Ambar hanya tersenyum,”Maksud ibu, Mas Rendra itu subur, waktu pernikahannya dengan Maya mereka tidak memiliki anak, itu karena aku memberikan Maya pil kontrasepsi,”jelas Ambar“Jadi ibu, memberikan Maya pil kontrasepsi itu sebabnya mereka tidak memiliki anak?”“Iya, Arnia, kamu tahu sendiri, ibu tidak setuju Rendra menikah dengan Maya, makanya aku membuat kesepakatan dengan Maya, dan selain itu aku sengaja membuat Maya tidak bisa hamil, jadi kamu jangan meragukan Rendra ,”dalih Ambar.“Apa Rendra tahu jika ibu melakukan semua itu pada Maya?”“Rendra tidak tahu, lagi pula, ia juga tidak mencintai Maya, ia hanya melakukan apa yang diperintahkan mendiang ayahnya,”jelas Ambar“Tapi Bu.. enam tahun yang lalu kita bersengkokol untuk memisahkan Maya dan Rendra, dan saat itu aku menyadari, jika Rendra itu mencintai Maya,”jelas Arnia.“Mungkin saja itu terjadi, mereka bersama, hampir satu tahun, benih-benih cinta mulai tumbuh diantar mereka, oleh karena itu aku bertindak cepat.”Arnia tampak
Fardian sedang berbicara serius diujung ponsel.“Ada apa Ta?”“Fardian, tadi Maya ke kilinik, ia minta aku untuk melakukan hipnoterapi, ia bilang bahwa akhir-akhir ini bermimpi seorang pria yang terus mendatanginya,”kata Tata psikiater dan juga teman Fardian.“Lalu, apa Maya mengingat Rendra, mantan suaminya?”Fardian terlihat cemas“Aku rasa bukan Rendra, yang Maya ingat, tapi ia mengingat Ayahnya.”Fardian terdiam dan berpikir, lalu mengakhiri pembicaraannya dengan Tata.Pria yang saat ini berusia 36 tahun itu terdiam, ditengelamkannya kepalanya dikedua telapak tanganya, mulai khawatir jika Maya mengingat semuanya.***Sementara di sebuah rumah sakit, Arnia mengantar Rendra yang sedang menjalani serangkai pemeriksaan.“Sebelum, memulai progam hamil, Pak Rendra akan kami periksa dulu dengan kesehatan dan kesuburannya,”ucap dokterRendra pun melakukan apa yang diperintahkan dokter.“Hasilnya akan kelaur dalam waktu satu jam, silahkan tunggu saja,”ucap perawat.“Arnia, aku ada meeti
Maya mencermati penjelasan dari Ranti, tampak berpikir dan mengingat pertemuannya dengan Ambar, wanita pemilik yayasan Mery Gold, wanita itu memang terlihat salah tangkah, waktu melihatnya.‘Kenapa Bu Ambar tidak berterus terang padaku, jika aku penah menjadi menantunya, seakan ada yang dia sembunyikan,batin Maya“Maya, sekarang kamu tinggal di mana?”tanya Ranti“Aku telah menikah dan memiliki seorang anak,”jawab Maya“Oh..syukurlah, kamu sudah hidup bahagia.”“Kebahagianku terasa kurang, karena aku tidak mengingat masa lalu, dan akhir-akhir ini aku bermimpi tentang seorang pria, aku kira dia ayahku, oleh karena itu aku penasaran tentang siapa diriku.”“Maya, biarlah masa lalu berlalu, sekarang kamu sudah bahagia dengan keluarga barumu, siapa pria yang beruntung, menikahimu?”“Namannya Fardian, dia seorang pengacara.”“Fardian... pengacara.”Ranti sedikit terkejut, dan mengerutkan dahi seakan berpikir.“Ah..mungkin kebetulan nama dan profesinya sama,”gumam Ranti“Apa Bu Ranti mengen
