Home / Romansa / Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit / BAB 5 Di Balik Rencana Sang Mertua

Share

BAB 5 Di Balik Rencana Sang Mertua

Author: Endah Tanty
last update Last Updated: 2024-10-24 21:15:35

Waktu menunjukan pukul sepuluh malam, tapi Rendra belum juga pulang.

Maya terlihat khawatir. Sejak sore tadi, ponsel suaminya tidak bisa dihubungi. Tapi tak lama sebuah pesan masuk, bergegas Maya meraih ponselnya dan senyum mengembang di bibir ranumnya.

{Aku tidak pulang malam ini, ada meeting dadakan di Bandung, kamu tidurlah dulu.}

Chat dari Rendra membuat Maya bernapas lega, meski hal itu sedikit mengusiknya sebab tak biasanya suaminya pergi mendadak. Namun, Maya segera merebahkan tubuhnya di kasur, tanpa suami di sampingnya.

Hingga pagi menyapa, Maya perlahan bangkit dan membuka korden kamarnya. Hawa sejuk dihirupnya, tapi tiba-tiba rasa mual menyergap. Dengan setengah berlari, ia pun menuju kamar mandi, memuntahkan cairan kekuningan yang terasa pahit.

Maya membasuh mukanya, entah kenapa pagi ini terasa berbeda dengan tubuhnya, rasa pening tiba-tiba datang menyerang kepalanya, hingga Maya memutuskan berbaring lagi di tempat tidur.

Maya menoleh ke arah pintu ketika terdengar suara ketukan, lalu terlihat pintu terbuka, Bi Siti masuk ke dalam kamar.

“Non Maya, kenapa tidak turun ke bawah? Nyonya Ambar ingin bicara dengan Non Maya,” ucap wanita tua itu.

“Oh… aku lagi tak enak badan. Tapi baiklah, aku akan segera turun menemui ibu,” jawab Maya.

Asisten rumah tangga itu pun berlalu, tapi langkahnya terhenti ketika melihat obat di atas nampan masih ada.

“Non Maya, semalam tidak minum vitamin?”

Maya menatap nampan di atas meja, ia lupa membuang pil kontrasepsi dari mertuanya.

“Aku lupa,” jawab Maya.

“Jika begitu, segeralah minum sebelum Nyonya Ambar tahu dan marah,” kata Siti dengan wajah tampak cemas.

“Iya, nanti aku minum. Lagipula, sehari tidak minum vitamin ‘kan tidak mengapa,” sahut Maya sambil berjalan ke arah meja kecil. “Keluarlah, apa aku harus minum pil ini di hadapan Bi Siti?” tanya Maya lagi, kali ini dengan nada yang sedikit menuding.

“Baiklah, saya keluar.” Siti tampak ragu, tapi tatapan tajam Maya membuat Siti merasa tak enak, lalu wanita itu pergi.

Setelah kepergian Siti, Maya membuang pil itu di wastafel kamar mandi, lalu membersihkan tubuhnya dan segera menemui ibu mertuanya.

Kini, Maya duduk di kursi di depan meja kerja, sedangkan Ambar juga duduk di kursi seberangnya, menatap sejenak menantu yang tidak diharapkannya itu.

“Aku dengar, Rendra tidak pulang semalam?”

“Iya Bu, Mas Rendra ada pekerjaan di luar kota.”

Helaan napas terdengar di bibir Ambar. “Sebenarnya aku ingin berbicara dengan kalian berdua, tapi karena Rendra tidak di rumah, lebih baik kita berbicara dulu.” Ambar berbicara dengan tatapan serius pada Maya.

“Kamu tahu ‘kan, kurang menghitung hari lagi kesepakatan kita berakhir. Jika sudah satu tahun genap pernikahan kalian dan kamu belum juga hamil, maka kamu dan Rendra akan bercerai.”

Maya tertunduk mendengar ucapan Ambar.

