Beranda / Romansa / Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit / BAB 5 Di Balik Rencana Sang Mertua

Share

BAB 5 Di Balik Rencana Sang Mertua

Penulis: Endah Tanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 21:15:35

Waktu menunjukan pukul sepuluh malam, tapi Rendra belum juga pulang.

Maya terlihat khawatir. Sejak sore tadi, ponsel suaminya tidak bisa dihubungi. Tapi tak lama sebuah pesan masuk, bergegas Maya meraih ponselnya dan senyum mengembang di bibir ranumnya.

{Aku tidak pulang malam ini, ada meeting dadakan di Bandung, kamu tidurlah dulu.}

Chat dari Rendra membuat Maya bernapas lega, meski hal itu sedikit mengusiknya sebab tak biasanya suaminya pergi mendadak. Namun, Maya segera merebahkan tubuhnya di kasur, tanpa suami di sampingnya.

Hingga pagi menyapa, Maya perlahan bangkit dan membuka korden kamarnya. Hawa sejuk dihirupnya, tapi tiba-tiba rasa mual menyergap. Dengan setengah berlari, ia pun menuju kamar mandi, memuntahkan cairan kekuningan yang terasa pahit.

Maya membasuh mukanya, entah kenapa pagi ini terasa berbeda dengan tubuhnya, rasa pening tiba-tiba datang menyerang kepalanya, hingga Maya memutuskan berbaring lagi di tempat tidur.

Maya menoleh ke arah pintu ketika terdengar suara ketukan, lalu terlihat pintu terbuka, Bi Siti masuk ke dalam kamar.

“Non Maya, kenapa tidak turun ke bawah? Nyonya Ambar ingin bicara dengan Non Maya,” ucap wanita tua itu.

“Oh… aku lagi tak enak badan. Tapi baiklah, aku akan segera turun menemui ibu,” jawab Maya.

Asisten rumah tangga itu pun berlalu, tapi langkahnya terhenti ketika melihat obat di atas nampan masih ada.

“Non Maya, semalam tidak minum vitamin?”

Maya menatap nampan di atas meja, ia lupa membuang pil kontrasepsi dari mertuanya.

“Aku lupa,” jawab Maya.

“Jika begitu, segeralah minum sebelum Nyonya Ambar tahu dan marah,” kata Siti dengan wajah tampak cemas.

“Iya, nanti aku minum. Lagipula, sehari tidak minum vitamin ‘kan tidak mengapa,” sahut Maya sambil berjalan ke arah meja kecil. “Keluarlah, apa aku harus minum pil ini di hadapan Bi Siti?” tanya Maya lagi, kali ini dengan nada yang sedikit menuding.

“Baiklah, saya keluar.” Siti tampak ragu, tapi tatapan tajam Maya membuat Siti merasa tak enak, lalu wanita itu pergi.

Setelah kepergian Siti, Maya membuang pil itu di wastafel kamar mandi, lalu membersihkan tubuhnya dan segera menemui ibu mertuanya.

Kini, Maya duduk di kursi di depan meja kerja, sedangkan Ambar juga duduk di kursi seberangnya, menatap sejenak menantu yang tidak diharapkannya itu.

“Aku dengar, Rendra tidak pulang semalam?”

“Iya Bu, Mas Rendra ada pekerjaan di luar kota.”

Helaan napas terdengar di bibir Ambar. “Sebenarnya aku ingin berbicara dengan kalian berdua, tapi karena Rendra tidak di rumah, lebih baik kita berbicara dulu.” Ambar berbicara dengan tatapan serius pada Maya.

“Kamu tahu ‘kan, kurang menghitung hari lagi kesepakatan kita berakhir. Jika sudah satu tahun genap pernikahan kalian dan kamu belum juga hamil, maka kamu dan Rendra akan bercerai.”

Maya tertunduk mendengar ucapan Ambar.

“Dalam perceraian, tidak ada pembagian harta gono gini. Kamu harus paham posisimu waktu menjadi menantu keluarga Darmawan, kamu hanya gadis yatim piatu. Kamu tidak akan mendapat tunjangan apapun. Aku sudah meminta pengacara untuk mempersiapkan berkas, kamu tinggal tanda tangan saja,” kata Ambar dengan angkuhnya.

