubah surat wasiatnya, apalagi yang namanya digantikan oleh Nura, wanita yang bahkan tidak memilki hubungan apapun dengan Jho.“Brengsek, Jho, aku mantan istrinya setidaknya aku pernah menemainya selama 5 tahun dalam pernikahan, bisa-bisanya ia memberikan kekayaan pada Nura, aku tidak terima , Nura harus menyerahkannya padaku,”gerutu Nova dibalik stir mobilnya.Hari berganti malam, Nura akhirnya tinggal di vila, seperti yang diinginkan Jho, tiba-tiba ia ingin bertemu Salma, rasa sepi menyelimuti hatinya, di dalam vila yang mewah dan besar itu ia sendirian, ia membutuhkan seseorang dan yang dalam pikirannya Salma, ada yang ingin Nura bicarakan pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.Tapi rasa kecewa membuatnya mengurungkan niatnya, akhirnya Nura memilih untuk mengetahui sisi kehidupan Jho. Ia penasaran dengan mantan istri Jho yang bernama Nova, kenapa Badi juga terkesan enggan berurusan dengan Nova. Langkah kaki
Nura dan asistennya Jho menyiapkan pemakaman, sesuai permintaan Jho, jika ia meninggal, jenazahnya dikremasi. Jenazahpun dibawa ke krematorium. Para pelayat yang kebanyakan rekan bisnis dan kolega Jho hadir, mereka berbisik-bisk, tentang kelanjutan usaha Jho dan siapa penganti Jho dalam memegang kendali dibeberapa usahanya itu.Nura tampak sedih, ia duduk bersimpuh di depan foto Jho, kremasi jenazah berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya selesai dan abu sudah dimasukan ke dalam wadah khusus.“Aku akan menebarkan abu jenazah jho di laut sesuai permintaanya,”ucap Nura“Baik Nona, saya akan siapkan mobil untuk Nona Nura,”ucap asisten JhoHari menjelang malam ketika Nura sampai di dermaga, sebuah kapal very telah disiapkan untuk membawa Nura ke tengah lautan, Nura menaburkan abu jenazah Jho di laut lepas.“Selamat jalan Jho, semoga kamu tenang di surga, aku senang menjadi temanmu,”ucap Nura.***Beberapa hari berlalu setelah kematian Jho, Nura mulai berkemas kan meninggalkan vila, sa
Nura sampai di vila, dan langsung bertemu Jho.“Ini obatmu Jho, aku akan membuatkan sop ginseng untukmu, kata dokter kamu harus tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi ?”ucap Nura“Oke terima kasih, kenapa kau kesal?”“Apa terlihat aku kesal?”balik tanya Nura sambil menatap cermin yang tergantung di dinding kamar Jho“Iya, kamu terlihat kesal,”sahut Jho“Aku tadi pergi menemui Irfan, pria yang menjualku pada Mami Rita, aku mengumpatnya, tapi sebenarnya aku belum puas , ingin rasanya aku mematahkan kakinya.”Nura berbicara dengan sangat kesal, lalu duduk di kursi depan Jho“Aku juga kesal dengan Fara,dia masih saja percaya diri, padahal ayahnya di penjara, itu karena selama ini publik tidak pernah tahu orang tua Fara, ia begitu rapi menyembunyikan identitas orang tuanya, coba saja seandainya publik tahu, jika selegaram yang benama Fara, ternyata memiliki ayah seorang kriminal, dengan kejahatan perdagangan manusia, pasti followernya kabur , iya ‘kan?”lanjut NuraJho hanya tersenyum kec
Semuanya kembali ke hotel, Raja langsung menuju kamarnya, sementara Axel dan Topan menemui Maya dan Salma.“Ke mana Raja?”tanya Maya“Sepertinya Raja, kecewa dengan Nura,”sahut Axel“Jadi kalian sudah bertemu Nura?”tanya Salma“Kami sudah menemukan Nura, dia tinggal dengan pria asing di sebuah vila, dan tampaknya, Nura tidak mau kembali pada Raja,itulah mengapa Raja, marah dan kecewa,”jelas Axel“Ini pasti salah paham, aku mengenal Nura, tidak mungkin ia meninggalkan Raja, tanpa alasan,”timpal Maya.“Iya, Nura sangat mencintai Raja, kita harus bicara dengan Nura,”ajak Salma pada Maya“Segalanya bisa berubah, kita tahu bagaimana Raja, memperlakukan Nura ‘kan,”timpal Axel“Nura, gadis yang baik, sebelum aku mendengar langsung dari Nura, aku tetap berpikiran positif,”sahut Maya“Axel, berikan alamat vila itu, kami besok akan menemui Nura,”pinta Salma“Oke,”jawab Axel lalu memberikan alamat vila di mana Nura berada.Sementara itu Nura, sudah berada di dalam kamarnya, ia termenung memi