“Dalam perceraian, tidak ada pembagian harta gono gini. Kamu harus paham posisimu waktu menjadi menantu keluarga Darmawan, kamu hanya gadis yatim piatu. Kamu tidak akan mendapat tunjangan apapun. Aku sudah meminta pengacara untuk mempersiapkan berkas, kamu tinggal tanda tangan saja,” kata Ambar dengan angkuhnya.

“Tapi, jika Mas Rendra tidak berniat menceraikanku, apakah ibu akan memaksa juga?”

Ambar tersenyum simpul. “Rendra akan memenuhi perintahku!” katanya. Tatapan Ambar begitu sinis. “Dan satu lagi, kamu harus mengembalikan kepemilikan Yayasan Mery Gold padaku, karena kamu tidak bisa melahirkan keturunan Darmawan. Bukankah seperti itu persyaratan surat wasiat dari mendiang suamiku?”

Maya terdiam. Kini ia mengerti, kenapa Ambar tidak menginginkan dirinya hamil. Itu karena Ambar menginginkan kepemilikan Yayasan Mery Gold kembali ke tangannya.

“Aku masih punya beberapa hari lagi, mungkin saja Tuhan berkehendak lain dan ingin menyelamatkan pernikahanku dengan Mas Rendra,” kata Maya dengan suara bergetar.

“Jangan mimpi kamu. Kamu tak akan bisa hamil karena—” Ambar tiba-tiba menghentikan ucapannya.

Tapi Maya mengerti, dan paham sekali kenapa sang mertua yakin dirinya tidak akan bisa hamil.

“Karena vitamin yang setiap malam ibu berikan,” timpal Maya.

Ambar tampak terkejut, matanya bahkan melotot menatap Maya. Sementara wanita muda itu masih menunduk dengan rasa kecewa yang mendalam.

“Justru vitamin itu agar bisa membuatmu hamil!” bantah Ambar.

“Tapi kenapa aku belum hamil, Bu? Obat apa yang ibu berikan padaku?” Maya pura-pura tidak tahu dan mencari kejujuran ibu mertuanya.

Ambar bangkit berdiri, lalu tiba-tiba menarik rambut Maya. “Kamu berani menanyaiku begitu?! Rupanya kamu harus diingatkan posisimu. Kamu hanya anak panti asuhan yang dinikahi Rendra. Jadi kamu harus sopan dan tunduk padaku, dasar parasit!” berang Ambar, lalu dengan kasar melepas tangannya dari rambut Maya.

Air mata Maya menetes membasahi pipi. Ia mengusapnya perlahan dan berusaha menenangkan diri.

Maya lantas bangkit dan melangkah pergi meninggalkan rumah mewah mertuanya itu. Seperti biasa, Maya mengendarai motor maticnya menuju yayasan.

Sesampainya di sana, ia duduk memeriksa administrasi yayasan. Pikirannya melayang di saat ayah mertuanya menyerahkan pengelolaan yayasan padanya tiga tahun lalu, dan di saat itulah Ambar mulai membencinya.

“Ah... jadi selama ini Bu Ambar membenciku karena masalah yayasan. Apa belum cukup 30 persen dari para donatur dan Rajas Shopping Center bagi dirinya, hingga mengincar kedudukan di yayasan Mery Gold?” gumam Maya sambil menghela napas panjang.

Maya lalu membuka laci mejanya dan mengambil surat wasiat dari ayah mertuanya. Kembali Maya membaca salinan surat wasiat itu, dibacanya dengan cermat. Dulu ia mengabaikan surat itu karena baginya menikah dengan Rendra adalah impiannya.

“Aku tidak begitu paham dengan surat wasiat ini, apa aku harus menemui pengacara ya,” gumam Maya sambil menggigit bibir bawahnya dan menatap serius lembaran kertas di tangannya.

Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, Maya mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk.

“Masuk!”

Seorang pria muncul dan berkata dengan sopan, “Maaf Bu Maya, saya mengganggu waktu Anda,” ucapnya.

Maya cukup terkejut melihat pria itu, tapi sebuah ide kemudian muncul di kepalanya. “Pak Fardian, masuklah. Kebetulan sekali Anda datang, aku ingin berkonsultasi,” katanya dengan ramah.