“Tapi, jika Mas Rendra tidak berniat menceraikanku, apakah ibu akan memaksa juga?”

Ambar tersenyum simpul. “Rendra akan memenuhi perintahku!” katanya. Tatapan Ambar begitu sinis. “Dan satu lagi, kamu harus mengembalikan kepemilikan Yayasan Mery Gold padaku, karena kamu tidak bisa melahirkan keturunan Darmawan. Bukankah seperti itu persyaratan surat wasiat dari mendiang suamiku?”

Maya terdiam. Kini ia mengerti, kenapa Ambar tidak menginginkan dirinya hamil. Itu karena Ambar menginginkan kepemilikan Yayasan Mery Gold kembali ke tangannya.

“Aku masih punya beberapa hari lagi, mungkin saja Tuhan berkehendak lain dan ingin menyelamatkan pernikahanku dengan Mas Rendra,” kata Maya dengan suara bergetar.

“Jangan mimpi kamu. Kamu tak akan bisa hamil karena—” Ambar tiba-tiba menghentikan ucapannya.

Tapi Maya mengerti, dan paham sekali kenapa sang mertua yakin dirinya tidak akan bisa hamil.

“Karena vitamin yang setiap malam ibu berikan,” timpal Maya.

Ambar tampak terkejut, matanya bahkan melotot menatap Maya. Sementara wanita muda itu masih menunduk dengan rasa kecewa yang mendalam.

“Justru vitamin itu agar bisa membuatmu hamil!” bantah Ambar.

“Tapi kenapa aku belum hamil, Bu? Obat apa yang ibu berikan padaku?” Maya pura-pura tidak tahu dan mencari kejujuran ibu mertuanya.

Ambar bangkit berdiri, lalu tiba-tiba menarik rambut Maya. “Kamu berani menanyaiku begitu?! Rupanya kamu harus diingatkan posisimu. Kamu hanya anak panti asuhan yang dinikahi Rendra. Jadi kamu harus sopan dan tunduk padaku, dasar parasit!” berang Ambar, lalu dengan kasar melepas tangannya dari rambut Maya.

Air mata Maya menetes membasahi pipi. Ia mengusapnya perlahan dan berusaha menenangkan diri.

Maya lantas bangkit dan melangkah pergi meninggalkan rumah mewah mertuanya itu. Seperti biasa, Maya mengendarai motor maticnya menuju yayasan.

Sesampainya di sana, ia duduk memeriksa administrasi yayasan. Pikirannya melayang di saat ayah mertuanya menyerahkan pengelolaan yayasan padanya tiga tahun lalu, dan di saat itulah Ambar mulai membencinya.

“Ah... jadi selama ini Bu Ambar membenciku karena masalah yayasan. Apa belum cukup 30 persen dari para donatur dan Rajas Shopping Center bagi dirinya, hingga mengincar kedudukan di yayasan Mery Gold?” gumam Maya sambil menghela napas panjang.

Maya lalu membuka laci mejanya dan mengambil surat wasiat dari ayah mertuanya. Kembali Maya membaca salinan surat wasiat itu, dibacanya dengan cermat. Dulu ia mengabaikan surat itu karena baginya menikah dengan Rendra adalah impiannya.

“Aku tidak begitu paham dengan surat wasiat ini, apa aku harus menemui pengacara ya,” gumam Maya sambil menggigit bibir bawahnya dan menatap serius lembaran kertas di tangannya.

Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, Maya mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk.

“Masuk!”

Seorang pria muncul dan berkata dengan sopan, “Maaf Bu Maya, saya mengganggu waktu Anda,” ucapnya.

Maya cukup terkejut melihat pria itu, tapi sebuah ide kemudian muncul di kepalanya. “Pak Fardian, masuklah. Kebetulan sekali Anda datang, aku ingin berkonsultasi,” katanya dengan ramah.

Pria yang mengenakan kemeja warna biru tua itu menutup pintu kembali, lalu melangkah duduk di depan Maya.

“Konsultasi masalah apa?”

“Bisakah Anda menjelaskan isi dari surat wasiat ini?” Maya langsung menyerahkan lembaran kertas pada Fardian.