Sementara itu jauh dari Jakarta, Rendra dan Arnia, menikmati bulan madu kedua mereka, mereka tidak mau menyia-nyiakan tiga hari di Bali, dengan pantai yang exotic, membuat keduanya meluapkan cinta.Malam pertama di hotel, Rendra dan Arnia, meminum minum keras, setelah melewatkan bercinta diatas ranjang, hingga membuat Rendra tak sadarkan diri, karena Arnia mencampurkan minuman dengan obat tidur, lalu Arnia tersenyum getir.‘Maaf Rendra, aku terpaksa menghianatimu, aku ingin segera hamil, tapi bukan denganmu, karena ternyata kesuburanmu bermasalah,’batin Arnia, lalu meninggalkan kamar hotel, dan masuk ke sebuah kamar, di mana ada seorang pria sudah menunggunya.“Kenapa lama sekali Arnia, aku sudah tak sabar menaruh benihku di rahimmu,”ucap pria berperawakan tinggi yang telah siap berbaring dengan bertelanjang dada di tempat tidur“Sabarlah, aku baru saja, membuat Rendra tertidur pulas, supaya kita puas bercinta.”Arnia mulai membuka kancing blousenya, dan merangkak naik ke tempat ti
“Arnia , cobalah lihat , bukankah ini Maya?” Rendra menyodorkan undangan yang dikirimkan lewat surelnya.“Iya, Mas, ini Maya.”Arnia mengamati gambar wanita cantik dengan polesan make sederhana dengan gaun sederhana tapi terlihat elegan.“Jadi pelukis MY, itu adalah Maya..”Rendra penasaran, selama ini mengaggumi lukisan karya MY, dan tak menyangka jika ternyata pelukisnya adalah Maya, mantan istrinya.Arnia mengamati wanita berparas cantik dan berkulit kuning bersih itu, gambar itu memang Maya, tapi dengan penampilan yang berbeda, lebih elegan dan lebih cantik.“Jadi selama menghilang enam tahun ini, Maya menjadi pelukis Mas..”sela Arnia“Kita akan datang di pemeran lukisannya,”jawab Rendra menjadi sangat penasaran.Sementara itu di sebuah studio lukis, Maya sedang bersama Salma.“Apa kamu sudah mengirim undangan kepada Bu Ambar dan Pak Rendra?”“Sudah Bu Maya, aku rasa mereka saat ini sudah membaca undangan itu,”jawab Salma.“Menurutmu kenapa Fardian, menyembunyikan jika aku sebelu
“Saat ia sadar dari koma, Maya mengira aku suaminya, karena satu-satunya memori yang dia ingat adalah adalah dia telah menikah, tapi tak ingat siapa suaminya, aku berada disampingnya ketika ia sadar,”jelas Fardian“Kamu memanfaatkan situasi itu ‘kan!Kenapa kamu tidak menceritakan padaku!”bentak Rendra“Ya, aku memang memanfaatkan amnesia Maya, kerena aku mencintai Maya,”jawab Fardian tegas.Rendra mengacak kasar rambutnya, “Aku akan bicara pada Maya.”“Untuk apa?Kamu telah menikahi Arnia ‘kan, jadi jangan usik pernikahanku dengan Maya, kami telah hidup bahagia selama enam tahun ini, lagi pula Maya sudah tidak mencintaimu lagi, kamu hanya orang asing dipikirannya,”sarkas FardianRendra tidak peduli dengan perkataan Fardian, ia menatap tajam Fardian, dan melangkah pergi. Arnia yang dari tadi menyaksikan pertengkaran Fardian dan Rendra serta menguping pembicaraan mereka, kini tahu semuanya.Dengan bergegas, Arnia menyusul langkah Rendra yang berjalan cepat akan mendekati Maya, yang masi