Pria yang mengenakan kemeja warna biru tua itu menutup pintu kembali, lalu melangkah duduk di depan Maya.

“Konsultasi masalah apa?”

“Bisakah Anda menjelaskan isi dari surat wasiat ini?” Maya langsung menyerahkan lembaran kertas pada Fardian.

Pria yang duduk di hadapan Maya meraih kertas itu, membacanya dengan serius.

“Anda menjadi pemilik yayasan Mery Gold untuk saat ini, tapi jika dalam pernikahan tidak memiliki anak dan terjadi perceraian, maka yayasan ini akan dilimpahkan pada Bu Ambar,” jelas Fardian.

Maya terlihat sedih. “Sebenarnya bukan masalah yayasan ini yang aku risaukan, tapi masalah perceraianku,” ucap Maya dengan nada parau.

“Kebetulan saya ke sini ingin membahas perceraian Anda dengan Pak Rendra, ini atas perintah Bu Ambar,” ungkap Fardian.

Maya menatap pria bermata teduh itu dengan terkejut. “Jadi, ibu mertuaku sudah mempersiapkan perceraianku dengan Mas Rendra?”

“Seperti itulah. Bu Maya harus mempersiapkan semuanya, karena dalam perceraian tidak akan ada pembagian harta dan juga tunjangan,” jelas Fardian bernada ringan.

“Aku harus bicara dengan Mas Rendra, tapi ia sekarang di keluar kota,” sahut Maya menjadi panik.

Maya meraih ponselnya, mencoba menghubungi sang suami. Tapi ponsel Rendra tidak aktif. Lalu Maya menghubungi staf kantor, dan dari keterangan staf, Rendra sedang berada di kantor RSC.

Desahan gusar terdengar dari bibir Maya. Ia lalu meraih tas kecilnya. “Aku akan pergi ke kantor suamiku,” pamit Maya.

“Baiklah Bu Maya. Aku harap Anda bisa menyelesaikan masalah pernikahan dengan Pak Rendra,” kata Fardian, lalu bangkit dan pamit pergi.

Maya juga bergegas pergi dengan motornya. Beberapa menit kemudian, sampailah ia di gedung berlantai 10 RSC milik keluarga Darmawan.

Dengan langkah lebar, Maya berjalan menuju kantor manajemen di lantai teratas gedung itu. Ia tidak sabar untuk menemui Rendra. Semalam suaminya tidak pulang dan saat ini ponselnya juga dimatikan.

Maya tiba di sebuah ruangan yang terletak di paling ujung. Ia membuka pintu besar itu, tapi lantas tertegun melihat Ambarlah yang duduk di kursi kerja milik suaminya.

Ibu mertuanya menatap tajam ke arah Maya yang bergeming di ambang pintu.

“Yang sopan Maya! Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu?!” cetus Ambar dengan ekspresi mengeras.

“Aku ingin bertemu Mas Rendra, Bu. Kata staf, Mas Rendra ada di kantor.”

Ambar tersenyum miring, lalu menatap Maya dengan wajah penuh kemenangan.

“Kamu terlambat. Lima menit yang lalu Rendra sudah pergi ke bandara. Setengah jam lagi ia akan terbang ke Singapura.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 6 Kehamilan Maya

    Maya mencoba menghubungi Rendra, tapi ponselnya tidak aktif, wanita itu terlihat sangat kesal. Lalu tatapannya mengarah tajam pada Ambar.“Apa rencana ibu sebenarnya, jika ibu menginginkan yayasan itu, Maya akan berikan, tapi tolong jangan pisahkan Maya dengan Mas Rendra, hanya dia yang Maya punya saat ini,”pinta Maya dengan nada permohonan.“Apa istimewanya dirimu Maya, hingga mendiang suamiku memilih dirimu untuk menjadi menantu dan menyerahkan yayasan Mery gold padamu!”sarkas Ambar.“Ibu menginginkan Mery Gold, ambilah, akan aku berikan, tolong jangan campuri lagi pernikahanku dengan Mas Rendra,”pinta Maya sekali lagi kali ini ia memohon sambil berlutut di depan ibu mertuanya.“Mery gold akan menjadi miliku tanpa kamu akan menyerahkannya, sebentar lagi Kamu dan Rendra akan bercerai, dan semuanya otomatis akan pindah ke tanganku, “jawab Ambar dengan menyilangkan kedua tanganya di dadaMaya bangkit dari jongkoknya, dan menatap sinis wanita dengan potongan rambut bob itu.“Ibu memberi