Pria yang duduk di hadapan Maya meraih kertas itu, membacanya dengan serius.

“Anda menjadi pemilik yayasan Mery Gold untuk saat ini, tapi jika dalam pernikahan tidak memiliki anak dan terjadi perceraian, maka yayasan ini akan dilimpahkan pada Bu Ambar,” jelas Fardian.

Maya terlihat sedih. “Sebenarnya bukan masalah yayasan ini yang aku risaukan, tapi masalah perceraianku,” ucap Maya dengan nada parau.

“Kebetulan saya ke sini ingin membahas perceraian Anda dengan Pak Rendra, ini atas perintah Bu Ambar,” ungkap Fardian.

Maya menatap pria bermata teduh itu dengan terkejut. “Jadi, ibu mertuaku sudah mempersiapkan perceraianku dengan Mas Rendra?”

“Seperti itulah. Bu Maya harus mempersiapkan semuanya, karena dalam perceraian tidak akan ada pembagian harta dan juga tunjangan,” jelas Fardian bernada ringan.

“Aku harus bicara dengan Mas Rendra, tapi ia sekarang di keluar kota,” sahut Maya menjadi panik.

Maya meraih ponselnya, mencoba menghubungi sang suami. Tapi ponsel Rendra tidak aktif. Lalu Maya menghubungi staf kantor, dan dari keterangan staf, Rendra sedang berada di kantor RSC.

Desahan gusar terdengar dari bibir Maya. Ia lalu meraih tas kecilnya. “Aku akan pergi ke kantor suamiku,” pamit Maya.

“Baiklah Bu Maya. Aku harap Anda bisa menyelesaikan masalah pernikahan dengan Pak Rendra,” kata Fardian, lalu bangkit dan pamit pergi.

Maya juga bergegas pergi dengan motornya. Beberapa menit kemudian, sampailah ia di gedung berlantai 10 RSC milik keluarga Darmawan.

Dengan langkah lebar, Maya berjalan menuju kantor manajemen di lantai teratas gedung itu. Ia tidak sabar untuk menemui Rendra. Semalam suaminya tidak pulang dan saat ini ponselnya juga dimatikan.

Maya tiba di sebuah ruangan yang terletak di paling ujung. Ia membuka pintu besar itu, tapi lantas tertegun melihat Ambarlah yang duduk di kursi kerja milik suaminya.

Ibu mertuanya menatap tajam ke arah Maya yang bergeming di ambang pintu.

“Yang sopan Maya! Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu?!” cetus Ambar dengan ekspresi mengeras.

“Aku ingin bertemu Mas Rendra, Bu. Kata staf, Mas Rendra ada di kantor.”

Ambar tersenyum miring, lalu menatap Maya dengan wajah penuh kemenangan.

“Kamu terlambat. Lima menit yang lalu Rendra sudah pergi ke bandara. Setengah jam lagi ia akan terbang ke Singapura.”

Bab terkait

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 6 Kehamilan Maya

    Maya mencoba menghubungi Rendra, tapi ponselnya tidak aktif, wanita itu terlihat sangat kesal. Lalu tatapannya mengarah tajam pada Ambar.“Apa rencana ibu sebenarnya, jika ibu menginginkan yayasan itu, Maya akan berikan, tapi tolong jangan pisahkan Maya dengan Mas Rendra, hanya dia yang Maya punya saat ini,”pinta Maya dengan nada permohonan.“Apa istimewanya dirimu Maya, hingga mendiang suamiku memilih dirimu untuk menjadi menantu dan menyerahkan yayasan Mery gold padamu!”sarkas Ambar.“Ibu menginginkan Mery Gold, ambilah, akan aku berikan, tolong jangan campuri lagi pernikahanku dengan Mas Rendra,”pinta Maya sekali lagi kali ini ia memohon sambil berlutut di depan ibu mertuanya.“Mery gold akan menjadi miliku tanpa kamu akan menyerahkannya, sebentar lagi Kamu dan Rendra akan bercerai, dan semuanya otomatis akan pindah ke tanganku, “jawab Ambar dengan menyilangkan kedua tanganya di dadaMaya bangkit dari jongkoknya, dan menatap sinis wanita dengan potongan rambut bob itu.“Ibu memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 7 Maya Kecelakaan