Maya telah berpenampilan rapi lalu keluar kamar, di depan rumah, Fardian telah menunggunya.“Raja, pasti senang kita menjenguknya, aku sudah kangen, dengan Raja, hampir satu pekan ini tak berjumpa dengannya,”ucap FardianMaya hanya tersenyum, melihat jauh ke dalam bola mata Fardian, tampak tulus dan tidak dibuat-buat, rasanya tak mungkin, jika Raja bukanlah darah dagingnya, itulah yang pikirkan Maya.Lalu keduannya menaiki mobil silver dan mobilpun melaju pelan, keluar rumah dan berjalan menuju luar pemukiman.Mobil Fardian melaju menuju Bogor, di mana tempat acara camping diadakan, hari ini para wali murid, diperbolehkan melakukan kunjungan, disana sudah beberapa para orang tua yang mengunjungi anak –anak mereka.Maya bergegas berjalan, menuju suatu tempat dimana disediakan oleh panitia untuk berbincang dan melepas rindu ada anak-anak.Terlihat bocah berusia lima tahun itu berlalu mendekati mama dan papahnya berjalanan“Mah..Pah..Raja kangen,”ucap RajaMaya berjongkok mensejajar
Maya menghela napas berat, lalu kembali merapikan berkas –berkas milik Fardian, tapi seketika tangan Maya berhenti, ketika matanya menatap sesuatu. Potongan koran terselip diantar tumpukan berkas, dan itu membuat Maya penasaran. Lalu dengan cepat diraihnya potongan artikel.“Kasus pembunuhan tanpa mayat, dengan korban Agam Dirgantara dan tersangakanya adalah pengacaranya sendiri yaitu Rama Widata,”gumam Maya membaca artikel yang ia temukan‘Kasus apa ini, kasus ini sudah dua delapan belas tahun yang lalu,’ batin Maya penasaran.Lalu Maya meletakan kembali lembaran artikel itu di tempatnya lalu menutup kembali lemari.Dengan langkah cepat ia keluar ruangan, dan menunggu kedatangan Fardian dengan wajah yang sudah menegang, siap meluapkan amarahnya dan kecewanya itu.Menit berlalu dan Maya masih duduk menunggu kedatangan Fardian. Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang.Ceklek! Suara pintu terbuka, dan terlihat Fardian di balik pintu, melihat ekpresi wajah Maya yang tegang, Fa
Sementara itu Fara yang berdiri tak jauh dari Raja dan Nura yang terjatuh dalam posisi berpelukan, berdecak kesal karena rencananya gagal, gara-gara Raja menyelamatkan Nura lebih dulu.‘Ck...kenapa ada Raja sih...rencanaku gagal,’batin Fara lalu melangkah mendekati keduanya.“Kalian tidak ada apa-apa ‘kan, atau aku panggilkan ambulance,”tawar Fara“Fara, kami baik-baik saja,”balas Nura , lalu berlahan bangkit berdiri, diikuti Raja“Pengendara tidak waras, ia hampir menabrakmu tadi, “ujar Raja kesal“Mungkin pengendaranya mabuk, jadi mengendalikan mobil asal-asalan,”sahut Fara“Sudahlah yang penting aku selamat,terima kasih kak Raja,”ucap NuraBaru saja berdiri beberapa menit , Nura merasakan kesakitan, dan waktu akan berjalan, ia kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terkilir.“Aoww,”jerit Nura menahan sakit“Apa kamu bisa berjalan,”“Kakiku sakit, mungkin terkilir,”sahut Nura sambil menahan sakitTanpa diminta Raja, langsung membopong Nura dan berjalan menuju J hotel, banyak
“Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”
Langkah kaki Salma memasuki sebuah ruang kerja, setelah pintu dibukakan oleh sang resepsionis.“Silahkan Bu Salma , Bu Nura sudah menunggu di dalam,”ucap sang resepsionis, setelah Salma masuk pintu ditutup kembali.“Masuklah Bu,”suruh NuraSalma melempar senyum.”Apa kamu memaafkan ibumu ini Nur?”Salma berkata sambil duduk di sofa di mana Nura juga duduk di sana.“Ibu punya alasan yang kuat , menaruhku di Mery Gold, aku mengerti jika berada di posisi Ibu, yang tidak bisa aku maafkan adalah perbuatan Irfan, sampai kapanpun aku tak akan pernah mengkuinya sebagai ayahku,”jawab Nura“Kamu benar, pria seperti itu tidak usah diakui sebagai ayah, aku sendiri belum puas melihatnya di penjara, aku akan puas jika dia di hukum mati,”balas Salma.“Dia tidak akan tenang hidup di penjara, ibu tak usah risau,”sahut Nura“Nura, bagaimana bisa kamu menjadi pemlik J hotel, katanya kamu mengantikan, Jho?”“Iya Bu, Jho telah meninggal dan dia memberikan J hotel dan vila padaku, aku sendiri tak menya
