Share

BAB 2 Menantu Idaman

Penulis: Endah Tanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 21:13:29

Sepulang dari klinik, Maya melihat sang ibu mertua sedang duduk sambil menikmati sore di taman rumahnya yang sangat luas itu.

Ingin rasanya Maya bertanya, mengapa sang mertua memberinya pil kontrasepsi alih-alih vitamin sungguhan. Tapi niat itu diurungkan, percuma berdebat dengan ibu mertuanya yang memiliki kuasa atas semuanya di rumah ini.

Maya lantas menghampiri Ambar. “Apa perlu Maya buatkan camilan untuk menemani sore Ibu?” tanyanya, berusaha meredakan amarah dalam dadanya.

“Oh… kamu sudah pulang,” sahut Ambar acuh tak acuh. “Tidak usah, lebih baik kamu bantu Bi Siti memasak, nanti malam ada tamu spesial yang akan datang,” titah wanita itu.

“Baik, Bu.”

Maya bergegas menuju dapur untuk memenuhi perintah sang ibu mertua.

Sesampainya di dapur, Maya menatap lekat Bi Siti. Ia berpikir wanita yang berusia 40 tahunan itu juga ikut andil dalam rencana busuk Ambar.

“Bi... aku ingin tahu, vitamin apa yang diberikan Ibu padaku setiap malam?”

Siti tampak terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Sesaat ia gugup akan pertanyaan Maya.

“Sa-saya tidak tahu Non Maya. Saya hanya disuruh menyiapkan vitamin itu setiap malam,” kata Siti.

Maya hanya menghela napas berat. Ia tidak bisa menyalahkan asisten rumah tangga di depannya, wanita itu hanya bekerja pada Ambar, jadi pastilah ia menuruti perintah sang majikan.

Malam dengan semilir angin yang dingin sudah menyapa. Tepat pukul delapan malam, Rendra memarkirkan mobilnya di garasi.

Seperti biasa, Maya menungguinya di teras rumah. Dengan sigap Maya membawakan tas kerja Rendra.

“Mas, aku akan siapkan air hangat dan teh hangat, tunggulah sebentar,” ucap Maya seraya tersenyum.

“Kamu memang istri idaman May, tak salah aku memilihmu menjadi istriku,” ucap Rendra mencubit mesra hidung mancung Maya, dan wanita muda itu hanya mengulum senyum.

“Rendra, cepatlah mandi, dan segera turun. Malam ini akan ada tamu spesial,” titah Ambar pada putranya.

“Tamu, siapa Bu?” tanya Rendra menoleh ke arah Ambar yang sudah berpenampilan rapi.

“Nanti juga kamu akan tahu, sana cepat bersihkan dirimu,” suruh Ambar lagi.

Maya bergegas menuju kamar, menyiapkan air hangat untuk mandi suaminya dan sekaligus menyiapkan baju untuk suaminya.

“Kamu tahu, May, tamu yang dimaksud ibu?” tanya Rendra, seraya berjalan kamar mandi.

“Tidak tahu Mas, tadi aku diminta ibu masak spesial untuk menyambut tamu, mungkin teman ibu yang datang,” sahut Maya.

Setelah itu, Maya turun ke bawah untuk menyiapkan menu makan malam bersama Siti.

Bertepatan dengan menu yang sudah tertata rapi di atas meja, terdengar suara mobil yang berhenti di halaman depan.

“Maya, panggil suamimu, tamunya sudah datang!” perintah Ambar dengan binar wajah bahagia, lalu ia melangkah ke ruang depan untuk menyambut sang tamu yang sepertinya sangat spesial.

Maya pun bergegas memanggil sang suami untuk turun menyambut tamu spesial itu.

Seorang wanita bertubuh molek, dengan kulit putih susu yang halus, berjalan memasuki ruang makan. Ambar menyambutnya dengan ramah dan terlihat bahagia akan kedatangan wanita itu.