    Kaki Maya terasa lemas, jantungnya bergemuruh dan hatinya terasa ditusuk benda tajam, matanya yang semula berkaca-kaca kini luruh membasahi pipinya.“Nah, sudah jelas ‘kan, sekarang, cepatlah tanda tangani, apalagi yang kamu tunggu!”perintah AmbarMaya tak kuasa menahan sedih dan kecewa, penghianatan sang suami sungguh membuat hatinya pilu dan hancur, satu-satunya orang yang diharapkan bisa menemani seumur hidupnya, kini malah menyakitinya.Maya meraih pena, dan dengan kemarahan dan kekecewaan yang teramat sangat ia membubuhkan tanda tangannya di lembaran kertas itu.Senyum kemenangan tersunging di bibir Ambar, rencananya berhasil dengan lancar.“Bagus, Maya, sekarang kamu bukan lagi menantu keluarga ini, kemasi barang –barangmu dan pergilah dari rumah ini!”suruh Ambar, tanpa belas kasihan sedikitpun, pada Maya, meskipun wanita itu tahu, bahwa manantunya sedang mengandung cucunya.Maya mengusap air mata yang terus saja mengalir, sampai membasahi pipinya, berlahan ia mengemasi semua p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 8 Proses Perceraian

    Rendra memegang ponsel baru, setelah itu ia menghubungi nomor Maya, tapi ponsel Maya tidak aktif.“Sial, kenapa ponsel Maya tidak aktif, apa dia tidak menunggu aku menghubunginya,”gerutu Rendra, dan ia beralih menghubungi ibunya.“Bu..apa Maya di rumah?”“Dia tidak di rumah, “jawab Ambar“Kemana? kemarin adalah annyversery pernikahan kami, aku bahkan belum mengucapkan selamat padanya.”“Apa perkejaanmu di Singapura sudah selesai, kenapa kamu tidak fokus pada pekerjaan saja, dari pada memilikirkan wanita tak berguna itu,”timpal Ambar bernada kesal.“Klienku, membatalkan pertemuanku Bu, tanpa memberikan alasan apapun.”“Ya sudah, anggap saja kamu berlibur, nikmatilah liburanmu, apalagi disana ada Arnia ‘kan.”“Baiklah , aku satu malam lagi, besok, aku kembali ke Jakarta.”Pembicaran Rendra dan Ambar selesai, dengan senyum puas di wajah Ambar, rencana yang disusunnya bersama Arnia berhasil, dan malam ini Arnia, akan membuat Rendra jatuh ke tanganya.Kembali ke Jakarta, Maya dibawa Fard

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 9 Wajah Pria Dalam Lukisan

    Tiga bulan berlalu, akta cerai Rendra dan Maya telah keluar, Rendra kini memutuskan untuk menikahi Arnia, sebagai bentuk tanggung jawabnya, Pernikahanya dilaksanakan sangat meriah, disebuah ballroom hotel berbintang, Ambar menunjukkan binar bahagia, menantu idamanya kini bersanding di pelaminan.Kedua mempelai selalu tersenyum memperlihatkan kebahagian mereka.“Ibu sangat senang, akhirnya kamu menikah dengan Arnia, wanita yang sederajat dengan kita, ibu juga senang, yayasan Mery Gold kembali ke tangan Ibu,”bisik Ambar di telinga Rendra.“Apa, Maya mengetahui jika aku menikah, Bu?”“Peduli amat dengan wanita itu, ibu tidak ingin membicarakan wanita itu di tengah kebahagian kita,”jawab Ambar.Sementara ditempat lain, Maya mengusap lembut perut yang semakin membuncit.“Mas Fardian, bisakah kita jalan –jalan malam ini, sudah hampir tiga bulan aku hanya duduk dan berdiam di apartemen ini,”pinta Maya“Angin malam tidak baik Maya, untuk kesehatan kamu dan bayimu, bagaimana jika pagi hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 10 Mimpi Buruk