    Last Updated : 2024-11-01
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 7 Maya Kecelakaan

    Kaki Maya terasa lemas, jantungnya bergemuruh dan hatinya terasa ditusuk benda tajam, matanya yang semula berkaca-kaca kini luruh membasahi pipinya.“Nah, sudah jelas ‘kan, sekarang, cepatlah tanda tangani, apalagi yang kamu tunggu!”perintah AmbarMaya tak kuasa menahan sedih dan kecewa, penghianatan sang suami sungguh membuat hatinya pilu dan hancur, satu-satunya orang yang diharapkan bisa menemani seumur hidupnya, kini malah menyakitinya.Maya meraih pena, dan dengan kemarahan dan kekecewaan yang teramat sangat ia membubuhkan tanda tangannya di lembaran kertas itu.Senyum kemenangan tersunging di bibir Ambar, rencananya berhasil dengan lancar.“Bagus, Maya, sekarang kamu bukan lagi menantu keluarga ini, kemasi barang –barangmu dan pergilah dari rumah ini!”suruh Ambar, tanpa belas kasihan sedikitpun, pada Maya, meskipun wanita itu tahu, bahwa manantunya sedang mengandung cucunya.Maya mengusap air mata yang terus saja mengalir, sampai membasahi pipinya, berlahan ia mengemasi semua p

    Last Updated : 2024-11-02
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 8 Proses Perceraian

    Rendra memegang ponsel baru, setelah itu ia menghubungi nomor Maya, tapi ponsel Maya tidak aktif.“Sial, kenapa ponsel Maya tidak aktif, apa dia tidak menunggu aku menghubunginya,”gerutu Rendra, dan ia beralih menghubungi ibunya.“Bu..apa Maya di rumah?”“Dia tidak di rumah, “jawab Ambar“Kemana? kemarin adalah annyversery pernikahan kami, aku bahkan belum mengucapkan selamat padanya.”“Apa perkejaanmu di Singapura sudah selesai, kenapa kamu tidak fokus pada pekerjaan saja, dari pada memilikirkan wanita tak berguna itu,”timpal Ambar bernada kesal.“Klienku, membatalkan pertemuanku Bu, tanpa memberikan alasan apapun.”“Ya sudah, anggap saja kamu berlibur, nikmatilah liburanmu, apalagi disana ada Arnia ‘kan.”“Baiklah , aku satu malam lagi, besok, aku kembali ke Jakarta.”Pembicaran Rendra dan Ambar selesai, dengan senyum puas di wajah Ambar, rencana yang disusunnya bersama Arnia berhasil, dan malam ini Arnia, akan membuat Rendra jatuh ke tanganya.Kembali ke Jakarta, Maya dibawa Fard

    Last Updated : 2024-11-03
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 9 Wajah Pria Dalam Lukisan

    Tiga bulan berlalu, akta cerai Rendra dan Maya telah keluar, Rendra kini memutuskan untuk menikahi Arnia, sebagai bentuk tanggung jawabnya, Pernikahanya dilaksanakan sangat meriah, disebuah ballroom hotel berbintang, Ambar menunjukkan binar bahagia, menantu idamanya kini bersanding di pelaminan.Kedua mempelai selalu tersenyum memperlihatkan kebahagian mereka.“Ibu sangat senang, akhirnya kamu menikah dengan Arnia, wanita yang sederajat dengan kita, ibu juga senang, yayasan Mery Gold kembali ke tangan Ibu,”bisik Ambar di telinga Rendra.“Apa, Maya mengetahui jika aku menikah, Bu?”“Peduli amat dengan wanita itu, ibu tidak ingin membicarakan wanita itu di tengah kebahagian kita,”jawab Ambar.Sementara ditempat lain, Maya mengusap lembut perut yang semakin membuncit.“Mas Fardian, bisakah kita jalan –jalan malam ini, sudah hampir tiga bulan aku hanya duduk dan berdiam di apartemen ini,”pinta Maya“Angin malam tidak baik Maya, untuk kesehatan kamu dan bayimu, bagaimana jika pagi hari