Sementara itu, Maya hanya diam menyaksikan pertemuan Rendra dengan tamu spesial ibu mertuanya dari ujung tangga di lantai dua.

“Halo, Arnia, jadi tamu spesial itu adalah dirimu,” sapa Rendra, lalu memberi pelukan singkat pada wanita muda bernama Arnia itu.

“Apa kabar Mas Rendra? Lama tak jumpa, aku dengar dirimu diam-diam sudah menikah?”

“Halah, jangan bicarakan pernikahan Rendra dengan wanita yang tak sederajat dengan kita. Lagipula, jika Rendra tak kunjung punya anak dari istrinya, mereka akan bercerai,” timpal Ambar dengan nada santai.

“Bu, rasanya kurang pantas membicarakan hal ini di hadapan Arnia,” sela Rendra tak suka.

“Kenapa? Arnia sudah kuanggap seperti putriku sendiri. Kalian begitu dekat dari SD hingga SMA, dan kami para orang tua sangat ingin menjodohkan kalian. Tapi takdir berkata lain, kamu dan Ayahmu membawa Maya dan memperkenalkannya sebagai istrimu,” kata Ambar terlihat kesal sekaligus kecewa.

Maya mendengar percakapan itu karena suara Ambar begitu lantang, seolah sengaja agar ucapannya tak luput dari sang menantu.

Wanita itu tampak sedih dan kecewa, masih berdiri di ujung tangga menatap ketiga orang yang mulai menikmati makan malam.

“Lalu di mana istrimu, Mas? Kenapa tidak ikut makan malam bersama kita?” tanya wanita cantik dengan rambut lurus sebahu itu.

“Aku akan panggil Maya,” jawab Rendra.

Baru saja Rendra akan bangkit dari duduknya, tangan Ambar menghentikanya.

“Tidak usah dipanggil. Dia mungkin capek, habis bantu Bi Siti di dapur, apa lagi Maya pasti tidak akan nyambung dengan pembicaraan kita,” kata Ambar.

Rendra yang enggan berdebat dengan ibunya di hadapan Arnia pun memilih untuk menuruti kemauan sang ibu. Ia kembali duduk dan tersenyum ke arah wanita yang berpenampilan elegan di sampingnya.

“Bagaimana kabarmu, Ar? Apa kuliah bisnis di Singapura telah selesai?” tanya Rendra mengubah arah pembicaraan.

“Satu bulan lagi akan wisuda, dan setelah itu aku diminta Papa untuk mengelola usaha kosmetik.”

“Wow, jabatan yang sangat mengesankan, Arnia. Tante bangga padamu. Brand kosmetikmu sudah terkenal di seluruh negeri ini. Dan juga masih tetap menarik konsumen di salah satu gerai Rajas Shopping Center, aku rasa kerjasama ini akan berlanjut,” kata Ambar yang terlihat begitu antusias.

“RSC juga makin berkembang di tangan Rendra,” puji Arnia sambil tersenyum manis.

“Jika aku pikir-pikir, kalian adalah pasangan yang sangat serasi.” Ambar menatap bergantian Rendra dan Arnia.

Arnia hanya tersenyum mendengar perkataan Ambar. Suara langkah kaki menuruni tangga membuat wanita yang berusia 25 tahun itu menatap wanita yang saat ini berjalan ke arah meja makan.

“Kenalkan saya Maya, istri Mas Rendra.” Maya mengulurkan tangan pada Arnia seraya tersenyum.

“Halo, saya Arnia, teman Rendra,” balas wanita yang mengenakan gaun sepanjang lutut itu seraya menyambut uluran tangan Maya.

Lalu Maya duduk di samping sang suami, dan itu membuat Ambar tidak senang.

“Aku pikir kamu istirahat karena kelelahan,” ucap Rendra pada Maya.

“Aku tidak mungkin tidak menyambut tamu spesial ibu. Iya ‘kan, Bu?” sahut Maya, menoleh pada Ambar.