    Disuatu sore, Raja dan Salma, sudah berada di RSC, Raja tampak senang, banyak teman satu sekolah yang datang untuk menyaksikan tokoh animasi favoritnya, dengan antusias bocah itu berjalan di ditengah-tengah gedung, dimana acara diselenggarakan, sebuah es krim sudah berada ditanganya, Raja berjalan sambil menjilati es krim favoritnya, hingga tak sengaja, ia menabrak seorang wanita dan membuat dres wanita itu menjadi kotor.“Hati-hati dong kalau berjalan!”bentak seorang wanita dengan melotot kearah Raja.“Maaf ...”ucap Salma, sambil menundukan wajah dan sedikit membungkuk.“Raja minta maaflah,”suruh Salma , melihat ke arah Raja, yang masih bengong menatap sebagian eskrim, tumpah di dres warna merah.“Maaf Tante, Raja, tidak sengaja,”ucap bocah berusia lima tahun itu dengan sedikit gugup.“Lain kali berhati-hatilah, lihat jalan yang benar, mengerti!”bentak wanita berpenampilan elegan dengan geram.“Ada apa Ar?”suara pria membuat semuanya menoleh kearah pria berwajah tegas dengan sorot

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 11 Maya Bertemu Ambar

    Maya selalu menyiapkan masakan untuk keluarga kecilnya, hal itu membuat Fardian semakin mencintai Maya, dipelukanya wanita yang telah dinikahianya selama lima tahun ini. Sungguh, bagi Fardian, yang membuat dirinya bahagia adalah Maya dan Raja, meskipun Raja bukanlah anak kadungnya tapi rasa cintanya sangat besar pada anak lelaki yang berusia 5 tahun itu.“Kita liburan yuk, May, weeked ini aku tidak sibuk,”ajak Fardian, seraya memeluk pingang istrinya.“Maaf, sayang... aku ada acara pemberian donatur di yayasan panti asuhan Mery Gold,”jawab Maya“Mery Gold... apa tidak bisa kau serahkan pada Salma, bukankah biasanya Salma yang mengurusinya?”“Kali ini aku ingin sekali memberikanya langsung pada yayasan, karena ada lelang lukisan di sana, dan mengharapkan kehadiranku. Pemilik yayasan ingin berkenalan denganku, dan teman sosialitanya juga akan membayar lebih untuk lelang donasi ini.”Maya menjelaskan pada Fardian“Baiklah, kita tunda dulu liburannya, “jawab Fardian, lelaki itu menyemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 12 Rahasia Ambar

    Sementara itu, Maya sedang berada diruang bawah tanah, tempat ia menyimpan beberapa lukisan, dan peralatan melukis, matanya terus menatap lukisan yang di depanya, seorang pria dengan wajah yang tidak jelas, dihadapanya,yang selalu membuatnya penasaran, lalu ia mencoba mengingat tapi justru semakin ia mengingatnya semakin kepalanya berdenyut nyeri.‘Pria yang ada dalam bayanganku, bukanlah Fardian, apa Fardian menyembunyikan sesuatu dariku?’batin Maya seraya menatap lekat lukisan.Suara seseorang memanggil nama Maya, membuat Maya menutup kembali lukisan pria dengan wajah samar itu, lalu beranjak meninggalkan ruang bawah tanah.“Hai, Salma bagiamana dengan tugas yang aku berikan padamu, apa kamu sudah tahu, panti asuhan tempat aku dibesarkan?”“Bu Maya pasti terkejut, jika mendengar informasi yang aku bawa,”balas Salma, dan itu membuat Maya penasaran“Panti asuhan mana?”“Mery Gold,”jawab Salma“Benarkah, aku dibesarkan di panti Asuhan Mery Gold?”“Benar Bu Maya, Anda masuk di panti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 13 Maya Mulai Mencari Kedua Orang Tuanya