Wanita berusia 30 tahunan itu geram, mengetahui jika Jho, mengubah surat wasiatnya, apalagi yang namanya digantikan oleh Nura, wanita yang bahkan tidak memilki hubungan apapun dengan Jho.“Brengsek, Jho, aku mantan istrinya setidaknya aku pernah menemainya selama 5 tahun dalam pernikahan, bisa-bisanya ia memberikan kekayaan pada Nura, aku tidak terima , Nura harus menyerahkannya padaku,”gerutu Nova dibalik stir mobilnya.Hari berganti malam, Nura akhirnya tinggal di vila, seperti yang diinginkan Jho, tiba-tiba ia ingin bertemu Salma, rasa sepi menyelimuti hatinya, di dalam vila yang mewah dan besar itu ia sendirian, ia membutuhkan seseorang dan yang dalam pikirannya Salma, ada yang ingin Nura bicarakan pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.Tapi rasa kecewa membuatnya mengurungkan niatnya, akhirnya Nura memilih untuk mengetahui sisi kehidupan Jho. Ia penasaran dengan mantan istri Jho yang bernama Nova, kenapa Badi juga terkesan enggan berurusan dengan Nova. Langkah kaki
Nura dan asistennya Jho menyiapkan pemakaman, sesuai permintaan Jho, jika ia meninggal, jenazahnya dikremasi. Jenazahpun dibawa ke krematorium. Para pelayat yang kebanyakan rekan bisnis dan kolega Jho hadir, mereka berbisik-bisk, tentang kelanjutan usaha Jho dan siapa penganti Jho dalam memegang kendali dibeberapa usahanya itu.Nura tampak sedih, ia duduk bersimpuh di depan foto Jho, kremasi jenazah berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya selesai dan abu sudah dimasukan ke dalam wadah khusus.“Aku akan menebarkan abu jenazah jho di laut sesuai permintaanya,”ucap Nura“Baik Nona, saya akan siapkan mobil untuk Nona Nura,”ucap asisten JhoHari menjelang malam ketika Nura sampai di dermaga, sebuah kapal very telah disiapkan untuk membawa Nura ke tengah lautan, Nura menaburkan abu jenazah Jho di laut lepas.“Selamat jalan Jho, semoga kamu tenang di surga, aku senang menjadi temanmu,”ucap Nura.***Beberapa hari berlalu setelah kematian Jho, Nura mulai berkemas kan meninggalkan vila, sa
Nura sampai di vila, dan langsung bertemu Jho.“Ini obatmu Jho, aku akan membuatkan sop ginseng untukmu, kata dokter kamu harus tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi ?”ucap Nura“Oke terima kasih, kenapa kau kesal?”“Apa terlihat aku kesal?”balik tanya Nura sambil menatap cermin yang tergantung di dinding kamar Jho“Iya, kamu terlihat kesal,”sahut Jho“Aku tadi pergi menemui Irfan, pria yang menjualku pada Mami Rita, aku mengumpatnya, tapi sebenarnya aku belum puas , ingin rasanya aku mematahkan kakinya.”Nura berbicara dengan sangat kesal, lalu duduk di kursi depan Jho“Aku juga kesal dengan Fara,dia masih saja percaya diri, padahal ayahnya di penjara, itu karena selama ini publik tidak pernah tahu orang tua Fara, ia begitu rapi menyembunyikan identitas orang tuanya, coba saja seandainya publik tahu, jika selegaram yang benama Fara, ternyata memiliki ayah seorang kriminal, dengan kejahatan perdagangan manusia, pasti followernya kabur , iya ‘kan?”lanjut NuraJho hanya tersenyum kec