“Sudahlah, kita selesaikan saja makan malam ini, setelah itu kita bisa berbincang ringan mengenai bisnis,” kata Ambar, tidak berusaha menutupi rasa tidak senangnya.

Malam semakin larut, Ambar dan Arnia tampak begitu akrab. Maya hanya menatap pilu dengan rasa kecewa yang dalam, menyaksikan ibu mertuanya yang selalu merendahkannya dan membandingkannya dengan Arnia. Sudah jelas mereka adalah dua sosok yang berbeda seperti bumi dan langit.

Tapi yang membuat Maya lebih sedih, Rendra terlihat menikmati pertemuannya dengan teman lamanya itu.

Akhirnya, perbincangan selesai, dan Arnia pun berpamitan pulang. Rendra mengantarkannya sampai di depan mobil, sedangkan Ambar berdiri di teras persis di samping Maya.

“Kamu lihat kan? Arnia adalah calon menantu yang aku idamkan untuk mendampingi Rendra,” kata Ambar sambil menatap Maya dengan senyum miring. “Jika kamu tidak hamil dalam waktu satu bulan ini, aku harap kamu tahu diri. Bercerailah dengan Rendra!” titah Ambar dengan nada sinis.

“Aku akan hamil,” sahut Maya dengan suara gemetar. “Aku akan melahirkan cucu untuk keluarga Dermawan,” katanya dengan sangat yakin.

Ambar melirik ke arah Maya. Senyum sinis di bibirnya semakin terlihat jelas.

“Menurutmu begitu?” kata Ambar, menatap Maya tajam. “Bagiku, kamu hanyalah parasit di rumah ini.”

Bab terkait

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 3 Malam Tanpa Pil Kontrasepsi

    Mendengar ucapan ibu mertuanya yang lagi-lagi merendahkannya, Maya hanya bisa menghela napas pelan. Setelah terlihat mobil Arnia menghilang di balik pagar tinggi rumahnya, Ambar pun masuk ke dalam rumah.“Bi Siti, antar vitamin itu pada Maya, suruh ia meminumnya!” perintah Ambar pada sang asisten rumah tangga.“Baik, Nyonya,” jawab Siti dengan sangat patuh.Siti beranjak ke dapur, membuka salah satu laci kabinet, kemudian meraih tablet dan mengeluarkan dari bungkusnya. Setelah itu ditaruhnya di nampan beserta segelas air mineral.Diam-diam, Maya memperhatikan apa yang dilakukan Siti, hingga wanita berdaster longgar itu berjalan ke arah tangga, tapi Maya mencegat langkahnya.“Bi Siti, itu untukku ‘kan? Sini biar aku bawa ke kamar, nanti aku minum,” pinta Maya, seraya meraih nampan kecil dari tangan Bi Siti.“Non Maya masih di bawah to, saya kira sudah di kamar,” kata Siti.Maya hanya mengulum senyum, dan melangkahkan kakinya menuju lantai atas. Sesampainya di kamar, pil yang diberikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 4 Sang Pengacara yang Misterius

    Hari ini, Maya kembali menjumpai dokter kandungan untuk melakukan konsultasi. “Dokter, beberapa hari ini saya sudah tidak mengkonsumsi obat kontrasepsi. Apakah kesuburanku tidak terganggu karena terlalu lama mengkonsumsinya?”“Jangan khawatir, begitu Bu Maya tidak mengkonsumsinya, maka siklus akan kembali normal. Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah ya. Jika dalam tiga bulan Anda belum hamil, kita akan melakukan program hamil bersama suami Bu Maya,” kata dokter memberikan saran.Maya hanya terdiam, ia berharap akan segera hamil dalam waktu satu bulan ini. “Baik, Dokter, terima kasih,” kata Maya tampak pasrah.Maya berjalan keluar klinik dan langsung pulang. Sesampainya di rumah mewah milik mertuanya, terlihat ada sebuah mobil asing yang terparkir di halaman.Di sofa ruang tamu, ada seorang pria berpenampilan rapi sedang berbincang dengan Ambar.Pria itu menoleh ke arah pintu depan, ketika terdengar langkah kaki Maya yang memasuki rumah.Sesaat Maya dan pria itu saling tatap, kemud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 5 Di Balik Rencana Sang Mertua