    Last Updated : 2024-11-04
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 10 Mimpi Buruk

    Disuatu sore, Raja dan Salma, sudah berada di RSC, Raja tampak senang, banyak teman satu sekolah yang datang untuk menyaksikan tokoh animasi favoritnya, dengan antusias bocah itu berjalan di ditengah-tengah gedung, dimana acara diselenggarakan, sebuah es krim sudah berada ditanganya, Raja berjalan sambil menjilati es krim favoritnya, hingga tak sengaja, ia menabrak seorang wanita dan membuat dres wanita itu menjadi kotor.“Hati-hati dong kalau berjalan!”bentak seorang wanita dengan melotot kearah Raja.“Maaf ...”ucap Salma, sambil menundukan wajah dan sedikit membungkuk.“Raja minta maaflah,”suruh Salma , melihat ke arah Raja, yang masih bengong menatap sebagian eskrim, tumpah di dres warna merah.“Maaf Tante, Raja, tidak sengaja,”ucap bocah berusia lima tahun itu dengan sedikit gugup.“Lain kali berhati-hatilah, lihat jalan yang benar, mengerti!”bentak wanita berpenampilan elegan dengan geram.“Ada apa Ar?”suara pria membuat semuanya menoleh kearah pria berwajah tegas dengan sorot

    Last Updated : 2024-11-05
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 11 Maya Bertemu Ambar

    Maya selalu menyiapkan masakan untuk keluarga kecilnya, hal itu membuat Fardian semakin mencintai Maya, dipelukanya wanita yang telah dinikahianya selama lima tahun ini. Sungguh, bagi Fardian, yang membuat dirinya bahagia adalah Maya dan Raja, meskipun Raja bukanlah anak kadungnya tapi rasa cintanya sangat besar pada anak lelaki yang berusia 5 tahun itu.“Kita liburan yuk, May, weeked ini aku tidak sibuk,”ajak Fardian, seraya memeluk pingang istrinya.“Maaf, sayang... aku ada acara pemberian donatur di yayasan panti asuhan Mery Gold,”jawab Maya“Mery Gold... apa tidak bisa kau serahkan pada Salma, bukankah biasanya Salma yang mengurusinya?”“Kali ini aku ingin sekali memberikanya langsung pada yayasan, karena ada lelang lukisan di sana, dan mengharapkan kehadiranku. Pemilik yayasan ingin berkenalan denganku, dan teman sosialitanya juga akan membayar lebih untuk lelang donasi ini.”Maya menjelaskan pada Fardian“Baiklah, kita tunda dulu liburannya, “jawab Fardian, lelaki itu menyemb

    Last Updated : 2024-11-06
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 12 Rahasia Ambar

    Sementara itu, Maya sedang berada diruang bawah tanah, tempat ia menyimpan beberapa lukisan, dan peralatan melukis, matanya terus menatap lukisan yang di depanya, seorang pria dengan wajah yang tidak jelas, dihadapanya,yang selalu membuatnya penasaran, lalu ia mencoba mengingat tapi justru semakin ia mengingatnya semakin kepalanya berdenyut nyeri.‘Pria yang ada dalam bayanganku, bukanlah Fardian, apa Fardian menyembunyikan sesuatu dariku?’batin Maya seraya menatap lekat lukisan.Suara seseorang memanggil nama Maya, membuat Maya menutup kembali lukisan pria dengan wajah samar itu, lalu beranjak meninggalkan ruang bawah tanah.“Hai, Salma bagiamana dengan tugas yang aku berikan padamu, apa kamu sudah tahu, panti asuhan tempat aku dibesarkan?”“Bu Maya pasti terkejut, jika mendengar informasi yang aku bawa,”balas Salma, dan itu membuat Maya penasaran“Panti asuhan mana?”“Mery Gold,”jawab Salma“Benarkah, aku dibesarkan di panti Asuhan Mery Gold?”“Benar Bu Maya, Anda masuk di panti