Semuanya kembali ke hotel, Raja langsung menuju kamarnya, sementara Axel dan Topan menemui Maya dan Salma.“Ke mana Raja?”tanya Maya“Sepertinya Raja, kecewa dengan Nura,”sahut Axel“Jadi kalian sudah bertemu Nura?”tanya Salma“Kami sudah menemukan Nura, dia tinggal dengan pria asing di sebuah vila, dan tampaknya, Nura tidak mau kembali pada Raja,itulah mengapa Raja, marah dan kecewa,”jelas Axel“Ini pasti salah paham, aku mengenal Nura, tidak mungkin ia meninggalkan Raja, tanpa alasan,”timpal Maya.“Iya, Nura sangat mencintai Raja, kita harus bicara dengan Nura,”ajak Salma pada Maya“Segalanya bisa berubah, kita tahu bagaimana Raja, memperlakukan Nura ‘kan,”timpal Axel“Nura, gadis yang baik, sebelum aku mendengar langsung dari Nura, aku tetap berpikiran positif,”sahut Maya“Axel, berikan alamat vila itu, kami besok akan menemui Nura,”pinta Salma“Oke,”jawab Axel lalu memberikan alamat vila di mana Nura berada.Sementara itu Nura, sudah berada di dalam kamarnya, ia termenung memi
Keesokan harinya Raja, Axel dan Salma bertemu dengan direktur utama rumah sakit untuk meminta izin akses mencari Nura, dan akhirnya diizinkan mengechek cctv disemua bagian.“Itu Nura, walau ia memakai masker, aku yakin dia Nura, ia masuk ke ambulance bersama seorang pasien,”ucap Raja.“Aku akan bertanya di bagian informasi, siapa pasien yang dibawa itu.”Salma bergegas menunjukan rekanman cctv ke bagian informasi.“Maaf Bu...kami sangat menjaga rahasia indentitas pasien, kami tak bisa memberitahukan, apapun alasan Anda,”jawab staf membuat Salma kecewa.“Kita akan mencarinya sendiri, ini sudah cukup untuk dijadikan petunjuk,”ajak RajaLalu ketiganya kembali ke hotel, untuk membicarakan rencana berikutnya.“Kamu sudah memfoto ambulan itu,”tanya Topan“Sudah, aku akan ke kirim keponselmu,”ucap Axel“Jika begitu kita akan menelusuri ambulance ini dari semua cctv jalan, aku yakin pasti akan ketemu di mana tujuan ambulance,”suruh Topan“Baiklah, kita mulai sekarang, lebih cepat lebih b
Salma terlihat bingung,”kemana Nura pergi, kenapa ia menghindariku,”gumam Salma.Salma berjalan ke arah ruang perawat, dan meminjam charger ponsel, setelah terisi daya Salma langsung menelepon Raja.“Raja, aku melihat Nura ada di rumah sakit cepatlah datang aku akan share lokasinya,”ucap Salma“Baik Bu Selma aku akan datang,”jawab RajaSalma menutup ponsel, dan ia bertanya pada perawat, apa kamu tadi melihat wanita ini?”tanya Slam, sambil memperliahatkan foto Nura di layar ponsel.“Kami bertemu banyak orang Bu, maaf aku tidak melihatnya.”“Dia baru saja melewati lorong ini,”cerca Salma“Tapi aku tidakatahu Bu,”sahut perawatSalma bejalan mondar- mandir menuggu kedatangan Raja.’rumah sakit ini besar ada 10 lantai bagaimana aku akan mengechek seluruh ruangan ini,’batin SelmaSekitar lima belas menit Raja datang dan menemui Selma.“Bu..dimana Nura?”“Aku tadi bertabrakan dengan seorang wanita, saat aku menyebut nama Nura,ia menyangkalnya, “ucap SalmaRaja mendesah pelan,”Jadi maksud Bu