    Waktu menunjukan pukul sepuluh malam, tapi Rendra belum juga pulang. Maya terlihat khawatir. Sejak sore tadi, ponsel suaminya tidak bisa dihubungi. Tapi tak lama sebuah pesan masuk, bergegas Maya meraih ponselnya dan senyum mengembang di bibir ranumnya.{Aku tidak pulang malam ini, ada meeting dadakan di Bandung, kamu tidurlah dulu.}Chat dari Rendra membuat Maya bernapas lega, meski hal itu sedikit mengusiknya sebab tak biasanya suaminya pergi mendadak. Namun, Maya segera merebahkan tubuhnya di kasur, tanpa suami di sampingnya.Hingga pagi menyapa, Maya perlahan bangkit dan membuka korden kamarnya. Hawa sejuk dihirupnya, tapi tiba-tiba rasa mual menyergap. Dengan setengah berlari, ia pun menuju kamar mandi, memuntahkan cairan kekuningan yang terasa pahit.Maya membasuh mukanya, entah kenapa pagi ini terasa berbeda dengan tubuhnya, rasa pening tiba-tiba datang menyerang kepalanya, hingga Maya memutuskan berbaring lagi di tempat tidur.Maya menoleh ke arah pintu ketika terdengar suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 6 Kehamilan Maya

    Maya mencoba menghubungi Rendra, tapi ponselnya tidak aktif, wanita itu terlihat sangat kesal. Lalu tatapannya mengarah tajam pada Ambar.“Apa rencana ibu sebenarnya, jika ibu menginginkan yayasan itu, Maya akan berikan, tapi tolong jangan pisahkan Maya dengan Mas Rendra, hanya dia yang Maya punya saat ini,”pinta Maya dengan nada permohonan.“Apa istimewanya dirimu Maya, hingga mendiang suamiku memilih dirimu untuk menjadi menantu dan menyerahkan yayasan Mery gold padamu!”sarkas Ambar.“Ibu menginginkan Mery Gold, ambilah, akan aku berikan, tolong jangan campuri lagi pernikahanku dengan Mas Rendra,”pinta Maya sekali lagi kali ini ia memohon sambil berlutut di depan ibu mertuanya.“Mery gold akan menjadi miliku tanpa kamu akan menyerahkannya, sebentar lagi Kamu dan Rendra akan bercerai, dan semuanya otomatis akan pindah ke tanganku, “jawab Ambar dengan menyilangkan kedua tanganya di dadaMaya bangkit dari jongkoknya, dan menatap sinis wanita dengan potongan rambut bob itu.“Ibu memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 7 Maya Kecelakaan

    Kaki Maya terasa lemas, jantungnya bergemuruh dan hatinya terasa ditusuk benda tajam, matanya yang semula berkaca-kaca kini luruh membasahi pipinya.“Nah, sudah jelas ‘kan, sekarang, cepatlah tanda tangani, apalagi yang kamu tunggu!”perintah AmbarMaya tak kuasa menahan sedih dan kecewa, penghianatan sang suami sungguh membuat hatinya pilu dan hancur, satu-satunya orang yang diharapkan bisa menemani seumur hidupnya, kini malah menyakitinya.Maya meraih pena, dan dengan kemarahan dan kekecewaan yang teramat sangat ia membubuhkan tanda tangannya di lembaran kertas itu.Senyum kemenangan tersunging di bibir Ambar, rencananya berhasil dengan lancar.“Bagus, Maya, sekarang kamu bukan lagi menantu keluarga ini, kemasi barang –barangmu dan pergilah dari rumah ini!”suruh Ambar, tanpa belas kasihan sedikitpun, pada Maya, meskipun wanita itu tahu, bahwa manantunya sedang mengandung cucunya.Maya mengusap air mata yang terus saja mengalir, sampai membasahi pipinya, berlahan ia mengemasi semua p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 8 Proses Perceraian