    Last Updated : 2024-11-07
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 13 Maya Mulai Mencari Kedua Orang Tuanya

    Ambar hanya tersenyum,”Maksud ibu, Mas Rendra itu subur, waktu pernikahannya dengan Maya mereka tidak memiliki anak, itu karena aku memberikan Maya pil kontrasepsi,”jelas Ambar“Jadi ibu, memberikan Maya pil kontrasepsi itu sebabnya mereka tidak memiliki anak?”“Iya, Arnia, kamu tahu sendiri, ibu tidak setuju Rendra menikah dengan Maya, makanya aku membuat kesepakatan dengan Maya, dan selain itu aku sengaja membuat Maya tidak bisa hamil, jadi kamu jangan meragukan Rendra ,”dalih Ambar.“Apa Rendra tahu jika ibu melakukan semua itu pada Maya?”“Rendra tidak tahu, lagi pula, ia juga tidak mencintai Maya, ia hanya melakukan apa yang diperintahkan mendiang ayahnya,”jelas Ambar“Tapi Bu.. enam tahun yang lalu kita bersengkokol untuk memisahkan Maya dan Rendra, dan saat itu aku menyadari, jika Rendra itu mencintai Maya,”jelas Arnia.“Mungkin saja itu terjadi, mereka bersama, hampir satu tahun, benih-benih cinta mulai tumbuh diantar mereka, oleh karena itu aku bertindak cepat.”Arnia tampak

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 133 Hukuman Untuk Fara dan Nova

    “Fara, kenapa diam-diam bertemu Nova, kamu tahu ‘kan Nova mencoba melawanku?”“A..aku hanya makan malam saja,”jawab Fara semakin cemas“Makan malam di private room, sepertinya ada yang kalian rencanakan,”timpal Nura tegas“Keluarlah, aku tidak mengundangmu makan malam!”suruh Nova dengan tatapan marah“Aku tahu, kalian menunggu Risa ‘kan?”Nova dan Fara terkejut, Nura melangkah mendekati meja, dan duduk di kursi, menatap menu hidangan yang sudah tersaji.“Tampaknya kalian, akan merayakan sesuatu.” Nura menatap satu persatu Fara dan Nova.“Itu bukan urusanmu, pergi sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu!”bentak NovaNura tidak peduli dengan ancaman Nova, ia menuang minuman di gelas kosong dan meneguknya.”Aku sedang merayakan kemenanganku, bagaimana kondisi tanganmu Nova, apa sudah mulai susah digerakkan?”Pertanyaan Nura membuat Nova terkejut, ia mulai merasakan sesuatu yang tak beres sedang terjadi.Lalu terdengar suara Nura lagi, kali ia menatap Fara.”Akhir-akhir ini banya

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 132 Kisah Bahagia Nura dan Raja

    Nura mengerutkan dahi, lalu berjalan cepat menuju kamarnya dan menatap cermin, matanya memindai tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu melangkah menuju almari pakaiannya disana masih tersimpan baju-baju yang dibelikan Jho untuknya, lalu ia meraih salah satu baju berwarna pink lembut, dengan kerah sabrina, lalu mengenakannya di tubuhnya.‘Apa berlebihan ya,’batin Nura sambil menatap tubuhnya di cermin, lalu senyum mengembang di bibirnya,”Ahh demi pria yang kucinta dan demi pernikahan bertingkah konyol pun tak apa, semoga kak Raja senang,”gumam NuraSekitar tiga puluh menit berlalu, terdengar bunyi bel pintu depan, lalu Nura berjalan untuk membukanya.Ceklek! Sebuah boneka tedy bear besar ada dihadapannya, lalu terlihat Raja, ada dibalik boneka itu“Kak Raja, bikin kaget, aku kira siapa?”basa-basi Nura“Emangnya kamu menunggu siapa lagi selain aku,”sahut RajaNura hanya tersenyum, lalu meraih boneka yang masih di tangan Raja.”Ini untuk aku ‘kan?”“Siapa lagi jika bukan unt