    Ambar hanya tersenyum,”Maksud ibu, Mas Rendra itu subur, waktu pernikahannya dengan Maya mereka tidak memiliki anak, itu karena aku memberikan Maya pil kontrasepsi,”jelas Ambar“Jadi ibu, memberikan Maya pil kontrasepsi itu sebabnya mereka tidak memiliki anak?”“Iya, Arnia, kamu tahu sendiri, ibu tidak setuju Rendra menikah dengan Maya, makanya aku membuat kesepakatan dengan Maya, dan selain itu aku sengaja membuat Maya tidak bisa hamil, jadi kamu jangan meragukan Rendra ,”dalih Ambar.“Apa Rendra tahu jika ibu melakukan semua itu pada Maya?”“Rendra tidak tahu, lagi pula, ia juga tidak mencintai Maya, ia hanya melakukan apa yang diperintahkan mendiang ayahnya,”jelas Ambar“Tapi Bu.. enam tahun yang lalu kita bersengkokol untuk memisahkan Maya dan Rendra, dan saat itu aku menyadari, jika Rendra itu mencintai Maya,”jelas Arnia.“Mungkin saja itu terjadi, mereka bersama, hampir satu tahun, benih-benih cinta mulai tumbuh diantar mereka, oleh karena itu aku bertindak cepat.”Arnia tampak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 100 Keraguan Raja

    Rendra menatap serius wajah putra kandungnya itu, lalu tertuntuk sedih.“Bertahun lamanya aku menantikan dirimu untuk menyebutku ‘ayah’, tapi saat ini kamu sudah tahu kebenarannya, dan kita masih seperti orang asing.”Rendra tidak menjawab pertanyaan Raja.“Jangan mengalihkan pembicaraan , saat ini diriku berdiri sebagai Raja, anak dari Maya dan Fardian, saudara lelaki Vanesa, jadi jawab pertanyaanku!”tegas Raja.“Aku tidak terlibat dalam penculikan Vanesa, bahkan aku tidak tahu siapa yang penculiknya,”dalih RendraTarikan napas lega terdengar dari bibir Raja.”Pelakuanya adalah Ambar yang katanya nenek kandungku, “balas Raja.“Ibuku memang memiliki dendam pada Maya, Fardian dan Rika, tapi aku tidak terlibat,”jawab Rendra dengan tegas.“Apa Pak Rendra tahu kemana Bu Ambar melarikan diri?”“Raja, seandainya kamu tahu, apa kamu akan menyerahkan nenekmu sendiri pada polisi?”Pertanyaan Rendra bagai buah simalakama, seakan Raja tak bisa memilih.“Raja, aku sarankan padamu, tidak usah mecam

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 99 Maya dan Fardian Marah

    “Raja, lebih baik aku tidak ikut ke rumah sakit, karena di sana ada Tante Maya dan Om Fardian, turunkan aku disni saja, biar aku naik taksi,”pinta Fara“Baiklah.“Fara turun dari mobil Raja, lalu Raja kembali melanjutkan perjalananya menuju rumah sakit dimana Vanesa dirawat, sesampainya di sana, Raja melihat Maya dan Fardian saling menggenggam tangan dengan wajah sedih dan cemas.“Mah, bagaimana keadaan Vanesa?”tanya Raja pelan“Raja, kamu sudah di sini, siapa yang memberitahukanmu?”tanya Maya“Apa itu penting, apa seharusnya aku tidak boleh tahu hal ini,”cerca Raja kecewa.“Bukan seperti itu Raja,”sahut Maya terlihat bingung harus mengatakan apa pada putranya itu.“Raja, kita bicarakan hal ini setelah Vanesa membaik, sekarang lebih baik kamu temani Nura , dia juga terluka dan dirawat di sini,”suruh Fardian“Nura terluka, bagaimana bisa terjadi?”“Nura membantu kami menemukan Vanesa,”jawab MayaHelaan napas kesal terdengar dari bibir Raja. “Kalian sangat keterlaluan, jadi hanya aku y