    Rendra memegang ponsel baru, setelah itu ia menghubungi nomor Maya, tapi ponsel Maya tidak aktif.“Sial, kenapa ponsel Maya tidak aktif, apa dia tidak menunggu aku menghubunginya,”gerutu Rendra, dan ia beralih menghubungi ibunya.“Bu..apa Maya di rumah?”“Dia tidak di rumah, “jawab Ambar“Kemana? kemarin adalah annyversery pernikahan kami, aku bahkan belum mengucapkan selamat padanya.”“Apa perkejaanmu di Singapura sudah selesai, kenapa kamu tidak fokus pada pekerjaan saja, dari pada memilikirkan wanita tak berguna itu,”timpal Ambar bernada kesal.“Klienku, membatalkan pertemuanku Bu, tanpa memberikan alasan apapun.”“Ya sudah, anggap saja kamu berlibur, nikmatilah liburanmu, apalagi disana ada Arnia ‘kan.”“Baiklah , aku satu malam lagi, besok, aku kembali ke Jakarta.”Pembicaran Rendra dan Ambar selesai, dengan senyum puas di wajah Ambar, rencana yang disusunnya bersama Arnia berhasil, dan malam ini Arnia, akan membuat Rendra jatuh ke tanganya.Kembali ke Jakarta, Maya dibawa Fard

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 9 Wajah Pria Dalam Lukisan

    Tiga bulan berlalu, akta cerai Rendra dan Maya telah keluar, Rendra kini memutuskan untuk menikahi Arnia, sebagai bentuk tanggung jawabnya, Pernikahanya dilaksanakan sangat meriah, disebuah ballroom hotel berbintang, Ambar menunjukkan binar bahagia, menantu idamanya kini bersanding di pelaminan.Kedua mempelai selalu tersenyum memperlihatkan kebahagian mereka.“Ibu sangat senang, akhirnya kamu menikah dengan Arnia, wanita yang sederajat dengan kita, ibu juga senang, yayasan Mery Gold kembali ke tangan Ibu,”bisik Ambar di telinga Rendra.“Apa, Maya mengetahui jika aku menikah, Bu?”“Peduli amat dengan wanita itu, ibu tidak ingin membicarakan wanita itu di tengah kebahagian kita,”jawab Ambar.Sementara ditempat lain, Maya mengusap lembut perut yang semakin membuncit.“Mas Fardian, bisakah kita jalan –jalan malam ini, sudah hampir tiga bulan aku hanya duduk dan berdiam di apartemen ini,”pinta Maya“Angin malam tidak baik Maya, untuk kesehatan kamu dan bayimu, bagaimana jika pagi hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 10 Mimpi Buruk

    Disuatu sore, Raja dan Salma, sudah berada di RSC, Raja tampak senang, banyak teman satu sekolah yang datang untuk menyaksikan tokoh animasi favoritnya, dengan antusias bocah itu berjalan di ditengah-tengah gedung, dimana acara diselenggarakan, sebuah es krim sudah berada ditanganya, Raja berjalan sambil menjilati es krim favoritnya, hingga tak sengaja, ia menabrak seorang wanita dan membuat dres wanita itu menjadi kotor.“Hati-hati dong kalau berjalan!”bentak seorang wanita dengan melotot kearah Raja.“Maaf ...”ucap Salma, sambil menundukan wajah dan sedikit membungkuk.“Raja minta maaflah,”suruh Salma , melihat ke arah Raja, yang masih bengong menatap sebagian eskrim, tumpah di dres warna merah.“Maaf Tante, Raja, tidak sengaja,”ucap bocah berusia lima tahun itu dengan sedikit gugup.“Lain kali berhati-hatilah, lihat jalan yang benar, mengerti!”bentak wanita berpenampilan elegan dengan geram.“Ada apa Ar?”suara pria membuat semuanya menoleh kearah pria berwajah tegas dengan sorot