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 131 Dukungan Untuk Nura

    Raja meraih telapak tangan Nura, lalu mengecupnya dengan lembut, seraya berbisik,”Maafkan aku, Nura.”“Apa itu berarti kita punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya?”tanya Nura“Aku akan memperbaiki kesalahanku, aku akan menjadi suami yang sempurna untukmu, berikan kesempatan itu,”pinta RajaNura menatap dalam wajah tampan yang ada dihadapannya, seakan tak percaya jika pria egois itu kini bisa luluh menyatakan cinta.“Tak perlu menjadi sempurna, cukup cintai aku dengan tulus. Aku juga minta maaf, beberapa minggu ini aku bersikap egois padamu, “jawab NuraMalam itu hampir semalaman mereka berbincang hingga memutuskan kembali ke kamar masing-masing karena masih canggung.“Istirahatlah, besok setelah perkerjaan kita selesai, aku akan mengajakmu jalan-jalan,”suruh Raja, mengantarkan Nura sampai di depan pintu kamarnya“Oke,”jawab Nura sambil tersenyum hangat***Risa mencari tahu di mana Nova tinggal selama di Bali, dan akhirnya Risa pun berhasil.‘Jadi Nova tinggal sendiri di rumah s

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 130 Fara Bergabung di J Hotel

    Risa meningalkan kamar dengan perasaan tenang, kini ia tak harus menuruti petintah Nova. Sementara Nura masih menatap botol obat ditanganya sesekali menyuap menu makan malam sambil berpikir apa yang akan dia lakukan pada Nova.‘Ah..kenapa wanita itu harus mencari masalah denganku,’batin NuraMalam berganti pagi yang cerah, Fara sudah menunggu di depan kantor Nura“Fara, ada apa? Akhir-akhir ini kamu sering menemuiku?”tanya Nura“Apa kakimu sudah membaik?”basa –basi Fara“Kamu lihat ‘kan, aku bisa berjalan,”jawab Nura lalu membuka pintu kantornyaFara mengikuti langkah Nura, lalu duduk di sofa di sudut ruangan, Nura menatap Fara dari tempat kursi kerjanya.“Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa kamu sering menemuiku, pasti ada sesuatu yang kamu harapkan dariku?”tanya Nura tegas“Aku membutuhkan pekerjaan, dan aku rasa kamu bisa membantuku.”Fara menjawab pertanyaan Nura“Sayangnya tidak ada lowongan di J hotel.”“Kenapa kamu tidak menjadikan aku sekertaris pribadimu Nura, kita bersau

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 29 Risa berbalik mendukung Nura

    Sementara itu Fara yang berdiri tak jauh dari Raja dan Nura yang terjatuh dalam posisi berpelukan, berdecak kesal karena rencananya gagal, gara-gara Raja menyelamatkan Nura lebih dulu.‘Ck...kenapa ada Raja sih...rencanaku gagal,’batin Fara lalu melangkah mendekati keduanya.“Kalian tidak ada apa-apa ‘kan, atau aku panggilkan ambulance,”tawar Fara“Fara, kami baik-baik saja,”balas Nura , lalu berlahan bangkit berdiri, diikuti Raja“Pengendara tidak waras, ia hampir menabrakmu tadi, “ujar Raja kesal“Mungkin pengendaranya mabuk, jadi mengendalikan mobil asal-asalan,”sahut Fara“Sudahlah yang penting aku selamat,terima kasih kak Raja,”ucap NuraBaru saja berdiri beberapa menit , Nura merasakan kesakitan, dan waktu akan berjalan, ia kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terkilir.“Aoww,”jerit Nura menahan sakit“Apa kamu bisa berjalan,”“Kakiku sakit, mungkin terkilir,”sahut Nura sambil menahan sakitTanpa diminta Raja, langsung membopong Nura dan berjalan menuju J hotel, banyak