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 98 Vanesa Ditemukan

    Nura menaiki taksi, walau tubuhnya masih terasa lemah, taksi yang ditumpanginya menuju Red kafe , kafe milik Salma, yang masih ditunda grand openingnya itu dijadikan tempat pertemuan Nura dan Axel.“Hai Nur, selamat pagi, kamu terlambat,”ucap Axel, ketika melihat Nura masuk“Maaf Kak Axel, tadi aku sempat terjebak dalam lift apartemem,”jawab Nura“Kamu baik-baik saja ‘kan?”“Iya aku baik-baik saja, lebih baik kita bahas bagaimana cara kita agar bisa masuk ke apartemen Bu Ambar.”“Aku tadi sudah membahas ini dengan Om Fardian, tugasmu hanya membuat Ambar membukan pintu apartemenya, dan mengulur waktu sampai bunyi alarm kebakaran dibunyikan, dan kamu harus bisa memaksa Bu Ambar keluar kamar,”jelas AxelNura mendengarkan dengan seksama, apa yang diperintahkan Axel.“Baiklah aku siap,”jawab Nura“Setelah kamu berhasil membawa Ambar keluar, aku akan menyusup ke apartemenya,”jelas Axel lagi“Oke Kak aku paham, mudah-mudahan kita berhasil,”jawab NuraLalu keduanya pergi menaiki mobil Axel

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 97 Benih –benih Cinta yang Mulai Tumbuh

    “Tidak ada yang kami sembunyikan darimu, kami hanya menunggu si penculik menghubungi kami,”tukas Fardian“Tante Maya dan Om Fardian, aku pamit dulu,”pamit Axel“Oke Axel, terima kasih,”jawab Maya dan FardianLalu memilih pergi dari pada melihat Raja terus berdebat dengan kedua orang tuanya itu.Setelah kepergain Axel, Maya bermaksud menghentikan pembicarannya mengenai Vanesa.“Raja, Nura, kalian pulanglah, besok kami kabari lagi,”suruh Maya“Baik Mah,”jawab NuraRaja bangkit dengan perasaan kecewa, ia merasa ada yang disembunyikan lagi darinya. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya Raja hanya diam, membisu, sedangkan Nura juga memilih diam, dan tak tahu harus berkata apa.“Akhir-akhir ini, kamu sangat dekat dengan Axel, dengan dalih mencari Vanesa,”ucap Raja ketus“Aku dan Kak Axel memang mencari keberadaan Vanesa,”jawab Nura“Sepertinya hanya aku yang tidak dilibatkan dalam pencarian Vanesa, mungkin Mamah dan Papah Fardian tidak lagi mengangapku bagian dari keluarga.”Nura meno

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 96 Nura Berhasil

    Setelah itu ia meraih botol itu dan menyimpannya, membersihkan kembali sampah dan memasukannya di pembuangan sampah.Nura yakin, jika Vanesa ada di apartemen Ambar, dengan langkah cepat ia menuju unit apartemen Ambar, ia sudah tak sabar jika menunggu Ambar menghubungi jasa service, dan Nura berniat untuk menawarkannya langsung pada Ambar.Kini kakinya sudah ada di depan unit apartemen, baru saja tangannya akan membunyikan bel, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.“Hai kamu, sini cepat!”suara seorang wanitaNura menoleh dan ia terkejut ternyata yang memanggilnya adalah Fara, wanita itu terus menatapnya dan Nura berharap Fara tidak mengenalinya.“Ada apa?”tanya Nura pelan“Ada kecoa di kamarku, cepatlah singkirkan kecoa itu!”perintah FaraNura terpaksa menuruti kemauan Fara , dengan segera melangkah menuju unit apartemen Fara.Nura terkejut ternyata disana ada Raja.“Cepatlah bersihkan ada beberapa kecoa ada di sana!”perintah RajaNura mengangguk dan membawa perlengkapan kebersihan la

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 95 Nura Mengetahui Kebenaran

    Nura hampir tak percaya dengan apa yang dibacanya, gadis itu tertegun sejenak dan berpikir.“Kak Raja, terkonfirmasi memiliki hubungan darah dengan Rendra?” tanya Nura pada dirinya sendiri, lalu ia segera memotret lembaran kertas itu dengan kamera ponselnya.Nura tidak jadi membereskan lembaran kertas yang tercecer, ia tak mau Raja, tahu jika ia telah membaca lembaran hasil test DNA.Nura kembali ke kamarnya, ia masih penasaran dengan apa yang diketahuinya sekarang dan tak menyangka jika Raja, bukan putra kandung dari Fardian.“Rahasia apa yang disembunyikan Mamah Maya dan Papah Fardian, kenapa hal seperti ini harus aku ketahui disaat Vanesa mengalami musibah,”gumam Nura.Sepanjang malam itu Nura tidak bisa tidur, ia memikirkan dua masalah sekaligus, pertama masalah penyelidikan keberadaan Vanesa, kedua masalah yang sedang dihadapi Raja.Pagi sekali Nura sudah terbangun dan sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Raja, ia berpura –pura tidak mengetahui tentang test DNA.“Kak Raja, semala