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05

Bab terbaru

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 100 Keraguan Raja

    Rendra menatap serius wajah putra kandungnya itu, lalu tertuntuk sedih.“Bertahun lamanya aku menantikan dirimu untuk menyebutku ‘ayah’, tapi saat ini kamu sudah tahu kebenarannya, dan kita masih seperti orang asing.”Rendra tidak menjawab pertanyaan Raja.“Jangan mengalihkan pembicaraan , saat ini diriku berdiri sebagai Raja, anak dari Maya dan Fardian, saudara lelaki Vanesa, jadi jawab pertanyaanku!”tegas Raja.“Aku tidak terlibat dalam penculikan Vanesa, bahkan aku tidak tahu siapa yang penculiknya,”dalih RendraTarikan napas lega terdengar dari bibir Raja.”Pelakuanya adalah Ambar yang katanya nenek kandungku, “balas Raja.“Ibuku memang memiliki dendam pada Maya, Fardian dan Rika, tapi aku tidak terlibat,”jawab Rendra dengan tegas.“Apa Pak Rendra tahu kemana Bu Ambar melarikan diri?”“Raja, seandainya kamu tahu, apa kamu akan menyerahkan nenekmu sendiri pada polisi?”Pertanyaan Rendra bagai buah simalakama, seakan Raja tak bisa memilih.“Raja, aku sarankan padamu, tidak usah mecam

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 99 Maya dan Fardian Marah

    “Raja, lebih baik aku tidak ikut ke rumah sakit, karena di sana ada Tante Maya dan Om Fardian, turunkan aku disni saja, biar aku naik taksi,”pinta Fara“Baiklah.“Fara turun dari mobil Raja, lalu Raja kembali melanjutkan perjalananya menuju rumah sakit dimana Vanesa dirawat, sesampainya di sana, Raja melihat Maya dan Fardian saling menggenggam tangan dengan wajah sedih dan cemas.“Mah, bagaimana keadaan Vanesa?”tanya Raja pelan“Raja, kamu sudah di sini, siapa yang memberitahukanmu?”tanya Maya“Apa itu penting, apa seharusnya aku tidak boleh tahu hal ini,”cerca Raja kecewa.“Bukan seperti itu Raja,”sahut Maya terlihat bingung harus mengatakan apa pada putranya itu.“Raja, kita bicarakan hal ini setelah Vanesa membaik, sekarang lebih baik kamu temani Nura , dia juga terluka dan dirawat di sini,”suruh Fardian“Nura terluka, bagaimana bisa terjadi?”“Nura membantu kami menemukan Vanesa,”jawab MayaHelaan napas kesal terdengar dari bibir Raja. “Kalian sangat keterlaluan, jadi hanya aku y

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 98 Vanesa Ditemukan

    Nura menaiki taksi, walau tubuhnya masih terasa lemah, taksi yang ditumpanginya menuju Red kafe , kafe milik Salma, yang masih ditunda grand openingnya itu dijadikan tempat pertemuan Nura dan Axel.“Hai Nur, selamat pagi, kamu terlambat,”ucap Axel, ketika melihat Nura masuk“Maaf Kak Axel, tadi aku sempat terjebak dalam lift apartemem,”jawab Nura“Kamu baik-baik saja ‘kan?”“Iya aku baik-baik saja, lebih baik kita bahas bagaimana cara kita agar bisa masuk ke apartemen Bu Ambar.”“Aku tadi sudah membahas ini dengan Om Fardian, tugasmu hanya membuat Ambar membukan pintu apartemenya, dan mengulur waktu sampai bunyi alarm kebakaran dibunyikan, dan kamu harus bisa memaksa Bu Ambar keluar kamar,”jelas AxelNura mendengarkan dengan seksama, apa yang diperintahkan Axel.“Baiklah aku siap,”jawab Nura“Setelah kamu berhasil membawa Ambar keluar, aku akan menyusup ke apartemenya,”jelas Axel lagi“Oke Kak aku paham, mudah-mudahan kita berhasil,”jawab NuraLalu keduanya pergi menaiki mobil Axel