Keesokan harinya Raja, Axel dan Salma bertemu dengan direktur utama rumah sakit untuk meminta izin akses mencari Nura, dan akhirnya diizinkan mengechek cctv disemua bagian.“Itu Nura, walau ia memakai masker, aku yakin dia Nura, ia masuk ke ambulance bersama seorang pasien,”ucap Raja.“Aku akan bertanya di bagian informasi, siapa pasien yang dibawa itu.”Salma bergegas menunjukan rekanman cctv ke bagian informasi.“Maaf Bu...kami sangat menjaga rahasia indentitas pasien, kami tak bisa memberitahukan, apapun alasan Anda,”jawab staf membuat Salma kecewa.“Kita akan mencarinya sendiri, ini sudah cukup untuk dijadikan petunjuk,”ajak RajaLalu ketiganya kembali ke hotel, untuk membicarakan rencana berikutnya.“Kamu sudah memfoto ambulan itu,”tanya Topan“Sudah, aku akan ke kirim keponselmu,”ucap Axel“Jika begitu kita akan menelusuri ambulance ini dari semua cctv jalan, aku yakin pasti akan ketemu di mana tujuan ambulance,”suruh Topan“Baiklah, kita mulai sekarang, lebih cepat lebih b
Salma terlihat bingung,”kemana Nura pergi, kenapa ia menghindariku,”gumam Salma.Salma berjalan ke arah ruang perawat, dan meminjam charger ponsel, setelah terisi daya Salma langsung menelepon Raja.“Raja, aku melihat Nura ada di rumah sakit cepatlah datang aku akan share lokasinya,”ucap Salma“Baik Bu Selma aku akan datang,”jawab RajaSalma menutup ponsel, dan ia bertanya pada perawat, apa kamu tadi melihat wanita ini?”tanya Slam, sambil memperliahatkan foto Nura di layar ponsel.“Kami bertemu banyak orang Bu, maaf aku tidak melihatnya.”“Dia baru saja melewati lorong ini,”cerca Salma“Tapi aku tidakatahu Bu,”sahut perawatSalma bejalan mondar- mandir menuggu kedatangan Raja.’rumah sakit ini besar ada 10 lantai bagaimana aku akan mengechek seluruh ruangan ini,’batin SelmaSekitar lima belas menit Raja datang dan menemui Selma.“Bu..dimana Nura?”“Aku tadi bertabrakan dengan seorang wanita, saat aku menyebut nama Nura,ia menyangkalnya, “ucap SalmaRaja mendesah pelan,”Jadi maksud Bu
Irfan tampak sedih.”Mami Rita tolong cari tahu Nura dan bawa ia kembali,”mohon Irfan“Sudah terlambat, Nura pasti sudah terjebak di dunia yang kamu ciptakan,”jawab Rita, lalu ia bangkit dari duduknya dan pergi, tidak peduli dengan Irfan yang terus memohon.Irfan kembali ke ruang tahanan , ia frustasi, terduduk di lantai, hingga panggilan petugas membuatnya sadar.“Hai, istrimu datang,”ucap petugas, lalu membuka selIrfan berjalan ke ruang kunjungan dan sampai di sana ia mendapati Arnia.“Kamu sendiri, dimana Fara?”tanya Irfan sedih“Fara pergi, ia tidak mau terlibat dengan kejahatan yang kamu lakukan, nanti Fara bisa kehilangan folowersnya,”jawab Arnia“Iya, dia benar, untunglah selama ini publik tidak tahu kita orang tuanya, biarkan saja, kita menanggung semua ini. Orang tua seperti kita, tak pantas menjadi kebanggaan,”sahut Irfan“Aku tak bisa menyewa pengacara untuk membantu membebaskanmu,”ucap ArniaIrfan hanya terduduk lesu, ia terdiam sedih.”Aku menyesal, telah menjual Nura.” A