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 94 Rencana Axel dan Nura

    “Tapi salama ini Papah Fardian menunjukan kasih sayang padaku, tidak sekalipun ia membedakan antara aku dan Vanesa,”sahut Raja bimbang akan ucapan Rendra“Itu karena ia menyadari jika Maya akan memberikan RSC padamu dan MY kosmetik dan Mery Gold pada Vanesa, jika Fardian memperlakukanmu seperti anak kandungnya, Maya juga memberikan rumah peninggalan orang tuanya pada Rama Widata ayah dari Fardian, kamu perlu tahu jika rumah besar yang saat ini dijadikan kantor pengacara oleh Rama dan Fardian adalah milik mendiang kakekmu Agam Dirgantara,”jelas Rendra“Jadi Papah Fardian sebanarnya tidak memiliki apapun dan tidak memiliki andil dalam RSC?”“Betul, dia hanya menikmati hasilnya setelah berhasil merebut Maya dariku, bahkan waktu ia tahu Maya hamil anakku yaitu kamu, ia hanya diam, ia sudah merencanakan rencana liciknya,”jawab Rendra membuat kobaran api di dada Raja.Raja masih tertunduk sedih, mencermati apa yang dikatakan Rendra. Hatinya mulai tidak mempercayai Fardian. Dering ponselny

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 93 Mulai Ada titik terang

    Mobil yang di kendarai Axel, meluncur ke jalanan menuju ke kediaman Maya, hanya perlu waktu lima belas menit mereka sampai di sebuah rumah minimalis yang di tempati Maya dan Fardian lebih dari 20 tahun itu. Rumah kaca tempat studi lukis Maya juga masih terawat dengan baik, walau aktivitas melukis Maya berkurang, karena kesibukannya sebagai CEO RSC, sesekali wanta itu masih melukis di waktu senggangnya.Kedatangan Axel dan Nura membuat Maya terkejut, apa lagi mereka membawa pria asing ke rumahnya.“Nura, Axel, ada apa dan siapa pria muda itu?”tanya Maya pelan sambil matanya menatap ke arah pria yang berdiri di depan mobil.Lalu Axel menceritakan kedatanganya dan menceritakan tentang Anwar.“Apa pria itu dapat dipercaya?”tanya Maya“Aku yakin Tante, Anwar berkata apa adanya, dan coba Tante pikir lagi, apa yang dikatakannya masuk akal, ‘kan?Polisi memang tidak mempercayai perkataanya, karena semua barang yang tertinggal di mobil adalah milik Vanesa, dan tidak ada tanda-tanda ada orang

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 92 Anwar Kunci Dari Keberadaan Vanesa

    Fara duduk di sofa, ia menatap lekat Rendra.“Jadi kamu anak Arnia, dari mana kamu tahu, jika aku pemilik clup malam ini?”“Tidak penting dari mana aku tahu, ibuku adalah pengagummu, jadi ia tahu kemana Om Rendra sembunyi,”jawab Fara“Ha...ha... Aku tidak sembunyi, aku hanya menyembunyikan diri dari orang masa laluku, Arnia memang pintar, ia tahu posisiku.”“Bagaimanapun ibuku pernah mencintai Om Rendra, sampai saat ini mungkin cinta itu masih ada,”ungkap Fara“Bohong, ibumu bahkan berselingkuh dan membohongiku,”tukas Rendra kesal“Ibu melakukan itu supaya tidak berpisah dengan Om Rendra,”dalih FaraRendra membalas dengan senyuman sinis, ia mengingat kebersamaanya dengan Arnia.“Kamu tahu, hal yang aku sesali di dunia ini adalah berselingkuh dengan Arnia, hingga pernikahanku dengan Maya hancur,”jawab Rendra“Atas nama kedua orangtauku, aku minta maaf.”“Apa yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin kamu datang menemuiku hanya untuk minta maaf ‘kan?”“Betul Om, aku ke sini karena ingi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status