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 97 Benih –benih Cinta yang Mulai Tumbuh

    “Tidak ada yang kami sembunyikan darimu, kami hanya menunggu si penculik menghubungi kami,”tukas Fardian“Tante Maya dan Om Fardian, aku pamit dulu,”pamit Axel“Oke Axel, terima kasih,”jawab Maya dan FardianLalu memilih pergi dari pada melihat Raja terus berdebat dengan kedua orang tuanya itu.Setelah kepergain Axel, Maya bermaksud menghentikan pembicarannya mengenai Vanesa.“Raja, Nura, kalian pulanglah, besok kami kabari lagi,”suruh Maya“Baik Mah,”jawab NuraRaja bangkit dengan perasaan kecewa, ia merasa ada yang disembunyikan lagi darinya. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya Raja hanya diam, membisu, sedangkan Nura juga memilih diam, dan tak tahu harus berkata apa.“Akhir-akhir ini, kamu sangat dekat dengan Axel, dengan dalih mencari Vanesa,”ucap Raja ketus“Aku dan Kak Axel memang mencari keberadaan Vanesa,”jawab Nura“Sepertinya hanya aku yang tidak dilibatkan dalam pencarian Vanesa, mungkin Mamah dan Papah Fardian tidak lagi mengangapku bagian dari keluarga.”Nura meno

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 96 Nura Berhasil

    Setelah itu ia meraih botol itu dan menyimpannya, membersihkan kembali sampah dan memasukannya di pembuangan sampah.Nura yakin, jika Vanesa ada di apartemen Ambar, dengan langkah cepat ia menuju unit apartemen Ambar, ia sudah tak sabar jika menunggu Ambar menghubungi jasa service, dan Nura berniat untuk menawarkannya langsung pada Ambar.Kini kakinya sudah ada di depan unit apartemen, baru saja tangannya akan membunyikan bel, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.“Hai kamu, sini cepat!”suara seorang wanitaNura menoleh dan ia terkejut ternyata yang memanggilnya adalah Fara, wanita itu terus menatapnya dan Nura berharap Fara tidak mengenalinya.“Ada apa?”tanya Nura pelan“Ada kecoa di kamarku, cepatlah singkirkan kecoa itu!”perintah FaraNura terpaksa menuruti kemauan Fara , dengan segera melangkah menuju unit apartemen Fara.Nura terkejut ternyata disana ada Raja.“Cepatlah bersihkan ada beberapa kecoa ada di sana!”perintah RajaNura mengangguk dan membawa perlengkapan kebersihan la

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 95 Nura Mengetahui Kebenaran

    Nura hampir tak percaya dengan apa yang dibacanya, gadis itu tertegun sejenak dan berpikir.“Kak Raja, terkonfirmasi memiliki hubungan darah dengan Rendra?” tanya Nura pada dirinya sendiri, lalu ia segera memotret lembaran kertas itu dengan kamera ponselnya.Nura tidak jadi membereskan lembaran kertas yang tercecer, ia tak mau Raja, tahu jika ia telah membaca lembaran hasil test DNA.Nura kembali ke kamarnya, ia masih penasaran dengan apa yang diketahuinya sekarang dan tak menyangka jika Raja, bukan putra kandung dari Fardian.“Rahasia apa yang disembunyikan Mamah Maya dan Papah Fardian, kenapa hal seperti ini harus aku ketahui disaat Vanesa mengalami musibah,”gumam Nura.Sepanjang malam itu Nura tidak bisa tidur, ia memikirkan dua masalah sekaligus, pertama masalah penyelidikan keberadaan Vanesa, kedua masalah yang sedang dihadapi Raja.Pagi sekali Nura sudah terbangun dan sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Raja, ia berpura –pura tidak mengetahui tentang test DNA.“Kak Raja, semala