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 128 Liciknya Nova

    “Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 127 Rencana Jahat Nova dan Fara

    Langkah kaki Salma memasuki sebuah ruang kerja, setelah pintu dibukakan oleh sang resepsionis.“Silahkan Bu Salma , Bu Nura sudah menunggu di dalam,”ucap sang resepsionis, setelah Salma masuk pintu ditutup kembali.“Masuklah Bu,”suruh NuraSalma melempar senyum.”Apa kamu memaafkan ibumu ini Nur?”Salma berkata sambil duduk di sofa di mana Nura juga duduk di sana.“Ibu punya alasan yang kuat , menaruhku di Mery Gold, aku mengerti jika berada di posisi Ibu, yang tidak bisa aku maafkan adalah perbuatan Irfan, sampai kapanpun aku tak akan pernah mengkuinya sebagai ayahku,”jawab Nura“Kamu benar, pria seperti itu tidak usah diakui sebagai ayah, aku sendiri belum puas melihatnya di penjara, aku akan puas jika dia di hukum mati,”balas Salma.“Dia tidak akan tenang hidup di penjara, ibu tak usah risau,”sahut Nura“Nura, bagaimana bisa kamu menjadi pemlik J hotel, katanya kamu mengantikan, Jho?”“Iya Bu, Jho telah meninggal dan dia memberikan J hotel dan vila padaku, aku sendiri tak menya

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 126 Nura Pemilik J Hotel

    Wanita berusia 30 tahunan itu geram, mengetahui jika Jho, mengubah surat wasiatnya, apalagi yang namanya digantikan oleh Nura, wanita yang bahkan tidak memilki hubungan apapun dengan Jho.“Brengsek, Jho, aku mantan istrinya setidaknya aku pernah menemainya selama 5 tahun dalam pernikahan, bisa-bisanya ia memberikan kekayaan pada Nura, aku tidak terima , Nura harus menyerahkannya padaku,”gerutu Nova dibalik stir mobilnya.Hari berganti malam, Nura akhirnya tinggal di vila, seperti yang diinginkan Jho, tiba-tiba ia ingin bertemu Salma, rasa sepi menyelimuti hatinya, di dalam vila yang mewah dan besar itu ia sendirian, ia membutuhkan seseorang dan yang dalam pikirannya Salma, ada yang ingin Nura bicarakan pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.Tapi rasa kecewa membuatnya mengurungkan niatnya, akhirnya Nura memilih untuk mengetahui sisi kehidupan Jho. Ia penasaran dengan mantan istri Jho yang bernama Nova, kenapa Badi juga terkesan enggan berurusan dengan Nova. Langkah kaki

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 125 Nura Mendapatkan Warisan

    Nura dan asistennya Jho menyiapkan pemakaman, sesuai permintaan Jho, jika ia meninggal, jenazahnya dikremasi. Jenazahpun dibawa ke krematorium. Para pelayat yang kebanyakan rekan bisnis dan kolega Jho hadir, mereka berbisik-bisk, tentang kelanjutan usaha Jho dan siapa penganti Jho dalam memegang kendali dibeberapa usahanya itu.Nura tampak sedih, ia duduk bersimpuh di depan foto Jho, kremasi jenazah berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya selesai dan abu sudah dimasukan ke dalam wadah khusus.“Aku akan menebarkan abu jenazah jho di laut sesuai permintaanya,”ucap Nura“Baik Nona, saya akan siapkan mobil untuk Nona Nura,”ucap asisten JhoHari menjelang malam ketika Nura sampai di dermaga, sebuah kapal very telah disiapkan untuk membawa Nura ke tengah lautan, Nura menaburkan abu jenazah Jho di laut lepas.“Selamat jalan Jho, semoga kamu tenang di surga, aku senang menjadi temanmu,”ucap Nura.***Beberapa hari berlalu setelah kematian Jho, Nura mulai berkemas kan meninggalkan vila, sa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status