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 94 Rencana Axel dan Nura

    “Tapi salama ini Papah Fardian menunjukan kasih sayang padaku, tidak sekalipun ia membedakan antara aku dan Vanesa,”sahut Raja bimbang akan ucapan Rendra“Itu karena ia menyadari jika Maya akan memberikan RSC padamu dan MY kosmetik dan Mery Gold pada Vanesa, jika Fardian memperlakukanmu seperti anak kandungnya, Maya juga memberikan rumah peninggalan orang tuanya pada Rama Widata ayah dari Fardian, kamu perlu tahu jika rumah besar yang saat ini dijadikan kantor pengacara oleh Rama dan Fardian adalah milik mendiang kakekmu Agam Dirgantara,”jelas Rendra“Jadi Papah Fardian sebanarnya tidak memiliki apapun dan tidak memiliki andil dalam RSC?”“Betul, dia hanya menikmati hasilnya setelah berhasil merebut Maya dariku, bahkan waktu ia tahu Maya hamil anakku yaitu kamu, ia hanya diam, ia sudah merencanakan rencana liciknya,”jawab Rendra membuat kobaran api di dada Raja.Raja masih tertunduk sedih, mencermati apa yang dikatakan Rendra. Hatinya mulai tidak mempercayai Fardian. Dering ponselny

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 93 Mulai Ada titik terang

    Mobil yang di kendarai Axel, meluncur ke jalanan menuju ke kediaman Maya, hanya perlu waktu lima belas menit mereka sampai di sebuah rumah minimalis yang di tempati Maya dan Fardian lebih dari 20 tahun itu. Rumah kaca tempat studi lukis Maya juga masih terawat dengan baik, walau aktivitas melukis Maya berkurang, karena kesibukannya sebagai CEO RSC, sesekali wanta itu masih melukis di waktu senggangnya.Kedatangan Axel dan Nura membuat Maya terkejut, apa lagi mereka membawa pria asing ke rumahnya.“Nura, Axel, ada apa dan siapa pria muda itu?”tanya Maya pelan sambil matanya menatap ke arah pria yang berdiri di depan mobil.Lalu Axel menceritakan kedatanganya dan menceritakan tentang Anwar.“Apa pria itu dapat dipercaya?”tanya Maya“Aku yakin Tante, Anwar berkata apa adanya, dan coba Tante pikir lagi, apa yang dikatakannya masuk akal, ‘kan?Polisi memang tidak mempercayai perkataanya, karena semua barang yang tertinggal di mobil adalah milik Vanesa, dan tidak ada tanda-tanda ada orang

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 92 Anwar Kunci Dari Keberadaan Vanesa

    Fara duduk di sofa, ia menatap lekat Rendra.“Jadi kamu anak Arnia, dari mana kamu tahu, jika aku pemilik clup malam ini?”“Tidak penting dari mana aku tahu, ibuku adalah pengagummu, jadi ia tahu kemana Om Rendra sembunyi,”jawab Fara“Ha...ha... Aku tidak sembunyi, aku hanya menyembunyikan diri dari orang masa laluku, Arnia memang pintar, ia tahu posisiku.”“Bagaimanapun ibuku pernah mencintai Om Rendra, sampai saat ini mungkin cinta itu masih ada,”ungkap Fara“Bohong, ibumu bahkan berselingkuh dan membohongiku,”tukas Rendra kesal“Ibu melakukan itu supaya tidak berpisah dengan Om Rendra,”dalih FaraRendra membalas dengan senyuman sinis, ia mengingat kebersamaanya dengan Arnia.“Kamu tahu, hal yang aku sesali di dunia ini adalah berselingkuh dengan Arnia, hingga pernikahanku dengan Maya hancur,”jawab Rendra“Atas nama kedua orangtauku, aku minta maaf.”“Apa yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin kamu datang menemuiku hanya untuk minta maaf ‘kan?”“Betul Om, aku ke sini karena ingi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status